Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
selesainya makalah yang berjudul "Aplikasi Teori Perkembangan". Atas
dukungan serta bimbingan yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka
penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Muhammad Yaman, M.Pd
selaku tutor mata kuliah Perkembangan Peserta Didik.
Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar
makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dikarenkan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki,
oleh karena itu kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukkan serta
kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.
i
DAFTAR ISI
Halaman
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
Kedua istilah menimbulkan keambiguan bahkan ada yang mendefinisikan
perkembangan dan pertumbuhan adalah sama. Perkembangan dan pertumbuhan
sebenarnya juga memang mempunyai kesamaan yaitu yang berarti adanya
perubahan. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan-perubahan yang menuju
kepada kemajuan-kemajuan. Namun perbedaannya pertumbuhan adalah
perubahan yang terjadi secara kuantitatif pada aspek jasmani, biologis, anatomis
dan fisiologis. Sedangkan perkembangan adalah perubahan-perubahan yang
bersifat kualitatif pada aspek pematangan fungsi organ individu. Pengkajian ini
tentunya tidak bisa lepas dari tatanan Psikologi, yaitu Psikologi Perkembangan
(Hasbi dkk, 2021: 19).
Maka dari itu makalah ini ingin membahas tentang bagaimana aplikasi
teori-teori perkembangan dalam dunia Pendidikan serta bagaimana aplikasi
psikologi dikembangkan dalam kegiatan belajar
B. RUMUSAN M ASALAH
1. Bagaimana aplikasi teori-teori Perkembangan dalam dunia pendidikan ?
2. Bagaimana aplikasi Psikologi dikembangkan dalam kegiatan belajar ?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui bagaimana aplikasi teori-teori Perkembangan dalam
dunia pendidikan
2. Untuk mengetahui bagaimana aplikasi Psikologi dikembangkan dalam
kegiatan belajar
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Menurut Piaget, perkembangan kognitif seorang anak dibagi dalam beberapa
tahapan yang dimulai dari tahapan sederhana sampai dengan tahapan kompleks.
Tahapan ini meliputi perkembangan pemikiran, intelektual, dan penyerapan
bahasa. Hal ini dapat diketahui ketika seorang anak mulai belajar mengucapkan
satu dua kata sampai dapat menghitung soal matematika. Dalam hal ini, teori
kognitif Piaget terbagi melalui tiga proses dan fungsi yang saling berkaitan
sebagai berikut.
Gambar 6.1
Tiga Aspek Perkembangan Kognitif Piaget
Makin bertambah umur seseorang makin kompleks susunan sel syarafnya dan
makin meningkat pula kemampuannya. Perubahan struktur kognitif merupakan
fungsi dari pengalaman dan kedewasaan akan terjadi melalui tahap tahap
perkembanga ntertentu. Piaget membagi perkembangan kognitif anak dalam
empat tahap, yaitu 1) sensori motor (0-2 tahun) 2) pra operasional (2-7 tahun). 3)
konkret (7- 1 tahun). dan 4) formal (11 tahun dewasa).
Gambar 6.2
Tahapan Perkembangan Kognitif Piaget
4
Perkembangan kognitif peserta didik sebagian besar bergantung pada
kemampuan peserta didik untuk berinteraksi dengan lingkungannya Penggunaan
bahasa juga sangat berperan penting dalam memberikan ide gagasan untuk
berpikir (Hudojo, 1988).
5
2. Menstimulasi Peserta Didik dengan Ide-Ide Kreatif
Proses pembelajaran dengan cara mempromosikan pembangunan ide, konsep,
dan skema mental. Konstruksi ide atau gagasan harus berubah dari pengalaman
konkret ke gagasan yang lebih abstrak. Peran guru harus dimulai dengan
menstimulasi apa yang dilihat, dirasakan, atau dimanipulasi oleh pelajar serta
masing-masing peserta didik dapat menginterpretasikan makna.
