Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

Penerapan Teori Belajar Dienes Pada Sekolah Dasar


Tugas ini dibuat untuk memenuhi mata kuliah :Pembelajaran Matematika SD 1

KELOMPOK 3
Disusun Oleh:
Nama : SAODA
NPM : 181434073
Nama : WIWIK WIDIYA
NPM : 181434096
Nama : RATNA DIAH AYU KUSUMA
Nama : DINA ANTIKA

Dosen Pengampu:
Ahmad Landong, S.Pd, M.Pd.

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS MUSLIM NUSANTARA AL-WASHLIYAH
TA.2020
KATA PENGANTAR

Pertama tama penulis mengucapkan puji syukur kehadirat Allah swt., atas hidayah
berkah, rahmat dan karunianya akhirnya penyusun makalah ini dapat diselesaikan, kemudian
sholawat teriring salam kita kirimkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW
yang telah memberikan suri tauladan dalam segala aspek kehidupan manusia sehingga
menginspirasi bagi setiap langka kebenaran ummatnya untuk mendapatkan syafa’atnya
diakhir kelak.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Matematika yang membahas
tentang Teori Belajar Dienes. Penulis sepenuhnya sangat menyadari bahwa makalah ini jauh
dari kata kesempurnaan seperti yang diharapkan, maka dari itu sangat diharapkan kritik dan
saran dari teman-teman seperjuangan terutama dari dosen pengampu. Akhirnya kepada Allah
swt., kita memohon doa dan berserah diri atas segala kekurangan, semoga makalah ini
berguna dan memberika manfaat bagi kita semua.

Perbaungan, Maret 2020

Pemakalah
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...........................................................................................i
Daftar Isi.....................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN .........................................................................1
1. Latar belakang..............................................................................1
2. Rumusan Masalah........................................................................1
3. Tujuan...........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................2

1. Defenisi Teori Dienes.....................................................................2


2. Teori Perkembangan Intelektual..................................................2
3. Konsep Pakem................................................................................3
4. Penerapan Teori Belajar Dienes...................................................4

Penutup
A. Kesimpulan .......................................................................................5
B. Saran..................................................................................................5
Daftar Pustata............................................................................................6
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Seorang anak dapat mengembangkan rasa percaya diri melalui bermain, karena
dengan bermain dia memperoleh kemampuan untuk menguasai tubuhnya, benda-benda,
dan keterampilan sosial. Anak-anak bermain dengan cara berinteraksi dan belajar
mengkreasikan pengetahuan. Bermain juga merupakan cara anak berpikir dan
menyelesaikan masalah, mereka membutuhkan pengalaman langsung dalam interaksi
sosial. Anak-anak lebih manyukai bermain karena kegiatan bermain mengandung unsur,
menyenangkan dan menggembirakan, memunculkan motivasi dalam diri anak, anak-anak
tertelibat bersama-sama.
Belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara. Seperti yang kita ketahui ada beberapa
macam gaya belajar, yaitu Auditori (mendengar), Visual (melihat), dan Kinestetik
(bergerak). Belajar dapat dilakukan melalui melihat, mendengarkan, membaca,
menyentuh, bergerak, berbicara, bertindak, berinteraksi. Merefelksi dan bahkan bermain.

2. Rumusan Masalah
1. Apakah Defenisi Teori Dienes?
2. Apakah Teori Perkembangan Intelektual?
3. Apakah Konsep Pakem?
4. Apakah Penerapan Teori Belajar Dienes?

3. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Defenisi Teori Dienes.
2. Menjelaskan Teori Perkembangan Intelektual.
3. Mengetahui Apakakah Konsep Pakem.
4. Menjelaskan Penerapan Teori Belajar Dienes.
BAB II
PEMBAHASAN

