Anda di halaman 1dari 17

RESENSI NOVEL

Edensor
IDENTITAS BUKU
Judul Buku : Edensor
Pengarang : Andrea Hirata
Penerbit : PT Bentang Pusaka
Tahun Terbit : 2007
Cetakan pertama : Mei 2007
Desain sampul : Andreas Kusumahadi
Desain isi : Pirie Tramontane
Jumlah halaman : 294 halaman
Panjang : 20,5 cm
Pelaku : 1. Ikal (Andrea)
2. Arai
3. A Ling (Njoo Xian Ling)
4. Ayah
5. Ibu
6. Zakiah
7. Framke
8. Oruzgan Mourad Karzani
9. Katya
10. Weh
11. Pak Toha

ISBN : 978-979-1227-02-5
SINOPSIS NOVEL

Novel ini menceritakan tentang kisah Ikal dan Arai dalam menjalani hidupnya di
Eropa dan Afrika dalam perjalananya mencari ilmu, cinta dan petualangan.
Ikal sempat berganti nama sebanyak tiga kali. Yang pertama, Aqil Barraq
Badrudin yang mempunyai arti anak soleh berjidat mengkilap yang tidak akan melakukan
hal-hal yang tidak masuk akal dalam hidupnya. Kedua, wadudh yang artinya orang yang
paling tinggi akhlaknya di kalangan pengembara samia. Dan yang ketiga adalah Andrea
Hirata, kata Andrea diambil dari nama seorang perempuan yang akan mencoba bunuh diri
jika suratnya tidak dibalas oleh Elvis Presley. Saat SMP ikal bertemu dengan A Ling, saat
pertama kali melihatnya ikal langsung jatuh cinta. Tidak lama kemudian ikal mengajak A
Ling jalan-jalan, mereka naik komidi putar. Setelah ayahnya meninggal A Ling pindah ke
Jakarta dan semenjak itu Ikal kehilangan A Ling. Saat dia rindu A Ling dia hanya
membaca novel yang diberikanya, dia terus berkhayal tentang Edensor, daerah yang
sangat A Ling kunjungi.
Setelah lulus kuliah Ikal dan Arai mengikuti tes beasiswa untuk sekolah strata dua
k Eropa dan mereka di terima. Akhirnya mereka kuliah di universitas Sarbonne, Paris,
Prancis. Saat sampai di bandara shippol mereka dijemput oleh Ms. F. Somers. Di paris
ternyata banyak orang yang mengagumi Anggun C. Sasmi dan itu membuat mereka
bangga. Di kampus mereka mempunyai banyak teman, dia menyebut kelasnya sebagai
university of life. Katya wanita idaman semua laki-laki di jurusanya tiba-tiba mengajak
Ikal berkencan dan hal itu membuat semua teman-temanya cemburu karena selama ini
banyak yang mencoba merebut hati Katya tapi tidak ada yang berhasil. Tapi seorang laki-
laki udik asal indonesia berhasil memikat hati Katya. Setelah berbulan-bulan menjalani
hubungan dengan Katya akhirnya mereka putus karena Katya menganggap pacaran
hanyalah sebuah mainan dan Ikal pun belum bisa melupakan A Ling sehingga dia tidak
nyaman. Saat musim panas Ikal dan Arai merencanakan untuk mencari A Ling dengan
menjelajahi Eropa sampai Afrika. Tapi perjalanan itu menjadi pertaruhan yang diikuti 4
kelompok. Ikal dan Arai, Gonzales dan MVRC Manooj, Stansfield, Townsend dan
Nochka. Mereka membiayai perjalanan dengan carqa mengamen, Arai dan Ikal menjadi
patung ikan duyung, Arai dan MRVC Manooj dengan memainkan bola dan geleng-geleng
kepala khas orang india, Stansfield dengan Trombonya, Townsend dengan Akordianya
dan Nochka dengan keahlian catur. Mereka berkumpul di Kafe Brigandi et Bougreeses
dan akan bertemu lagi di Kafe Nou Camp, Spanyol. Selama perjalanan Ikal dan Arai
menemui banyak tantangan, kedinginan karna badai salju, kepanasan melewati gurun
sahara dan kelaparan sampai hanya memakan daun-daun plum. Tapi mereka berhasi
melewati semua itu. Di milan Ikal bertemu dengan pemilik nama Andrea yang dia baca di
majalah dulu, semenajak itu Ikal semakin bersemangat mencari A Ling. Ikal terus
menjelajahi eropa dengan mencari A Ling, menurut informasi yang ia dapat dari internet
