Anda di halaman 1dari 19

1

MAKALAH PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK


(MODUL 2: TEORI PERKEMBANGAN KOGNITIF DARI PERSPEKTIF
SOSIAL BUDAYA DAN PROSES INFORMASI)

TUTOR:
PONDRA MULIAWAN, M.Pd.

KELOMPOK 2 :
1. NOVI DWI LESTARI 855798046
2. WIDYA UTAMI NINGSIH 855798125
3. UCIK BUDIARTI 855799808
4. ERLIKA DEWI 855798687
5. INDRAYANI 859904526

UPBJJ-UT BANDAR LAMPUNG


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2023
2

KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT atas keberkahan nikmat


dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah Perkembangan
Peserta Didik tanpa halangan suatu apapun. Makalah Perkembangan Peserta Didik
ini merupakan tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik MKDK4002 pada
Universitas Terbuka UPBJJ Bandar Lampung/ Salut HMPTI Tulang Bawang.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada Tutor mata


kuliah Perkembangan Peserta Didik Bapak Pondra Muliawan, M.Pd. yang telah
membimbing kami sehingga terselesainya tugas makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak


kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
mendukung. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Tulang Bawang, Oktober 2023

Tim Penyusun
3

DAFTAR ISI

COVER .......................................................................................................... 1

KATA PENGANTAR .................................................................................. 2

DAFTAR ISI .................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 4
C. Tujuan .................................................................................................. 5

BAB II PEMBAHASAN
A. Teori-Teori Perkembangan Kognitif dari Perspektif Sosial Budaya.... 6
B. Perkembangan Kognitif dari Perspektif Proses Informasi.................... 13

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan .......................................................................................... 18
B. Saran .................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 19


4

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Peserta didik tidak lepas dari belajar, baik di sekolah maupun di dalam
lingkungan keluarga. Sehingga kemampuan kognitif sangat diperlukan oleh
peserta didik dalam dunia pendidikan. Perkembangan kognitif merupakan
salah satu aspek yang krusial dalam perkembangan peserta didik. Seperti
yang kita ketahui bahwa peserta didik merupakan objek yang berkaitan
langsung dengan proses pembelajaran, sehingga perkembangan kognitifnya
sangat menentukan keberhasilan peserta didik di lingkungan sekolah.
Dalam perkembangan kognitif di sekolah, guru sebagai tenaga
kependidikan yang memiliki tanggung jawab dalam pengembangan kognitif
peserta didik dan juga perlu memiliki pemahaman yang mendalam tentang
perkembangan kognitif pada anak didiknya.
Peran orang tua juga tak kalah penting dalam perkembangan kognitif anak,
karena perkembangan dan pertumbuhan anak dimulai dari lingkungan
keluarga. Namun, sebagian pendidik dan orang tua belum terlalu memahami
tentang perkembangan kognitif anak, proses perkembangan kognitif, bahkan
faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif anak.
Melalui makalah ini kami sajikan permasalahan perkembangan kognitif
peserta didik agar guru dan orang tua dapat memberikan layanan pendidikan
atau melaksanakan proses pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan
kognitif masing-masing anak.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah dalam makalah ini
adalah sebagai berikut:
1. Apa saja teori-teori yang mendasari perkembangan peserta didik?
2. Bagaimana perkembangan kognitif peserta didik dari perspektif sosial
budaya?
5

3. Bagaimana perkembangan kognitif peserta didik dari perspektif proses


informasi?

C. Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini yaitu untuk:
1. Mengetahui teori-teori apa saja yang mendasari perkembangan peserta
didik.
2. Mengetahui perkembangan kognitif peserta didik dari perspektif sosial
budaya.
3. Mengetahui perkembangan kognitif peserta didik dari perspektif sosial
budaya.
6

BAB II
PEMBAHASAN

1. KB 1: TEORI-TEORI PERKEMBANGAN KOGNITIF DARI


PERSPEKTIF SOSIAL BUDAYA
A. Pendahuluan
Ketika kita memperlajari IPA ketika di bangku sekolah ytentu masih ingat
salah satu topik yang dibahas dalam pelajaran tersebut yaitu tentang
kemampuan hewan dalam beradaptasi dengan lingkungannya. Salah satu
contohnya yaitu cicak yang akan memutuskan ekornya jika dalam
bahaya. Ekor cicak yang putus akan bergerak sehingga musuh akan
teralihkan perhatiannya kemudian cicak melarikan diri.

