Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

URGENSI PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SD

Disusun oleh :
Nama : Igo Ali Wardin (032101323)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BUTON
2023/2024

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas berkat
dan penyertaannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang URGENSI
PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SD Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dalam penyusunan
makalah ini.

Penyusunan makalah ini telah kami selesaikan dengan lancar, tetapi kami menyadari
bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, jadi kami mohon untuk
memberikan masukan dan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dalam
penyusunan tugas makalah ini.

Akhir kata kami berharap tugas ini sangat berguna dan membantu menyumbangkan
pengetahuan tentang mata kuliah ini khususnya bagi mahasiswa PGSD. Terima kasih,

Bau-bau 4 Juni 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
COVER i
KATAPENGANTAR..............................................................................................................
.ii
DAFTARISI............................................................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN.................................................................................................... ....1
A.LatarBelakang................................................................................................................ ...1
B.RumusanMasalah........................................................................................................... ..2
C.Tujuan Penulisan..............................................................................................................2
BAB II
PEMBAHASAN...................................................................................................... ....3
A.Pengertian Pendekatan Saintifik.....................................................................................3
B.Kriteria PendekatanSaintifik (Pendekatan Ilmiah).........................................................5
C.Konsep Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran IPS di SD.....................................6
BAB III
PENUTUP............................................................................................................ .....8
A.Kesimpulan................................................................................................................... ....8
B.Saran.............................................................................................................................. ...8
DAFTAR
PUSTAKA.......................................................................................................... ...10

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejalan dengan rencana pergantian kurikulum 2013, istilah pendekatan ilmiah


atauscientific aproach pada pelaksanaan pembelajaran menjadi bahan pembahasan yang
menarikperhatian para pendidik akhir-akhir ini. Yang menjadi latar belakang pentingnya
materi inikarena produk pendidikan dasar dan menengah belum menghasilkan lulusan yang
mampuberpikir kritis setara dengan kemampuan anak-anak bangsa lain.

Disadari bahwa guru-guru perlu memperkuat kemampuannya dalam


memfasilitasisiswa agar terlatih berpikir logis, sistematis, dan ilmiah. Tantangan ini
memerlukanpeningkatan keterampilan guru melaksanakan pembelajaran dengan
menggunakanpendekatan ilmiah. Skenario untuk memacu keterampilan guru menerapkan
strategi ini diIndonesia telah melalui sejarah yang panjang, namun hingga saat ini harapan
baik ini belumterwujudkan juga. Balitbang Depdiknas sejak tahun 1979 telah
merintis pengembanganprogram prestisius ini dalam Proyek Supervisi dan CBSA (Cara
Belajar Siswa Aktif) diCianjur, Jawa Barat. Hasil-hasil proyek ini kemudian direplikasi
di sejumlah daerah dandikembangkan melalui penataran guru ke seluruh Indonesia.
Upaya yang dimulai padatingkat sekolah dasar ini kemudian mendorong penerapan
pendekatan belajar aktif di tingkatsekolah menengah. Hasil-hasil upaya ini secara bertahap
kemudian diintegrasikan ke dalamKurikulum 1984, Kurikulum 1994, dan Kurikulum Berbasis
Kompetensi tahun 2004, yangdilanjutkan dengan Standar Isi yang lebih dikenal dengan istilah
Kurikulum Tingkat SatuanPendidikan (KTSP) tahun 2006.

Dalamperancangan kurikulum baru, Kemendikbud masih menggunakan


latarbelakang pemikiran yang menyatakan bahwa secara faktual guru-guru belum
melaksanakancara belajar siswa aktif. Kondisi ideal yang diharapkan masih lebih sering

1
menjadi slogandari pada fakta dalam kelas. Produktivitas pembelalaran untuk
menghasilkan siswa yangterampil berpikir pada level tinggi dalam kondisi madek alias kolep.
Deskripsi ini merujukpada hasil tes anak bangsa kita yang dikompetisikan pada tingkat
internasional dinyatakantidak berkembang sejak tujuh tahun lalu. Memang, ini kondisi yang
sangat memprihatinkan.

