Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

PROGRAM PENGEMBANGAN BAKAT KHUSUS

Disusun Oleh :

SUPARDI

Dosen Pembimbing
LELI LISMAY, S.Pd.,M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA


JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MAHAPUTERA MUHAMMAD YAMIN
SOLOK
2014
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
yang berjudul “Program Pengembangan Bakat Khusus” dalam mata kuliah
Perkembangan Peserta Didik. Shalawat beriring salam penulis sampaikan kepada
Nabi Muhammad SAW yang telah meninggalkan pedoman pada umatnya yaitu
Al Qur’an dan Sunnah yang bisa dijadikan pedoman dalam menjalani kehidupan.
Dalam pembuatan makalah ini penulis menyadari ada kesulitan dan masih
jauh dari kesempurnaan. Namun penulis tetap berusaha untuk mendapatkan hasil
yang memuaskan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan makalah ini. Atas perhatiannya penulis ucapkan
terima kasih.

Solok, 7 Juni 2014

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................... 1
B. Batasan Masalah.................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Bakat Khusus...................................................... 3
B. Jenis-Jenis Bakat Khusus...................................................... 6
C. Hubungan antara Bakat dan Prestasi.................................... 7
D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Bakat
Khusus................................................................................... 7
E. Perbedaan Individual dalam Bakat Khusus........................... 7
F. Upaya Pengembangan Bakat Khusus Remaja dan
Implikasinya bagi Pendidikan............................................... 8

BAB III PEMBAHASAN


A. Aktifitas Anak dalam Perkembangan Bakat......................... 16
B. Jenis Permainan yang dapat Dilakukan untuk
Perkembangan Bakat Anak................................................... 17
C. Tugas-Tugas Perkembangan ................................................ 18
D. Cara Mengembangkan Bakat Dan Minat.............................. 19

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................... 23
B. Saran...................................................................................... 23

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Dalam dunia pendidikan, banyak siswa yang cenderung dominan pada
salah satu mata pelajaran, namun dalam mata pelajaran lain ada yang kurang
mampu, begitu pula sebaliknya. Hal tersebut terjadi karena berbagai macam
faktor yang dapat menghambat ataupun mendorong perkembangan bakat
seorang siswa. Dalam hal ini, tidak ada manusia yang sama identik meskipun
kembar sekalipun. Antara individu yang satu dengan yang lainnya tentunya
memiliki perbedaan baik dalam sikap, intelegensi, bakat, minat, kepribadian,
ataupun perilaku sosial.
Pada masa remaja, anak sudah dapat memikirkan tentang apa yang
ingin dia lakukan dan apa yang mampu dia lakukan. Makin banyak mendengar
berbagai kemungkinan, baik dalam bidang pendidikan maupun dalam
pekerjaan akan membuatnya ragu mengenai apa yang paling cocok baginya.
Dengan pengenalan bakat yang dimilikinya dan upaya pengembangannya
dapat membantu remaja untuk menentukan pilihan yang tepat dan menyiapkan
dirinya untuk mencapai tujuannya.
Oleh karena itu, program pendidikan hendaknya dirancang tidak hanya
memperhatikan kemampuan belajar tetapi juga perlu memperhatikan
kecakapan khusus atau bakat yang dimiliki siswa. Untuk itu kami akan
membahas tentang perkembangan bakat khusus.

B. Rumusan Masalah
Adapun hal-hal yang akan dibahas dalam makalah ini diantaranya adalah:
1. Apakah makna dari bakat dan bakat khusus?
2. Apa saja jenis dari bakat khusus itu?
3. Adakah kaitannya antara bakat dengan prestasi?
4. Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi perkembangan bakat
khusus?
5. Bagaimana manajemen dari perkembangan bakat khusus yang baik itu?

1
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini diantaranya adalah :
1. Memahami makna dari bakat dan bakat khusus
2. Mengetahui jenis-jenis dari bakat khusus yang terdapat pada siswa
3. Mampu mengaitkan antara bakat dengan prestasi
4. Mengetahui dan memahami berbagai faktor yang mempengaruhi
perkembangan bakat khusus
5. Mampu mengembangkan bakat khusus yang dimiliki siswa

2
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian Bakat Khusus


Banyak orang membicarakan tentang bakat, tetapi mereka belum
sepenuhnya memahami akan makna dari bakat tersebut. Sesungguhnya setiap
orang itu pasti mempunyai bakat yang hebat, namun kebanyakan orang
tersebut tidak menyadari bakatnya sendiri.  Menurut kami, bakat merupakan
kemampuan lahiriyah (karomah) yang dianugerahkan oleh Sang Pencipta
kepada mahkluk-NYA. Dalam buku psikologi remaja karangan Moh. Ali dan
Moh. Asrori, Bakat (aptitude) memiliki makna kemampuan bawaan yang
merupakan potensi yang perlu pengembangan dan pelatihan lebih lanjut.
Pengertian bakat menurut para ahli :
1. Utami Munandar
Bakat adalah potensi yang masih memerlukan ikhtiar pengembangan dan
pelatihan secara serius dan sistematis agar dapat terwujud.
2. Conny Semiawan
Bakat adalah kemampuan yang dapat dikembangankan dimasa yang akan
datang apabila latihan dilakukan secara optimal.