Hewan-hewan melakukan adaptasi untuk bertahan hidup, misal dari


serangan pemangsa atau faktor lingkungan. Akan tetapi , sadarkah kita
jika manusia juga melakukan adaptasi dengan lingkungannya? Proses
adaptasi manusia berlangsung terus-menerus sejak mereka masih bayi
hingga tumbuh dewasa. Adaptasi dilakukan untuk menyesuaikan diri
dengan lingkungan. Bentuk adaptasi manusia berbeda-beda menurut tahap
perkembangannya.

Anak yang berumur 1 tahun memiliki respon yang berbeda dengan anak
yang berumur 5 tahun ketika diberi mainan yang dapat mengeluarkan
suara, misalnya anak akan mengalami tahap ketika mereka hanya bisa
melakukan hal-hal tertentu dan baru akan mampu melakukan hal yang
lebih kompleks seiring bertambahnya usia.

B. Karakteristik Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget


Jean Piaget merupakan seorang psikolog asal Switzerland yang dikenal
dengan penelitiannya di bidang perkembangan anak. Penelitian Piaget
dimulai dari pertanyaan “Bagaimana kita bisa mengetahui atau
memperoleh pengetahuan tentang suatu hal?” “Apakah pengetahuan
7

bersifat objektif atau apakah pengetahuan sangat dipengaruhi oleh subjek


yang mengetahuinya?” (Miller, 2011). Kategori pemikiran dasar dapat
dibedakan menjadi waktu, ruang, kausalitas, dan kuantitas.

Menurut Piaget, pengetahuan didefinisikan sebagai hubungan antara


subjek (manusia) dan apa yang diketahuinya. Ini merupakan karakteristik
teori Piaget yang disebut sebagai epistemologi genetis. Proses
memperoleh pengetahuan dilakukan secara mandiri oleh anak ketika
mereka membangun /mengonstruksi pengetahuan tersebut. Pengetahuan
anak berubah seiring perkembangan kognitif mereka. Keseimbangan
ekuilibrium adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan
terjadinya kondisi yang sesuai antara pemahaman anak dan
lingkungannya. Anak memiliki struktur mental dasar atau skemata yang
dijadikan landasan untuk menyerap pengetahuan-pengetahuan baru.

1. Skemata
Skemata adalah sebuah representasi atau pemahaman dasar yang
dimiliki anak tentang hal-hal di sekitarnya. Skemata membuat anak
mampu menginterpretasikan pengalaman mereka. Perkembangan
kognitif adalah perkembangan skemata-skemata . skemata tidak hanya
dibangun tetapi juga dimodifikasi. Proses ini dikenal dengan proses
intelektual. Ketika anak menggunakan skemata yang mereka miliki
dan mengombinasikannya dengan skemata yang lebih kompleks,
proses ini disebut dengan organisasi.

Tujuan dari organisasi adalah adaptasi atau penyesuaian dengan


lingkungannya. Adaptasi terjadi melalui 2 cara, yaitu:
a. Asimilasi
Merupakan proses seorang anak menginterpretasikan pengalaman
baru dengan skemata yang sudah mereka miliki.
b. Akomodasi
8

Dalam akomodasi, terjadi modifikasi skemata atau struktur yang


sudah ada untuk memahami pengalaman baru.

Menurut Piaget, asimilasi dan akomodasi bekerja sama untuk


membantu perkembangan kognitif dengan tujuan akhir untuk
beradaptasi atau mencapai keseimbangan ekuilibrium (Miller,
2011).

2. Pendekatan tahap perkembangan kognitif piaget


Perkembangan kognitif, menurut Piaget, dibagi dalam beberapa tahap.
Sebuah tahap didefinisikan sebagai satu periode waktu ketika
pemikiran dan tingkah laku anak menunjukkan struktur mental
tertentu. Ketika anak berada pada tahap kognitif pertama, cara-cara
yang mereka lakukan untuk beradaptasi berbeda dengan anak yang
berada pada tahap kognitif ketiga. Teori tahap perkembangan Piaget
memiliki lima ciri-ciri berikut.
a. Setiap tahap merupakan satu kesatuan keseimbangan ekuilibrium
yang terstruktur.
b. Tahap-tahap dalam perkembangan kognitif Piaget akan
berkesinambungan dengan tahap sebelumnya.
c. Tahap-tahap perkembangan terjadi secara berurutan atau tidak bisa
dibolak-balik
d. Tahap-tahap perkembangan ini bersifat universal
e. Setiap tahap perkembangan memiiliki prosesnya masing-masing,
akan selalu ada trial and error dalam setiap tahap.

