Mendengar nasehat inspiratif yang dilontarkan oleh guru mereka, maka bibit-
bibit mimpi dalam diri Ikal, Jimbron, dan Arai pun mulai tumbuh. Arai memantik
semangat kedua sahabatnya tersebut dengan kata-kata inspiratif seperti yang telah
dilontarkan oleh Pak Julian Balia. Arai bermimpi suatu saat nanti ia akan berkeliling
dunia dengan menjelajahi Eropa dan Afrika. Ikal pun terkesima dengan mimpi yang
ditularkan oleh Arai. Kemudian Arai pun menjelaskan langkah-langkah yang harus
mereka tapaki mulai saat ini demi mimpi-mimpi tersebut.
Langkah pertama pun dimulai. Upaya untuk terus bersekolah sampai lulus SMA
dilakukan oleh ketiga remaja itu dengan kerja keras dan air mata. Arai, Jimbron, dan
Ikal adalah anak-anak dari keluarga miskin yang mengharuskan mereka untuk bekerja
demi memenuhi kebutuhan sekolah. Sepulang sekolah ketiga sahabat itu bekerja
serabutan di warung kopi dan tempat pelelangan ikan.
Tak jarang mereka menjadi kuli panggul di pelabuhan. Semua itu mereka
lakukan demi mimpi-mimpi yang sedang mereka kejar. Begitu seterusnya hingga
pada saat kelulusan SMA pun tiba. Arai dan Ikal sudah memantapkan hati untuk
melanjutkan tahapan berikutnya demi meraih mimpi yang akan mereka kejar. Mereka
berencana untuk berlayar ke Jakarta dan mencari kerja sambilan sebagai batu loncatan
berkuliah di Universitas Indonesia.
Tak lama setelah dia berganti nama, Ia bertempu dengan seorang gadis di masa
SMP, yaitu Njoo Xian Ling atau A Ling. Andrea (Ikal) merasa dia telah jatuh cinta
padanya. Sehingga setiap hal yang biasanya dianggap buruk olehnya berubah menjadi
hal yang lebih indah. Namun, orangtua Ikal mengira bahwa Ikal berubah karena
pergantian namanya. Padahal sebenarnya, Ikal menjadi anak baik berkat A Ling.
Pada saat keluarga A Ling berduka, mereka pindah. Ikal sangat terpukul. Hanya
ada satu kenangan dari A Ling, sebuah novel yang menggambarkan desa khayalan
‘Edensor’. Benda itu dijaganya, meski sudah lusuh. Membaca novel lusuh itu
menghibur hati Ika
Setelah tamat SMA, Arai dan Ikal mendapat beasiswa Uni Eropa untuk kuliah
di Universite de Paris di Sorbonne, Prancis. Di perantauan, Ikal merasakan sari pati
hidup. Mereka pun ingin menghabiskan liburan musim panas dengan hal yang tidak
terduga. Mereka ingin berkelana. Tak disangka, banyak yang ikut bertaruh. Sehingga
perjalanan diikuti oleh 4 kelompok.
Setelah itu, Arai dan Ikal kembali sibuk dengan tesisnya agar cepat lulus dan
kembali ke kampung halaman. Setelah beberapa waktu, kesibukan Ikal terpecah saat
Arai sakit. Arai harus kembali ke Indonesia. Ikal sangat sedih karena kini dia sendiri.
Dia pun terjun ke dalam tesisnya tanpa Arai di sisinya.
Tanpa terasa, sudah lebih sejam Ikal berada di bus. Bus berjalan, Ikal semakin
dekat dengan desa yang dipagari tumpukan batu bulat hitam, rumah penduduk
berselang-seling diantara jekarak anggur. Ikal merasa kenal dengan gerbang desa
berukir ayam jantan, dengan pohon willow di pekarangannya, bangku-bangku batu
dah jajaran bunga daffodil. Ikal merasa masuk ke sebuah desa khayalan yang telah
lama hidup dalam kalbunya. Ikal meminta sopir berhenti dan ia turun. Ingatannya
mengenai daerah ini selama belasan tahun, tiba-tiba berada di depan matanya. Saat ia
bertanya mengenai desa itu kepada seorang ibu yang lewat, ibu itu menjawab ‘Ini
EDENSOR’.