Beberapa ahli lainnya berpendapat diantaranya : William B. Michael,


bakat diartikan sebagai berikut :
“An aptitude maybe defined as a person’s capacity, or nepothetical
potential, for acquisition of a certain more or less well defined pattern
or behavior involved in the performance of a task respeck to which the
individual has llad little or no previous training’’
Michael meninjau bakat itu terutama dari segi kemampuan individu
untuk melakukan suatu tugas, yang sedikit sekali atau tidak tergantung pada
latihan sebelumnya. (Sumadi Suryabrata, 1991: 168 )

3
Berbeda dengan Michael, Bingham memberikan definisi bakat sebagai
berikut:
“An aptitude as a condition or set characteristics regarded as
symptomatic of an individual’s ability to acquire with training some
(usually specified) knowledge, skill, or set of responses such as the
ability to speak a language, to produce music, … etc ‘’.

Bingham menitikberatkan pada kondisi atau seperangkat sifat-sifat


yang dianggap sebagai tanda kemampuan individu untuk menerima latihan,
atau seperangkat respon seperti kemampuan berbahasa, musik dan sebagainya.
( Sumadi Suryabrata, 1991 : 168-169)
Guilford (Sumadi Suryabrata, 1991 : 169 ) mengemukakan bahwa
bakat itu mencakup tiga dimensi psikologis, diantaranya :
1. Dimensi Perseptual yaitu meliputi kemampuan dalam mengadakan
persepsi, yang meliputi faktor-faktor :
a. Kepekaan indera
b. Perhatian
c. Orientasi waktu
d. Luasnya daerah persepsi
e. Kecepatan persepsi, dan sebagainya.
2. Dimensi Psikomotor yaitu mencakup enam faktor :
a. Kekuatan
b. Impuls (rangsangan)
c. Kecepatan Gerak
d. Ketelitian, yang terdiri dari 2 macam factor yaitu
1) Kecepatan statis (menitik beratkan pada posisi)
2) Faktor ketepatan dinamis (menitik beratkan pada gerakan)
e. Koordinasi
f. Flexibility (keluesan) 

4
3. Dimensi Intelektual
Pada umumnya, dimensi ini mendapat sorotan luas karena mempunyai
implikasi yang sangat luas pula. Terdapat 5 faktor dalam dimensi ini yaitu:
a. Faktor ingatan yang terdiri dari :
1) Substansi
2) Relasi
3) Sistem
b. Faktor ingatan mengenai pengenalan terhadap :
1) Keseluruhan informasi
2) Golongan
3) Hubungan-hubungan
4) Bentuk atau struktur
5) Kesimpulan
c. Faktor evaluative meliputi evaluasi mengenai :
1) Identitas
2) Relasi
3) Sistem
4) Dan Penting tidaknya problem (kepekaan dalam problem yang
dihadapi)
d. Faktor berfikir konvergen meliputi faktor untuk menghasilkan :
1) Nama- nama
2) Hubungan- hubungan
3) Sistem-sistem
4) Transformasi
5) Implikasi-implikasi
e. Faktor berfikir divergen meliputi faktor :
1) Untuk menghasilkan unit-unit, seperti word fluency, ideational
fluency
2) Untuk pengalihan kelas-kelas secara spontan
3) Kelancaran dalam menghasilkan hubungan-hubungan
4) Untuk menghasilkan sistem seperti exspresional fluency

5
5) Untuk transformasi divergen
6) Untuk menyusun bagian-bagian menjadi garis besar atau kerangka

Dari semua penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa


pengertian bakat adalah kemampuan alamiah untuk memperoleh
pengetahuan dan keterampilan, baik yang bersifat umum maupun
khusus. Bakat yang bersifat umum biasa disebut gifted sedang bakat
khusus biasa disebut talent.

B. Jenis-Jenis Bakat Khusus


Bakat khusus (talent) adalah kemampuan bawaan yang dimiliki
seseorang untuk bidang tertentu misalnya menggambar, menyanyi, dan
menari. (Webster 1957 : 1486). Dalam mengklasifikasikan jenis-jenis bakat
khusus akan sangat tergantung pada konteks kebudayaan dimana seseorang
individu hidup dan dibesarkan. Contohnya, seorang anak yang dilahirkan dari 
keluarga seniman kemungkinan besar anak tersebut memiliki darah seni dari
keluarganya. 
Jenis-jenis bakat khusus menurut Conny Semiawan dan Utami
Munandar  yaitu sebagai berikut:
1. Bakat akademik khusus
Misalnya bakat untuk bekerja dalam angka-angka, logika bahasa dan
sejenisnya.
2. Bakat kreatif produktif
Misalnya menghasilkan rancangan arsitektur terbaru, dan menghasilkan
teknologi terbaru.
3. Bakat seni
Misalnya mampu mengaransemen musik, mampu menciptakan lagu dalam
waktu 30 menit dan mampu melukis indah dalam waktu singkat
4. Bakat kinestetik/psikomotorik
Misalnya sepak bola, bulu tangkis, tenis dan ketrampilan teknik.

