Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PEMIKIRAN GAGNE, PEMIKIRAN GESTALT, PEMIKIRAN


PAVLOV DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
“Psikologi Pembelajaran Matematika”
Dosen Pengampu: Dian Devita Yohanie, M.Pd

DISUSUN OLEH :

1. Ovilia Nur Wida (2215010002)


2. Khusnul Arifah (2215010018)
3. Siti Retnosari (2215010022)
4. Robinson Routa Bobu (2215010028)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS ILMU KESEHATAN DAN SAINS

UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI

TAHUN AKADEMIK 2023/2024


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan rahmat dan karunianya sehingga kami dapat menyusun makalah
ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami akan
membahas mengenai tendensi penyimpangan data tunggal sebagai penunjang
mata kuliah Psikologi Pembelajaran Matematika.

Makalah ini sudah kami susun secara maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang sudah
berkontribusi didalam pembuatan makalah ini.

Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah wawasan


pengetahuan bagi mahasiswa terutama Program Study Pendidikan Matematika.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi perbaikan
makalah kami kedepannya.

Kediri, 18 September 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................1
1.3 Tujuan.............................................................................................................1
BAB II.....................................................................................................................2
2.1 Psikologi Pembelajaran Matematika Menurut Gagne....................................2
2.2 Psikologi Pembelajaran Matematika Menurut Gestalt...................................4
2.2.1 Prinsip – Prinsip Teori Gestalt.................................................................4
2.2.2 Kekuatan dan Kekurangan Teori Gestalt.................................................4
2.2.3 Penerapan Teori Gestalt Dalam Pembelajaran........................................5
2.3 Psikologi Pembelajaran Matematika Menurut Povlov...................................6
2.3.1 Keuntungan dan Kelemahan Teori Pavlov..............................................7
2.3.2 Penerapan Teori Pavlov Dalam Pembelajaran........................................8
2.4 Perbedaan Antara Pemikran Gagne,Pemikiran Gestalt Dan Pemikiran
Pavlov...................................................................................................................9
BAB III..................................................................................................................10
3.1 Kesimpulan...................................................................................................10
3.2 Saran.............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Psikologi terbentuk dari kata “psyche” yang berarti jiwa dan “logos”
berarti ilmu. Dari bentukan kata tersebut dapatlah diartikan bahwa psikologi
adalah ilmu yang mempelajari jiwa sebenarnya kurang tepat. Kenyataannya
psikolgi tidak mengkaji jiwa sebagai objeknya, karena jiwa merupakan sesuatu
yang tidak dapat diamati secara konkrit, dan jiwa merupakan salah satu aspek saja
dalam kehidupan individu secara keseluruhan. Jadi, psikologi lebih tepat diartikan
sebagai ilmu pengetahuan yang mengkaji perilaku individu (khususnya manusia)
dalam interaksinya dengan lingkungan.

Secara umum psikologi adalah ilmu yang mempelajari gejala kejiwaan


seseorang yang sangat penting adanya dalam proses pendidikan. Psikologi
pendidikan merupakan alat dalam mencapai tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan, karena prinsip yang terkandung dalam psikologi pendidikan dapat
dijadikan landasan berfikir dan bertindak dalam mengelola proses belajar-
mengajar, yang merupakan unsur utama dalam pelaksanaan setiap sistem
pendidikan.

I.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana psikologi pembelajaran matematika menurut pemikiran gagne?
2. Bagaimana psikologi pembelajaran matematika menurut pemikiran
gestalt?
3. Bagaimana psikologi pembelajaran matematika menurut pemikiran
pavlov?
4. Apa perbedaan antara pemikran gagne,pemikiran gestalt dan pemikiran
Pavlov?

I.3 Tujuan
1. Mengetahui psikologi pembelajaran matematika menurut pemikiran
gagne.
2. Mengetahui psikologi pembelajaran matematika menurut pemikiran
gestalt.
3. Mengetahui psikologi pembelajaran matematika menurut pemikiran
pavlov.
4. Mengetaui perbedaan antara pemikran gagne,pemikiran gestalt dan
pemikiran pavlov.

