Di susun oleh:
Thessa Lamora Onica Situmorang 19150094
Dicky Herbert Ambarita 19150101
Santa Miralda Lumban Tobing 19150104
Franjimson Naiborhu 19150118
Elva Rodearna Sidabutar 19150121
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan kita Yesus Kristus karena berkat dan
kasih-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah Teori Piaget, Bruner dan Dewey. Makalah
ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Strategi Pembelajaran Matematika.
Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Yanty Maria Marbun, M.Pd.
selaku dosen mata kuliah Strategi Pembelajaran Matematika, dan pihak-pihak yang telah
membantu penulis dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu,
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, penulis sampaikan terimakasih banyak kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam proses penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua yang membacanya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3
3.1 Kesimpulan................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya. Definisi lainnya yaitu, belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Dari pengertian
tersebut diketahui bahwa belajar memang selalu berkaitan dengan perubahan, baik yang
meliputi keseluruhan tingkah laku maupun yang hanya terjadi pada beberapa aspek dari
kepribadian individu.
Di dunia pendidikan guru memiliki peran penting dalam pencapaian tujuan pembelajaran.
Guru memberikan pelayanan agar peserta didik belajar. Proses belajar mengajar yang
dilaksanakan harus menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan menjadikan siswa
lebih aktif dibandingkan guru (student dominated class). Akan tetapi, pada umumnya
mayoritas guru masih menggunakan pembelajaran yang bersifat konvensional. Guru lebih
berperan aktif dibandingkan dengan peserta didik (teacher dominated class). Hal ini dapat
menghambat perkembangan kognitif, afektif, dan psikomotorik peserta didik.Peserta didik
tidak dibiasakan berpikir kritis, dan kreatif. Hal ini juga dapat dipandang bahwa belajar hanya
merupakan proses transfer pengetahuan yang dimiliki guru ke peserta didik, bukan membantu
untuk mengembangkan penalaran berpikir dan pemahaman konsep peserta didik.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Piaget ada empat tahap
perkembangan kognitif dari setiap individu yang berkembang secara kronologis :
Tahap kedua perkembangan kognitif diidentifikasi oleh Jean Piaget adalah tahap
pra operasional, selama 2-7 tahun. Selama periode ini,anak-anak dapat melakukan
satu langkah mengenai masalah logika, mengembangkan bahasa, operasi egosentris
dan terbatas pada logika. Pengembangan anak-anak terus berlanjut, dan tahap ini
menandai awal memecahkan masalah yang lebih matematis berdasarkan seperti
penambahan dan pengurangan.
Persepsi anak dalam tahap pengembangan umumnya terbatas pada satu aspek atau
dimensi objek dengan mengorbankan aspek lain. Mengajar siswa dalam tahap
pengembangan ini harus menggunakan kuisioner yang efektif tentang karakteristik
objek. Misalnya, ketika siswa menyelidiki bentuk-bentuk geometris, guru bisa
meminta siswa untuk berkelompok sesuai dengan bentuk dengan karakteristik yang
sama. Terlibat dalam diskusi atau interaksi dengan anak-anak dapat menimbulkan
penemuan anak-anak dari berbagai cara untuk kelompok suatu objek, sehingga
membantu anak- anak berpikir tentang kuantitas dalam cara baru.
Tahap ketiga adalah ditandai dengan pengembangan kognitif yang luar biasa,
yaitu ketika pengembangan dan penguasaan keterampilan dasar anak-anak mengenai
bahasa mempercepat secara signifikan. Pengalaman dan berbagai cara dari solusi
matematika dapat cara membina pengembangan tahap kognitif. Pentingnya kegiatan
ini memberikan siswa jalan untuk membuat gagasan abstrak, yang memungkinkan
mereka untuk memperoleh ide-ide matematika dan konsep sebagai alat yang berguna
untuk memecahkan masalah.