KRITIK
Sang Pemimpi
Novel Sang Pemimpi adalah sebuah novel kedua karya Andrea Hirata yang
merupakan bagian tetralogi Laskar Pelangi. Sang Pemimpi adalah judul yang tepat
untuk novel ini karena memang kisah yang disajikan membuat pembaca yakin akan
kekuatan mimpi. Tentunya, dengan cinta, pengorbanan, dan rahmat Tuhan, kita akan
dapat mewujudkan mimpi yang kita miliki. Novel yang memiliki ending yang begitu
mengesankan. Dan Novel yang memiliki alur yang bagus dan menarik. Tema cerita
yang sederhana namun terbungkus kalimat-kalimat yang penuh makna. Dalam
novelnya yang kedua tersebut penulis mengemas dan menata dengan bahasa yang
sederhana dan inspiratif, tapi tetap memperhatikan kualitas isi dan penuh bahasa
imajinatif.
Lewat novel ini juga penulis mampu menciptakan kata-kata yang menggugah
jiwa pembacanya. Penulis juga menyebutkan bahwa sikap pesimis dan tidak mau
mencoba serta minder itu merupakan racun yang akan menggerogoti mimpi kita untuk
menggapai cita-cita dan harapan kita. Karena hal tersebut akan menambah
keterpurukan pemikiran kita terhadap apa yang telah kita impikan selama ini. Tiga
tokoh utamanya, Arai, Ikal, dan Jimbron, yang digambarkan sebagai seorang pemimpi
yang telah menamatkan SMP dan akan melanjutkan ke SMA. Dari sinilah perjuangan
dan mimpi mereka dimulai. Tidak tanggung-tanggung, Arai dan Ikal bermimpi untuk
kuliah ke Perancis, sedangkan Jimbron memutuskan untuk menetap di Belitung. Demi
impian tersebut, apapun Arai dan Ikal lakukan agar impian untuk kuliah di Perancis
terwujud.
Edensor
Novel Edensor karya Andrea Hirata adalah novel ketiga dari Tetralogi Laskar
pelangi yang diluncurkan dan menarik minat para pembaca. Novel ini bercerita
tentang keberanian bermimpi, kekuatan cinta, pencarian diri sendiri, dan penaklukan-
penaklukan yang gagah berani. Edensor menggambarkan mengenai kehidupan
seseorang yang berubah akibat cinta. Segala sesuatu yang dianggap buruk olehnya
berubah menjadi hal yang terasa indah, hingga tokoh mendapat beasiswa Uni Eropa.
Dia merasa hidupnya indah setelah berjumpa dengan cinta pertamanya, A Ling. Dan
merasa hilang saat cinta pertamanya meninggalkannya, hingga Ia menaklukkan
daerah-daerah demi mencari cinta pertamanya, sampai dia menemukan desa Edensor
yang pernah diceritakan A Ling kepadanya. Edensor menceritakan juga mengenai
ditemukannya sepotong kecil mozaik hidup yang ditemukan satu persatu saat
berkelana.
1. Tema
Sang Pemimpi
Tema yang tersirat dalam novel “Sang Pemimpi” ini adalah persahabatan
dan perjuangan dalam mengarungi kehidupan serta kepercayaan terhadap
kekuatan sebuah mimpi atau pengharapan. Hal itu dapat dibuktikan dari
penceritaan per- kalimatnya dimana penulis berusaha menggambarkan begitu
besarnya kekuatan mimpi sehingga dapat membawa seseorang menerjang
kerasnya kehidupan dan batas kemustahilan.
Edensor
Tema yang terdapat dalam novel “Edensor” ini tersebut adalah sebuah
pertualangan serta keberanian tiga sekawan dalam meraih sebuah mimpi,
kekuatan cinta yang mengubah hidup, pencarian cinta dan diri sendiri dengan
penaklukan-penaklukan yang gagah berani. Hal ini dapat kita lihat dari
beberapa cuplikan pada novel ini.
2. Alur
Sang Pemimpi
Dalam novel ini menggunakan alur gabungan (alur maju dan mundur).
Alur maju ketika pengarang menceritakan dari mulai kecil sampai dewasa dan
alur mundur ketika menceritakan peristiwa waktu kecil pada saat
sekarang/dewasa.