Ketika kita membicarakan tentang pendidikan, kita merasa bahwa kita


sedangmembicarakan permasalahan yang kompleks dan sangat luas. Mulai dari masalah
pesertadidik, pendidik/guru, manajemen pendidikan, kurikulum, fasilitas, proses belajar
mengajar,dan lain sebagainya. Salah satu masalah yang banyak dihadapi dalam dunia
pendidikan kitaadalah lemahnya kualitas proses pembelajaran yang dilaksanakan guru di
sekolah. Dalamproses pembelajaran di dalam kelas hanya diarahkan kepada
kemampuan anak untukmenghafal informasi; otak anak dipaksa untuk mengingat dan
menimbun berbagai informasitanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya
itu untuk menghubungkannyadengan kehidupan sehari-hari. Akibatnya banyak peserta didik
yang ketika lulus dari sekolah,mereka pintar secara teoritis, akan tetapi mereka miskin
aplikasi.

Dalam Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) dijelaskan bahwa


PendidikanNasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak sertaperadaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa danbertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang berimandan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif,mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. (UUSisdiknas, 2003).

2
B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan pendekatan saintifik ?

2. Apa sajakah kriteria pendekatan saintifik (pendekatan ilmiah)?

3. Bagaimana konsep pendekatan saintifik dalam pembelajaran IPS Di SD?

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Tujuan utama pembuatan makalah ini untuk memenuhi tugas


mata kuliah Strategi Pembelajaran. Selanjutnya untuk
memaparkan tentang Pendekatan Saintifik serta menjelaskan langkah-langkah
proses pembelajaran Pendekatan Saintifik dalam pembelajaran IPS di SD.
2. Manfaat Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah penulis dan pembaca
lebih memahami mengenai arti Pendekatan Scientific dalam proses pembelajaran
IPS di SD.

BAB II

PEMBAHASAN
3
A. Pengertian Pendekatan Saintifik

Pendekatan adalah konsep dasar yang mewadahi, menginspirasi, menguatkan,


danmelatari pemikiran tentang bagaimana metode pembelajaran diterapkan berdasarkan
teoritertentu. Oleh karena itu banyak pandangan yang menyatakan bahwa
pendekatan samaartinya dengan metode. Pendekatan ilmiah berarti konsep dasar yang
menginspirasi ataumelatarbelakangi perumusan metode mengajar dengan menerapkan
karakteristik yang ilmiah.Pendekatan pembelajaran ilmiah (scientific teaching)
merupakan bagian dari pendekatanpedagogis pada pelaksanaan pembelajaran dalam kelas
yang melandasi penerapan metodeilmiah.

Pengertian penerapan pendekatan ilmiah dalam pembelajaran tidak hanya fokus


padabagaimana mengembangkan kompetensi siswa dalam melakukan observasi atau
eksperimen,namun bagaimana mengembangkan pengetahuan dan keterampilan berpikir
sehingga dapatmendukung aktivitas kreatif dalam berinovasi atau berkarya.

Menurut majalah Forum Kebijakan Ilmiah yang terbit di Amerika pada


tahun 2004sebagaimana dikutip Wikipedia menyatakan bahwa pembelajaran ilmiah
mencakup strategipembelajaran siswa aktif yang mengintegrasikan siswa dalam
proses berpikir danpenggunaan metode yang teruji secara ilmiah sehingga dapat
membedakan kemampuansiswa yang bervariasi. Penerapan metode ilmiah membantu
guru mengindentifikasiperbedaan kemampuan siswa. Pada penerbitan berikutnya
pada tahun 2007 dinyatakanbahwa penerapan pendekatan saintifik dalam
pembelajaran harus memenuhi tiga prinsiputama, yaitu:

1. Belajar siswa aktif, dalam hal ini termasuk inquiry-based learning atau
belajarberbasis penelitian, cooperative learning atau belajar berkelompok,
dan belajarberpusat pada siswa
2. Assessment berarti pengukuran kemajuan belajar siswa yang dibandingkan
dengantargepencapaian tujuan belajar.