6
5. Bakat sosial
Misalnya sangat mahir melakukan negosiasi, menawarkan suatu produk,
berkomunikasi dalam organisasi dan mahir dalam kepemimpinan

C. Hubungan antara Bakat dan Prestasi


Perwujudan nyata dari bakat dan kemampuan adalah prestasi. Perlu
diketahui karena bakat masih bersifat potesial, seseorang yang berbakat belum
tentu mampu mencapai prestasi yang tinggi dalam bidangnya jika tidak ada
kesempatan untuk mengembangkan bakat tersebut secara maksimal. Bakat
memang sangat menentukan prestasi seseorang, tetapi sejauh mana bakat itu
terwujud dan menghasilkan suatu prestasi, masih banyak variabel yang ikut
menentukan.

D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Bakat Khusus


Faktor-faktor internal yang mempengaruhi bakat khusus adalah :
1. Minat
2. Motif  berprestasi
3. Keberanian mengambil risiko
4. Keuletan dalam menghadapi tantangan
5. Kegigihan atau daya juang dalam mengatasi kesulitan yang timbul

Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi perkembangan bakat


khusus adalah:
1. Kesempatan maksimal untuk mengembangkan diri
2. Sarana dan prasarana
3. Dukungan dan dorongan orang tua/keluarga
4. Lingkungan tempat tinggal
5. Pola asuh orang tua

E. Perbedaan Individual dalam Bakat Khusus


Masing-masing individu memiliki bakat khusus yang berbeda- beda.
Menurut Conny Semiawan dan Utami Munandar, perbedaan bakat khusus

7
terlihat dari jenis dan kualitasnya. Perbedaan dalam jenisnya terlihat dari
kemampuan yang ditunjukkan, sedangkan perbedaan dalam kualitasnya
mengandung makna bahwa diantara individu satu dengan yang lain memiliki
bakat khusus yang sama tetapi kualitasnya berbeda.
Contohnya, ada anak yang memiliki bakat intelektual umum, biasanya
anak tersebut mempunyai taraf intelegensi yang tinggi dan menunjukkan
prestasi sekolah yang menonjol. Adapula yang mempunyai bakat akademis
khusus, misalnya dalam matematika dan bahasa, sedangkan dalam mata
pelajaran lain belum tentu menonjol. 

F. Upaya Pengembangan Bakat Khusus Remaja dan Implikasinya bagi


Pendidikan
Individu yang memiliki bakat khusus sangat memerlukan dukunga
maksimal dari lingkungannya dengan cara memberikan kesempatan kepada
individu untuk mengembangkan bakatnya. Dukungan psikologis dari
lingkungan seperti dukungan moral dari orang tua, pola asuh dari orang tua
yang memberikan perasaan bebas untuk berekspresi serta penyediaan sarana
dan prasarana, sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan bakat
khusus individu. Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam
mengembangkan bakat khusus individu yaitu sebagai berikut:
1. Mengembangkan situasi dan kondisi yang memberikan kesempatan baik
bagi anak-anak dan remaja untuk mengembangkan bakat khususnya
dengan mengusahakan dukungan baik psikologis maupun fisik.
2. Berupaya menumbuhkembangkan minat dan motif berprestasi tinggi di
kalangan remaja, baik dalam lingkungan keluarga, sekolah maupun
masyarakat.
3. Meningkatkan kegigihan dan daya juang pada diri anak dan remaja dalam
menghadapi berbagai tantangan dan kesulitan.
4. Mengembangkan program pendidikan berdiferensiasi di sekolah dengan
kurikulum berdiferensiasi pula guna memberikan pelayanan secara lebih
efektif kepada anak dan remaja yang memiliki bakat khusus.

8
5. Memperkaya remaja dengan berbagai pengalaman.
6. Memberikan pujian dan hadiah/ganjaran terhadap hasil usaha remaja.
7. Menyediakan sarana dan prasarana untuk mengaktualisasikan bakat remaja
8. Dan upaya yang paling utama dalam mengembangkan bakat khusus
melalui dukungan dari orang tua.

Penjelasan diatas merupakan upaya secara umum dalam


mengembangkan bakat khusus.
Adapun upaya yang dapat dilakukan oleh pendidik adalah :
1. Pendidik dapat menerima sebagaimana adanya.
2. Pendidik mengusahakan anak tidak merasa dinilai oleh orang lain.
3. Pendidik memahami pemikiran, perasaan dan perilaku anak, menempatkan
diri dalam situasi anak, serta melihat dari sudut pandang anak.
4. Kebebasan psikologis.
5. Orang tua dan guru memberi kesempatan pada anak untuk
mengungkapkan pikiran dan perasaannya.
6. Anak berhak menentukan pilihan yang tepat untuk perkembangan
bakatnya.
           
Antara bakat, kemampuan, kapasitas, dan insting mempunyai makna
yang berbeda. Seperti  yang telah dijelaskan diatas, secara garis besar bakat
dapat diartikan sebagai potensial ability yang masih perlu dikembangkan atau
dilatih. Kemampuan adalah daya untuk melakukan suatu tindakan sebagai
hasil pembawaan dan latihan. Kemampuan menunjukkan bahwa suatu
tindakan dapat dilaksanakan sekarang, sedangkan bakat memerlukan latihan
dan pendidikan agar suatu tindakan dapat dilakukan di masa yang akan
datang. Kapasitas dapat diartikan sebagai sinonim dari kemampuan yang dapat
dikembangkan sepenuhnya di masa mendatang apabila latihan dilakukan
secara optimal. Sedangkan pada umumnya insting terdapat pada hewan,
dimana dengan insting itu hewan dapat melakukan sesuatu tanpa latihan
sebelumnya.