A Ling berada di milan dengan nama Roxane Ling. Tapi yang ia dapati bukanlah A Ling
yang diinginkan, lalu perempuan itu berbicara “ jika yang kau cari cinta kau akan
menemukanya, percayalah, kau akan menemukanya di Afrika”. Kata-kata itu membuat
Ikal sangat percaya kemudian ragu, tapi dia akan cari A Ling yang Rox cari itu di Afrika.
Sampai di Florence, Italia dia bertemu dengan brother muslim, sodara itu memberinya
uang sepuluh Euro dengan kesan uang tersebut milik musafir ia hanya dititipi oleh Allah.
Dari Florence ia naik kereta menuju Regio. Tetapi ia keblablasan sampai ke selat Messina,
pulau Sisilia. Di tengah-tengah daerah mafia ia bertemu seorang pedagang muslim (Bilal),
lalu saling bercerita tujuan masing-masing. “ sebenarnya kami ingin ke Afrika.” Lalu bilal
menyarankan mereka untuk pergi ke Tunnisia, sebagai sesama anggota OKI (organisasi
negara islam) ternyata muslim indonesia bebas visa ke Tunnisia. Tunnisia adalah batu
loncatan untuk ke Afrika. Mereka naik kereta api mengikuti jalur negara-negara OKI. Di
perbatasan Nigeria dan Mali mereka melihat segerombolan khalifah yang akan melintasi
gurun sahara menuju burkuni. Ikal dan Arai menghampiri segerombolan itu dan meminta
izin untuk ikut, tiba-tiba anak kecil itu menyeletuk “bilang saja ke Wadudh, itu dia di
depan.” Gelar pemimpin khalifah itu wadudh, dulu ayahnya pernah memberi nama itu
untuknya. Di Afrika mereka bertemu dengan suster Nadine. Ku ceritakan kepada Suster
Nadine bahwa aku kemari bukan hanya untuk mengejar mimpi lamaku, tetapi mencari A
Ling juga. Suster Nadine menyampaikan kalimat bijak “ kau telah mencari A Ling sampai
ke Afrika tapi tak kau temukan. Tidakkah kau berfikir telah menemukanya?” kata-kata
Rox dan Suster Nadine membuatku sadar bahwa kalimat itu menuju arti sebenarnya kita
telah menemukan apa yang kita cari dalam diri kita sendiri, yakni kenyataan, kenyataan
yang harus dihadapi sepahit apapun. Ikal telah menemukann pencarian terbesar dalam
hidupnya : cinta.
Setelah musim panas berakhir mereka kempali ke Eropa untuk bertemu teman-
temanya di Spanyol. Di Kafe Nou Camp, Ikal, Arai, Ninochka, Townsend, Stansfield.
Gonzales dan MRVC Manooj bercerita tentang pengalaman-pengalaman mereka.
Ternyata mereka semua gagal menaklukan Eropa sampai ke Afrika dan Ikal dan Arai lah
pemenang dari pertaruhan ini. Ikal dan Arai kembali ke paris untuk melanjutkan risetnya
di kampus. Tiba-tiba Katya menelepon memberi tahu bahwa Arai sakit parah dan harus
dikembalikan ke Indonesia. Semenjak itu Ikal merasa sangat kesepian dia seperti
kehilangan separuh jiwanya. Tanpa Arai yang selalu menyemangatinya kini dia harus
menyelesaikan risetnya sendiri dan menemui professor Turnbull di Inggris. Akhirnya dia
menyelesaikan risetnya dan langsung menemui Professor, sampai disana dia disambut
oleh istri Professor dan memberitahu kalau Professor sedang keluar dia meminta ikal
untuk menunggu. Istrinya memberi tawaran kepada Ikal untuk minum teh bersamanya
atau keliing desa, akhirnya ikal lebih memilih kelililng desa dan setelah melihat
pemandangan yang sangat memukau dia seperti Dejavu. Dia merasa mengenal pagar
semua yang ada di depanya. Dia seakan menembus lorong waktu yang telah lama hidup
di kalbunya, lalu dia meminta supir untuk berhenti dan turun. Dia bertanya kepada seorang
ibu yang lewat didepanya “ Ibu apakah nama tempat ini?” ia menatapku lembut “ Sure
lof, it’s Edensor....”
UNSUR-UNSUR INTRINSIK