3. Tahap-tahap Perkembangan kognitif Piaget


Berikut ini adalah tahap-tahap perkembangan kognitif menurut Piaget.
a. Tahap sensorimotor (0-2 tahun)
Indra (sensor) dan gerak (motor) adalah dua hal utama yang
digunakan bayi dalam tahap ini untuk membangun pemahaman
mereka tentang dunia. Setiap bayi atau anak juga terlahir memiliki
9

refleks untuk berinteraksi dengan lingkungannya. Akan tetapi,


tidak selamanya refleks terjadi karena adanya stimulus. Ada saat
refleks terjadi karena anak melatih kemampuan motor mereka.
Pada tahap sensorimotor, bayi juga menyadari bahwa diri mereka
adalah objek atau entitas tersendiri yang berada di objek-objek
lainnya.
b. Tahap preoperasional (2-7 tahun)
Pada tahap ini, pancaindera dan gerak bukan lagi menjadi dua hal
utama yang digunakan anak untuk membangun pengetahuannya.
Meraka membangun pengetahuan tentang objek, hubungan
kausalitas, ruang dan waktu melalui media atau representasi
mental. Kemampuan representasi mental adalah kemampuan anak
memahami suatu benda yang disimbolkan dengan benda lain.
Pada tahap preoperasional, penekanan ada pada hal-hal yang tidak
bisa dilakukan anak dibandingkan dengan apa yang bisa mereka
lakukan. Hal-hal yang tidak bisa mereka lakukan ini menjadi ciri
khas tahap preoperasional sebagai berikut.
1) Egosentris
Anak tidak bisa membedakan sudut pandang dirinya dengan
orang di sekitarnya. Mereka hanya bisa melihat dari sudut
pandang mereka sendiri.
2) Pemikiran yang kaku
Istilah centration/sentrasi digunakan Piaget untuk
mendeskripsikan kecenderungan anak melihat sesuatu hanya
dari tampilan luarnya atau hanya dari satu sisi dan
mengabaikan yang lain.
3) Pemikiran semilogis
Pada tahap preoperasional, anak mulai mengenal hubungan
sebab akibat yang tidak logis. Mereka menganggap bahwa
benda tak hidup memiliki sifat atau karakteristik seperti
manusia.
10

4) Sosial kognitif yang terbatas


Kemampuan sosial kognitif anak masih terbatas karena mereka
memahami sesuatu hanya berdasarkan apa yang mereka lihat
atau pernah alami.
5) Tahap operasional konkret (7-11 tahun)
Puncak dari perkembangan kognitif adalah kemampuan anak
melakukan operasi. Pada tahap operasional konkret,
penggunaan logika akan semakin baik sehingga anak sudah
mampu berpikir konservasi. Kemampuan operasi dapat dilihat
dalam operasi matematika sederhana, seperti mengali,
membagi, dan mengurutkan.
6) Tahap operasional formal (11-15 tahun)
Pada tahap operasi formal, anak mulai mampu memikirkan
konsep abstrak, berpikir logis, dan menarik kesimpulan.
Mereka bisa membuat prediksi tentang kemungkinan-
kemungkinan yang dapat terjadi dari sebuah isu.

C. Kritik dan Evaluasi Teori Piaget


Salah satu kritik yang ditujukan oleh Piaget menyebutkan bahwa Piaget
meremehkan kemampuan kognitif bayi, balita dan murid-murid TK.
Piaget berasumsi bahwa jika anak tidak bisa menyelesaikan suatu
masalah, anak tersebut tidak memahami konsepnya. Namun asumsi ini
dinilai tidak valid karena performa anak tidak hanya dipengaruhi oleh
kompetensi.
Kritik lain yang ditujukan pada Piaget adalah ia tidak menaruh perhatian
besar pada pengaruh sosial dan budaya dalam perkembangan kognitif
anak. Menurut Piaget, konflik antarteman jika terjadi interaksi sosial akan
memberikan dampak negative pada keseimbangan ekuilibrum yang sudah
tercapai. Namun saat ini, interaksi sosial dengan orang tua, guru, saudara
dan teman membantu mengembangkan kognitif anak. Hal ini sejalan
dengan teori lain tentang perkembangan kognitif dari Lev Vygotsky.
11