3. Mengetahui Kebutuhan Peserta Didik
Pembentukan konsep sangat penting untuk semua peserta didik terlepas dari
subjek atau usia. Usia tidak harus menghalangi peserta didik untuk terus
meningkatkan perkembangan kognitifnya. Yang dapat dilakukan oleh guru adalah
menetapkan tugas yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik di sekolah
atau perguruan tinggi yang dirancang untuk mengakomodasi kebutuhan individu
dan tingkat pembelajaran Untuk mengetahui minat, bakat, potensi, tingkat
kecerdasan, dan kecenderungan kecenderungan lainnya dari peserta didik, sering
kali guru atau psikolog pendidikan melakukan tes yang bertujuan untuk
mengetahui kebutuhan peserta didik dalam proses pembelajaran.
4. Kategorisasi Materi
Guru harus mampu membuat strategi mengajar. Ini dapat dimulai dengan
mengategorikan mana materi yang benar-benar baru sampai hal tersulit bagi
peserta didik. Selain itu, guru juga harus mampu merumuskan tujuan
pembelajaran secara tepat. Dalam kegiatan ini, guru dapat merancang silabus dan
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada awal tahun pembelajaran Materi
yang diajarkan juga dapat dengan mudah disesuaikan dengan tahap perkembangan
kognitif peserta didik.
5. Peran Kurikulum
Sekolah dan perguruan tinggi harus secara eksplisit memberikan pengalaman
yang sesuai dengan mendorong perkembangan kognitif dan keinginan alami
peserta didik untuk belajar daripada melihat peran kurikulum yang diajarkan
sebagai hanya organisasi pengetahuan dan keterampilan apa yang harus dipelajari.
Saatini, Pemerintah Indonesia telah menerapkan kurikulum 2013 yang terdiri atas
pengembangan kognitif dan karakter Kurikulum 2013 mengarahkan proses
6
pembelajaran yang berpusat pada pesertadidik. Dengan demikian, guru dapat
mendorong siswa agar dapat lebih aktif dalam proses pembelajaran.
7
mandiri sesuai dengan kemampuannya. Sementara itu, kemampuan potensial
merupakan kemampuan anak dalam menyelesaikan sesuatu di bawah bimbingan
orang dewasa ataupun hasil kerjasama dengan teman sebayanya.
Oleh karena itu, jarak di antara kemampuan aktual dan potensiallah yang
disebut dengan zona perkembangan proksimal atau yang lebih dikenal dengan
zone of proximal development (ZPD).
Vygotsky juga mengemukakan konsepnya tentang zona perkembangan
proksimal (zone of proximal development) atau dapat diartikan sebagai daerah
perkembangan terdekat (DPT). Menurutnya, perkembangan kemampuan
seseorang dapat dibedakan kedalam dua tingkat, yaitu tingkat perkembangan
aktual dan tingkat perkembangan potensial. Tingkat perkembangan actual tampak
dari kemampuan seseorang untuk menyelesaikan tugas-tugas atau memecahkan
berbagai masalah secara mandiri. Ini disebut sebagai kemampuan instrumental,
sedangkan tingkat perkembangan potensial tampak dari kemampuan seseorang
untuk meyelesaikan tugas-tugas dan memecahkan masalah ketika di bawah
bimingan orang dewasa atau ketika berkolaborasi dengan teman sebaya yang lebih
kompeten. Ini disebut sebagai kemampuan inter mental. Jarak antara keduanya,
yaitu tingkat perkembangan aktual dan tingkat perkembangan potensial ini disebut
zona perkembangan proksimal. Vygotsky menciptakan konsep Zone Proximal
Development (ZPD) sebagai cara psikolog untuk pendidik untuk memikirkan
pengembangan anak-anak dan bagaimana mereka belajar dan mengembangkan
kemampuan pemecahan masalah diperlukan untuk melaksanakan bidang tugas
kaitannya dengan pengembangan. ZPD mengembangan suatu hubungan
perspektif psikologisumum pada pengembangan anak dengan suatu perspektif
bersifat pendidikan pada instruksi (Suardipa, 2020: 54).
