Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MATERI TEORI BELAJAR MATEMATIKA DAN


STANDAR PEMBELAJARAN MATEMATIKA

DOSEN PENGAMPU – NURHAMIMAH RAMBE

DI SUSUN OLEH KELOMPOK – 4

RAHMAWATI - 2205010174
ERTIKA EKAWATI

BRENDA NOVITA SARI

NURUL KHAIRANI
KATA PENGANTAR

ASSALAMUAILAIKUM WR.WB
Alhamdulillah kami ucapkan kepada allah yang telah memberikan kami kemudahan dalam
menyelesaikan makalah ini, tanpa rahmat dan pertolongan- nya , kami tidak akan mampu
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Terimakasih kami ucapkan kepada dosen mata kuliah yang telah memberikan arahan dan
masukannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu .
Disini kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini , baik itu dari
segi isi maupun tulisan ,oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat lah di
perlukan .semoga makalah ini dapat digunakan sebagaimana mestinya dan bermanfaat bagi kita
semua .
Akhir kata kami ucapkan terimakasih kepada semua yang terlibat dalam pembuatan
makalah ini

Stabat,30 sep 2023


DAFTAR ISI

Kata pengatar

Daftar isi

BAB 1 PENDAHULUAN

A.Latar belakang

B.Rumus masalah

C.Tujuan penulis

BAB II KAJIAN TEORI


BAB 1

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Perkembangan matematika dari tahun ke tahun terus meningkat sesuai dengan


tuntutan zaman .karena tuntutan zaman itulah mendorong manusia untuk lebih kreatif
dalam mengembangkan atau menerapkan matematika sebagai ilmu dasar. Dalam proses
pembelajaran anak kurang di dorong untuk mengembangkan kemampuan berfikir,
khususnya dalam pembelajaran di dalam kelas .anak di arahkan pada kemampuan cara
menggunakan rumus, mengafal rumus .matematika hanya untuk mengerjakan soal.jarang di
ajarkan untuk menganalisis dan mengunakan matematika dalam kehidupan sehari hari

Guru yang baik seharusnya mengerti cara berfikir peserts didik . karena setiap manusia
memiliki cara berfikir yang berbeda . seperti dalam kehidupan .matematika juga dihadapkan
dalam masalah yang menuntut siswa untuk memikirkan suatu penyelesaian dari sebuah
masalah matematika siswa sangat membutuhkan proses berfikir yang nantinya membantu
mereka dalam menyelesaikan masalah tersebut

RUMUS MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan pembelajaran maematika


2. Apa saja komponen pembelajaran
3. Apa saja prinsip –prinsip pembelajaran matematika
4. Apa saja standar isi pembelajaran matematika
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Pengertian matematika
Matematika merupakan cabang ilmu pengetahuan eksak yang terorganisir secara
sistematik ,dan mempunyai fakta fakta kuantitatif serta pengetahuan dengan struk yang logis.
Matematika sebagai suatu bidang ilmu yang merupakan alat piker .berkomunikasih , alat
untuk memecah berbagai persoalan praktis . dan individualitas .dan mempunyai cabang-
cabang antara lain . aritmatika .aljabar .geometri .analisis.

PENGERTIAN MATERI-TEORI MATEMATIKA


Belajar Enam Teori Belajar Pembelajaran matematika di Sekolah Yang Harus diketahui
guru matematika. Ada beberapa teori belajar yang bisa diterapkan dalam pembelajaran
matematika disekolah.Sebelum kita kepada teori belajar, coba kita catat sedikit tentang dua
paradigma pembelajaran, yakni paradigma instruktivisme dan paradigma konstruktivisme.

Paradigma konstruktivisme memandang bahwa matematika sebagai aktivitas manusia (human


activity) yang fallible (bisa salah), bukan kumpulan struktur yang benar absulut yang
eksternal terhadap manusia. Kebenaran matematika maupun kebenaran obyek matematika
harus diwujudkan sebagai hasil konstruksi atau cara mengkonstruk. Ini berarti bahwa
konstruksi matematika dibutuhkan untuk menghadirkan kebenaran atau keberadaan sebagai
penolakan terhadap cara pembuktian berdasarkan kontradiksi.

Konstruktivisme memegang teguh pendapat bahwa setiap dunia pengalaman bergantung pada
konteks dan bersifat unik dan tidak bisa diakses oleh individu lainnya. Jadi dunia pengalaman
bukanlah konklusi berdasarkan data-data empirik, tetapi suatu keahusan epistimologi yang
apriori (Akbar Suta -wijaya, 2002:357).