D. Teori Perkembangan Kognitif Vygotsky


Selain Piaget, tokoh yang juga mengeluarkan teori tentang perkembangan
kognitif adalah Lev Vygotsky. Dua hal yang ditekankan oleh Vygotsky
sbb:
1. Perkembangan kognitif terjadi dalam konteks sosiokultural yang
mempengaruhi perkembangan tersebut.
2. Banyak kemampuan kognitif penting pada anak yang berkembang dari
adanya interaksi sosial dengan orang tua, guru dan orang lain yang
memiliki kompetensi lebih tinggi dari anak
Perspektif yang banyak difokuskan oleh peneliti saat ini tentang ide
Vygotsky, yaitu :
1. Zona perkembangan proksimal
2. Scaffolding
3. Peran seorang kakak dalam scaffolding
4. Implikasi teori Vygotsky terhadap pendidikan
5. Cooperative learning

E. Perbandingan Teori Plaget dan Vygotsky


Sesudah memahami teori perkembangan kognitif piaget dan vygotsky,
bisakah anda menarik kesimpulkan akan perbedaan kedua teori.
Vygotsky:
Bersifat vygotsky karena budaya yang berbeda -beda sehingga setiap anak
akan berbeda. Perkembangan kognitif berasal dari interaksi sosial ketika
anak belajar dengan bantuaan dari orang dalam zona proksimalnya masng-
masing. Proses sosial yang terjadi dengan adanya intraksi sosial akan
menjadi proses psikologi individu ketika anak mengintermalisasi
pengetahuaan yang mereka dapatkan.peran orang dewasa pentinguntuk
membantu proses belajar.
Piaget:
Secara umum bersifat univesal sehinggga yang terjadi pada sifat salah satu
anak akan terjadi pula pada anak lain. Perkembangan kognitf sangat
dipengaruhi oleh eksplorasi mandiri yang dilakukan anak. Mereka
12

membangun pengetahuaan secara mandiri tanpa bantuaan orang lain .


proses individu yang anak alami menjadi proses sosial.dengan
berkuranganya sifat egosentris, anak semakin mampu melihat sesuatu dari
perspektif oran lain, selain dari mera sendiri.peran temanteman penting
bagi anak karena denganadanya interaksi anak belajar memahami
perspektif lain.
Dengan memperlajari kedua teori sebagai colon pendidik kita sadar bahwa
skemata dapat di jadikan sebagai acuhan titik awal pendidikan.

F. Peran Kemampuan Berbahasa dalam Perkembangan Kognitif


Ketika anda memperlajari skemata, ingat bahwa menurut Piaget
kemampuan berbahasa tida relevn dengan permikiran representasi anak.
Namun, bahasa memiliki peran dalam perkembangan kognitif.
 Teori Piaget dalam Bahasa
Menurut Piaget anak usia prasekolah yang berbicara satu sama
sebelumya tidak bener melakukan percakapan satu sama lain. Dalam
bercaap sebetulnya tidak benar melakukan percakapan satu sama
lain.
Pecakapan egosentris didefinisikan sebagai percakapan yang tidak di
tunjukan pada apapun itu dan tidak diartikan dengan sungguh
sungguh untuk dipahami lawan bicara seseorang percakapan ini
tidak cukup siknifikan untuk perkembangan konektif anak karna
percakapan egosentris hanya menggambarkan mental seseorang
anak.
Usia anak, sikap percakapan egosentris ini akan semakin berkurang.
Ketika anak dewasa mengajak anak kecil berbicara, sering kali
mereka juga tidak memahami apa yang anak katakan.