1. Tema
Kekuatan cinta yang mengubah hidup, keyakinan akan mimpi-mimpi, dan
petualangan yang gagah berani.

2. Alur
Ganda
Karena, penulis menceritakan dua kejadian. Yang pertama penulis menceritakan
perjalanan hidupnya dan penaklukan mimpi-mimpinya dari mulai menaklukan eropa,
rusia, hingga dia sampai ke edensor. Kedua penulis menceritakan masa lalunya, pada
mozaik 44 (hatiku kelam mengenang saat aku membuka ikatan tali rami yang menjerat
Weh dan menegakkan lehernya yang terkulai. Di pinggir Ouse, aku menemukan kembali
Weh yang meninggalkan rasa kelu sekaligus rindu dalam sukmaku )

3. Latar
1. Tempat
1. Pangkalan
“Ia menibar pokok terunjam, merapatkan perahunya ke pangkalan.” (halaman
3)
2. Apartemen
“Apartemen Mallot yang kami tempati terletak dekat Stasiun Gare de Lyon,
salah satu stasiun antar negara” (halaman 84)
3. Di kelas, Universitas Sarbonne
“Aku bergairah menemukan kelasku di Sarbonne. Mahasiswa-mahasiswa dari
beragam bangsa didalamnya membuat kelasku seperti laboratorium perilaku.”
(halaman 95)
4. Pemakaman
“Taman ini adalah kuburan angker berusia ratusan tahun. Aku menyelinap
diantara celah nisan yang berdesakan, tinggi menjulang, berukir-ukir kata latin,
hitam berlumut-lumut.” (halaman 92)
5. kafe Brigandi et Bougreeses
“Peserta pertaruhan menjelajah Eropa kembali berkumpul di Kafe Brigandi et
Bougreeses dengan backpack dan properti ngamenya masing-masing.” (halaman
173)
6. Masjid afghanistan, Gmunden
“Azan berkumandang. Masjid penuh sesak. Aku dan Arai mengambil temapat di
tengah. Nyaman rasanya berada di dalam Masjid yang hangat, di antara ratusan
brother muslim yang bersahabat.” (halaman 242)
7. Sungai Ouse
“Di pinggir Ouse aku menemukan kembali Weh yang meninggalkan rasa kelu
sekaligus rindu dalam sukmaku.” (halaman 285 )

2. Waktu
1. 23 Oktober. 23.30
“kau tahu ikal ? tanggal 23 Oktober waktu itu, pukul setengah dua belas malam, hujan
lebat.” (halaman 15)
2. 28 Maret
“Tanggal 28 Maret, aku pergi ke sungai Ouse di Sussex.” (halaman 284)

