Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dinamika perkembangan pendidikan akan selalu berubah seiring
dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan serta teknologi di
masyarakat. Untukmengikuti perkembangan pendidikan yang begitu cepat,
pemerintah berusaha untukmenyesuaikan perkembangan itu melalui perbaikan
dan penyempurnaan kurikulum disekolah-sekolah.Pembenahan kurikulum baru
tahun 2013 berbasis sains dan tidaklagi banyak menghafal. Kurikulum untuk
tingkat Sekolah Dasar akan mengalami banyak perubahan dibanding tingkat SMP
Dan SMA/SMK. Salah satu ciri Kurikulum2013 khususnya untuk anak SD
bersifat Tematik Integratif.Sebagai wacana berkaitandengan pelaksanaan
Kurikulum baru 2013 yang bersifat Tematik Integratif khususnyaanak SD.
Peserta didik pada Sekolah Dasar yang duduk di kelas-kelas awal (kelas I,
II& III) berada dalam rentangan usia dini. Pada usia dini, seluruh aspek
perkembangankecerdasan anak (IQ, EQ dan SQ) tumbuh dan berkembang sangat
luar biasa cepatsehingga usia ini sering disebut usia emas (golden age) dalam
perkembangan anak.Dalam aspek perkembangan kognitif (berdasarkan teori atau
tahap perkembangan kognitifPiaget), anak usia ini berada pada tahap transisi dari
tahap pra operasi ke tahapoperasi konkrit. Piaget, dalam hal ini, menyatakan
bahwa setiap anak memiliki caratersendiri dalam menginterpretasikan dan
beradaptasi dengan lingkungannya.Menurutnya, setiap anak memiliki struktur
kognitif yang disebut schemata, yaitusistem konsep yang ada dalam pikiran
sebagai hasil pemahaman terhadap berbagaiobyek yang ada dalam lingkungannya.
Pemahaman tentang obyek tersebut berlangsung melalui proses asimilasi
(menghubungkan obyek dengan konsep yangsudah ada dalam pikirannya) dan
akomodasi (proses memanfaatkan konseP dalam pikiran untuk menafsirkan
obyek).Proses belajar anak tidak sekedar menghafalkonsep-konsep dan fakta-
fakta, tetapi merupakan kegiatan menghubungkan konsep-konsep untuk
menghasilkan pemahaman yang lebih utuh.

PEMBELAJARAN TEMATIK 1
Belajar dimaknai sebagai proses interaksi dari anak dengan
lingkungannya. Anak belajar dari hal-hal yang konkrit, yakni yang dapat dilihat,
didengar, diraba dan dibaui. Hal ini sejalan dengan falsafah konstruksivisme yang
menyatakan bahwa manusia mengkonstruksi pengetahuannya melalui interaksi
dengan obyek, fenomena, pengalaman danlingkungannya. Pengetahuan ini tidak
dapat ditransfer begitu saja dari seorang pendidik kepada peserta didik. Sejalan
dengan tahapan perkembangan dan karakteristik cara anak belajar tersebut, maka
pendekatan pembelajaran siswa SD kelas-kelas awal adalah pembelajaran tematik.
Penerapan pembelajaran tematik juga dapat dilakukan padatingkat SLTP dan SLTA
tergantung dari materi atau pokok bahasan yang ingindiajarkan, tetapi pada umumnya
penerapan pembelajaran tematik adalah disekolahdasar. Oleh karena itu pada makalah
ini akan dibahas lebih lanjut mengenai model pembelajaran tematik.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, adapun rumusan masalah dari makalah
ini yakni sebagai berikut:
1. Apa pengertian model pembelajaran tematik?
2. Apasaja teori-teori yang melandasi model pembelajaran tematik?
3. Bagaimana sintaks (langkah-langkah) pembelajaran tematik?
4. Bagaimana karakteristikdalam pembelajaran tematik?
5. Bagaimana tujuan dan fungsi pembelajaran tematik?
6. Apa kelebihan dan kekurangan pembelajaran tematik?

C. Tujuan
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian model pembelajaran tematik.
2. Untuk mengetahuiteori-teori yang melandasi model pembelajaran tematik.
3. Untuk mengetahuisintaks (langkah-langkah) pembelajaran tematik.
4. Untuk mengetahui karakteristikdalam pembelajaran tematik.
5. Untuk mengetahuitujuan dan fungsi pembelajaran tematik.
6. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pembelajaran tematik.