1. DEFENISI TEORI BELAJAR DIENES


Teori belajar dienes pada prinsipnya sangat relevan dengan teori perkembangan
intelektual piaget dan konsep pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan
(Pakem). Teori dienes memusatkan perhatiannya pada cara-cara pengajaran
matematika terhadap anak-anak sehinggga sistem yang dikembangkan nya itu menarik
bagi anak yang mempelajari matematika.
2. TEORI PERKEMBANGAN INTELEKTUAL PIAGET
Piaget adalah orang pertama yang menggunakan filsafat konstruktivis dalam proses
belajar mengajar. Piaget berpendapat bahwa proses berpikir manusia merupakan suatu
perkembangan yang bertahap dari berpikir intelektual konkret ke abstrak berurutan
melalui 4 tahap perkembangan sebagai berikut:
1. Periode Sensori Motor (0-2) tahun.
Karakteristik periode ini merupakan gerakan-gerakan sebagai akibat reaksi
langsung dari rangsangan. Rangsangan itu timbul karena anak melihat dan meraba
objek.
2. Periode Praoperasional (2-7) tahun
pada periode ini anak didalam berpikirnya tidak didasarka keputusan yang logis
melainkan di dasarkan kepada keputusan yang dapat dilihat seketika. Periode ini
sering disebut juga periode pemberian simbol, misalnya suatu benda diberi nama.
3. Periode Operasi Konkret (7-12) tahun
Periode ini disebut operasi konkret sebab berpikir logic nya didasarkan atas
manipulasi fisik dari objek-objek. Operasi konkret hanyalah menunjukkan
kenyataan adanya hubungan dengan pengalaman empiric-kongkret yang lampau
dan masih mendapatkan kesulitan dalam mengambil kesimpulan yang logis dari
pengalaman-pengalam yang khusus.
4. Periode Operasi Formal ( > 12) tahun
Periode ini merupakan tahap terkhir dari ke empat periode perkembangan
intelektual. Periode operasi formal ini disebut juga periode operasi hipotetik-
deduktif yang merupakan tahap tertinggi dari perkembangan intelektual.
3. KONSEP PAKEM
Teori dienes ini sangat terkait dengan konsep pembelajaran dengan pendekatan
PAKEM (pembelajaran aktif, kreatif, efekif dan menyenangkan. Menurut Siswono,
Pakem bertujuan untuk menciptakan suatu lingkungan belajar yang lebih melengkapi
peserta didik dengan keterampilan-keterampilan, pengetahuan dan sikap bagi
kehidupan kelak. Aktif diartikan peserta didik mampu berinteraksi untuk menunjang
pembelajaran. Kreatif diartikan guru memberikan variasi dalam kegiatan belajar
mengajar dan membuat alat bantu mengajar. Efektif diartikan sebagai ketercapaian
suatu tujuan (kompetensi) merupakan pijakan utama suatu rancangan pembelajaran.
Menyenangkan diartikan sebagai suasana belajar mengajar yang “hidup”, semarak,
terkondisi untuk terus berlanjut, ekspresif dan mendorong pemusatan perhatian peserta
didik terhadap belajar.
Dalam pelaksanaan Pakem perlu diperhatikan beberapa hal, yaitu:
1. Memahami sifat anak
2. Mengenal peserta didik secara individual (perseorangan)
3. Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar.
4. Mengembangkan kemanpuan berpikir kritis, kreatif, kemanpuan memecahkan
masalah.
5. Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik.
6. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar.
7. Memberikan umpan balik yang bertanggung jawab untuk meningkatkan kegiatan
belajar mengajar.
8. Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental.
4. PENERAPAN TEORI BELAJAR DIENES
Belajar matematika akan efektif jika dilakukan dalam suasana yang menyenangkan.
Agar dapat memenuhi kebutuhan untuk dapat belajar matematika dalam suasana yang
menyenangkan, maka guru harus mengupayakan adanya situasi dan kondisi yang
menyenangkan guru haru memahami tentang perkembangan peserta didik dalam
belajar matematika. Dalam menerapkan tahap-tahap belajar dari konsep Dienes untuk
merancang pembelajaran matematikamungkin bisa menggunakan tahap (tahap bermain
bebas) tidak cocok bagi para siswa atau kegiatan-kegiatan untuk dua atau tiga
tahapdapat digabungkan menjadi satu kegiatan.
Model mengajar matematika dari Dienes hendaknya diperlakukan sebagai pedoman,
dan bukan sekumpulan aturan yang harus diikuti secara ketat. Cara menerapkan teori
belajar Dienes dalam pembelajaran matematika di sekolah dasar dapat dilakukan
dengan 2 cara yakni:
1. Perkembangan Intelektual Anak Dalam Belajar
Untuk dapat mengajarkan konsep matematika pada anak dengan baik dan mudah
dimengerti, maka materi yang akan disampaikan hendaknya diberikan pada anak
yang sudah siap intelektualnya untuk menerima materi tersebut. Agar anak dapat
mengerti materi matematika yang dipelajari, maka ia harus sudah siap menerima
materi tersebut artinya anak sudah mempunyai hukum kekekalan dari jenjang
matematika yang dipelajari.
Contoh soal 1:
Hukum kekekalan panjang (8-9 tahun)
Budi mempunyai 2 tali. Tali pertama mempunyai panjang 30 cm. tali kedua
mempunyai panjang 30cm. Kemudian Budi melengkung kan tali pertama. Apakah
panjang tali Budi tetap sama?
Jawab:
Tetap sama. Karena jika tali tersebut diluruskan kembali maka hasil nya tetap sama
tidak ada pengurangan tali sedikit pun.
Contoh soal 2:
10 ekor burung bertengger pada kawat telepon. Kemudian datanglah seorang
pemburu. Lalu pemburu tersebut menembak burung tersebut sebanyak 5 ekor
burung. Berapa burung yang dibawa pulang oleh pemburu itu?
Jawab :
5 ekor burung yang dibawa pulang oleh pemburu. Karena hanya 5 ekor burung saja
yang kena tertembak oleh pemburu yang lainnya dapat terbang.
2. Permainan Interaktif Untuk Belajar Matematika
Permainan interaktif merupakan suatu permainan yang dikemas dalam
pembelajaran, eshingga anak-anak didik menjadi aktif dan senang dalam belajar.
Oleh karena itu, jika guru dapat mengemas permainan sebagai media maupun
pendekatan dalam belajar matematika bagi anak, maka anak akan senang belajar
matematika sehingga menjadi efektif untuk mendapatkan hasil belajar yang
optimal.
Contoh soal:
Penjelasan, kegiatan permainan memasang satu-satu nya digunakan untuk
membantu memahami anak terhadap konsep kekekalan dan untuk membantu
pemahaman anak terhadap relasi = (sama dengan), < (kurang dari), > (lebih dari).
Soal:
Edo mempunyai 3 bintang. Sedangkan Lani mempunyai 5 kotak. Bandingkan
kedua benda mereka dengan memberi tanda =,< atau >?

Anda mungkin juga menyukai