1
BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Psikologi Pembelajaran Matematika Menurut Gagne


Pemikiran Gagne dalam pembelajaran matematika memiliki pengaruh pada
pendidikan. Robert Mills Gagne ahli psikologi tentang fase belajar. Gagne
mengemukakan suatu klasifikasi dari objek-objek yang dipelajari di dalam
matematika. Teori Gagne tergolong ke dalam psikologi tingkah laku yaitu stimulus
respon. Dimana teori tentang perubahan tingkah laku sebagai pengalaman pertama.
Gagne menyatakan bahwa belajar merupakan proses yang memungkinkan
perobahan tingkah laku dari pengalaman.
Menurut Gagne tingkah laku manusia sangat bervariasi yang dihasilkan
dari belajar. Gagne mengemukakan bahwa ketrampilan-ketrampilan yang dapat
diamati sebagai hasil belajar disebut kemampuan-kemampuan atau disebut juga
kapabilitas.:
1. Kondisi Internal
Kondisi Internal merupakan kondisi yang ada di dalam diri individu uyang
dibutuhkan untuk mencapai hasil belajar dan juga proses kognitif yang terjadi di
dalam diri seseorang
2. Kondisi eksternal
Kondisi Eksternal merupakan rangsangan yang berasal dari luar lingkungan
yang memengaruhi seseorang dalam proses pembelajaran yang meliputi
berbagai hal seperti motivasi, perhatian dan lain sebagainya.
3. Hasil belajar
Hasil belajar merupakan suatu kemampuan internal yang sudah menjadi
milik pribadi seseorang dan dicerminkan dalam wujud perbuatan tertentu untuk
setiap jenis belajar.
Gagne mengemukakan 5 macam hasil belajar sebagai berikut:
1. Informasi verbal.

2
Kemampuan mengkomunikasikan secara lisan pengetahuan tentang
fakta-fakta. Informasi yang didapatkan dari fakta, prinsip atau generalisasi.
Sebagai contoh: siswa dapat menyebutkan “Besar jumlah sudut-sudut
segitiga adalah 180 ° . Besar sudut pusat lingkaran dua kali besar sudut
keliling.”
2. Ketrampilan Intelektual
Kemampuan untuk membedakan ketrampilan intelektual.
Menguasai konsep, aturan dan pemecahan masalah.
3. Strategi Kognitif
Kemampuan strategi kognitif merupakan kemampuan
mengkoordinasikan serta mengembangkan proses berpikir, dengan cara
merekam, membuat analis dan sintesis. Kemmampuan untuk mengarahkan
anak dalam berpikir, mengingat dalam menyelesaikan masalah matematika.
Menyelesaikan masalah matematika dengan langkah-langkah
penyelesaiannya. Menuliskan yang diketahui dan yang ditanya. Selanjutnya
membuat model matematikanya.
4. Sikap
Kecendrungan merespon secara tepat stimulus atas dasar penilaian
berdasarkan stimulus. Respon terhadap suatu objek yang ada. Bisa respon
positif atau respon negatif.
5. Ketrampilan motorik
Kemampuan dalam menggunakan alat atau mendemonstrasikan alat
peraga matematika.
Contoh: Melukis bangun ruang sisi datar dan bangun ruang sisi lengkung
dengan menggunakan mistar, busur dan jangka.

Aplikasi pemikiran Gagne dengan pembelajaran matematika merupakan


kegiatan peserta didik dalam menunjukkan kemampuan berpikir, menunjukkan
tingkah laku peserta didik. Bagaimana seorang guru mengarahkan peserta didik

3
untuk belajar, untuk terlibat langsung terhadap proses pembelajaran. Peserta didik
dapat mengunjukkan kemampuannya menjelaskan bangun-bangun ruang sisi datar.
Peran guru menurut Gagne hendaklah lebih banyak membimbing peserta didik.
Guru membimbing peserta didik dengan hati-hati dan dapat mengarahkan peserta
didik dengan terprogram. Pembelajaran yang terstruktur dan terarah menuju
pembelajaran yang aktif dan kreatif.

II.2 Psikologi Pembelajaran Matematika Menurut Gestalt


Teori Gestalt adalah pandangan bahwa pembelajaran tidak hanya tentang
rangsangan dan respon, namun juga pemahaman tentang suatu masalah yang
dapat menarik suatu kesimpulan baru yang lebih berwawasan. Para ahli yang
mencetuskan teori ini antara lain, Max Wertheimer, Wolfgang Kohler and Kurt
Koffka. Dalam teori ini juga memiliki hukum- hukum yang berlaku di dalamnya,
yakni hukum ketertutupan, dan hukum kesamaan. Secara umum, prinsip teori
pembelajaran ini adalah pembelajaran yang melalui wawan atau pemahaman,
reorganisasi dan pengalaman, dan keberhasilan pembelajaran berdasarkan minat
peserta didik.