9
Pengertian bakat khusus atau talent disini dimaksutkan seseorang yang
mempunyai kemampuan bawaan untuk idang tertentu, misalnya bakat
menggambar, menyanyi, dan menari. (Webter 1957 : 1486)

10
BAB III
PEMBAHASAN

Suatu sistem pendidikan dapat dikatakan bermutu, jika proses belajar-


mengajar berlangsung secara menarik dan menantang sehingga peserta didik dapat
belajar sebanyak mungkin melalui proses belajar yang berkelanjutan. Proses
pendidikan yang bermutu akan membuahkan hasil pendidikan yang bermutu dan
relevan dengan pembangunan. Untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu dan
efisien perlu disusun dan dilaksanakan program-program pendidikan yang mampu
membelajarkan peserta didik secara berkelanjutan, karena dengan kualitas
pendidikan yang optimal, diharapkan akan dicapai keunggulan sumber daya
manusia yang dapat menguasai pengetahuan, keterampilan dan keahlian sesuai
dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang.
Untuk mencapai tujuan pendidikan yang berkualitas diperlukan
manajemen pendidikan yang dapat memobilisasi segala sumber daya pendidikan.
Manajemen pendidikan itu terkait dengan manajemen peserta didik yang isinya
merupakan pengelolaan dan juga pelaksanaannya. Fakta-fakta dilapangan
ditemukan sistem pengelolaan anak didik masih menggunakan cara-cara
konvensional dan lebih menekankan pengembangan kecerdasan dalam arti yang
sempit dan kurang memberi perhatian kepada pengembangan bakat kreatif peserta
didik. Padahal Kreativitas disamping bermanfaat untuk pengembangan diri anak
didik juga merupakan kebutuhan akan perwujudan diri sebagai salah satu
kebutuhan paling tinggi bagi manusia. Kreativitas adalah proses merasakan dan
mengamati adanya masalah, membuat dugaan tentang kekurangan, menilai dan
meguji dugaan atau hipotesis, kemudian mengubahnya dan mengujinya lagi
sampai pada akhirnya menyampaikan hasilnya.
Dengan adanya kreativitas yang diimplementasiakan dalam sistem
pembelajaran, peserta didik nantinya diharapkan dapat menemukan ide-ide yang
berbeda dalam memecahkan masalah yang dihadapi sehingga ide-ide kaya yang
progresif dan divergen pada nantinya dapat bersaing dalam kompetisi global yang
selalu berubah. Perkembangan anak didik yang baik adalah perubahan kualitas

11
yang seimbang baik fisik maupun mental. Tidak ada satu aspek perkembangan
dalam diri anak didik yang dinilai lebih penting dari yang lainnya. Oleh karena
itu, teori kecerdasan majemuk yang dikembangkan oleh psikolog asal Amerika
Serikat, Gardner dinilai dapat memenuhi kecenderungan perkembangan anak
didik yang bervariasi.
Penyelenggaraan pendidikan saat ini harus diupayakan untuk memberikan
pelayanan khusus kepada peserta didik yang mempunyai kreativitas dan juga
keberbakatan yang berbeda agar tujuan pendidikan dapat diarahkan menjadi lebih
baik. Muhibbin Syah menjelaskan bahwa akar kata dari pendidikan adalah “didik”
atau “mendidik” yang secara harfiah diartikan memelihara dan memberi latihan.
Sedangkan “pendidikan”, merupakan tahapan-tahapan kegiatan mengubah sikap
dan perilaku seseorang atau sekelompok orang melalui upaya pelatihan dan
pengajaran. Hal ini mengindikasikan bahwa pendidikan tidak dapat lepas dari
pengajaran. Kegiatan dari pengajaran ini melibatkan peserta didik sebagai
penerima bahan ajar dengan maksud akhir dari semua hal ini sesuai yang
diamanatkan dalam undang-undang no. 20 tentang sisdiknas tahun 2003; agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Dalam pendidikan, peserta didik merupakan titik fokus yang strategis
karena kepadanyalah bahan ajar melalui sebuah proses pengajaran diberikan.
Sebagai seorang manusia menjadi sebuah aksioma bahwa peserta didik
mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing, mereka unik dengan
seluruh potensi dan kapasitas yang ada pada diri mereka dan keunikan ini tidak
dapat diseragamkan dengan satu aturan yang sama antara peserta didik yang satu
dengan peserta didik yang lain, para pendidik dan lembaga sekolah harus
menghargai perbedaan yang ada pada diri mereka. Keunikan yang terjadi pada
peserta didik memang menimbulkan satu permasalahan tersendiri yang harus
diketahui dan dipecahkan sehingga pengelolaan murid (peserta didik) dalam satu
kerangka kerja yang terpadu mutlak diperhatikan, terutama pertimbangan pada
pengembangan kreativitas, hal ini harus menjadi titik perhatian karena sistem

