Anda di halaman 1dari 12

TEORI KOGNITIF SOSIAL

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Belajar dan Pembelajaran yang
di bimbing oleh Alan Sigit Fibrianto , S.Pd, M.Sos

Di susun oleh :
Kelompok 5/Offering
G16

Ananda Putri Safitri 190741639259


Intan Nurul Awwalliyah 190721637771
Muhammad Dimas Aqshal Syafatullah 190721637732
Ranida Seviana 190721637681

UNIVERSITAS NEGERI
MALANG FAKULTAS ILMU
SOSIAL SEPTEMBER 2020
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan atas ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya berupa kesehatan dan juga waktu
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Teori Kognitif
Sosial” dengan lancar dan tepat waktu. Tak lupa kami ucapkan terima kasih
kepada Alan Sigit Fibrianto, S.Pd, M.Sos selaku pembimbing mata kuliah Belajar
dan Pembelajaran. Semoga makalah ini dapat dijadikan sebagai acuan dan juga
sumber belajar mengajar di dalam perkuliahan.

Kami menyadari masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah


kami. Oleh karena itu, kami berharap pembaca memberikan kritikan yang
konstruktif dan logis untuk membangun kesempurnaan makalah kami selanjutnya.

Malang, 28 September 2020

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
BAB I. PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................1
1.3 Tujuan.............................................................................................................1
BAB II. PEMBAHASAN.......................................................................................2
2.1 Pengertian Teori Belajar Kognitif..................................................................2
2.2 Pentingnya Pendidik Menerapkan Teori Kognitif dalam Pembelajaran........2
2.3 Teori Kognitif Sosial......................................................................................3
2.4 Penerapan Teori Kogntif Sosial dalam Pembelajaran di Kelas......................6
BAB III. PENUTUP...............................................................................................7
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................7
DAFTAR RUJUKAN............................................................................................8

ii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan kemajuan zaman dan perkembangan ilmu pengetahuan,
teori-teori pembelajaran pun turut mengalami perkembangan pula. Pada
dasarnya teori-teori tersebut berfungsi agar suatu pembelajaran dapat berjalan
dengan lebih efektif dan memberi dampak yang baik bagi individu, maka
pendidik perlu memahami teori-teori yang dapat dijadikan sebagai petunjuk
dalam proses pembelajaran. Salah satunya yaitu teori belajar kognitif. Pada
teori sebelumnya yaitu behaviorisme yang mana teori ini bersifat otomatis-
mekanis dalam menghubungkan stimulus dan respon, sehingga terkesan
seperti kinerja mesin atau robot. Padahal setiap manusia memiliki kemampuan
mengarahkan diri dan pengendalian diri yang bersifat kognitif yang
karenannya maka kita dapat menolak respon jika kita tidak menghendaki.
Teori kognitif sendiri dibedakan menjadi tiga jenis, salah satunya yaitu teori
kognitif sosial yang dikemukakan oleh Albert Bandura. Teori kognitif sosial
(social cognitive theory) menyebutkan bahwa faktor sosial, kognitif, dan
faktor perilaku memainkan peran penting terhadap pembelajaran. Jadi,
menurut teori ini keadaan sosial dimana individu tinggal, kepercayaan-
kepercayaan tertentu dapat mempengaruhi hasil belajar.
Dalam teori belajar kognitif sosial ini, nantinya akan dijelaskan
bagaimana pentingnya belajar kognitif sosial ini terhadap dampak yang
diberikan guru atau pengajar saat proses pembelajaran berlangsung.
1.2 Rumusan Masalah
a. Mengapa teori kognitif menjadi penting diterapkan oleh pendidik dalam
proses pembelajaran ?
b. Apa yang dimaksud dengan teori belajar kognitif sosial ?
c. Bagaimana penerapan teori kognitif sosial di dalam pembelajaran ?
1.3 Tujuan
a. Untuk memahami lebih dalam pentingnya peran pendidik dalam
memahami teori kognitif.
b. Untuk memberikan penjelasan mengenai teori belajar kognitif sosial dan
pentingnya peran guru dalam belajar kognitif sosial.