II.2.1 Prinsip – Prinsip Teori Gestalt


Berikut ini rincian dari prinsip utama teori Gestalt yang perlu diketahui
dalam penerapan metode pembelajaran bagi peserta didik:
 Belajar secara menyeluruh dengan mengkorelasikan antara pelajaran yang
satu dengan pelajaran lainnya.
 Pembelajaran adalah bentuk kelanjutan dari materi- materi yang
disampaikan sebelumnya.
 Peserta didik sebagai organisme yang utuh
 Mengalihkan aktivitas
 Kesuksesan dalam pembelajaran dipengaruhi oleh kemauan, harapan, dan
keinginan peserta didik
 Prinsip persepsi yang menunjukan kontinuitas dan hubungan figure-ground.

4
II.2.2 Kekuatan dan Kekurangan Teori Gestalt
Dalam praktiknya teori Gestalt memiliki kelebihan dan kekurangan dalam
penerapannya di dalam pembelajaran. Pembelajaran bergantung pada
beberapa faktor kondisi. Hal tersebutlah yang membuat teori-teori
pembelajaran memiliki kesesuaian pada kondisi tertentu. Jadi selalu lebih
tepat, namun ada pula kekurangan yang bisa saja ada dalam teori
pembelajaran tersebut. Berikut ini kekuatan dan kekurangan teori gestalt
menurut para ahli:
 Kekuatannya adalah mampu membuat peserta didik menyelesaikan
masalah yang ada dengan belajar lebih bermakna karena mereka
menemukan pemahamannya sendiri terhadap materi tertentu, sehingga
menjadi lebih efektif bagi peserta didik.
 Kelemahannya adalah proses pembelajaran dalam suatu pemahaman
tertentu tidak dapat dijadikan sebagai dasar untuk semua materi
pembelajaran. Hal ini karena beberapa fakta atau prinsip teori ini bisa
saja tidak tepat pada materi tertentu tersebut. Namun pada dasarnya
pemahaman pada setiap materi dalam pembelajaran adalah hal penting
agar peserta didik dapat memperoleh pemaknaan dan menemukan
penyelesaian atas masalah yang mereka temukan dalam materi
pelajaran.
II.2.3 Penerapan Teori Gestalt Dalam Pembelajaran
Pembelajaran berdasarkan teori Gestalt adalah perkembangan kognitif
seseorang yang bisa menemukan solusi ketika memecahkan suatu masalah.
Seseorang akan cenderung memikirkan semua aspek yang sekiranya
diperlukan untuk memecahkan masalah dan menyelesaikannya secara
kognitif agar masalah tersebut terselesaikan. Bahkan menilik metode- metode
lain demi menemukan jawaban atau solusi terbaik. Setelah menemukannya
maka seseorang akan menarik pemahamannya menuju satu kesimpulan.
Karakter Gestalt ini mempercayai bahwa solusi itu bisa ditemukan dan tidak
bisa diperoleh secara Cuma-Cuma.

5
Contohnya pada penerapan pembelajar, jika kita akan mengajarkan konsep
fungsi kuadrat akan lebih bermakna jika konsep tersebut dikemas dalam
bentuk masalah- masalah sehari-hari yang cukup sederhana seperti :
sekeliling kebun yang berbentuk persegi panjang dengan panjang 18 m dan
lebar 12 m, akan dibuat parit pembuangan air. Jika si pemilik kebun hanya
mampu membuat parit seluas 99 m2, berapa lebar parit yang direncanakan?.