12
pendidikan memang masih diakui lebih menekankan pengembangan kecerdasan
dalam arti yang sempit dan kurang memberikan perhatian kepada pengembangan
kreatif peserta didik. Hal ini terjadi dari konsep kreativitas yang masih kurang
dipahami secara holistic, juga filsafat pendidikan yang sejak zaman penjajahan
bermazhabkan azas tunggal seragam dan berorientasi pada kepentingan-
kepentingan, sehingga pada akhirnya berdampak pada cara mengasuh, mendidik
dan mengelola pembelajaran peserta didik. Kebutuhan akan kreativitas tampak
dan dirasakan pada semua kegiatan manusia. Perkembangan akhir dari kreativitas
akan terkait dengan empat aspek, yaitu: aspek pribadi, pendorong, proses dan
produk. Kreativitas akan muncul dari interaksi yang unik dengan lingkungannya.
Kreativitas adalah proses merasakan dan mengamati adanya masalah,
membuat dugaan tentang kekurangan (masalah) ini, menilai dan mengujinya.
Proses kreativitas dalam perwujudannya memerlukan dorongan (motivasi
intristik) maupun dorongan eksternal. Motivasi intrinstik ini adalah intelegensi,
memang secara historis kretivitas dan keberbakatan diartikan sebagai mempunyai
intelegensi yang tinggi, dan tes intellejensi tradisional merupakan ciri utama untuk
mengidentifikasikan anak berbakat intelektual tetapi pada akhirnya hal inipun
menjadi masalah karena apabila kreativitas dan keberbakatan dilihat dari
perspektif intelejensi berbagai talenta khusus yang ada pada peserta didik kurang
diperhatikan yang akhirnya melestarikan dan mengembang biakkan Pendidikan
tradisional konvensional yang berorientasi dan sangat menghargai kecerdasan
linguistik dan logika matematik. Padahal, Teori psikologi pendidikan terbaru yang
menghasilkan revolusi paradigma pemikiran tentang konsep kecerdasan diajukan
oleh Prof. Gardner yang mengidentifikasikan bahwa dalam diri setiap anak
apabila dirinya terlahir dengan otak yang normal dalam arti tidak ada kerusakan
pada susunan syarafnya, maka setidaknya terdapat delapan macam kecerdasan
yang dimiliki oleh mereka.
Salah satu cara dalam memecahkan masalah ini adalah pengelolaan
pelayanan khusus bagi anak-anak yang punya bakat dan kreativitas yang tinggi,
hal ini memang telah diamanatkan pemerintah dalam undang-undang No.20
tentang sistem pendidikan nasional 2003, perundangan itu berbunyi ” warga

13
negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan/atau
sosial berhak memperoleh pendidikan khusus”. Pengertian dari pendidikan khusus
disini merupakan penyelenggaraan pendidikan untuk peserta didik yang
berkelainan atau peserta didik yang memiliki kecerdasan luar biasa yang
diselenggarakan secara inklusif atau berupa satuan pendidikan-pendidikan khusus
pada tingkat pendidikan dasar dan menengah. Pada akhirnya memang diperlukan
adanya suatu usaha rasional dalam mengatur persoalan-persoalan yang timbul dari
peserta didik karena itu adanya suatu manajemen peserta didik merupakan hal
yang sangat penting untuk diperhatikan. Siswa berbakat di dalam kelas mungkin
sudah menguasai materi pokok bahasan sebelum diberikan. Mereka memiliki
kemampuan untuk belajar keterampilan dan konsep pembelajaran yang lebih
maju.
Untuk menunjang kemajuan peserta didik diperlukan modifikasi
kurikulum. Kurikulum secara umum mencakup semua pengalaman yang
diperoleh peserta didik di sekolah, di rumah, dan di dalam masyarakat dan yang
membantunya mewujudkan potensi-potensi dirinya. Jika kurikulum umum
bertujuan untuk dapat memenuhi kebutuhan pendidikan pada umumnya, maka
saat ini haruslah diupayakan penyelenggaraan kurikulum yang berdiferensi untuk
memberikan pelayanan terhadap perbedaan dalam minat dan kemampuan peserta
didik. Dalam melakukan kurikulum yang berbeda terhadap peserta didik yang
mempunyai potensi keberbakatan yang tinggi, guru dapat merencanakan dan
menyiapkan materi yang lebih kompleks, menyiapkan bahan ajar yang berbeda,
atau mencari penempatan alternatif bagi siswa. Sehingga setiap peserta didik
dapat belajar menurut kecepatannya sendiri.
Dalam paradigma berpikir masyarakat Indonesia tentang kreativitas, cukup
banyak orangtua dan guru yang mempunyai pandangan bahwa kreativitas itu
memerlukan iklim keterbukaan dan kebebasan, sehingga menimbulkan konflik
dalam pembelajaran atau pengelolaan pendidikan, karena bertentangan dengan
disiplin. Cara pandang ini sangatlah tidak tepat. Kreativitas justru menuntut
disiplin agar dapat diwujudkan menjadi produk yang nyata dan bermakna. Displin
disini terdiri dari disiplin dalam suatu bidang ilmu tertentu karena bagaimanapun