Piaget, salah satu tokoh konstruktivisme mengemukakan bahwa perkembangan kognitif


bukanlah merupakan akumulasi dari kepingan informasi yang terpisah, namun lebih
merupakan pengkonstruksi-an suatu kerangka mental oleh siswa untuk memahami lingkungan
mereka, sehingga siswa bebas membangun pemahamannya sendiri (Asikin, 2003:6).

Prinsip-prinsip dalam pembelajaran yang berpaham konstruktivisme diantaranya sebagai


berikut:

1. Pengertian dibangun oleh siswa sendiri baik secara personal maupun sosial,
2. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru ke siswa, kecuali hanya dengan keaktifan
siswa itu sendiri untuk bernalar,
3. Siswa aktif mengkonstruksi terus menerus sehingga selalu terjadi perubahan konsep
menuju ke konsep yang lebih rinci, lengkap, serta sesuai dengan konsep ilmiah,
4. Guru sekadar membantu menyediakan sarana dan situasi agar proses konstruksi siswa
berjalan mulus sesuai dengan kemampuan siswa.

Ciri-ciri pembelajaran matematika secara konstruktivisme, sebagai berikut.

1. Siswa terlibat secara aktif dalam belajarnya,


2. Siswa belajar materi matematika, secara bermakna,
3. Siswa belajar bagaimana belajar itu,
4. Informasi baru harus dikaitkan dengan informasi sebelumnya sehingga menyatu dengan
skemata yang telah dimiliki siswa,
5. Orientasi pembelajaran adalah investigasi dan penemuan,
6. Berorientasi pada pemecahan masalah.

Belajar matematika, tidak sekadar learning to know, melainkan harus ditingkatkan menjadi
learning to do, learning to be, hingga learning to live together.
Filosofi pengajaran matematika perlu diperbaruhi secara mendasar menjadi pembelajaran
matematika. Terjadi pergeseran paradigma dalam proses pembelajaran matematika, yaitu:

1. Dari teacher centered menjadi learner centered,


2. Dari teaching centered menjadi learning centered,
3. Dari content based menjadi competency based
4. Dari product of learning menjadi process of learning
5. Dari summative evaluation menjadi formative evaluation.

TEORI BELAJAR UNTUK PEMBELAJARAN MATEMATIKA

TEORI BELAJAR PIAGET


Manusia tumbuh beradaptasi dan berubah melalui perkembangan fisik, kepribadian,
emosional, kognitif, berpikir dan bahasa. Pengetahuan datang dari tindakan, perkembangan
kognitif sebagian besar tergantung pada seberapa jauh anak berinteraksi dengan lingkungan
(Sofianto A N, 2003:6).

Perkembangan kognitif manusia melalui 4 (empat) tahap secara berurutan, yakni:

1. tahap sensori motoric


2. tahap pra-operasional,
3. tahap operasi kongkrit, dan
4. tahap operasi formal.

Menurut Piaget, struktur kognitif yang dimiliki seseorang itu karena proses asimilasi dan
akomodasi. Asimilasi adalah proses mendapatkan informasi dan pengalaman baru yang langsung
menyatu dengan struktur mental yang sudah dimiliki seseorang. Sedangkan akomodasi adalah
proses menstruktur kembali mental sebagai akibat adanya informasi dan pengalaman baru tadi.
Informasi dan pengalaman yang disebut pengetahan, menurut Piaget bukanlah suatu klise
realitas, melainkan rekonstruksi dari realitas. Adaptasi oleh Piaget, tediri dua proses, yaitu
asimilasi dan akomodasi.
Perkembangan intelektual dipengaruhi oleh tiga faktor, yakni
- Kematangan merupakan proses pertumbuhan psikologis dari otak dan sistem syarat.
- Transmisi sosial.
- Penyetimbang (equillibrition) merupakan proses adanya kehilangan stabilitas di dalam
struktur mental sebagai akibat pengalaman dan informasi baru dan kembali setimbang
melalui proses asimilasi dan akomodasi.

TEORI BELAJAR GAGNE

Belajar merupakan proses yang memungkinkan manusia memodifikasi tingkah lakunya secara
permanen, sedemiian hingga modifikasi yang sama tidak akan terjadi lagi pada situasi baru.
Kematngan bukanlah belajar, sebab perubahan tingkah laku yang terjadi, dihasilkan dari
pertumbuhan struktur dalam diri manusia itu.

Belajar terjadi bila individu merespon terhadap stimulus yang datangnya dari luar, sedangkan
kematangan datangnya memang dari dalam diri orang itu. Perubahan tingkah laku yang tetap
sebagai hasil belajar harus terjadi bila orang itu berinteraksi dengan lingkungan.