II.3 Psikologi Pembelajaran Matematika Menurut Povlov


Teori pavlov adalah pengondisian klasis yang menggambarkan proses
pembelajaran melalui asosiatif stimulus dari lingkungan dan bersifat alamiah.
Untuk menyusun teori ini, Ivan Pavlov menggunakan anjing sebagai bahan
eksperimen. Kemungkinan besar, Pavlov memilih anjing sebagai objek
eksperimennya karena anjing memiliki emosi yang sama dengan manusia. Anjing
mengerti apa itu penghargaan, pujian, rasa iri, dan lain-lain. Dalam
eksperimennya, Pavlov menempatkan sinyal netral untuk mendapatkan reflex
secara alami. Sinyal netral yang dimunculkan berupa suara nada tertentu. Adapun
ferleksi almiah yang muncul merupakan mengeluarkan air liur sebagai respon
terhadap makanan.
Kesimpulan yang didapat dari percobaan ini adalah bahwa tingkah laku
sebenarnya tidak lain daripada rangkaian refleks berkondisi, yaitu refleks-refleks
yang terjadi setelah adanya proses kondisioning (conditioning process) di mana
refleks-refleks yang tadinya dihubungkan dengan rangsang-rangsang tak
berkondisi lama- kelamaan dihubungkan dengan rangsang berkondisi. Dengan
kata lain, gerakan-gerakan refleks itu dapat dipelajari, dapat berubah karena
mendapat latihan. Sehingga dengan demikian dapat dibedakan dua macam refleks,
yaitu refleks wajar (unconditioned refleks)-keluar air liur ketika melihat makanan
yang lezat dan refleks bersyarat atau refleks yang dipelajari (conditioned refleks)-
keluar air liur karena menerima atau bereaksi terhadap suara bunyi tertentu.Dari
eksperimen yang dilakukan Pavlov terhadap seekor anjing menghasilkan hukum-
hukum belajar, diantaranya:

6
1. Law of Respondent Conditioning yakni hukum pembiasaan yang dituntut.
Jika dua macam stimulus dihadirkan secara simultan (yang salah satunya
berfungsi sebagai reinforcer), maka refleks dan stimulus lainnya akan meningkat.

2. Law of Respondent Extinction yakni hukum pemusnahan yang dituntut.


Jika refleks yang sudah diperkuat melalui Respondent conditioning itu
didatangkan kembali tanpa menghadirkan rein- forcer maka kekuatannya akan
menurun.
Demikianlah maka menurut teori conditioning belajar itu adalah suatu
proses perubahan yang terjadi karena adanya syarat-syarat (conditions) yang
kemudian menimbulkan reaksi (response). Untuk menjadikan seseorang itu
belajar haruslah kita memberikan syarat- syarat tertentu. Yang terpenting dalam
belajar menurut teori condi- tioning ialah adanya latihan-latihan yang continue
(terus-menerus). Yang diutamakan dalm teori ini adalah hal belajar yeng terjadi
secara otomatis.

II.3.1 Keuntungan dan Kelemahan Teori Pavlov


a. Kelebihan Teori Pavlov
Cocok untuk pemerolehan kemampuan yang membutuhkan
praktek dan pembiasaan yang mengandung unsur-unsur seperti :
kecepatan, spontanitas, kelenturan, refleks, daya tahan dan sebagainya.
Teori ini juga cocok diterapkan untuk melatih anak-anak ( TK,SD & SMP)
yang masih membutuhkan dominasi peran orang dewasa, suka mengulangi
dan harus dibiasakan, suka meniru dan senang dengan bentuk- bentuk
penghargaan langsung seperti diberi permen atau pujian

b. Kekurangan Teori Pavlov


Proses pembelajaran sangat tidak menyenangkan bagi siswa karena
guru sebagai sentral, bersikap otoriter, komunikasi berlangsung satu arah,
guru melatih dan menentukan apa yang harus dipelajari murid. Murid

7
dipandang pasif, Perlu motivasi dari luar, dan sangat dipengaruhi oleh
penguatan yang diberikan guru. Murid hanya mendengarkan dengan tertib
penjelasan guru dan menghafalkan apa yang didengar dan dipandang
sebagai belajar yang efektif. Guru tidak memperhatikan individual.

II.3.2 Penerapan Teori Pavlov Dalam Pembelajaran


Pada penerapan teori pavlov terhadap pembelajaran siswa yaitu:
a. Mementingkan pengaruh lingkungan
b. Mementingkan bagian-bagian
c. Mementingkan peranan reaksi
d. Mengutamakan mekanisme terbentuknya hasil belajar melalui prosedur
stimulus respon.
e. Mementingkan peranan kemampuan yang sudah terbentuk sebelumnya
f. Mementingkan pembentukan kebiasaan melalui latihan dan pengulangan
g. Hasil belajar yang dicapai adalah munculnya perilaku yang diinginkan.