14
kreativitas seseorang selalu terkait dengan bidang atau domain tertentu, dan
kreativitas juga menuntut sikap disiplin internal untuk tidak hanya mempunyai
gagasan tetapi juga dapat sampai pada tahap mengembangkan dan memperinci
suatu gagasan atau tanggungjawab sampai tuntas.
Masa depan membutuhkan generasi yang memiliki kemampuan
menghadapi tantangan dan perubahan yang terjadi dalam era yang semakin
mengglobal. Tetapi penyelenggaraan pendidikan di Indonesia saat ini belum
mempersiapkan para peserta didik dengan kemampuan berpikir dan sikap kreatif
yang sangat menentukan keberhasilan mereka dalam memecahkan masalah.
Kebutuhan akan kreativitas dalam penyelenggaraan pendidikan dewasa ini
dirasakan merupakan kebutuhan setiap peserta didik. Dalam masa pembangunan
dan era yang semakin mengglobal dan penuh persaingan ini setiap individu
dituntut untuk mempersiapkan mentalnya agar mampu menghadapi tantangan-
tantangan masa depan. Oleh karena itu, pengembangan potensi kreatif yang pada
dasarnya ada pada setiap manusia terlebih pada mereka yang memiliki
kemampuan dan kecerdasan luar biasa perlu dimulai sejak usia dini, Baik itu
untuk perwujudan diri secara pribadi maupun untuk kelangsungan kemajuan
bangsa.
Dalam pengembangan bakat dan kreativitas haruslah bertolak dari
karakteristik keberbakatan dan juga kreativitas yang perlu dioptimalkan pada
peserta didik yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Motivasi
internal ditumbuhkan dengan memperhatikan bakat dan kreativitas individu serta
menciptakan iklim yang menjamin kebebasan psikologis untuk ungkapan kreatif
peserta didik di lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat. Merupakan suatu
tantangan bagi penyelenggaraan pendidikan di Indonesia untuk dapat membina
serta mengembangkan secara optimal bakat, minat, dan kemampuan setiap peserta
didik sehingga dapat mewujudkan potensi diri sepenuhnya agar nantinya dapat
memberikan sumbangan yang bermakna bagi pembangunan masyarakat dan
negara. Teknik kreatif ataupun taksonomi belajar pada saat ini haruslah berfokus
pada pengembangan bakat dan kreativitas yang diterapkan secara terpadu dan
berkesinambungan pada semua mata pelajaran sesuai dengan konsep kurikulum

15
berdiferensi untuk siswa berbakat. Dengan demikian diharapkan nantinya akan
dihasilkan produk-produk dari kreativitas itu sendiri dalam bidang sains,
teknologi, olahraga, seni dan budaya.

A. Aktifitas Anak dalam Perkembangan Bakat


Adapun cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengembangkan bakat
yang dimilki anak,antara lain:
1. Anak mengikuti kegiatan ekskul
Dengan anak ikut kegiatan ekstra sekolah atau ekskul maka si anak
nantinya akan berlatih untuk mencari jati dirinya dan mengembangkan
jiwa sosialnya. Si anak akan belajar bagaimana memecahkan masalah dan
mengenali lingkungannya sehingga akan dapat mengasah otaknya untuk
berfikir lebih keras lagi yang akan menjadikan bakatnya secara tidak
langsung akan lebih terasah. Tentunya ekskul yang berkaitan dengan
bakat anak.
2. Anak mengikuti kegiatan Kontes/lomba
Dengan anak ikut kegiatan lomba maka anak merasa tertantang
untuk memberikan sesuatu yang terbaik yang tidak akan mengecewakan
orang lan yang mendukung kegiatan yang anak lakukan.Sehingga anak
dapat terdorong atau mempunyai semangat untuk mendalami kegiatan atau
bakat yang sedang anak lakukan.
3. Latihan
Latihan terus menerus sangat baik untung perkembangan bakat
anak agar bakat yang dipunya oleh anak lebih matang.
Dengan acara tersebut diatas akan membuat anak untuk lebih
tertantang lagi disamping itu juga bisa digunakan sebagai tempat untuk
mempromosikan anak agar lebih dikenal lagi oleh masyarakat umum,dan
dengan event ini dapat meningkatkan prestasi anak. Dalam
mengembangkan bakat anak yang perlu diingat adalah keseimbangan anak
mengenai waktu bermain anak, belajar anak, istirahat anak. Jangan
memaksakan anak, biarkan anak untuk bermain dengan hal kesukaaanya.

16
Hal ini untuk menjaga agar anak tidak stress yang pada akhirnya malah
tidak mau mengembangkan bakatnya lebih dalam lagi.

B. Jenis Permainan yang dapat Dilakukan untuk Perkembangan Bakat


Anak
Permainan adalah kesibukan yang dipilih sendiri oleh anak melalui
gerakan-gerakan tubuh. Gerakan permainan anak disebabkan oleh:
1. Kelebihan tenaga yang terdapat pada dirinya
2. Dorongan Belajar guna melatih fungsi jasmani dan rohani
Dengan permainan anak dapat melakukan eksperimen, eksplorasi,
memperoleh pengalaman, mengetes kemampuan sebagai usaha belajar dan
melaksanakan tugas perkembangan.
Jenis-jenis permainan yang dapat mempengaruhi bakat anak
antara lain :
1. Bermain Sepak Bola
Di permainan sepak bola ini anak dapat terampil menggunakan
kakinya untuk menendang bola, mengoper bola kepada teman se-tim nya,
menendang bola ke dalam gawang lawangnya .
Dari permainan bola ini anak dapat mengembangkan psiko
motoriknya sebagai pemain sepak bola.
2. Bermain menjadi seorang Dokter
Di permainan ini anak dapat terampil menggunakan alat – alat
permainan kedokteran yang meliputi alat stetoskop, jarum suntik,
termometer, dll.
Dari permainan ini anak dapat mengembangkan pengetahuan
tentang kedokteran.
3. Bermain masak-masakan
Di permainan ini anak dapat terampil menggunakan alat-alat dapur
seperti pisau, alat penggoreng , wadah untuk memasak , dll.
Di permainan ini anak dapat mengembangkan pengetahuan tentang
cara memasak.