1
c. Untuk memahami terkait penerapan teori kognitif sosial di dalam
pembelajaran.

BAB II. PEMBAHASAN


2.1 Pengertian Teori Belajar Kognitif
Berbeda dengan teori-teori belajar dalam paradigma behavioristik yang
menjelaskan belajar sebagai perubahan prilaku yang dapat diamati yang
timbul sebagai hasil pengalaman, teori belajar kognitif menjelaskan belajar
dengan berfokus pada perubahan-perubahan proses mental internal yang
digunakan dalam upaya memahami dunia eksternal. Proses tersebut
digunakan mulai dari mempelajari tugas-tugas sederhana hingga yang
kompleks.
Saam (2010 : 59) menyatakan bahwa Teori kognitif menekankan bahwa
peristiwa belajar merupakan proses internal atau mental manusia. Teori
kognitif menyatakan bahwa tingkah laku manusia yang tampak tidak bisa
diukur dan diterangkan tanpa melibatkan proses mental yang lain seperti
motivasi, sikap, minat, dan kemauan.
2.2 Pentingnya Pendidik Menerapkan Teori Kognitif dalam Pembelajaran
Menurut Piaget, perkembangan kognitif merupakan suatu proses
genetic, artinya proses yang didasarkan atas mekenisme biologis dari
perkembangan system syaraf. Semakin bertambah umur seseorang, makin
komplek susunan sel syarafnya dan makin meningkat pula kemampuannya
(Muhaimin, dkk. 2012: 199). Sehingga ketika dewasa seseorang akan
mengalami adaptasi biologis dengan lingkungannya yang menyebabkan
adanya perubahan- perubahan kualitatif didalam struktur kognitifnya.
Penerapan teori belajar kognitif dapat memberikan banyak manfaat,
baik itu bagi guru, bagi siswa, dan bagi proses pembelajaran. Pertama, belajar
akan lebih fleksibel, yakni bisa berpusat pada guru bisa juga pada siswa, tapi
satu hal yang pasti, siswa dituntut untuk lebih proaktif. Salah satu cara agar
siswa bisa proaktif adalah dengan membimbing mereka untuk menemukan
manfaat dari apa yang dipelajari. Jadi pelajaran yang akan diberikan siswa
harus menarik. Kedua, materi dan model pembelajaran menjadi hal yang
paling esensial. Dalam memilih materi dan model pembelajaran haruslah
disesuaikan dengan jenjang siswa. Kuncinya adalah mencari referensi

2
sebanyak mungkin

3
dan membuat penelitian tentang siswa agar guru bisa memahami siswa
dengan baik. Ketiga, pada saat pembelajaran berlangsung, guru dituntut untuk
selalu mencermati progress kognitif siswa. Karena dalam teori belajar
kognitif guru harus memberi stimulus kepada siswa untuk berpikir. Keempat,
ada waktunya proses belajar berpusat pada siswa agar mereka bisa mengenal
apa yang diinginkan dalam pembelajaran. Sehingga mereka bisa menilai
secara kritis mana yang baik dan buruk ketika memutuskan sebuah tujuan,
khususnya tujuan belajar.
2.3 Teori Kognitif Sosial
Albert Bandura adalah seorang psikolog yang terkenal dengan teori
pembelajaran sosialnya. Teori tersebut menekankan pada komponen kognitif
dari pikiran, pemahaman, dan evaluasi. Eksperimennya yang sangat terkenal
adalah eksperimen Bobo Doll, dimana eksperimen tersebut menunjukkan
bahwa anak–anak meniru sesuatu (seperti perilaku agresif) dari orang dewasa
di sekitarnya.
Albert Bandura menyatakan bahwa faktor sosial, kognitif, dan faktor
pelaku memainkan peran penting dalam pembelajaran. Faktor sosial
mencakup pengamatan siswa terhadap perilaku orang tuanya. Faktor kognitif
berupa ekspektasi/penerimaan siswa untuk memperoleh keberhasilan.
Menurutnya, ketika siswa belajar, mereka dapat merepresentasikan
pengalaman mereka secara kognitif.
Menurut Bandura, prinsip belajar adalah usaha menjelaskan belajar
dalam situasi alami. Bandura mengembangkan model resipkoral deterministik
yang terdiri dari tiga faktor utama yaitu perilaku, person/kognitif, dan
lingkungan. Faktor ini saling berinteraksi dalam proses pembelajaran. Faktor
lingkungan mempengaruhi perilaku, perilaku mempengaruhi lingkungan, dan
faktor person/kognitif mempengaruhi perilaku. Dan faktor kognitif mencakup
ekspektasi, keyakinan, strategi pemikiran, dan kecerdasan.
1. Perilaku
Faktor perlaku yang memengaruhi proses pembelajaran sosial adalah
keterampilan/kemampuan, Latihan, dan efektifitas diri.

