Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS UNSUR INTRINSIK NOVEL ”EDENSOR”

KARYA ANDREA HIRATA

(Buku ketiga dari tetralogi laskar pelangi)

A. PENDAHULUAN

Karya sastra merupakan hasil karya manusia dengan menggunakan imajinasi yang terdapat
dalam diri pengarangnya. Sastra merupakan refleksi pengalaman kemanusiaan yang diolah
dengan ramuan imajinasi dan keluwesan penyampaian melalui bahasa yang digunakan.
Dalam kehidupannya manusia adalah para “aktor” yang melaksanakan perannya masing-
masing.

Salah satu karya satra yaitu novel. Novel adalah salah satu karya satra yang berbentuk prosa
dan bersifat fiksi atau memiliki bentuk pengungkapan tidak terikat. Novel adalah sebuah
karya prosa fiksi yang mengangkat permasalahan yang kompleks dan luar biasa dari
kehidupan tokoh-tokohnya. Karya satra terdiri dari dua unsur. Unsur intrinsik dan unsur
ekstrinsik.

Unsur intrinsik adalah telaah atau pemaparan karya sastra berdasarkan dari karya itu sendiri
(unsur dari dalam). Unsur Intrinsik meliputi: tema dan amanat, alur, tokoh dan penokohan,
latar atau setting, sudut pandang, dan gaya bahasa.

Tema adalah gagasan, ide, atau pikiran utama yang hendak disampaikan pengarang yang
mendasari suatu karya sastra. sedangkan amanat adalah ajaran moral atau pesan yang ingin
disampaikan oleh pengarang melalui karyanya.

Alur atau plot adalah cerita yang berisi urutan kejadian, namun tiap kejadian itu hanya
dihubungkan secara sebab akibat, peristiwa yang satu disebabkan atau menyebabkan
peristiwa yang lain (Nurgiyantoro, 1995:113). Lebih singkatnya alur adalah urutan atau
rangkaian peristiwa dalam cerita
Tokoh cerita adalah individu atau bisa binatang yang mempunyai watak dan perilaku tertentu
sebagai pelaku yang mengalami peristiwa dalam cerita. Menurut Waluyo (1995 : 164)
Penokohan adalah cara pengarang menampilkan tokoh – tokohnya, jenis-jenis tokoh
hubungan tokoh dengah unsur verita yang lain, watak tokoh-tokoh dan bagaimana pengarang
menggambarkan watak tokoh-tokoh itu. Artinya Penokohan : penggambaran atau pelukisan
mengenai tokoh cerita, baik secara lahir (fisik) maupun batin (psikis) yang dilakukan oleh
pengarang.

Tokoh sentral atau tokoh utama adalah tokoh yang mendominasi jalanya cerita rekaan,
biasanya terdiri atas tokoh Protagonis dan Antagonis. Tokoh pratogonis adalah Tokoh sentral
atau pokok yang mendukung jalanya cerita, sedangkan tokoh antagonis komplik dengan
tokoh Protagonis (Waluyo,1995:167).

Menurut Nurgiantoro (1995:178) latar atau seting yang disebut juga sebagai landasan tumpu
menyatakan pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat
terjadinya peristiwa-peristiwa yang di ceritakan. Dengan kata lain latar adalah segala sesuatu
yang berkaitan dengan tempat, waktu, dan suasana terjadinya peristiwa dalam cerita.

Sudut Pandang adalah posisi seorang pengarang dalam cerita. pengarang dapat bertindak
sebagai tokoh utama, tokoh samping, ataupun pengarang hanya menceritakan orang lain saja.

Bahasa dalam karya sastra memiliki peran ganda, bahasa tidak hanya berfungsi untuk
menyampaikan ide/pendapat/gagasan pengarang. Namun, juga ungkapan perasaan.

Setiap novel tentu terdapat unsur intrinsik maupun ekstrinsik. Salah satunya adalah novel
karangan Andre Hirata yaitu Edensor yang merupakan buku ketiga dari tetralogi laskar
pelangi.

Dalam pembahasan akan di bahas tentang unsur intrinsik novel Edensor karya Andrea
tersebut yang merupakan buku National Best Seller. Dari tema, amanat, tokoh,
penokohannya, alur, latar, sudut pandang andrea sebagai pengarang, dan gaya bahasa yang
digunakan dalam cerita novel tersebut.