17
C. Tugas-Tugas Perkembangan
Pada masa ini anak sudah semakin luas lingkungan pergaulanya.Anak
sudah banyak bergaul dengan orang-orang di luar rumah, yaitu dengan teman
bermain disekitar rumah, dengan teman di sekolah masyarakat mengharapkan
agar anak menguasai dan menyelesaikan tugas-tugas perkembangannya agar
diterima dengan baik oleh lingkungannya.
Adapun tugas-tugas perkembangan pada masa kanak-kanak akhir
adalah:
1. Belajar keterampilan fisik yang diperlukan untuk bermain
2. Sabagai makhluk yang sedang tumbuh, mengembangkan sikap yang sehat
mengenai diri sendiri
3. Belajar bergaul dengan teman sebaya
4. Mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita
5. Mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar untuk membaca,
menulis dan berhitung
6. Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan
sehari-hari
7. Mengembangkan kata batin, moral dan skala nilai
8. Mengembangkan sikap terhadap kelompok sosial dan lembaga
9. Mencapai kebebasan pribadi.

Jika pada masa sebelumnya keberhasilan dalam menyelesaikan tugas


perkembangan ini banyak ditentukan oleh lingkungan keluarga, orang tua dan
orang-orang terdekat dalam keluarganya, kini guru di sekolah memiliki andil
yang besar dalam membantu siswa untuk menyelesaikan tugas perkembangan
yang baik. Hal ini mengandung arti bahwa lingkungan keluarga, sekolah dan
bahkan lingkungan teman sebayanya secara bersama-sama akan mewarnai
penyelesaian tugas perkembangan anak.

18
D. Cara Mengembangkan Bakat Dan Minat
1. Tes Bakat
Tes bakat bertujuan membantu memberikan gambaran mengenai
kemampuan seseorang di berbagai minatnya di bidang-bidang tertentu,
untuk kemudian merencanakan dan membuat keputusan mengenai pilihan
pendidikan atau pekerjaan. Melalui tes bakat akan diperoleh gambaran
mengenai berbagai bidang kemampuan dan minat seseorang. Hasil tes
bakat tidak dapat menentukan dengan mutlak pekarjaan atau karir apa
yang harus dijalani.
Setiap orang mempunyai bakat-bakat tertentu, masing-masing
dalam bidang dan derajat yang berbeda-beda. Guru, orang tua,
pembimbing perlu mengenal bakat anak-anaknya sehingga dapat
memberikan pendidikan dan menyediakan pengalaman sesuai dengan
kebutuhan masing-masing.

2. Mengembangkan Bakat dan Minat Remaja


Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak ke masa
dewasa. Pada periode ini anak mencapai kematangan fisik dan diharapkan
pula disertai dengan kematangan emosi dan perkembangan sosialnya.
Karena masa peralihan maka remaja pada umumnya masih ragu-ragu akan
perannya dan menimbulkan krisis identitas. Dalam usaha menemukan jati
dirinya dalam arti mengatahui kebutuhan-kebutuhan pribadi serta tujuan
yang ingin dicapai dalam hidupnya, maka pengembangan bakat dan minat
remaja sangat penting. Dan dalam mengembangkan kompetensinya remaja
tetap membutuhkan bimbingan dari orang tua dan lingkungan rumah
maupun sekolah.
Beberapa hal yang perlu dilakukan orang tua, guru atau lingkungan
terdekat anak untuk mengambangkan bakat dan minat adalah:
a. sejak usia dini cernati berbagai kelebihan, ketrampilan dan
kemampuan yang tampak menonjol pada anak.
b. Bantu anak dalam meyakini dan fokus pada kelebihan dirinya.

19
c. Kembangkan konsep diri positif pada anak.
d. Perkaya anak dengan berbagai wawasan, pengetahuan, serta
pengalaman di berbagai bidang.
e. Usahakan berbagai cara untuk meningkatkan minat anak untuk belajar
dan menekuni bidang-bidang yang menjadi kelebihannya.
f. Tingkatkan motivasi anak untuk mengembangkan dan melatih
kemampuannya.
g. Stimulasi anak untuk meluaskan kemampuannya dari satu bakat ke
bakat yang lain.
h. Berikan penghargaan dan pujian untuk setiap usaha yang dilakukan
anak.
i. Sediakan fasilitas atau sarana untuk mengembangkan bakat anak.
j. Dukung anak untuk mengatasi berbagai kesulitan dan hambatan dalam
mengembangkan bakatnya.
k. Jalin hubungan baik antara orang tua, guru, dengan anak atau remaja.