 Teori Vygotsky dalam bahasa


Vygotsky sependapat dengan argumen vyaget yang mengatakan
bahwa pemikiran awal anak merepleksikan hal yang telah anak
ketahui. Namun, menurut vygotsky pemikiran dan kemampuan
13

berbahasa anak pada ahirnya akan saling mengetahui. Percakapan


percakapan yang disebut egosentris oleh vyaget sebelum transisi dari
tahap ketika anak belum mengenal bahasa sampai mampu
menalar.menolog yang dilakukan anak muncul dalam konteks
tertentu ketika anak sedang mencoba memecahkan masalah. Dengan
melakukan menolog yang di sebut vygotsky sebagai private speech,
anak merencanakan solusi dan perilaku mereka agar dapat
menyelesaikan sesuatu masalah(Emerson & Miyake, 2023; Winsler
& Naglier 2023 dalam Shaffer & Kipp, 2014).

2. KB 2: PERKEMBANGAN KOGNITIF DARI PERSPEKTIF PROSES


INFORMASI

A. Model Sistem Pemrosesan Informasi


Pada tahun 1968, Richard Atkinson dan Richard Shiffrin (Shaffer & Kipp,
2014) mencetuskan model sistem informasi untuk mendeskripsikan
bagaimana seseorang menerima dan mengolah informasi. Terdapat tiga
komponen dalam model ini yaitu:
1. Sensory state/register; sensori masuk dalam sistem melalui indra
manusia.
2. Short-term store (STS); ketika manusia mendapat stimulus dari
lingkungannya, informasi akan masuk ke dalam STS. Informasi dapat
disimpan lebih lama dalam STS, bergantung pada kebutuhan manusia
akan informasi tersebut.
3. Long-term store (LTS); informasi yang telah diinterpretasikan
disimpan secara permanen untuk digunakan pada kemudian hari,
termasuk pengetahuan pengalaman masalalu, dan strategi yang
dilakukan untuk menyelesaikan masalah.
14

Dalam model sistem informasi, manusia berperan aktif dalam mengolah


informasi yang masuk. Mereka yang memutuskan apakah informasi akan
masuk ke dalam sistem berikutnya atau akan hilang. Ada fungsi eksekutif
dalam model sistem informasi yang dikenal sebagai metakognitif (Jones,
Rothbart, & Posner, 2003; Wieke, Epsy, & Chorak, 2008 dalam Shaffer &
Kipp, 2014).

B. Perkembangan Memori/Ingatan
Memori adalah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan proses
menyimpan dan mengingat kembali sebuah informasi. Ada dua klasifikasi
memori, yaitu:
1. Event memory; merupakan memori jangka panjang yang kita miliki
dan mudah untuk diingat kembali. Contoh: mendapat hadiah ulang
tahun, kemana saat pergi liburan, dan apa yang sudah dilakukan
kemarin.
2. Strategic memory; merupakan proses yang terjadi ketika manusia
secara sadar mencoba mengingat kembali informasi yang mereka
ciptakan. Contoh: nomor telepon, arah jalan, dan mata pelajaran yang
diujikan besok.
15

C. Perkembangan Strategi Memori

Berbagai macam strategi yang digunakan oleh anak untuk mengingat


kembali sebuah informasi.
1. Rehearsal; dilakuakan dengan mengulang kembali informasi yang
ingin diingat.
2. Organisasi; dilakukan dengan mengelompokkan informasi dalam
klasifikasi yang mudah diingat.
3. Retrieval process; proses mengingat kembali dapat dilakukan dengan
2 cara, yaitu;
1) Free call: mengingat tanpa adanya intruksi yang spesifik
2) Cued call: mengingat dengan intruksi atau pertanyaan spesifik.

D. Konsep Kecerdasan dan Perkembangan


1. Pendekatan spikometris
Pendekatan ini telah digunakan secara luas untuk mengukur
kecerdasan seseorang . Pendekatan ini menekankan pada produk atau
hasil akhir dan bukannya pada proses. Pendekatan ini juga mengukur
pada performa intelektual seseorang dan mempelajari apakah
performa ini berpengaruh terhadap pencapaian akademik, profesional
hingga kepuasan hidup.
2. Genetis
Genetis adalah salah satu faktor yang berpengaruh terhadap performa
intelektual tetapi lingkungan pun berperan penting, termasuk latar
belakang budaya, sosial, ekonomi, pendidikan hingga lingkungan
rumah dan faktor emosional.