Dalam keterampilan intelektual, Gagne mengurut delapan tipe belajar sebagai berikut:

1. Belajar sinyal/isyarat
2. Belajar stimulus respon
3. Belajar rangkaian
4. Belajar asosiasi
5. Belajar diskriminasi
6. Belajar konsep
7. Belajar aturan
8. Belajar pemecahan masalah
TEORI BELAJAR AUSUBEL
Belajar dikatakan bermakna (meaningfull) bila informasi yang akan dipelajari peserta
didik disusun sesuai dengan struktur kognitif yang dimilikinya sehingga dapat mengaitkan
informasi barunya dengan struktur kognitif yang dimilikinya.

Entitas fakta dan generalisasi lebih siap dipelajari dan diserap oleh siswa bila fakta-fakta dan
generalisasi itu dikaitkan ke kerangka yang lebih inklusif dari pengetahuan yang bermakna.
Hierarkhi Ausubel dari yang lebih inklusif ke yang sederhana.

Kegiatan belajar dengan peneluan maupun dengan ceramah, dapat menghasilkan belajar
bermakna bagi siswa. Untuk mengajarkan konsep persamaan kuadrat, harus disiapkan dahulu
pengertian persamaan sebagai konsep yang lebih inklusif dalam struktur kognitif siswa, agar
belajar menjadi bermakna.

Tugas-tugas yang diberikan kepada siswa harus sesuai dengan struktur kognitif dan harus
sesuai dengan tahap perkembangan intelektual siswa tersebut. Perlu dibedakan antara struktur
kognitif siswa dan tahap perkembangan intelektual siswa.

TEORI BELAJAR POLYA


Polya sangat mendukung terhadap pembelajaran menggunakan pemecahan masalah.
Menurut Polya, dibedakan antara 1) masalah ”menemukan”, dan 2) masalah "membuktikan".

a. Pengetian masalah.
Suatu situasi adalah masalah bagi seseorang, jika ia sadar akan situasi itu, tahu bahwa hal
itu membutuhkan suatu tindakan, ia mau dan perlu bertindak dan melakukan tindakan dan
situasi tu tidak segera dapat dislesaikan dengan aturan/ cara tertentu. Jadi tidak setiap situasi
atau soal/ persoalan merupakan masalah. Masalah adalah persoalan yang khusus. Suatu
persoalan dikatakan masalah, jika memenuhi kriteria sebagai berikut.
Tidak dimilikinya aturan/cara yang segera dapat digunakan untuk menyelesaikannya,
artinya tidak dapat dikerjakan dengan prosedur rutin:
1. Tingkat kesulitannya sesuai dengan struktur kognitif
2. Ada kesadaran untuk bertindak menyelesaikan

b. Langkah-langkah pemecahan masalah.


Langkah-langkah pemecahan masalah menurut Polya, sebagai berikut.

1. Memahami masalah.
2. Merencanakan penyelesaian,
3. Menyelesaikan masalah,
4. Melakukan pengecekan.

Ada 5 (lima) langkah umum dalam model pemecahan masalah, yaitu:

1. Menyajikan masalah dalam bentuk umum,


2. Menetapkan masalah dalam bentuk yang lebih operasional,
3. Merumuskan kemungkinan hipotesis dan prosedurnya,
4. Menguji hipotesis dan prosedur menuju suatu penyelesaian masalah.
5. Menganalisis dan menguji penyelesaian pemecahan masalah.

TEORI BELAJAR BRUNER


Brunner mengemukakan teori konektivitas, yang menyatakan bahwa kegiatan belajar
suatu konsep, struktur, dan keterampilan dapat dihubungkan dengan konsep dan struktur lain.
Belajar matematika adalah belajar tentang konsep-konsep dan struktur-struktur yang terdapat
dalam materi yang dipelajari serta mencari hubungan antara konsep-konsep dan struktur-
struktur (Herman Hudoyo, 1998:58).

Peserta didik harus menemukan keteraturan dengan cara memanipulaso material yang
berhubungan dengan keteraturan intuitif yang sudah dimiliki peserta didik.
Menurut Brunner, perkembangan mental siswa mengalami 3 (tiga) tahap, yakni:
1. Tahap enactive, yakni tahap memanipulasi obyek langsung.
2. Tahap ikonic, tidak memanipulasi langsung obyek, melainkan dapat memanipulasi
dengan menggunakan gambaran dari obyek
3. Tahap simbulik, tahap memanipulasi simbul-simbul, tak perlu mengkaitkan secara
langsung dengan obyek.