Selain itu zona perkembangan proksimal memiliki makna sebagai fungsi atau
kemampuan awal yang belum maksimal atau menuju maksimal. Kemampuan ini
akan terasa lebih maksimal jika dipicu oleh interaksi dan kolaborasi dari orang
dewasa atau teman sebaya yang lebih berkompeten di bidangnya ZPD memicu
kemampuan kognitif seorang anak agar menjadi maksimal dan kualitasnya
meningkat.
8
Ibaratnya sebagai embrio, kuncup atau bunga, yang belum menjadi buah.
Tunas-tunas perkembangan ini akan menjadi matang melalui interaksinya dengan
orang dewasa atau kolaborasi dengan teman sebaya yang lebih kompeten. Untuk
menafsirkan konsep zona perkembangan proksimal ini dengan menggunakan
scaffolding interpretation, yaitu memandang zona perkembangan proksimal
sebagai perancah, sejenis wilayah penyanggah atau batu loncatan untu kmencapai
taraf perkembangan yang semakin tinggi (Suardipa, 2020: 54).
Untuk meningkatkan dan memaksimalkan kemampuan anak, perlu adanya
interaksi social dari lingkungan sekitar. Ini berarti, anak harus sering kita ajak
berdiskusi, diberikan contoh, diberi tantangan, dan diberikan saran oleh orang di
sekelilingnya. Untuk lebih memahami ZPD, perhatikan gambar berikut.
9
dengan kegiatan yang lebih menantang. Contohnya, guru dapat memberikan soal
yang membutuhkan pemecahan masalah pada awal pembelajaran.
Selain itu untuk membuat persiapan pembelajaran yang ideal seorang guru
dituntut memiliki sejumlah kemampuan sebagai berikut (Faisal, 2019, 37).
1. Seorang guru perlu menguasai materi pelajaran.
2. Seorang guru harus memiliki kemampuan untuk merumuskan tujuan
pembelajaran
3. Selain itu seorang guru perlu memiliki kemampuan untuk membuat alat
evaluasi yang relevan dengan tujuan pembelajaran.
4. Kemampuan memilih materi pelajaran yang relevan dengan tujuan
pembelajaran dan relevan dengan alat evaluasi.
5. Kemampuan merancang pengalaman belajar.
6. Seorang guru profresional menguasai berbagai pendekatan dan teori belajar.
7. Mengenal dan menguasai berbagai metode dan media pembelajaran.
8. Seorang guru perlu memiliki kemampuan memilih dan mengkombinasikan
antara materi pelajaran, metode, media, pengalaman belajar yang sesuai
dengan tujuan dan evaluasinya.
9. Kemampuan-kemampuan lain yang menunjang proses pembelajaran.
10
menerapkan ZPD dengan beragam jenis kegiatan. Peserta didik akan sangat
terpacu semangatnya untuk mengenal kosa kata baru dari suatu bahasa. Sebagai
guru, kita harus mempersiapkan stimulus yang tepat dan relevan.
Selain itu, teori kognitif Vyogotsky juga dapat diterapkan dalam kegiatan
“saling belajar anta rsiswa” (peer tutoring). Guru menjadi fasilitator di dalam
kelas. Peer tutoring akan melibatkan partisipasi peserta didik untuk saling
membantu dan dibantu. Kegiatan ini juga dapat membantu siswa dalam
mengkonstruksi pengetahuannya. Sebagai guru, kita harus membagi tim secara
adil dan menjelaskan aturan yang jelas terkait kegiatan peer tutoring ini. Guru
11
juga harus memantau, mengevaluasi, dan menunjukkan apakah pemikiran siswa
berhasil atau tidak.
Guru yang menerapkan teori kognitif tidak akan meminta siswanya untuk
selalu percaya dengan apa yang mereka katakan. Guru hendaknya memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menemukan pemecahan masalah sesuai dengan
kemampuannya. Ini dikarenakan Teori Vygotsky juga mengandaikan bahwa anak-
anak adalah makhluk aktif dan subjektif, dan membentuk pengetahuan melalui
interaksi dengan lingkungan social budaya. Menurut teori Vygotsky, lingkungan
social budaya berperan paling besar terhadap konten kognitif dan cara berpikir
anak-anak. Menurut pandangan Vygotsky, perkembangan anak-anak terdiri dari
aliran konflik dan resolusi dialektis tanpa akhir. Anak-anak membentuk
pengetahuan melalui proses pemecahan masalah dengan di internalisasi (Hyun
dkk, 2020: 2).