4
3. Keberagaman mengandung makna bahwa dalam pendekatan ilmiah

mengembangkan pendekatan keragaman. Pendekatan ini membawa konsekuensi


siswa unik, kelompoksiswa unik, termasuk keunikan dari kompetensi, materi,
instruktur, pendekatan danmetode mengajar, serta konteks.
Metode Ilmiah merupakan teknik merumuskan pertanyaan dan menjawabnya
melaluikegiatan observasi dan melaksanakan percobaan. Dalam penerapan metode ilmiah
terdapataktivitas yang dapat diobservasi seperti mengamati, menanya, mengolah,
menalar,menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta. Pelaksanaan metode ilmiah tersusun
dalam tujuhlangkah berikut:

1. Merumuskan pertanyaan.

2. Merumuskan latar belakang penelitian.

3. Merumuskan hipotesis.

4. Menguji hipotesis melalui percobaan.

5. Menganalisis hasil penelitian dan merumuskan kesimpulan.

6. Jika hipotesis terbukti benar maka dapat dilanjutkan dengan laporan.

7. Jika Hipotesis terbukti tidak benar atau benar sebagian maka lakukan

pengujiankembali.

Penerapan metode ilmiah merupakan proses berpikir logis berdasarkan fakta dan
teori.Pertanyaan muncul dari pengetahuan yang telah dikuasai. Karena itu kemampuan
bertanyamerupakan kemampuan dasar dalam mengembangkan berpikir ilmiah. Informasi baru
digaliuntuk menjawab pertanyaan.Oleh karena itu, penguasaan teori dalam sebagai dasar
untukmenerapkan metode ilmiah. Dengan menguasi teori maka siswa dapat
menyederhanakanpenjelasan tentang suatu gejala, memprediksi, memandu perumusan
kerangka pemikiranuntuk memahami masalah. Bersamaan dengan itu, teori menyediakan

5
konsep yang relevansehingga teori menjadi dasar dan mengarahkan perumusan pertanyaan
penelitian.

B. Kriteria Pendekatan Saintifik (Pendekatan Ilmiah)

Berikut ini tujuh (7) kriteria sebuah pendekatan pembelajaran dapat dikatakan
sebagaipembelajaran scientific, yaitu:

1. Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan
denganlogika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan,
legenda, ataudongeng semata.
2. Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa terbebas
dariprasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang
menyimpangdari alur berpikir logis.
3. Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analistis, dan tepat
dalammengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan
mengaplikasikan materipembelajaran.
4. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik dalam
melihatperbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran.
5. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan,
danmengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam
merespon materipembelajaran.
6. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggung jawabkan.
7. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik
sistempenyajiannya.
Proses pembelajaran yang mengimplementasikan pendekatan scientific akan
menyentuhtiga ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan
(psikomotor).Dengan proses pembelajaran yang demikian maka diharapkan hasil
belajar melahirkanpeserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif

6
melalui penguatan sikap,keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Perhatikan
diagram berikut.

C. Konsep Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran IPS di SD

Pembelajaran saintifik terdiri atas lima langkah, yaitu Observing


(mengamati),Questioning (menanya), Associating (menalar), Experimenting
(mencoba), Networking(membentuk mengkomunikasikan), seperti tampak pada gambar
berikut :

Proses pembelajaran ini dirancang agar siswa dapat mengkonstuk, hukum, dan prinsipmelalui
tahapan-tahapan berikut :

1. Mengamati

Membaca, mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat)


untukmengidentifikasi hal-hal yang ingin diketahui - Mengamati dengan indra
(membaca,mendengar, menyimak, melihat, menonton, dan sebagainya) dengan atau tanpa
alat.