B. PEMBAHASAN

1. Sinopsis Novel
Novel yang sangat menakjubkan, mengharukan, dan penuh makna. Kita akan dibuat
terkesima ketika membacanya. Novel ini berkisah tentang dua anak melayu Belitong yaitu
Ikal (Andrea Hirata) dan Arai yang mendapatkan beasiswa dari Uni Eropa untuk melanjutkan
sekolahnya di Universitas Sorbonne, Paris, Prancis. Dulu Ikal sempat mengganti nama hingga
tiga kali, mulai dari nama “Aqil Barraq Badruddin” berganti menjadi “Wadudh” dan akhirnya
berganti lagi menjadi “Andrea Hirata” yang dengan keputusan Ikal sendiri untuk mengganti
dan mau menggunakan nama itu.
Setelah menerima surat keputusan bahwa mereka diterima untuk melanjutkan studi di
Universite De Sorebone, Prancis, Paris. Mereka pun berangkat ke Paris. Sesampainya di
Paris, mereka tidak langsung di perbolehkan untuk tinggal di asrama karena masih adanya
ketidak beresan dalam pengurusan administrasi. Akhirnya mereka harus tidur di taman saat
sedang terjadi badai salju. Dan esok harinya Simon Van Der Wall meminta maaf atas
tindakannnya kemarin.

Sore harinya mereka meminta agar Famke Somers menganta mereka ke lokasi keberadaan
menara Eifel yang bterkenal itu. Sunguh takjub mereka melihatnya, menara yang dulu hanya
menjadi sebuah impinan belaka, kini mereka benar-benar dapat langsung melihat dengan
mata kepalanya sendiri.

Di Paris ternyata terdapat orang Indonesia yang sangat terkenal, yang membuat semua orang
kagum karenanya. Ialah Anggun C.Sasmi, lagu-lagunya sering di putar di radio-radio local,
itu pula yang membuat Arai dan Ikal kagum dengan kota Paris.

Di kampus, Ikal memiliki banyak teman yang berasal dari berbagai macam negara. Masing-
masing dari mereka memiliki kepribadian yang unik menurut pandangannya, kepribadian
mereaka yang jauh berbeda dari orang-orang Indonesia.

Ada seorang wanita cantik dan elegan yang menjadi sorotan para pria-pria di kampusnya,
“Katya” namanya, banyak yang telah berusaha merebut hatinya, yang paling menggebu-gebu
untuk mendapatkannya adalah “Thompson” dan “MVRC Manooj”, namun tak satu pun yang
berhasil menggaet hatinya. Tapi sosok seorang Ketya malah dengan terang-terangan
mengajak Ikal untuk berpacaran dengannya. Tentu saja Ikal tidak akan menolak ajakannya.
Hari itu ia telah resmi pacaran, ini membuat Thompson dan MVRC Manooj iri bukan
kepalang, karena mereka menganggap sosok seorang Ikal bukanlah pria idaman Katya yang
super injeksen itu.

Namun setelah menjalani hubungan selama dua bulan, akjirnya mereka putus. Ketidak
nyamanan Ikal pada Ketya yang disebabkan karena Ketya menganggap bahwa lelaki
bagaikan sebuah hiburan, apabila telah bosan maka ganti dengan yang baru. Ucapan Ketya
itu membuat Ikal berpikir bahwa Ketya tidak serius dengannya.

Liburan musim panas kaliini, Arai dan Ikal berencanamelakukan pencarian sosok A Ling,
kekasih dambaan Ikal, dengan melakukan perjalanan keliling Eropa hingga Afrika. Namun
karena kelima temannya mendengarrencana itu, maka mereka putuskan untuk ikut
mengelilingi Eropa dengan cara pertaruhan lokasi tempuh terjauh dan pencarian uang dengan
jalur seni.

Perjalanan pun di mula, rute petama Arai dan Ikal adalah Belanda, yakni untuk menagih janji
kepada Famke Somers. Janji itu dibuktikan dengan dibuatkannya sepasang kostum duyung
yang terlihat sangat indah karena kostum itu dibuat oleh para mahasiswa seni dari Universitas
Belanda, yakni teman-teman Fmke sendiri.