4
2. Person/kognitif
Faktor kognitif ada tiga yaitu ingatan, perencanaan, dan penilaian. Dalam
perannya sebagai individu, manusia berperan sebagai pelaku dalam
proses pembelajaran sosial. Setiap individu dikatakan unik karena
memiliki perbedaan antara manusia yang satu dengan yang lainnya.
Faktor kognitif yang ditekankan Bandura belakangan ini adalah self-
efficacy, yakni keyakinan bahwa seseorang bisa menguasai situasi dan
menghasilkan hasil positif.
3. Lingkungan
Dalam proses pembelajaran sosial, lingkungan yang dimaksud di sini
adalah lingkungan sosial-budaya. Bandura menekankan bahwa kondisi
lingkungan dapat memberikan serta memelihara respon-respon tertentu
pada diri seseorang. Asumsi dasar dari teori ini yaitu sebagian besar
tingkah laku individu diperoleh dari hasil belajar melalui pengamatan
atas tingkah laku yang ditampilkan oleh individu–individu lain yang
menjadi model.
Bandura menyatakan bahwa, orang belajar banyak perilaku melalui
proses peniruan. Kita bisa meniru beberapa perilaku hanya melalui
pengamatan terhadap perilaku model dan akibat yang ditimbulkannya. Proses
belajar semacam ini disebut "observational learning" atau pembelajaran
melalui pengamatan. Selama berjalannya observational learning, seseorang
mencoba melakukan tingkah laku yang dilihatnya dan melakukan
reinforcement/punishment yang berfungsi sebagai sumber informasi bagi
seseorang mengenai tingkah laku mereka. Teori belajar sosial ini menjelaskan
bagaimana kepribadian seseorang berkembang melalui proses pengamatan.
Istilah yang terkenal dalam teori belajar sosial adalah modeling (peniruan).
Modeling lebih dari sekedar peniruan atau mengulangi perilaku model tetapi
juga melibatkan penambahan dan atau pengurangan tingkah laku yang
teramati, menggeneralisir berbagai pengamatan, sekaligus melibatkan proses
kognitif.
Bandura mengemukakan empat komponen dalam proses belajar meniru
(modeling) melalui pengamatan, yaitu.

5
1. Atensi/ memperhatikan
Sebelum melakukan peniruan, orang terlebih dahulu menaruh perhatian
terhadap model yang akan ditiru. Dalam hubungan ini, Bandura memberikan
contoh mengenai pengaruh televisi dengan model-modelnya terhadap
kehidupan dalam masyarakat, terutama dalam dunia anak-anak. Keinginan
memperhatikan dipengaruhi oleh kebutuhan dan minat pribadi. Semakin ada
hubungannya dengan kebutuhan dan minatnya, semakin mudah pula tertarik
dengan perhatiannya, pun sebaliknya.
2. Retensi/ mengingat
Setelah memperhatikan dan mengamati suatu model, maka pada saat lain
anak memperlihatkan tingkah laku yang sama dengan model tersebut. Anak
melakukan proses mengingat dengan menyimpan memori mengenai model
yang dia lihat dalam bentuk simbol-simbol. Bandura mengemukakan
kedekatan dalam rangsang sebagai faktor terjadinya asosiasi antara rangsang
yang satu dengan rangsang yang lain bersama-sama. Bentuk simbol-simbol
yang diingat ini diperoleh dari pengamatan visual dan verbalisasi. Adanya
simbol-simbol verbal, nantinya bisa ditampilkan dalam tingkah laku yang
berwujud.
3. Memproduksi gerak motorik
Agar bisa mereproduksikan tingkah laku secara tepat, seseorang harus
bisa memperlihatkan kemampuan–kemampuan motoriknya. Misalnya,
seorang anak mengamati ayahnya yang mencangkul di ladang. Agar anak ini
dapat meniru apa yang dilakukan ayahnya, anak ini harus sudah cukup kuat
untuk mengangkat cangkul dan melakukan gerak terarah seperti ayahnya.
4. Ulangan-penguatan dan motivasi
Setelah seseorang melakukan pengamatan terhadap suatu model, ia akan
mengingatnya. Diperlihatkan atau tidaknya hasil pengamatan
tersebutbergantung pada kemauan/ motivasi yang ada. Jika motivasi kuat,
misalnya akan mendapat hadiah atau keuntungan, maka ia akan
melakukannya, begitu juga sebaliknya. Mengulang suatu perbuatan untuk
memperkuat perbuatan yang sudah ada dan agar tidak hilang, disebut
ulangan–penguatan. Dalam tumbuh kembang anak, teori ini sangat berguna
sebagai bentuk acuan