Adapun Contoh penggunaan pemikiran Pavlov dalam pembelajaran


Matematika yaitu:
1. Guru memberikan soal latihan matematika kepada muridnya, dan guru
harus memberikan imbalan atas kerja keras anak, misalnya memeriksa hasil
laihitan yang dikerjanya mereka dan memberikan nilai, perlakuan seperti itu
akan menjadi perangsang agar murid bersemangat mengerjakan soal-soal
latihan matematika berikutnya.
2. sikap ramah seorang guru memiliki kecendrungan menimbulkan respons
positif pada subjek didik, meskipun ada kemungkinan timbulnya respons
negatif pada subjek didik manja. Pada awal pelajaran, konsep-konsep yang
sulit dapat menimbulkan shock symbol pada sebagian subjek didik, tetapi
justru dapat pula merangsang subjek didik belajar gigih agar memahaminya.
Demikian pula, latar belakang ekonomi rendah dapat menimbulkan respons
berupa semangat belajar tinggi dan sebaliknya.

8
3. Memberikan suasana yang menyenangkan ketika memberikan tugas-tugas
matematika, misalnya menekankan pada kerjasama dan kompetisi
antarkelompok daripada individu, banyak siswa yang akan memiliki respons
emosional secara negatif terhadap kompetisi secara individual, yang mungkin
akan digeneraalissikan dengan pelajaran-pelajaran yang lain.

II.4 Perbedaan Antara Pemikran Gagne,Pemikiran Gestalt Dan Pemikiran


Pavlov
Menurut Gagne tingkah laku manusia sangat bervariasi yang dihasilkan
dari belajar. Kemudian, Teori Gestalt adalah pandangan bahwa pembelajaran
tidak hanya tentang rangsangan dan respon, namun juga pemahaman tentang
suatu masalah yang dapat menarik suatu kesimpulan baru yang lebih
berwawasan. Sedangkan, teori pavlov merupakan salah satu metode untuk
mempelajari perilaku seseorang yang menggambarkan proses pembelajaran
melalui asosiatif stimulus dari lingkungan dan bersifat alamiah.

9
BAB III
PENUTUP

III.1 Kesimpulan
Dalam setiap proses pembelajaran pasti memerlukan teori belajar untuk
mencapai keberhasilan pembelajaran. Teori – teori belajar tersebut menjelaskan
apa itu belajar dan bagaimana mana belajar itu terjadi. Menurut Gagne tingkah
laku manusia sangat bervariasi yang dihasilkan dari belajar. Kemudian, Teori
Gestalt adalah pandangan bahwa pembelajaran tidak hanya tentang rangsangan
dan respon, namun juga pemahaman tentang suatu masalah yang dapat menarik
suatu kesimpulan baru yang lebih berwawasan. Sedangkan, teori pavlov
merupakan salah satu metode untuk mempelajari perilaku seseorang yang
menggambarkan proses pembelajaran melalui asosiatif stimulus dari lingkungan
dan bersifat alamiah.

III.2 Saran
Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi semua kalangan khususnya guru
dan calon guru.Untuk memperbaiki kualitas pembelajaran dengan memperhatikan
setiap teori belajar khususnya pemikiran gagne , pemikiran gestalt dan pemikiran
pavlov yang diterapkan dalam proses pembelajaran sehingga mutu dan kualitas
pembelajaran menjadi lebih baik.

10
DAFTAR PUSTAKA

Amir, Zubaidah dan Risnawati. Psikologi Pembelajaran Matematika. Jl.


Plosokuning V No. 73 Minomartani, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta:
Aswaja Pressindo, 2015.

Fiska. 2021. Teori Gagne: Fase-fase Belajar, Tipe-tipe Kegiatan Belajar, dan
Hirarki Belajar diakses pada 28 juni 2023 dari
https://www.gramedia.com/literasi/teori-gagne/

Nouval, Sevilla. 2021. Teori Gestalt, Ini Penjelasan Lengkapnya. Di akses pada
23 Agustus 2023 dari https://www.gramedia.com/literasi/teori-gestalt/

Fkip.unpatti. 2022. Teori Belajar Pavlov, Baruda, Dan Koneksionisme.


https://s2pnd-matematika.fkip.unpatti.ac.id/wp-content/uploads/2022/11/3.
-Teori-Belajar-Pavlov-dll.pdf

11

Anda mungkin juga menyukai