2. Menanya

Mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang tidak dipahami dari apa yang diamatiatau
pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati -Membuat dan
mengajukan pertanyaan, tanya jawab, berdiskusi tentang informasiyang belum
dipahami, informasi tambahan yang ingin diketahui, atau sebagaiklarifikasi.

3. Mencoba/ Mengumpulkan Informasi

Melakukan eksperimen, membaca sumber lain dan buku teks,


mengamatiobjek/kejadian/aktivitas, wawancara dengan narasumber Mengeksplorasi,
mencoba,berdiskusi, mendemonstrasikan, meniru bentuk/gerak, melakukan
eksperimen,membaca sumber lain selain buku teks, mengumpulkan data dari nara sumber
melaluiangket, wawancara, dan memodifikasi/ menambahi/mengembangkan.

4. Menalar
7
Siswa mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil
kegiatanmengumpulkan/eksperimen mau pun hasil dari kegiatan mengamati dan
kegiatanmengumpulkan informasi Mengolah informasi yang sudah
dikumpulkan,menganalisis data dalam bentuk membuat kategori, mengasosiasi
ataumenghubungkan fenomena/informasi yang terkait dalam rangka menemukan suatupola,
dan menyimpulkan.

5. Menyimpulkan

Kegiatan menyimpulkan dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik


merupakankelanjutan dari kegiatan mengolah data atau informasi. Setelah
menemukanketerkaitan antar informasi dan menemukan berbagai pola dari keterkaitan
tersebut,selanjutnya secara bersama-sama dalam satu kesatuan kelompok, atau
secaraindividual membuat kesimpulan.

6. Mengkomunikasikan

Siswa menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis


secaralisan, tertulis, atau media lainnya - menyajikan laporan dalam bentuk bagan, diagram,
atau grafik; menyusun laporan tertulis; dan menyajikan laporan meliputi proses, hasil,dan
kesimpulan secara lisan.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua jenjang dilaksanakan dengan
menggunakan pendekatan saintifik. Proses pembelajaran harus menyentuh tiga ranah, yaitu
sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dalam proses pembelajaran berbasis
pendekatanilmiah, ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta
didik tahutentang ‘mengapa’.

8
Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta
didiktahu tentang ‘bagaimana’. Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau
materiajar agar peserta didik tahu tentang ‘apa’. Hasil akhirnya adalah
peningkatan dankeseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft
skills) dan manusiayang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard
skills) dari pesertadidik yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan
pengetahuan.

Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam


pembelajaran,yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah (saintifik
aproach) dalampembelajaran semua mata pelajaran meliputi menggali informasi
melaui pengamatan,bertanya, percobaan, kemudian mengolah data atau informasi,
menyajikan data atauinformasi, dilanjutkan dengan menganalisis, menalar, kemudian
menyimpulkan, danmencipta. Untuk mata pelajaran, materi, atau situasi tertentu, sangat
mungkin pendekatanilmiah ini tidak selalu tepat diaplikasikan secara prosedural. Pada kondisi
seperti ini, tentusaja proses pembelajaran harus tetap menerapkan nilainilai atau
sifat-sifat ilmiah danmenghindari nilai-nilai atau sifat-sifat nonilmiah.

B. Saran

Harapannya kedepan agar proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk


semuajenjang dapat dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan saintifik. Karena
dapatmembantu peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia
yangbaik (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup
secara layak (hard skills) dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap,
pengetahuan, danketerampilan. Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik
modern dalampembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah.Pendekatan ilmiah
(scientific appoach)dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati,
menanya, menalar,mencoba, membentuk jejaring untuk semua mata pelajaran.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://www.studocu.com/id/document/universitas-tanjungpura/dasar-elektronika/makalah-
pendekatan-saintifik-pembelajaran-ips-sd/45257514

10

Anda mungkin juga menyukai