PEMBELAJARAN TEMATIK 2
D. Manfaat
1. Mengetahui pengertian model pembelajaran tematik.
2. Mengetahui teori-teori yang melandasi model pembelajaran tematik.
3. Mengetahui sintaks (langkah-langkah) pembelajaran tematik.
4. Mengetahui karakteristikdalam pembelajaran tematik.
5. Mengetahui tujuan dan fungsi pembelajaran tematik.
6. Mengetahui kelebihan dan kekurangan pembelajaran tematik.

PEMBELAJARAN TEMATIK 3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembelajaran Tematik


Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan
tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan
pengalaman bermakna kepada siswa .Pembelajaran tematik dapat diartikan suatu
kegiatan pembelajaran dengan mengintegrasikan materi pelajaran dalam suatu
tema atau topik pembahasan. Sutirjo dan Sri Istuti Malik (2004:6)
menyatakan bahwa pembelajarantematik merupakan suatu usaha untuk
mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan,nilai, atau sikap pembelajaran, serta
pemikiran yang kreatif dengan menggunakantema.Poerwadarminta (1984 :1.040)
Tema adalah pokok pikiran : dasar cerita (yangdipercakapkan, dipakai sebagai
dasar mengarang).
Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang dirangcang berdasarkan
tema-tema tertentu. Dalam pembahasannya tema itu ditinjau dari berbagai mata
pelajaran. Sebagai contoh, tema “ Air” dapat ditinjau dari mata pelajaran IPAdan
Matematika. Lebih luas lagi, tema tersebut dapat ditinjau dari bidang studi
lain,seperti IPS, Bahasa Indonesia,dan Penjaskes.Pembelajaran tematik
menyediakankeluasan dan kedalaman implementasi kurikulum, menawarkan
kesempatan yangsangat banyak kepada siswa untuk memunculkan dinamika
dalam pendidikan.
Pembelajaran tematik juga dapat diartikan sebagai suatu model
pembelajaranyang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan
pengalaman yang bermakna kepada siswa. Keterpaduan pembelajaran ini dapat
dilihat dari aspek proses atau waktu, aspek kurikulum, dan aspek belajar
mengajar. Jadi pembelajaran tematik juga bias diartikan sebagai pembelajaran
terpadu yang menggunakan tema sebagai pemersatu materi dalam beberapa mata
pelajaran sekaligus dalam satu kali pertemuan.
 Adapun fokus perhatian pembelajaran tematik terletak pada proses yang
ditempuh oleh siswa, ketika siswa berusaha memahami materi pembelajaran yang

PEMBELAJARAN TEMATIK 4
sejalan dengan bentuk-bentuk kompetensi yang harus dikembangkan, maka
berdasarkan hal tersebut pembelajaran tematik juga dapat diartikan sebagai:
1. Pembelajaran yang berangkat dari suatu tema sebagai pusat perhatian
yangdigunakan untuk memahami gejala-gejala atau konsep lain.
2. Suatu cara untuk mengembangkan pengetahuan keterampilan secarasimultan.
3. Menggabungkan sejumlah konsep dalam mata pelajaran yang berbeda,dengan
harapan siswa dapat belajar lebih baik dan bermakna.

B. Teori-Teori yang Melandasi Pembelajaran Tematik


Ada beberapa teori yang melandasi pembelajaran tematik, yakni sebagai
berikut:
1. Teori belajar Menurut Piaget
Dalam pandangan Piaget, terdapat dua proses yang mendasari
perkembangan dunia individu, yaitu pengorganisasian dan penyesuaian. Untuk
membuat dunia kita diterima oleh pikiran, kita melakukan pengorganisasian
pengalaman-pengalamanyang telah terjadi. Piaget yakin bahwa kita
menyesuaikan diri dalam dua cara yaituasimiliasi dan akomodasi. Asimilasi
terjadi ketika individu menggabungkan informasi baru ke dalam pengetahuan
mereka yang sudah ada.Sedangkan akomodasi adalahterjadi ketika individu
menyesuaikan diri dengan informasi baru.
Piaget mengatakan bahwa kita melampui perkembangan melalui empat
tahap dalam memahami dunia, yaitu :
1) Tahap sensorimotor (Sensorimotor stage), yang terjadi dari lahir hingga usia2
tahun, merupakan tahap pertama piaget. Pada tahap ini, perkembangan
mentalditandai oleh kemajuan yang besar dalam kemampuan bayi
untukmengorganisasikan dan mengkoordinasikan sensasi (seperti melihat
danmendengar) melalui gerakan-gerakan dan tindakan-tindakan fisik.
2) Tahap praoperasional (preoperational stage), yang terjadi dari usia 2 hingga7
tahun, merupakan tahap kedua piaget, pada tahap ini anak mulai
melukiskandunia dengan kata-kata dan gambar-gambar. Mulai muncul
pemikiranegosentrisme, animisme, dan intuitif.