Brunner, mengemukakan 4 (empat) teori/teorema belajar, yakni:

1. Teorema Konstruksi,
2. Teorema notasi,
3. Teorema perbedaan dan variasi,
4. Teorema konektivitas.

TEORI BELAJAR VIGOTSKY


Pembelajaran terjadi apabila siswa belajar atau bekerja menangani tugas-tugas yang
belum dipelajari, namun tugas itu masih berada dalam zone of proximal development, yaitu
kawasan tingkat perkembangan struktur kognitif seseorang saat ini.

Penjabaran teori-teori belajar ini masih sangat sederhana, sehingga masih berpeluang kita
diskusikan pada diskusi berikutnya.

STANDART MATEMATIKA
Standar proses dalam pembelajaran matematika
Standar proses adalah kriteria minimal proses pembelajaran berdasarkan jalur ,jenjang dan
jenis pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan dan adapun 5 standart
pembelajaran yaitu
5 standar pembelajaran matematika yaitu
1. Pemecahan
2. Masalah
3. Penalaran
4. Koneksi
5. Komunikasih dan representasi matematis

Standart pendidikan adalah Acuan utama yang mengatur perihal baku minimal yang
harus terpenuhi pada pengelola sekolah yang segenap penyelenggara sekolah yaitu
pengajar serta ketua sekolah

Adapun 8 standart pendidikan yaitu

1. Standar isi
Yaitu merupakan salah satu bagian yang urgen dari KTSP harus di capai oleh peserta
didik , baik mengenai kompetensi maupun materinya

2. standart proses
Yaitu merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan proses belajar pada saat
kegiatan pembelajaran berlangsung

3. Standart kompentensi lulusan


Yaitu merupakan kriteria minimal tentang kesatuan sikap,keterampilan,dan
pengetahuan yang menunjukkan capaian kemampuan peserta didik dari hasil
pembelajarannya pada akhir jenjang pendidikkan

4. Standart pendidikan dan tenaga kependidikan


Yaitu secara umum di harapkan sekolah memiliki tenaga pendidik dan kependidikan
yang memiliki standart sesuai dengan BSNP dan mampu menerapkan kompetensinya
secara maksimal dan dalam pengelolanya ,sekolah hendaknya memiliki tenaga
adminitrasi sekolah ,sehingga tenaga pendidik dan kependidikan di sekolah tidak
kehilangan data tentang infentarisasi sekolah.

5. Standart sarana dan prasarana


Yaitu pengelolaan yang di lakukan sekolah terhadap standartsarana dan prasarana
yang di miliki telah dapat di sesuaikan dengan standart nasional pendidikan dan tidak
memiliki perbedaan yang mendasarpada sekolah swasta dan sekolah negrI

6. Standart pengelolan
Yaitu pendidikan yang berkaitan dengan perencanaan , pelaksanaan , dan
pengawasan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan , kabupaten /kota , provinsi, atau
nasional agar tercapai efisiensi dan efektifitas penyelenggaran pendidikan

7. Standart pembiyayaan
yaitu yang di lakukan oleh sekolah swasta dan sekolah negri berdasarkan BSNP
tidak terjadi perbedaan , hanya saja sekolah swasta memiliki sumber biyaya yang lebih
dari sekolah negri yang hanya terfokus pada dana yang di bantukan oleh pemerintah
melalui dana bos

8. Standart penilaian
Yaitu penilaian yang di lakukan oleh sekolah swasta dan sekolah negri di lakukan
secara kondusif dan memiliki langkah langkah yang terencana di muali dari persiapan ,
an pelaksanaan tidak lanjut .di mana persiapan yang di lakukan dngan membentuk
tim ,menyusun kisi kisi ,dan menyusun soal secara rapi dan jelas .
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN
Pembelajaran matematika menurut NCTM harus mencapai pemahaman dalam materi
sehingga pembelajaran memiliki makna . standar isi merupakan ruang lingkup materi dan
tingkat kompetensi yang di jabarkan dan harus di penuhi oleh peserta didik yang meliputi
1standar bilangan dan operasi bilangan 2.standar aljabar 3.standar geometri 4.standar
pengukuran 5.standar analisis data dan probabilitas

SARAN
Standar isi merupakan sebuah tujuan yang di harapkan dalam pembelajaran selain itu
sebagai proses pembelajaran adalah standar proses di harapkan pembaca membaca lengkap
mengenai standar isi dan standar proses
DAFTAR PUSTAKA

Nisa. Khairun, (2016). Pengembangan perangkat pembelajaran matematika


(Berstandar netm national council of teachers of
Mathematics) pada pokok bahasan bentuk akar di
Sekolah menengah kejuruan smk kelas x.jember
Universitas jember

Sriningsing.nining (2009). Pembelajaran matematika berpadu untuk anak usia dini


Bandung .pustaka sebelas

Anda mungkin juga menyukai