3. Suasana
- Kacau
“Townsend tertusuk. Ia naik pitam. Kecantikan janda kembang
Jennifer Aniston-nya menguap. Dihantamkanya sloki diatas
meja kayu. Sisa rum yang tergenang di dasarnya tempias ke
wajah MVRC Manooj.” (halaman 167)
- Haru
“Ratusan penggemar Morrison dari berbagai belahan dunia
bersimbah air mata. Mereka melakukan penghormatan kepada
sang legend dengan caranya masing-masing.” (halaman 93)
4. Penokohan, Perwatakan
1. Ikal (Andrea) :keras kepala (halaman 3), ikal adalah
seseorang yang pantang menyerah ia terus
mencari cinta pertamanya sampai benua
eropa telah ia taklukan dan belum
menemukan A Ling dia terus berjalan dan
mencari A Ling (halaman 203).
2. Arai : Berjiwa besar. ketika orang yang senasib
denganya tersuruk-suruk, ia malah
memperlihatkan jiwa besar, lebih dari
siapapun. (halaman 33) pemberani, Arai
melilitkan syalnya ke leherku. Arai
menimbuniku dengan daun rowan. (halaman
63-64)
3. Ling (Njoo Xian Ling) : Murah senyum. “kuingat A Ling berdiri
dibalik pagar itu, tersenyum padaku”
(halaman 47)
4. Ayah : Baik hati. Ayah memilih kata dengan teliti
dan setiap sore aku dibonceng ayah naik
sepeda ke bendungan. (halaman 5&49)
5. Ibu : keras kepala “ ibumu perempuan yang keras
pendirianya..” (halaman 14)
6. Zakiah : Cuek. Zakiah pasti menerima surat dari arai
tapi tak akan sudih untuk membalasnya, dia
sama seperti dulu, tak acuh (halaman 46)
7. Famke Somers : Ramah. “ Native Eropa pertama yan kami
temui di tanah airnya sebdiri, keramahanya
mencengangkan.” (halaman 54)
8. Oruzgan Mourad Karzani :Ramah & hangat, imam itu
menghampirinya dan memeluknya saat
bertemu di masjid Afghanistan (halaman
241)
9. Katya : Cerdas. Katya yang cerdas bukan buatan,
tak begitu saja dibuat bertekuk lutut.
(halaman 113)
10. Weh : Cerdas, dia bisa membaca rasi bintang dan
arah mata angin (halaman 7 sampai 10)
11. Pak Toha : Baik, dia menolong Ikal dan Arai saat
melawan penjahat di Rumania (halaman
224)

5. Sudut Pandang
Dalam novel ini penulis menggunakan sudut pandang orang pertama. Karena,
penulis menggunakan kata “aku” untuk menjelaskan ceritanya.
“ Aku masih tak tahu mengapa setiap hari aku mengunjungi Weh. Yang kutahu, ketika
melihat matanya yang bening dan kesakitan, hatiku ngilu, ketika melihat jalanya timpang
karena burut mengisap air dalam tubuhnya, mengumpul di selangkang, kubuang
pandanganku karena hatiku perih, dan ketika melihatnya tidur, memasrahkan tubuhnya
yang dikhianati nasib pada senyap sungai payau, aku gelisah sepanjang malam”

6. Gaya Bahasa
Majas Personifikasi
“tak kan kukejar weh dengan pertanyaan- pertanyaan praktis untuk menerjemahkan
kalimatnya yang bersaya-sayap.” (halaman halaman10)
Majas Metafora
“ Langit adalah kitab yang terbentang..” (halaman 8)

7. Amanat
1. Buku Novel
- Tertawalah maka seisi dunia akan tertawa bersamamu, jangan bersedih karena
kamu akan bersedih sendirian
- Bermimpilah karena tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu
- Tidak mudah menyerah
ikal dan Arai terus bersemangat menaklukan Eropa hingga sampai ke Afrika .
- Tidak boleh berburuk sangka kepada teman
Ikal mengira Arai yang menarik backpack miliknya, dan ternyata bukan.
- Tidak ada sesuatu yang kebetulan.
Tuhan telah menyiapkan semua rencana, tidak ada hal yang terjadi secara
kebetulan
- Apa yang kita lakukan pasti ada balasanya.
Ikal dan Arai mendapat balasanya saat dulu ia pernah mengerjai Taikong
Hanim, saat di masjid Afghanistan mereka mendapat balasan apa yang dia
lakukan dulu.