Akhirnya mereka pun melakukan pentas jalanan menggunakan kostum. Benar-benar


luarbiasa sambutan para pemirsa, mereka benar-benar antusias untuk berfoto bersama. Dan
yang paling ditunggu-tunggu adalah hasil jerih payah mereka, mereka mendapatkanb
lumayan banyak uang untuk mereka gunakan sebagai pesangon perjalanan mereka
selanjutnya.
Bebagai tempat dan Negara telah mereka jalajahi, kini waktu liburan musim panas telah habis
dan mereka masih berada di Afrika. Maka hari itu juga mereka putuskan untuk kembali ke
Paris, tempat dimana mereka seharusnya berada sekarng ini.

Di Paris, tepatnya di Kafe Nou Camp kami telah berjanji sebelumnya untuk berkumpul di
sini. Jauh di seberang jalan, dua pria berjalan sempoyongan, dialah MVRC Manooj dan
Gonzales. Ternyata mereka berdua hanya mampu menjelajah hingga Swedia, dan mereka
telah terlunta-lunta di sana selama berminggu-minggu. Setelah kedatangan mereka, Stansfield
pun menyusul. Namun ia terlihat sangat berbeda, ia terlihat lebih bersih, rapid an cantik. Ia
datang bersama seorang pria, Antonio Blender namanya. Tak lama kemudian Townsends
datang, ia digandenga oleh pria bertubuh besar. Rupanya persaingan mereka telah berubah,
dari seniman jalanan menjadi pencarian pria. Akhirnya Ninochta tiba, seperti biasa, ia ceria.
Tak jelas apakah ia sukses atau menderita.

Setelah dua hari dari sekembalinya kami ke Paris, tiba-tiba Arai terserang suatu penyakit
akut, yang menyebabkan ia tidak boleh berada di tempat dingin, dan di haruskan untuk
tinggal di tempat tropis. Akhirnya Araipun di pulangkan ke Indonesia. Tinggal Ikal sendiri
kesepian tanpa Arai. Dan cobaan pun bertambah sulit, karena Profesor Turnball supervaisor
thesis Ikal akan pension dan ia akan pulang kampung dan bekerja disana, di Sheffield,
Inggris. Aku tercengang lesu. Kuputuskan untuk mengikutinya guna penyelesaian thesisku.
Akhirnya aku berhasil menyelesaikan thesisiku. Pukul tiga sore ini aku ke rumah Profesor
Turnball jauh di luar Sheffield, tepatnya di Doncaster. Sesampainya di sana Profesor tidak
berada di rumah. Maka ku putuskan untuk jalan-jalan di daerah sana. Takkusangka, ternyata
terdapat sebuah desa yang amat indah seperti desa Edensor impianku. Setelah ku tanyakan
pada orang setempat, ia menjawab. “Sure lof, its Edensor.”

2. Tema dan Amanat


Tema dari novel Edensor adalah tentang Petualangan dua orang bersaudara dalam mencapai
cita-cita dan mencari cinta. Tema tersebut terbukti dari uraian sinopsis di atas.
Sedangkan amanat yang terkandung di dalam novel tersebut di antaranya yaitu:

1. Tak ada yang terjadi secara kebetulan


2. Hidup itu penuh tantangan dan rintangan
3. Bergaul dengan siapapun juga, kita tetaplah diri kita sendiri
4. Tertawalah, karena dunia akan tertawa bersamamu dan jangan bersedih karena kamu
hanya akan menangis sendirian
5. Bermimpilah, karena TUHAN akan memeluk mimpi-mimpi itu
6. Kenakalan di masa lalu membuat kita menemui karma di masa depan.