6
pembelajaran yang tepat untuk anak. Pembelajar dapat lebih memahami
tindakan apa yang pantas atau tidak untuk ditunjukkan kepada anak sebagai
bentuk pembelajaran dan pembentukan pola tingkah laku diri.
2.4. Penerapan Teori Kogntif Sosial dalam Pembelajaran di Kelas
Banyak gagasan dalam teori kognitif sosial yang dapat di aplikasikan
dengan baik dalam proses pembelajaran. Aplikasi – aplikasi pengajaran yang
melibatkan model – model, efisiensi diri, contoh – contoh terapan, serta
tutoring dan monitoring yang mencerminkan prinsip – prinsip kognitif sosial.
Contohnya pembelajaran dalam kelas tidak mempunyai hubungan langsung.
Hubungan keduanya dapat dijelaskan melalui teori kognitif sosial yang
dikemukakan oleh Albert Bandura. Pendekatan kognitif sosial ini
menekankan pada persepsi dan kognisi siswa dalam mata pelajaran dan
pengaruh dari faktor
– faktor situasional serta konstektual yang menyertainya. Kognitif sosial yang
mengenai pembelajaran dan motivasi menujukkan dengan jelas bahwa
pemikiran atau kognisi siswa pada gilirannya akan mempengaruhi perasaan,
perilaku motivasional, dan penguasaan ketrampilan dalam mata pelajaran dari
siswa.
Dalam menerapkan teori kognitif sosial ada beberapa cara yang
mungkin bisa saja terjadi dalam sebuah proses belajar mengajar. Dengan
mengikuti perkembangan zaman sebagai seorang guru harus pandai
mengikuti perkembangan hal tersebut dengan cara menghubungkan pesan
pembelajaran yang sedang dipelajari dengan topik yang sudah dipelajari,
sehingga dapat membuat siswa akan lebih mudah untuk mengingat materi
yang akan disampaikan, selain itu juga dapat melalui alat pemusat perhatian
seperti peta konsep, gambar, bagan, dan media – media pembelajaran visual
lainnya. Penerapan teori kognitif sosial dalam pembelajaran dalam kelas,
seorang guru harus dapat menciptakan suasana yang riang dan menarik
dengan cara memberikan teknik penyajian materi yang bervariasi agar
seorang siswa tidak jenuh saat pembelajaran. Belajar memberikan ruang bagi
siswa untuk terjadi proses mental, emosional dan fisik. Contoh aktivitas
mental misalnya mengidentifikasi, membandingkan, menganalisis, dan
sebagainya. Sedangkan yang termasuk aktivitas emosional misalnya
semangat, sikap, positif terhadap
7
belajar, motivasi, keriangan, dan lain – lain. Contoh aktivitas fisik misalnya
melakukan gerak badan sperti kaki, tangan untuk melakukan ketrampilan
tertentu. Cara – cara yang digunakan antara lain:
1. Memeberikan pertanyaan – pertanyaan ketika proses pembelajaran
langsung.
2. Mengerjakan latihan pada setiap akhir suatu bahasan.
3. Membentuk kelompok belajar.
4. Menerapkan pembelajaran konstektual, kooperatif, dan kolaboratif.
Dalam merancang sebuah media pembelajaran, aspek yang paling
penting untuk diperhatikan oleh seorang guru adalah karakteristik dan
modalitas gaya belajar individu siswa. Media yang dirancang harus memiliki
daya tarik tersendiri guna merangsang proses belajar mengajar yang
menyenangkan. Suasana belajar kelas menjadi konstruktif yang
merefleksikan proses pengetahuan dan pemahaman akuisisi, sehingga benar –
benar melekat pada konteks sosial dan emosional saat belajar.