Edensor
Dalam novel Edensor, digunakan alur maju karena meskipun setiap bab
nya berbentuk mozaik, namun tetap terhubung dengan alur yang digunakan.
Hal ini dibuktikan oleh mozaik 2 hingga 5 yang menceritakan proses kelahiran
hingga sibuknya penamaan bayi Ikal.
3. Latar (Tempat)
Sang Pemimpi
Dalam novel ini disebutkan latarnya yaitu di Pulau Magai Balitong, kios
pasar dan dermaga pelabuhan, di gedung bioskop, di sekolah SMA Negeri
Bukan Main, terminal Bogor, di kamar, di toko A Siong, di rumah Mak Cik
Maryamah, dan Pulau Kalimantan
Edensor
Latar tempat yang terdapat dalam novel ini adalah di desa terpencil
tempat Arai tinggal, di Belanda, tempat tinggal arai dan ikal selama di
Belanda, di Prancis, di Belgia, pada patung Robert De Sorbonne, di kafe
Briganti et Bougreesses, di Jerman, dan di Skandinavia.
Latar (Waktu)
Sang Pemimpi
Waktu yang digunakan adalah senin pagi, sore itu, siang dan malam hari.
Edensor
Waktu yang digunakan adalah akhir pekan, pagi buta, tengah malam.
Latar (Suasana)
Sang Pemimpi
Latar nuansanya lebih berbau melayu dan gejolak remaja yang diselimuti
impian-impian. Juga terdapat beberapa suasana yang menunjukkan ketegangan
yaitu pada saat Arai dan teman-temannya membuat Pak Mustar geram dan
menghukum mereka, lalu pada suasana mengharukan disaat ibunya yang
meninggal pada saat dia masih kelas 1 SD
Edensor
Lebih banyak memunculkan suasana haru dan menegangkan hal itu
tampak jelas dimana tokoh utama berasal dari keluarga yang kurang mampu.
Hal ini dituangkan dalam beberapa cuplikan novel yang mengisahkan
perjuangan Arai dan Ikal dalam menggapai kesuksesan. Mereka harus bekerja
keras untuk menggapai impiannya. Merea terlahir dari keluarga sederhana
yang bergantung pada penghasilan ayah sebagai pekerja di PN Timah
4. Tokoh/Penokohan
Sang Pemimpi
a) Ikal : baik hati, optimistis, pantang menyerah, penyuka.
b) Bang Rhoma Arai : pintar, penuh inspirasi/ide baru, gigih, rajin,
pantang menyerah.
c) Jimbron : polos, gagap bicara, baik, sangat antusias pada kuda.
d) Pak Balia : baik, bijaksana, pintar.
e) Pak Mustar : galak, pemarah, berjiwa keras
f) Ibu Ikal: baik, penuh kasih saying
g) Ayah Ikal : pendiam, sabar, penuh kasih sayang, bijaksana.
h) Tokoh lain seperti Mahader, A Kiun, Pak Cik Basman, Taikong
Hanim, Capo, Bang Zaitun, Pendeta Geovanny, Mak cik dan Laksmi
adalah tokoh pendukung dalam novel ini.
Edensor
a) Andrea / Ikal : Tokoh utama dalam novel ini, Ia sangat berani
mencapai mimpi masa kecilnya,pribadinya sangat keras.
b) Ayah Ikal : sabar,pendiam penyayang dan sangat bijaksana.
c) Weh : pintar berlayar dan pandai membaca rasi bintang dan
menentukan arah mata angina.
d) Taikong Hamin : ustadz, pengurus masjid.
e) Ibu Ikal : Penyayang,Keras kepala.
f) A Ling : cinta pertama ikal.
g) Arai : penyayang, gigih/pantang menyerah, cerdas.
h) Zakiah Nurmala : Cinta pertama Arai yang selalu menolak cinta Arai.
i) Ms.Famke Somers : cantik,baik dan bertanggung jawab.
j) Simon Van Der Wall : pemilik kost, tega/tidak perduli pada nasib
orang lain.
k) Dr.Michaella Woodward : seorang doctor ekonomi yang sangat
cemerlang, dan bertanggung jawab.
l) Erika Ingeborg : Asisten Dr. Woodward yang tegas dan bertanggung
jawab.