12
kemampuan sebagai warga negara yang produktif, kreatif, inovatif, dan mampu
berkontribusi bagi kemajuan kehidupan berbangsa dan bernegara di mata dunia
(Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013).
13
bahwa setelah menentukan tujuan pembelajaran, kita bias langsung menentukan
bentu kevaluasinya. Dapat disimpulkan bahwa pengembangan kurikulum
memiliki tujuan yang sama yaitu menyempurnakan proses pembelajaran sesuai
dengan kemampuan kognitif siswa.
Mari kita bahas kegiatan yang bias dilakukan dengan metode ini di bawah ini.
14
5. Diskusi (Discussion) adalah kegiatan yang membutuhkan kompetensi
kognitif tertentu eq, misalnya untuk menumbuhkan kemampuan anak
untuk berempati, memberikan tanggapan, dan mengembangkan konsep
diri yang positif. Contoh kegiatannya antara lain: anak-anak diberi
pertanyaan tentang "mengapa kita harus sering cuci tangan?" Setiap anak
diberi kesempatan untuk menjawab, kemudian anak yang lain memberikan
tanggapan.
6. Kolaborasi (Collaboration), kegiatan ini mendorong anak untuk
bekerjasama sehingga memiliki tingkat perkembangan kognitif yang
hampi rsama. Dengan kata lain, siswa dapat berkolaborasi untuk menjadi
mitra (peer) satusama lain Contoh kegiatan: Anak-anak dikelompokkan,
kemudian diberikan kegiatan menanam satu jenis tanaman selama jangka
waktu tertentu, kemudian melaporkan hasilnya kepada guru dalam bentuk
presentasi di depan kelas.
7. Penelitian dan Penyelidikan (Research and Investigation), metode ini
memiliki banyak kesamaan dengan metode bermain karena siswa
diarahkan untuk terlibat aktif, memecahkan masalah, dan yang terpenting
siswa bergerak secara fisik. Kegiatan ini mendorong siswa untuk
melakukan pengamatan yang konkrit, dan diharapkan mampu membuat
konsep tentang materi yang dipelajarinya. Contoh kegiatan: Siswa
melakukan pengamatan berulang terhadap kebiasaan temannya selama
masa “belajar dari rumah” online, misalnya tentang kemampuan
menggunakan teknologi, penyelesaian tugas, cara membuat laporan, dll.
Siswa melakukannya dengan bantuan guru untuk mendapatkan data.
8. Pelaporan (Reporting), kegiatan ini merupakan kegiatan yang paling
menuntut kemampuan kognitif siswa karena dituntut untuk menganalisis,
mensintesis, dan menginterpretasikan masalah yang akan mereka laporkan.
Misalnya: siswa diminta membuat laporan hasil wawancara dengan
pembuat masker wajah selama wabah COVID 19.
15
menyesuaikan teori dan aturan dalam kurikulum 2013 sesuai dengan
perkembangan peserta didik dan kondisi sekolah masing-masing.
16
jika siswa didorong untuk menggali dan menggali sumber informasi. Mereka
juga didorong untuk menggunakan berbagai kemampuan yang dimilikinya.
Fungsi guru adalah untuk mengingatkan dan memonitor siswa agar mereka
tidak menyimpang dari norma yang ada
17
juga sangat penting bagi guru karena ia memiliki data siswa mana yang
harus mendapat perhatian ekstra agar tidak tertinggal dengan teman yang
lain. Misalnya, guru dapat memberikan remedial atau jam tambahan
sepulang sekolah
18
mengetahui sejauh mana siswa dapat melanjutkan belajar kesatuan
berikutnya. Isi penilaian merangkum tujuan pembelajaran yang telah
ditentukan. Hasil Penilaian akan memberikan informasi tentang seberapa
baik seorang siswa telah memperoleh keterampilan, sikap dan pengetahuan
selama semester berlangsung.