PEMBELAJARAN TEMATIK 5
3) Tahap operasional konkrit (concrete operational stage), yang berlangsungdari usia
7 hingga 11 tahun, merupakan tahap ketiga piaget. Pada tahap ini anakdapat
melakukan penalaran logis menggantikan pemikiran intuitif sejauhpemikiran
dapat diterapkan ke dalam cotoh-contoh yang spesifik atau konkrit.
4) Tahap operasional formal (formal operational stage), yang terlihat pada usia11
hingga 15 tahun, merupakan tahap keempat dan terakhir dari piaget.
Padatahap ini, individu melampaui dunia nyata, pengalaman-pengalaman
konkrit dan berpikir secara abstrak dan lebih logis.

2. Teori Belajar Gestalt
 Para psikologi Gestalt menekankan bahwa hubungan pemahaman
dan persepsi tentang hubungan-hubungan dalam suatu kebulatan adalah sangat
esensialdalam belajar.
Gestalt berasal dari bahasa Jerman yang mempunyai arti sebagai“bentuk
atau konfigurasi”. Pokok pandangan Gestalt adalah bahwa obyek atau peristiwa
tertentu akan dipandang sebagai sesuatu keseluruhan yang terorganisasikan.
Adapun aplikasi teori Gestalt dalam proses pembelajaran antara lain :
1) Pengalaman tilikan (insight), bahwa tilikan memegang peranan yang
pentingdalam perilaku. Dalam proses pembelajaran, hendaknya peserta
didikmemiliki kemampuan tilikan yaitu kemampuan mengenal keterkaitan
unsur-unsur dalam suatu obyek atau peristiwa.
2) Pembelajaran yang bermakna(meaningful learning),kebermaknaan unsur-
unsur yang terkait akan menunjang pembentukan tilikan dalam proses
pembelajaran. Makin jelas makna hubungan suatu unsur akan makin efektif
sesuatu yang dipelajari. Hal ini sangat penting dalam kegiatan pemecahan
masalah, khususnya dalam identifikasi masalah dan pengembangan
alternative pemecahannya. Hal-
hal yang dipelajari peserta didik hendaknya memilikimakna yang jelas dan
logis dengan proses kehidupannya.
3) Perilaku bertujuan (pusposive behavior), bahwa perilaku terarah pada
tujuan.Perilaku bukan hanya terjadi akibat hubungan stimulus-respons, tetapi
adaketerkaitannya dengan dengan tujuan yang ingin dicapai. Proses

PEMBELAJARAN TEMATIK 6
pembelajaranakan berjalan efektif jika peserta didik mengenal tujuan yang
ingindicapainya. Oleh karena itu, guru hendaknya menyadari tujuan sebagai
arahaktivitas pengajaran dan membantu peserta didik dalam memahami
tujuannya.
4) Prinsip ruang hidup (life space),bahwa perilaku individu memiliki
keterkaitandengan lingkungan dimana ia berada. Oleh karena itu, materi yang
diajarkanhendaknya memiliki keterkaitan dengan situasi dan kondisi
lingkungankehidupan peserta didik.
5) Transfer dalam Belajar, yaitu pemindahan pola-pola perilaku dalam
situasi pembelajaran tertentu ke situasi lain. Menurut pandangan Gestalt, tran
sferbelajar terjadi dengan jalan melepaskan pengertian obyek dari suatu
konfigurasi dalam situasi tertentu untuk kemudian menempatkan dalam
situasikonfigurasi lain dalam tata-susunan yang tepat. Transfer belajar akan
terjadi apabila peserta didik telah menangkap prinsip-prinsip pokok dari suatu
persoalan dan menemukan generalisasi untuk kemudiandigunakan dalam
memecahkan masalah dalam situasi lain. Oleh karena itu,guru hendaknya
dapat membantu peserta didik untuk menguasai prinsip- prinsip pokok dari
materi yang diajarkannya.