BAB III. PENUTUP


3.1 Kesimpulan
Teori belajar kognitif menjelaskan belajar dengan berfokus pada
perubahan-perubahan proses mental internal yang digunakan dalam upaya
memahami dunia eksternal. Proses tersebut digunakan mulai dari mempelajari
tugas-tugas sederhana hingga yang kompleks. Seperti halnya ketika seseorang
mengamati atau mengabstraksikan informasi dari perilaku orang lain,
mengambil keputusan mengenai perilaku mana yang akan ditiru dan
kemudian melakukan perilaku-perilaku yang dipilih. Dari sini teori kognitif
mendorong sesorang untuk lebih aktif. Berbeda dengan teori behavioristik
yang mana seseorang cenderung pasif karena hanya lebih menitikberatkan
pada stimulus yang diberikan.
Teori kognitif sendiri dibedakan menjadi tiga dan salah salah satunya
yaitu teori kognitif sosial yang dikemukakan oleh Albert Bendura. Dalam
penelitiannya, Bandura menjelaskan bagaimana kepribadian seseorang
berkembang melalui proses pengamatan, di mana orang belajar melalui
observasi atau pengamatan terhadap perilaku orang lain terutama orang yang

8
dianggap mempunyai nilai lebih dari orang lainnya. Dari teori pembelajaran
ini maka seorang guru harus dapat menjadi role model yang baik bagi
siswanya, kemudian guru juga harus dapat menciptakan suasana yang riang
dan menarik dengan cara memberikan teknik penyajian materi yang
bervariasi agar seorang siswa tidak jenuh serta memberikan motivasi agar
siswa semakin bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Belajar
memberikan ruang bagi siswa untuk terjadi proses mental, emosional dan
fisik. Dengan begitu maka proses pembelajaran akan lebih berjalan optimal
dan mendapatkan hasil yang memuaskan.

DAFTAR RUJUKAN
Anidar, Jum. 2017. Teori Belajar Menurut Aliran Kognitif Serta Implikasinya
Dalam Pembelajaran. (Online).
https://ejournal.uinib.ac.id/jurnal/index.php/attaujih/article/download/528/
445
Janet, Herly L. 2018. Penerapan Teori Belajar Sosial Albert Bandura Dalam
Proses Belajar Mengajar di Sekolah. (Online). https://e-
journal.iaknambon.ac.id/index.php/KNS/article/download/67/55

Nugroho, Puspo. 2015. Pandangan Kognitivisme dan Aplikasinya dalam


Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Anak Usia Dini. (Online).
https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/thufula/article/viewFile/4734/306
0
Nurhadi. 2020. Transformasi Teori Kognitivisme dalam Pembelajaran dalam
Belajar dan Pembelajaran. (Online).
https://core.ac.uk/download/pdf/322517314.pdf
Sulastri. 2016. Penerapan Teori Kognitif Sosial Dalam Pembelajaran SD/MI.
(Online). http://ejurnal.uij.ac.id/index.php/alashr/issue/download/60/14

Santrock, John W. 2011. Educational Psychology. New York: McGraw-Hill


Santrock, John W. 2013. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Kencana
Sutarto. 2017. Teori Kognitif dan Implikasinya Dalam Pembelajaran. (Online).
http://journal.iaincurup.ac.id/index.php/JBK/article/view/331/pdf

Anda mungkin juga menyukai