3. Tokoh dan Penokohan


 Tokoh utama dalam novel Edensor yaitu Ikal dan Arai. Ikal adalah tokoh yang pintar, nakal,
iseng, setia, dan keras kepala. Tokoh Ikal pintar di kutip dalam novel “Aku dan Arai
menerima surat pengumuman tes beasiswa itu di Belitong (Mozaik 9 :45)”. Tokoh yang nakal
terkutip pada novel pada kalimat “Nakalku makin menjadi. Aku blingsatan mencari diriku
sendiri, tersesat dalam ide-ide yang sinting. (Mozaik 4 :23)”. Tokoh yang Iseng “Kedua,
adalah kenakalan yang kusembunyikan jauh di dalam hati, sehingga Maurent sendiri tak tahu
bahwa aku seelalu berusaha agar dia menyebut namanya berulang-ulang. (Mozaik 14 :83)”.
Tokoh yang setia, “Aku merindukan A Ling, rindu pada senyumnya,…Aku ingin bertemu,
tapi ia masih raib (Mozaik 26 :160)”. dan Tokoh yang keras kepala dalam kutipan “Keras
kepala! Mirip sekali ibumu! (Mozaik 1 :3).”

Arai adalah saudara angkat Ikal. Ikal adalah tokoh yang gigih bukti dalam kutipan “Arai
kembali bersemangat menimbuniku dengan daun-daun rowan sambil tertawa terkekeh-kekeh
(Mozaik 11 :65)”. Tokoh yang setia pada kutipan “Tanggal 14 September adalah ulang tahun
Zakiah. Inilah sumber gundah gulana itu. Sungguh setia cinta dalam hati Arai (Mozaik 37 :
230)”.

Ikal dan Arai adalah tokoh utama dalan tetralogi laskar pelangi. Dari kedua tokoh utama
tersebut ada banyak lagi tokoh yang lain.

Diantaranya yaitu, Stansfield adalah tokoh yang Sombong. Hal ini di buktikan di sebuah
kutipan dalam novel edensor “Banyak yang heran bagaimana aku bisa akrab dengan
Stansfield yang sengak itu (Mozaik 17 :97)”

Townsend adalah tokoh yang keras kepala. perwatakan tokoh terdapat pada kutipan “Karena
itu, orang-orang Vermont terkenal keras kepala hingga lahir julukan Vermont Stubborn. Nah,
Virginia lahir dari keluarga Vermont tulen (Mozaik 17 :97)”.

Ninochka, tokoh yang pemalu. terdapat pada kutipan “Bukan hanya karena penampilan
udiknya, sifat pemalunya, atau olahraga anehnya, tapi juga karena penyakit bengeknya yang
parah (Mozaik 18 :107)”.
Mashood adalah tokoh yang fanatik dalam kutipan “Mashood benar-benar mengagumi sang
Imam (Mozaik 38 :238)”. Ramah dalam kutipan “Brother Muslim! Oh, Subhanallah,
marhaban, marhaban (Mozaik 38 :237)”. Dan tokoh yang jenaka dalam kutipan “Namanya
Mashood. Tubuhnya tambun, wajahnya licin, bulat, dan jenaka. (Mozaik 38 :237)”. Dan
Simon Van Der Wall adalah tokoh yang tega/tidak peduli pada nasib orang lain.

4. Setting / Latar
Latar tempat dari novel Edensor yaitu Tanjung Pandan pada penggalan novel “Dua minggu
berikutnya aku harus ke Tanjong Pandan mengikuti ujian sekolah. (Mozaik 1 :4)”. Bogor di
kutipan “Di bogor kami melamar kerja (Mozaik 8 :37)”.

Latar Prancis terdapat pada salah satu kutipan novel pada kalimat “Prancis belum bangun
ketika kami tiba di terminal bus Galliani (Mozaik :77)”. Italia dalam kutipan “Penampilan
kami yang paling mengesankan adalah di Fontana de Trevi, Roma (Mozaik 39 :248)”.

Latar tempat Rusia pada kutipan “Dengan menumpang bus sayur atau diam-diam melompat
ke gerbong kereta minyak, kami sampai ke Moskwa (Mozaik 32 :197)”. Estonia di kutipan
“Awal September kami sampai ke Estonia (Mozaik 37 :230)”. Spanyol pada penggalan cerita
“Di Spanyol aku ternganga di bawah kubah Sagrada Familia, aku merasa seperti berada di
dalam kerajaan kaum lelembut. (Mozaik 41 :269)”. Islandia dalam penggalan “kami ke
Islandia, jauh dan harus naik feri (Mozaik 31 :194)”.