2. Aplikasi Dalam Kehidupan:


- Hidup ini penuh tantangan jangan pernah putus asa karena cobaan berat yang
menimpa.
- Berteman dengan siapa saja, kita tetaplah diri kita sendiri.
- Keterbatasan bukan penghalang untuk meraih mimpi-mimpi
- Jangan pernah tinggalkan kewajiban kita dimana pun kita berada.
- Yakin Allah menciptakan sesuatu telah diatur olehnya.
UNSUR-UNSUR EKSTRINSIK

1. Latar Belakang

Andrea Hirata

Andrea Hirata terlahir dengan nama Aqil Barraq Badruddin Seman Said
Harun, lahir di Belitung Timur, Propinsi Bangka Belitung pada tanggal 24 Oktober
1967. Andrea Hirata merupakan anak keempat dari pasangan Seman Said Harunayah
dan NA Masturah. Saat kecil orang tuanya mengubah namanya tujuh kali. Nama
Andrea diambil dari nama seorang wanita yang neka bunuh diri bila penyanyi
pujaanya, yakni Elvis Presley tidak membalas suratnya, dan Hirata adalah nama yangt
diberikan ibunya.
Andrea hirata memulai pendidikan tinggi dengan gelar dibidang ekonomi dari
Universitas Indonesia. Meskipun study mayor yang diambil Andrea ekonomi, ia amat
menyukai sains- fisika, kimia, biologi, astronomi dan sastra. Andrea lebih suka
menyebut dirinya sebagai Akademisi dan Backpacker.
Setelah menerima beasiswa dari Uni Eropa, dia mengambil program master di
Eropa, pertama di Universite de Paris,Sarbonne dan di Universitas Sheffield Hallam,
Inggris. Tesis Andrea di bidang ekonomi telekomunikasi mendapat penghargaan dari
Universitas terasebut dan ia lulus sebagai lulusan terbaik (Cum laude). Tesis itu telah
diadaptasi kedalam bahasa Indonesia dan merupakan buku teori Ekonomi
Telekomunikasi pertama yang ditulis oleh orang indonesia. Buku itu telah beredar
sebagai referensi ilmiah.
Novel karyanya
 Laskar Pelangi (2005) Best Seller
 Sang Pemimpi (2006) National Best Seller
 Edensor (2007) National Best Seller
 Maryamah Karpov (2008)
 Padang Bula dan Cinta Di dalam Gelas (2010)
 Sebelas Patriot (2011)
 Laskar Pelangi Song Book (2012)
 Ayah (2015) Best Seller

Penghargaan
 Pemenang BuchAwards Jerman 2013
 Pemenang Festival Buku New York 2013 (general fiction category)
 Honorary Doctor of Letters (Hon DLitt) dari Universitas Warwick 2015

2. Nilai-Nilai
Agama : - Dimanapun kita berada kita harus menjalankan kewajiban kita
(halaman 267)
- walaupun kita seorang pemimpin tapi harus tetap rendah hati.
- Al Qur’an mengandung science dan sastra terhebat.
- Jangan pernah menghina atau mengejek guru atau ustadz.

Moral : - kasih sayang orang tua kepada anaknya, ditunjukan saat Ikal akan
pergi ke Eropa.
- Belajar dari orang lain
Ikal menganggap Weh dan pak Toha sebagai sumber pembelajaran
dalam hidupnya.
Sosial : - Persaingan dalam belajar memang baik, tapi saat di luar akademik
mereka berteman dan saling bercerita.
- kehidupan di Eropa berbeda dengan di Indonesia kita harus selalu
berhati-hati
Budaya : - Pentingnya sebuah nama. Bagi orang melayu pedalaman nama
berurusan dengan agama dan dianggap sumber aura.
3. Kelebihan dan Kekurangan Buku