Penilaian sumatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Penilaian bersifat final (terminal)
b. biasanya berada di akhir program studi
c. menilai prestasi program:
d. memberikan keterangan tentang pencapaian seseorang peserta didik dalam
kurun waktu tertentu;
e. biasanya bersifat formal.
19
tersebut mungkin terjadi di sekitar Anda atau bahkan Anda sendiri yang
mengalaminya.
Hal terpenting dari bentuk dukungan guru terhadap penentuan minat dan
bakat peserta didik di sekolah adalah mengetahui kemampuan kognitif peserta
didik yang sebenarnya. Menurut teori Vygotsky, setiap anak dilahirkan dengan
bakat dan minat yang berbeda-beda. Namun bakat dat minat dapat juga di
pengaruhi oleh lingkungan sosial anak tersebut. Seperti yang di ketahui ketika
peserta didik masuk ke SMA, mereka diperbolehkan memilih jurusan yang terdiri
atas IPA, IPS, Bahasa dan lainnya yang tersedia di sekolah tersebut. Guru harua
dapat mengeinformasikan kepada peserta didik tentang perbedaan beberapa
jurusan tersebut. Contohnya jurusan IPA lebih menitik beratkan pada konsep,
jurusan IPS letak dengan keterampilan ilmu sosial, serta Bahasa mendorong
peserta didik untuk memaksimalkan kemampuan menulis, berbicara, membaca
dan menyimak.
20
Penentuan jurusan serta minat dan bakat peserta didik dipengaruhi oleh
faktor internal dan eksternal. Faktor internal behubungan dengan bakat bawakan
atau genetik, sedakan faktoe ekaternal dipengaruhi oleh lingkungan sekitar,
termasuk guru dan orang tua.
Penilaian inisiatif dapat dilakukan pada setiap awal agar tahu kemampuan
kognitif serta minat dan bakat peserta didik yang sudah ada. Ketika hasil tes pada
setiap awal ini sudah keluar, guru.dapat memberikan simulasi dan kegiatan belajar
yang tepat untuk membantu peserta didik mencapai mintak dan bakat yang di
pilih. Selain itu, guru dapat memberikan tes formatif untuk mengetahui
perkembangan kemampuan kognitif peserta didik tersebut.
21
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
22
4. Mengemas pembelajaran (chunking) sesuai perkembangan siswa. Guru
hendaknya terampil menguraikan tugas dan menyesuaikan metode presentasi.
5. Guru merancang tugas kolaboratif untuk mendorong pembelajaran kooperatif.
Akan sangat baik bila susunan meja di kelas dapat diubah agar peserta didik
dapat berdiskusi. Kegiatan semacam ini akan efektif mendorong munculnya
interaksi antar siswa. Guru melatih peserta didik dalam prosedur kooperatif
dan timbal balik sehingga pembelajaran lebih efektif.
Sedangkan aplikasi teori psikologi dalam kegaiatan belajar yaitu seorang guru
harus meningkatkan keterampilan dibidangnya masing-masing untuk memberikan
proses pembelajaran yang menarik dan bervariatif sehingga dapat merangsang
peserta didiknya untuk memiliki keterampilan Bahasa, membaca, bahkan menulis
dengan menirukan suku kata, menambah suku kata, bernyanyi, dan kegaiatan
variative lainnya yang membuat proses pembelajaran menjadi menyengkan.
B. SARAN
Kami menyadari dalam penulisan makalah ini, masih jauh dari
kesempurnaan dikarenakan kurangnya literatur yang kami miliki, oleh karena
itu kritik yang sifatnya membangun sangat kami harapkan, demi kesempurnaan
makalah ini.
23
DAFTAR PUSTAKA
Hyun, Choi Chi dkk. “Piaget Versus Vygotsky: Implikasi Pendidikan antara
Persamaan dan Perbedaan”. Jurnal Of Industrial Engineering &
Management Research (Jiemar). Vol 1 No. 2: Oktober 2020.
Rosyid, M Fairuz & Umi Baroroh. “ Teori Belajar Kognitif dan Implikasinya
dalam Pembelajaran Bahasa Arab”. JurnalLisanuna. Vo. 9. No. 1.
2019.
24