m) Teman Kuliah Andrea dan Ikal : Naomi Stansfield, Townsend, Marcus
Holdvessel, Christian Diedrich,Katya Kristanaema,
Saskia,Marike,AbrahamLevin, Y’hudit Oxxenberg, Yoram Ben
Mazuz, Becky Avshalom, Charolete Gastonia, Sylvie Laborde, Jean
PierreMinot, Sebastian Delbonnel, Liu Hyuu Wong, Heidy Ling,
Deborah Oh, Hawking Kong, MVRC Manoj, Pablo Arian Gonzales,
Ninochka Stronovsky,Alesandro D”Archy.
n) Maurent LeBlanch : seorang yang terpelajar dan bertanggungjawab.
o) Toha : Orang Indonesia di Crainova,Rumania seorang pembasmi
kecoa, baik.
p) Oruzgan Mourad Karzani : seorang Imam masjid afganistan di
Gmunden/ sangat bersahaja dan pahlawan besar Balloch yang
menumbangkan resismen Tentara Merah.
q) Prof. Turnbull : dosen Ikal yang sudah sepuh
5. Sudut pandang
Sang Pemimpi
Sudut pandang novel ini yaitu “orang pertama” (akuan). Dimana penulis
mem-posisikan dirinya sebagai tokoh Ikal dalam cerita
Edensor
Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama
(penggunaan kata ‘aku’ dan ‘kami’) dan sudut pandang orang ketiga tunggal
dan jamak (penggunaan kata ‘dia’ dan ‘mereka’ atau penyebutan nama secara
langsung)
6. Amanat
Sang Pemimpi
Amanat yang disampaikan dalam Sang Pemimpi ini adalah jangan
berhenti bermimpi. Hal itu sangat jelas pada tiap-tiap subbabnya. Yang pada
prinsipnya manusia tidak akan pernah bisa untuk lepas dari sebuah mimpi dan
keinginan besar dalam hidupnya. Hal itu secara jelas digambarkan penulis
dalam novel ini dengan maksud memberikan titik terang kepada manusia yang
mempunyai mimpi besar namun terganjal oleh segala keterbatasan.
Edensor
Amanat yang dapat dipetik dari kisah novel tersebut adalah suatu
keyakinan dan kemauan dapat menuntun kita untuk mewujudkan mimpi-
mimpi yang pernah tersirat di benak kita, dan kekuatan cinta dapat mengubah
hidup kita menjadi lebih indah. seperti kisah ikal, anak yang awalnya nakal
dan brutal dapat berubah menjadi seseorang yang lebih baik. kekuatan
cintanya dapat menuntunnya dalam menaklukkan daerah-daerah di benua
Eropa dan Afrika. novel ini mengingatkan kita bahwa menerima kehidupan
berarti menerima kenyataan bahwa tidak ada hal yang sekecil apapun terjadi
karena kebetulan. juga kembali mengingatkan bahwa kenakalan-kenakalan
masa kecil kita pada suatu saat akan menimpa kita kembali atau kita akan
menuai karma.
Esai “Edensor”
Edensor, merupakan Novel ke-3 karya Andrea Hirata setelah novel
sebelumnya berjudul Laskar pelangi. Novel yang berjudul “Edensor” ini
merupakan salah satu bentuk pengalaman dari seorang Andrea Hirata. Kisah-kisah di
dalamnya merupakan simpul kejadian yang pernah Ia alami. Pendidikan, kisah
romantisme, serta penjelajahannya menjadi media bagi dirinya menjalani kisah
cintanya. Bagaimana semangatnya mencari A-Ling kemudian dia harus rela menerima
hasil dari semangatnya itu.
Dalam novel yang berjudul “Edensor” ini, membawa kita pada perjalanan
yang tidak hanya membawa kita pada tempat-tempat yang spektakuler, tidak hanya
memberi kita tantangan yang menghadapkan pada cinta putih, tetapi mampu
membawa kita pada satu kesadaran kesejatian diri manusia. Toleransi, daya tahan
bukanlah hal yang dapat ditawar-tawar dalam keadaan apapun. Dibutuhkan semangat,
kemauan dan daya juang tinggi untuk menghidupi setiap mimpi hingga mewujud
dalam sebuah realita kehidupan.