Kelebihan Buku

Cerita di dalam novel ini menjadi motivasi untuk orang yang membacanya karena
dengan keyakinan dan kesungguhan kita bisa mewujudkan mimpi-mimpi kita.
Setiap kejadian yang dialami memberikan pelajaran yang berharga dalam hidup
sehingga pembaca mendapatkan banyak pelajaran yang berharga.
Di halaman 289 pengarang memberikan foto desa Edensor sehingga pembaca lebih
merasakan feelnya.
Ada kelucuan-kelucuan di dalam novel ini sehingga pembaca tertawa dan tidak
merasa bosan .

Kekurangan Buku

Terdapat beberapa bahasa asing yang tidak di mengerti pembaca seharusnya, jika ada
bahasa asing dilengkapi catatan kaki di bawah teks novel.
Dalam novel ini pengerang tidak menceritakan saat Ikal kuliah S1 dimana dan jurusan
apa. Di novel ini pengarang langsung menceritakan saat ikal lulus SMA dia bekerja di
Jakarta lalu mendaftar beasiswa ke Eropa dan mendapatkanya. Harusnya di ceritakan dulu
saat dia kuliah S1 supaya tidak menggantung ceritanya.
Judul novel dengan ceritanya sebenarnya kurang sepadan karena isi novel ini lebih
banyak mengisahkan perjalanan menaklukan Eropa di banding membahas tentang
Edensor.
Bahasa yang dipakai terlalu tinggi untuk anak muda.

4. Kesimpulan dan Saran


Novel ini menceritakan tentang seorang anak melayu yang mendapat beasiswa ke
Eropa. Saat liburan musim panas meraka berniat menjelajahi Eropa sampai ke Afrika dan
juga mencari A Ling yang hilang dalma hidup Ikal. Mereka tidak takut untuk bermimpi,
karena dia yakin tuhan pasti memeluk mimpi-mimpinya. Dengan keyakinan dan modal
keberanian mereka menaklukan Benua Eropa, Rusia, Afrika hingga ia sampai ke sebuah
kampung yang dulu pernah di ceritakan A Ling, yaitu Edensor. Perjalanan yang mereka
alami selama menaklukan mimpi-mimpinya itu tidaklah mudah. Hidup dengan tantangan
dan gelagak marabahaya, terbakar sinar matahari, tercekik dinginya musim salju. Dengan
kekuatan cinta pula dia bisa menaklukan semuanya itu tanpa merasa takut. Karena cinta
bisa mengubah hal yang buruk menjadi indah dan hal yang mustahil menjadi nyata.
Novel ini banyak memberikan pelajaran buat kita, yaitu jangan mudah putus asa dalam
segala hal, bermimpilah maka tuhan akan memeluk mimpi-mimpi itu, cinta bisa membuat
kita lebih baik bisa juga menghancurkan.
Sebaiknya di dalam novel ini diceritakan juga saat ikal kuliah pertama sehingga
pembaca tidak heran saat ikal mendapt beasiswa S2 di Eropa.
5. Puisi

Sirna
Selamat pagi senja
Mari kita berdansa
Bersama barisan luka dalam frasa
Dengan alunan melodi yang terluka
Bunga-bunga dalam hatiku berguguran
Jatuh perlahan ke permukaan
Begitu sakit tak tertolongkan
Lalu terseret debu kenangan
Katamu kita akan bersama
Selamanya...
Tapi nyatanya...
Kau menghilang begitu saja
Ku tanya setiap daun yang jatuh ke bumi
Setiap angin yang melewati rumah ini
Dan setiap doa yang aku semogakan selama ini
Apakah engkau akan kembali?
Daun tertawa
Katanya, aku ini gila
Angin pun ikut menghina
Kau bodoh wahai anak muda
Lantas diriku bertanya, mengapa?
Katanya aku ini hanya lelaki muda
Yang terikat bayang dirinya
Tak sadar, ia kini telah sirna

Anda mungkin juga menyukai