C. Sintaks (Langkah-Langkah) Pembelajaran Tematik


Sintaks model pembelajaran tematik pada dasarnya mengikuti langkah-
langkah pembelajaran terpadu. Secara umum sintaks tersebut mengikuti tahap-
tahap yang dilalui dalam setiap model pembelajaran yang meliputi tiga tahap yaitu
:
a. Tahap perencanaan
b. Tahap pelaksanaan
c. Tahap evaluasi
Berkaitan dengan itu maka sintaks model pembelajaran tematik dapat
direduksi dari berbagai model pembelajaran seperti model pembelajaran
langsung, model pembelajaran kooperatif, maupun model pembelajaran
berdasarkan masalah.Berikut ini adalah langkah-langkah pembelajaran tematik :

PEMBELAJARAN TEMATIK 7
1. Tahap perencanaan
a. Menentukan jenis mata pelajaran dan jenis ketempilan yang dipadukan.
Karasteristik mata pelajaran menjadi pijakan untuk kegiatan awal, seperti
contoh yang diberikan oleh Fogarty (1991 : 28), untuk jenis mata pelajaran
social dan bahasa dapat dipadukan keterampilan berpikir dan keterampilan
sosial, sedangkan untuk mata pelajaran sains dan matematika dapat
dipadukan keterampilan berpikir dan keterampilan mengorganisir.
b. Memilih kajian materi, standar komptensi, kompetensi dasar, dan
indikator.Langkah ini akan mengarahkan guru untuk menentukan sub
keterampilan dari masing-masing keterampilan yang dapat diintegrasikan
dalam suatu unit pembelajaran
c. Menentukan sub keterampilan yang dipadukan. Secara umum
keterampilan-keterampilan yang harus dikuasai meliputi keterampilan
berpikir, keterampiln soasial, dan keterampilan mengorganisir, yang
masing-masing terdiri atas sub-sub keterampilan.
d. Merumuskan indikator hasil belajar. Berdasarkan kompetensi dasar dan
sub keterampilan yang telah dipilih dirumuskan indicator. Setiap indikator
dirumuskan berdasarkan kaidah penulisan : audience ( peserta
didik),behavior (perilaku yang diharapkan), condition (media/alat), dan
degree (jengjang atau jumlah).
e. Menentukan langkah-langkah pembelajaran. Langkah ini diperlukan
sebagai strategi guru untuk mengintegrasikan setiap sub keterampilan yang
telah dipilih pada setiap langkah pembelajaran.
2. Tahap pelaksanaan
Prinsip-prinsip utama dalam pelaksanaan pembelajaran tematik, meliputi:
a. Guru hendaknya tidak single actor yang mendominasi kegiatan
pembelajaran
b. Pemberian tanggungjawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap

tugas yang menuntut adanya kerjasama kelompok.


c. Guru perlu mengakomoditif terhadap ide-ide yang terkadang sama sekali
tidak terpikirkan dalam proses perencanaan.

PEMBELAJARAN TEMATIK 8
3. Tahap Evaluasi
Tahap evaluasi dapat berupa evaluasi proses pembelajaran dan evaluasi
hasil pembelajaran.

D. KarakteristikPembelajaran Tematik
Sebagai suatu model pembelajaran, pembelajaran tematik memiliki
karakteristik-karakteristik sebagai berikut:
1. Berpusat pada siswa
Pembelajaran tematik berpusat pada siswa ( student centered). Hal ini sesuai
dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa
sebagai subjek belajar, sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai
fasilitator, yaitu memberikan kemudahan- kemudahan kepada siswa untuk
melakukan aktivitas belajar.
2. Memberikan pengalaman langsung
Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung pada siswa
(direct experiences).Dengan pengalaman langsung ini, siswa dihadapkan pada
sesuatu yang nyata (konkret) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang
lebih abstrak.
3. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas
Dalam pembelajaran tematik pemisahan antara mata pelajaran menjadi tidak
begitu jelas.Fokus pembelajaran diarahkan pada pembahasan tema-tema yang
paling dekat berkaitan dengan kehidupan manusia.
4. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran
Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata
pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, siswa dapat
memahami konsep-konsep tersebut secara utuh.Hal ini diperlukan untuk
membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam
kehidupan sehari-hari.

PEMBELAJARAN TEMATIK 9
5. Bersifat fleksibel
Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana guru dapat
mengaitkan bahan ajar dari suatu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang
lainnya, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan
lingkungan dimana siswa berada.
6. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa
Siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya
sesuai dengan minat dan kebutuhannya.