Hal-hal yang perlu dicermati dalam mengembangkan bakat dan


minat remaja, yaitu:
a. Mengikuti minat teman.
Usia remaja adalah masa perkembangan yang ditandai dengan
solidaritas tinggi terhadap teman-teman sebayanya. Remaja kurang
memahami siapa dirinya, memiliki kebutuhan yang besar untuk berada
dan diakui dalam kelompoknya. Hal ini seringkali membuat remaja
mengikuti minat temannya, memilih bidang yang sebenarnya kurang
sesuai dengan bakat dan minatnya. Untuk memilih bidang-bidang
yang akan dikembangkannya, remaja perlu berdiskusi, mencari
masukan dan bertukar pikiran dengan orang tuanya.
b. Penelusuran bakat dan minat secara dangkal.
Memperhatikan bakat dan minat anak membutuhkan usaha yang serius
dan berkesinambungan. Tes bakat pada umumnya memadukan
kemampuan intelektual ataupun ketrampilan dengan bakat dan minat

20
yang dimiliki seseorang. Kemampuan tinggi tanpa didukung oleh
minat akan membuat anak bisa berhasil dalam pendidikannya akan
tetapi antusiasme untuk mempelajarinya kurang tinggi minat dan bakat
yang tinggi di suatu bidang tanpa didukung kemampuan akan
membuat seseorang membutuhkan tenaga dan usaha ekstra keras
untuk mencapainya. Selain hal tersebut tentunya di manapun
seseorang belajar dan bekerja dibutuhkan motivasi belajar, daya juang
dan ketekunan.
Banyak orang tidak selalu mudah menemukan bakat dan minat yang
tepat, karena beberapa hal:
a. Siswa belum secara sengaja menjajagi kemampuan, bakat serta
minatnya.
b. Kurangnya wawasan bidang studi atau lapangan pekerjaan yang
ada.
c. Tidak ada masukan dari lingkungan mengenai kelebihan dalam
kemampuan atau bakatnya.
d. Siswa belajar tanpa tahu kegunaan dan tujuan dari bidang studi
yang dipelajarinya.
e. Bidang yang diminati dan bakat yang dimiliki bervariasi.
f. Bakat yang ada belum terasah atau kurang mendapat kesempatan
untuk dikembangkan sehimgga tidak nampak.
g. Perasaan tidak mampu atau tidak berbakat dari pribadi yang
bersangkutan ataupun dari lingkungannya.
Seseorang bisa mengenal bidang studi atau pekerjaan tertentu
karena:
a. Memperoleh informasi mengenai berbagai bidang studi atau
pekerjaan.
Membuka wawasan anak dengan mencari atau memberi
informasi, misalnya membawa anak dalam lingkungan orang tua
membuat anak tahu dan kenal bidang yang digeluti orang tua.
Terlebih lagi ketika orang tua menceritakan berbagai hal positif

21
mengenai lingkup kerjanya, manfaatnya untuk orang lain ataupun
lingkungan, akan membawa anak untuk menjadi ahli kimia.
b. Berkaitan dengan pelajaran di sekolah.
Misalnya seorang anak tertarik di bidang kimia karena
gurunya mengajar kimia sedemikian menariknya sehingga dia
memutuskan untuk menjadi ahl kimia.
c. Seorang siswa SMA berniat masuk Fakultas Kedokteran akan
tetapi pada saat dia akan mendaftar dia bahwa Bioteknologi masa
kini sedang populer dan menarik, dan setelah mencoba menjajagi
dia kemudian memilih bioteknologi dan berhasil berprestasi
dengan baik karena suka.
d. Secara kebetulan atau tidak sengaja mendapat informasi.
Jadi manusia memiliki banyak kemampuan dan bakat yang masih
merupakan potensi namun hanya sedikit sekali dari kemampuan
tersebut teraktualisasi.

22
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Jadi bakat dalah:
1. Bakat merupakan kemampuan bawaan,sebagai potensi yang masih perlu
dikembangkan dan dilatih agar dapat terwujud
2. Bakat tidaklah diturunkan semata,tetapi merupakan interaksi dari faktor
keturunan dan faktor lingkungan,artinya dibawa sejak lahir berupa potensi
dan berkembang melalui proses belajar,dan memiliki ciri khusus
3. Orang yang berbakat dalam bidang tertentu diperkirakan akan mampu
mencapai prstasi tinggi dalam bidang itu.jadi prestasi sebagai perwujudan
bakat dan kemampuan
4. Bakat mencakup ciri-ciri lain yang dapat memberi kondisi atau suasana
memungkinkan bakat tersebut terealisasi, termasuk inteligensi,
kepribadian, interes, dan keterampilan khusus.”bakat adalah suatu
kapasitas untuk belajar sesuatu” arti kapasitas adalah potensi kemampuan
untuk berembang

B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya,
untuk itu mohon maaf, sekaligus kami berharap saran dan kritik yang
membangu dari para pembaca semua. Semoga makalah ini nantinya
bermanfaat untuk kita semua.

23
DAFTAR PUSTAKA

S.C Utami Munandar. 1985. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas anak


sekolah. Jakarta : Gramedia

R.Suharno. 1984. Testologi (pengantar). Jakarta : Bina Aksara

Sarlito Wirawan Sarwono. 1977. Psikologi Remaja. Jakarta : Gramedia

Ali, Mohammad.dkk. 2011. Psikologi Remaja. Jakarta : Bumi Aksara

Sunarto, dkk. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta : Rineka Cipta

24

Anda mungkin juga menyukai