Keterampilan penalaran dalam tahap ini mengacu pada proses mental yang
terlibat dalam generalisasi dan evaluasi argumen yang meliputi klarifikasi, inferensi,
evaluasi, dan aplikasi. Klarifikasi mengharuskan siswa untuk mengidentifikasi dan
menganalisis unsur-unsur masalah, yang memungkinkan mereka untuk menguraikan
informasi yang dibutuhkan dalam memecahkan suatu masalah.Inferensia
mengharuskan untuk membuat kesimpulan induktif dan deduktif dalam matematika.
Evaluasi mengharuskan kriteria menilai kecukupan solusi masalah. Aplikasi
melibatkan siswa menghubungkan konsep- konsep matematika kekehidupan nyata.
a) Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu guru
mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir anak.
b) Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik.
Guru harus membantu anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan sebaik-
baiknya.
c) Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing.
d) Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya.
e) Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan
diskusi dengan teman-temanya.
Pada tahun 1945, Bruner kembali ke Harvard sebagai profesor psikologi yang terlibat
dalam penelitian mengenai psikologi kognitif dan psikologi pendidikan. Pada tahun 1972,
ia meninggalkan Harvard untuk mengajar di Universitas Oxford di Inggris. Pada tahun
1980, ia kembali ke Amerika Serikat untuk melanjutkan penelitian di bidang psikologi
perkembangan. Pada tahun 1991, Bruner bergabung dengan salah satu fakultas di New
York dan mengajar mahasiswa sampai hari ini. Bruner adalah salah satu pencetus utama
psikologi kognitif dan konstruktivisme, serta juga berpengaruh pada teori pendidikan dan
praktek. Bruner mengakui bahwa filosofi Bruner tentang psikologi telah dipengaruhi oleh
Jean Piaget, Vygotsky LS, dan Benjamin Bloom.
3.1 Kesimpulan
Pada pembahasan dapat di simpulkan bahwa teori belajar adalah suatu teori yang di dalam
nya terdapat tata cara pengaplikasikan kegiatan belajar mengajar antara guru dan
siswa,perancangan metode pembelajaran yang akan dilaksanakan di kelas maupun di luar
kelas,namun teori belajar ini tidaklah semudah yang di kira,dalam prosesnya teori
membutuhkan berbagai sumber sarana yang yang dapat menunjang seperti:lingkungan
siswa,kondisi psikologis siswa,perbedaan tingkat kecerdasan siswa. Semua unsur ini dapat
dijadikan bahan acuan untuk menciptakan suatu model teori belajaryang di anggap
cocok,tifak perlu terpaku dengan kurikulum yang ada asalkan tujuan dari teori belajar ini
sama dengan tujuan pendidikan.
Teori-teori tersebut menjelaskan apa itu belajar dan bagaimana belajar itu terjadi.
Pembelajaran konstruktivisme adalah salah satu pandangan tentang proses pembelajaran yang
menyatakan bahwa dalam proses belajaran yang menyatakan bahwa dalam proses belajar
(perolehan pengetahuan) di awali dengan terjadinya konflik kognitif. konflik kognitif ini
hanya dapat di atasi melalui pengetahuan akan dibangun sendiri oleh anak melalui
pengalamannya dari hasil interksi dengan lingkungannya.menurut teori humanistik belajar
dianggap berhasil jika sipelajar memahami lingkungannya dan dirinya sendiri.peserta didik
dalam proses belajarnya harus agar lambat laung ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan
sebaik-baiknya.teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang
pelakunya,bukan dari sudut pandang pengamatnya.
DAFTAR PUSTAKA
https://tahjud69.blogspot.com/2016/10/teori-belajar-john-dewey.html?m=1
https://ninamath.wordpress.com/2017/01/12/teori-belajar-bruner-kelebihan-dan-
kekurangannya/
https://www.scribd.com/presentation/62718855/John-Dewey#:~:text=Kelebihan%20dan
%20kekurangan%20dalam%20pandangan,adalah%20menyamaratakan%20kemampuan
%20setiap%20siswa.
https://www.materikonseling.com/2021/08/kelebihan-dan-kelemahan-teori.html