E. Tujuan dan Fungsi Pembelajaran Tematik


Tujuan tematik dalam pembelajaran diantaranya:
1. Memberikan pengetahuan dan wawasan tentang pembelajaran tematik.
2. Memberikan pemahaman kepada guru tentang pembelajaran tematik yang
sesuai dengan perkembangan peserta didik kelas awal Sekolah Dasar.
3. Memberikan keterampilan kepada guru dalam menyusun perencanaan,
melaksanakan, dan melakukan penilaian dalam pembelajaran tematik.
4. Memberikan wawasan, pengetahuan dan pemahaman bagi pihak terkait,
sehingga diharapkan dapat memberikan dukungan terhadap kelancaran
pelaksanaan pembelajaran.
Berikut ini beberapa manfaat ataupun fungsi dari tematik :
1. Dengan menggabungkan beberapa kompetensi dasar dan indikator serta
isi mata pelajaran akan terjadi penghematan, karena tumpang tindih
materi dapat dikurangi bahkan dihilangkan.
2. Siswa mampu melihat hubungan-hubungan yang bermakna, sebab  isi atau
materi.  
3. Pembelajaran lebih berperan sebagai sarana atau alat, bukan tujuan akhir.
4. Pembelajaran menjadi utuh sehingga siswa akan mendapat pengertian
mengenai  proses dan materi yang tidak terpecah-pecah.
5. Dengan adanya pemanduan antar mata pelajaran maka penguasaan konsep
akan semakin baik dan meningkat.

PEMBELAJARAN TEMATIK 10
F. Kelebihan Dan Kekurangan Pembelajaran Tematik
Menurut Kusnandar (2007) pembelajaran tematik memiliki kelebihan yaitu
sebagai berikut :
1. Menyenangkan karena berangkat dari minat dan kebutuhan siswa
2. Memberikan pengalaman dan kegiatan belajar mengajar yang relevan dengan
tingkat perkembangan dan kebutuhan pesrta didik.
3. Hasil belajar dapat bertahan lama karena lebih berkesan dan bermakna.
4. Mengembangkan keterampilan berfikir anak sesuai dengan persoalan yang
dihadapi.
5. Menumbuhkan keterampilan social melalui kerja sama.
6. Memiliki sikap toleransi komunikasi dan tanggap terhadap gagasan orang
lain.
7. Menyajikan kegiatan yang bersifat nyata sesuai dengan persoalan yang
dihadapi dalam lingkungan peserta didik.
Pembelajaran tematik disamping memiliki kelebihan sebagaimana
dipaparkan diatas, juga terdapat kekurangan-kekurangan yang ditimbulkan, yaitu :
1. Menuntut peran guru yang memiliki pengetahuan dan wawasan luas,
kreatifitas tinggi,keterampilan, kepercayaan diri dan etos akademik yang
tinggi, dan berani untuk mengemas dan mengembangkan materi
2. Dalam pengembangan kreatifitas akademik, menuntut kemampuan belajar
siswa yang baik dalam aspek intelegensi. Hal tersebut karena model
pembelajaran tematik menekankan pada pengembangan kemampuan analitik
(memjiwai), kemampuan asosiatif (menghubung-hubungkan) dan
kemampuan eksploratif dan elaboratif (menemukan dan menggali). 
3. Pembelajaran tematik memerlukan sarana dan sumber informasi yang cukup
banyak dan berguna untuk mengembangkan wawasan dan pengetahuan yang
diperlukan.
4. Pembelajaran tematik memerlukan system penilaian dan pengukuran
(obyek, indikator, dan prosedur ) yang terpadu.
5. Pembelajaran tematik tidak mengutamakan salah satu atau lebih mata
pelajaran dalam proses pembelajarannya.

PEMBELAJARAN TEMATIK 11
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat ditegaskan bahwa pembelajaran tematik
dimaksudkan agar pembelajaran lebih bermakna dan utuh. Pembelajaran Tematik
ini memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan perhatian, aktivitas
belajar, dan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajarinya, karena
pembelajaran lebih berpusat pada siswa, memberikan pengalaman langsung
kepada siswa, pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas, menyajikan konsep
dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran, bersifat fleksibel,
hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat, dan kebutuhan siswa,
Pembelajarn tematik agar berhasil dengan baik dilakukan dengan menempuh
tahapan perencanaan, penerapan, dan evaluasi.

B. Saran
Demikian yang dapat dipaparkan mengenai Pembelajaran Tematik,
tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahan karena terbatasnya
pengetahuan dan semua yang ada hubungannya dengan makalah ini.Semoga
makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca.

PEMBELAJARAN TEMATIK 12
DAFTAR PUSTAKA

Kunandar. 2007. Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan


Pendidikan (KTSP) da Persiapan Menghadapi Sertifikat Guru. Jakarta:
PT RajaGrafindo Persada. Dikutip dari
https://www.academia.edu/5934267/_MODEL_PEMBELAJARAN_TE
MATIK pada tanggal 6 Oktober 2020.

Majid, Abdul. 2014. Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.Dikutip dari http://rodiyahselakopi.blogspot.com/pada
tanggal 6 Oktober 2020.

Zulfi, lutfi.“Teori Belajar Gestalt”. 2008. http://lutfizulfi.wordpress.com/2008


/09/27teori-belajargestalt/

PEMBELAJARAN TEMATIK 13

Anda mungkin juga menyukai