E. Pendekatan Psikometris Tentang Intelegensi


Menurut pendekatan psikometris, intelegensi didefinisikan sebagai sifat-
sifat intelektual yang berbeda-beda dalam diri setiap individu dan
menjadikan beberapa individu lebih baik dibandingkan dengan yang lain.
16

Pendekatan psikometri secara garis besar dibagi menjadi dua sebagai


berikut.
a. Pendekatan komponen tunggal (Alfred Binet)
Alfred Binet dan Theodore Simon adalah Pioneer dari tes intelegensi
modern. Mereka mendesain suatu unit tes yang mengukur
keterampilan keterampilan yang dibutuhkan dalam kelas. Mendesain
sebuah tes untuk mengidentifikasi anak-anak yang lamban belajar.

b. Pandangan multi komponen intelegensi


Pandangan ini mengkritik bahwa sebuah nilai seperti umur mental
dapat mempresentasikan performa intelektual manusia karena tes
intelegensi binet menguji kemampuan seseorang dalam mengerjakan
keterampilan yang berbeda-beda, seperti mengidentifikasikan konsep,
menarik kesimpulan dari paragraf, menyelesaikan soal matematika,
dan lain-lain.

1. Kritik terhadap pendekatan psikometris


Kritik yang ditujukan pada pendekatan psikometris menyebutkan
bahwa model tes yang mereka gunakan hanya menguji apa yang
seseorang tahu, bukan pada proses bagaimana pengetahuan didapat
dan digunakan untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Menurut
Robert sternberg(1985, dalam Shaffer & KIPP, 2014) mencetuskan
triarcis teori intelegensi yang menekankan tiga aspek dalam perilaku
intelegensi.
a) Komponen kontekstual
b) Komponen pengalaman
c) Komponen proses informasi

2. Teori kecerdasan majemuk Gardner


Howard Gardner mengungkapkan bahwa manusia memiliki
setidaknya tujuh macam kecerdasan (Gardner, 1983, dalam Shaffer &
kipp, 2014) menambahkan menjadi 9 macam kecerdasan. 9
17

kecerdasan ini tidak mempresentasikan seluruh kecerdasan yang ada


tetapi ia menekankan bahwa setiap kecerdasan berbeda, merujuk pada
bagian tertentu dalam otak dan memiliki perkembangan yang berbeda-
beda pula. 9 kecerdasan ini berkembang tidak pada waktu yang sama.

Kecerdasan majemuk menurut gardner sebagai berikut:


a) Kecerdasan verbal linguistic
b) Kecerdasan visual spasial
c) Kecerdasan logika matematika
d) Kecerdasan musical
e) Kecerdasan kinestetik
f) Kecerdasan interpersonal
g) Kecerdasan intrapersonal
h) Kecerdasan naturalis
i) Kecerdasan spiritual/ eksistensial
18

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Tahap perkembangan kognitif menurut Piaget dibagi menjadi empat, yaitu
tahap sensorimotor, preoperasional, operasional konkrit, dan operasional
formal.
2. Dalam teori Vygotsky, bahasa memiliki peran penting untuk
perkembangan kognitif, karena membantu anak menyelesaikan masalah
dengan cara yang efisien dan struktur.
3. Model sistem informasi terdiri atas tiga komponen, yaitu sensory
state/register, short-term store (STS), dan long-term store (LTS).
4. Strategi yang digunakan anak untuk mengingat informasi;
rehearsal/pengulangan, organisasi, dan retrieval process atau proses
mengingat kembali. Proses ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu free
call dan cued call.

B. Saran
Setelah penjabaran pada makalah ini, diharapkan dapat menambah wawasan
pengetahuan tentang teori perkembangan kognitif dari perspektif sosial
budaya dan proses informasi bagi pembaca. Makalah ini juga masih banyak
kekurangan yang disebabkan oleh kurangnya referensi. Oleh karena itu, saran
dan kritik yang membangun diperlukan untuk kesempurnaan makalah ini.
19

DAFTAR PUSTAKA

Felicia, Nisa. 2023. Perkembangan Peserta Didik Edisi 3. Penerbit Universitas


Terbuka.

Zamzami, Aska. 2022. Makalah Perkembangan Peserta Didik Tahap


Perkembangan pada Fase Bayi/Prenatal. Diakses pada:
https://www.researchgate.net/publication/359380645_MAKALAH_PER
KEMBANGAN_PESERTA_DIDIK_TAHAP_PERKEMBANGAN_PA
DA_FASE_BAYIPRENATAL.

Anda mungkin juga menyukai