Latar tempat Swiss terkutip pada penggalan cerita “Swiss, gemah ripah loh jinawi. Pada
setiap sudut tercermin kekayaannya. Kami menyusuri avenue di Interakun, sebuah mobil
Bentley menepi dan menekan klakson hati-hati. (Mozaik 37 :233)”. Berlatar di Inggris, “Bus
antarkota national express membawaku ke Sheffield, di Midland, wilayah tengah Inggris,
dekat Manchester, Birmingham, dan Leeds. (Mozaik 44 :283)”.
Perbatasan Nigeria-Mali, “Di perbatasan Nigeria dan Mali kami menjumpai serombongan
kafilah pedagang yang akan melintasi Gurun Sahara menuju Burkuni (Mozaik 41 :266)”.
Zaire, kutipan “Kami pun sampai ke Zaire dan menemui seorang wanita Skotlandia bernaman
Nadine Scott. (Mozaik 41 :267)”.
Latar waktu dalam novel tersebut terkutip Minggu pagi dengan kutipan “kami bertolak ke
Bandara Soekarno-Hatta naik Fokker 28 dari bandara perintis Buluhtumbang di Tanjung
Pandan (Mozaik 9 :48)”. Waktu Sholat Jum’at dengan kutipan cerita “usai khotbah, yang
disampaikan dalam bahasa Arab, jemaah berdiri untuk shalat jum’at, berdesakan (Mozaik
38 :242-243)”.
Dan malam terakhir di Jerman. Terdapat dalam kutipan “Malam terakhir di Jerman, kami
membungkus diri dalam sleeping bag, tidur di sudut stasiun Kӧln. (Mozaik 31 :193)”

5. Alur / Plot
Alur cerita pada novel Edensor menggunakan alur campuran. Karena alur yang digunakan
adalah alur maju akan tetapi terdapat flashback di antara cerita (kembali bercerita masa lalu /
mengingat masa lalu). Maka dikatakan bahwa alur yang digunakan pada novel Edensor
adalah alur campuran.

6. Sudut Pandang
Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama (Aku). Andrea
(pengarang) berada dalam cerita sebagai sosok Ikal (Aku) yang merupakan tokoh utama
dalam cerita pada novel karyanya tersebut.
Dalam kutipan “Aku masih kecil dan Weh sudah tua ketika kami bertemu. ……. (Mozaik 1 :
3)”.

7. Gaya Bahasa
Penggunaan gaya bahasa dalam novel Edensor adalah adanya penggunaan bahasa-bahasa
asing. Gaya bahasa yang digunakan sedikit sulit untuk dipahami oleh pembaca, Ada beberapa
kata-kata yang tidak dimengerti maknanya oleh para pembaca sehingga membuat para
pembaca sedikit bingung. Sedangkan majas yang digunakan pada novel ini adalah metafora.
Metafora adalah gabungan dua hal yang berbeda membentuk suatu pengertian yang baru.
Seperti kutipan dalam novel yang menyatakan “...Langit adalah kitab yang terbentang...”
(Mozaik 1 : 9). Ada juga penggunaan bahasa asing seperti dalam kutipan “Brother Muslim!
Oh, Subhanallah, marhaban, marhaban (Mozaik 38 :237)”. Terdapat juga bahas

C.

PENUTUP

1. Kesimpulan
Dalam novel edensor yang berperan sebagai tokoh utama adalah tokoh Ikal dan Arai. Ikal dan
Arai adalah dua bersaudara yang berpetualang menggapai cita-citanya, mencari diri dan cinta
mereka. Penokohan tokoh utama adalah sebagai berikut : Ikal adalah tokoh yang pintar,
nakal, iseng, setia, dan keras kepala. Sedangkan Arai adalah tokoh yang gigih, dan setia.
Dengan alur campuran. Jalan cerita yang sering di hubungkan dengan masa lalu. dan Latar
pendukung tokoh utama terlihat pada waktu, tempat, dan keadaan sosial tempat tokoh Ikal
dan Arai besosialisasi di tempat ia tinggal dan hidup di kalangan Universite de Paris.
Ikal adalah nama lain dari pengarang dalam cerita. Andrea Hirata bertindak sebagai tokoh
utama dengan sudut pandang orang pertama.
Gaya bahasa yang digunakan adalah majas metafora. Yaitu gabungan dua hal yang berbeda
membentuk suatu pengertian yang baru.

Anda mungkin juga menyukai