Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN NOVEL

Laporan Novel Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat


Tugas Bahasa Indonesia Wajib Sebagai Nilai Ulangan Harian dan Keterampilan
Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Gemolong
Tahun Pelajaran 2020/2021

Disusun Oleh :

Nama : Shella Shinta Antartika


Kelas : XII IPS 3
Nomor Absen : 25
Program : IPS

SMA NEGERI 1 GEMOLONG


SRAGEN
2020
LAPORAN NOVEL

A. Identitas Novel
Judul Novel : Sang Pemimpi
Pengarang : Andrea Hirata
Sinopsis : Arai, Jimbron, dan Ikal merupakan remaja asal Balitong yang
bersekolah di SMA Negeri bukan main. Arai merupakan anak angkat keluarga
Ikal, mereka adalah 2 saudara yang tidak dapat dipisahkan dan saling kompak.
Mereka saling bekerja sama dari hal gurauan sampai kemanusiaan. Teman
karib Ikal dan Arai adalah Jimbron.
Jimbron yang sangat suka dengan kuda, merupakan anak yatim piatu sama
seperti Arai. Mereka sekolah sambil bekerja karena keadaan ekonomi yang
mendesak. Tak tanggung-tanggung, disekolah Ikal dan Arai selalu mendapat
peringkat atas, sedangkan Jimbron sebaliknya, ia selalu mendapat peringkat
bawah. Arai dan Ikal bermimpi bahwa mereka ingin pergi ke Sarbonne,
Prancis berkat keterpukasuan dengan perkataan Pak Belia. Setelah mereka
lulus SMA Negeri bukan main. Arai dan Ikal berencana pergi ke Jawa.
Sedangkan Jimbron memilih untuk menjadi pekerja di ternak kuda dan masih
menetap di Belitong.
Kehidupan Arai dan Ikal di Bogor tidak semudah yang dibayangkan. Hidup
mereka terombang-ambing tanpa kepastian, disana mencari pekerjaanpun amat
sangat susah. Setelah berusaha akan hal itu, akhirnya Ikal diterima sebagai
tukang pos sedangkan Arai memilih untuk merantau ke Kalimantan. Tahun
berikutnya, berkat kegigihannya, Ikal dapat berkuliah di Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia. Setelah menyelesaikan S1-nya, Ikal berusaha mendaftar
untuk seleksi beasiswa S2 di Eropa. Ketika sesi wawancara, profesor sangat
terpukau dengan proposal riset Ikal. Ikal pun dapat masuk dalam 15 besar
seleksi beasiswa S2 ke Eropa.
Setelah sekian lama tidak berjumpa dengan sahabat karibnya, Arai. Akhirnya
mereka dipertemukan kembali dalam acara yang hebat. Tanpa diduga, Arai
berkuliah di jurusan Biologi Universitas Mulawarman. Sama seperti Ikal, Arai
juga membuat profesor terkejut dengan proposal yang dibuatnya, proposal itu
ia buat dengan tujuan mendaftar untuk mendapatkan beasiswa S2 di Eropa.
Setelah menunggu beberapa bulan, ternyata surat pengumuman beasiswa S2 di
Eropa itu tiba saat mereka sudah berada di tanah kelahirannya. Dengan hati
penuh pengharapan, akhirnya mereka dapat membuka surat itu dan membaca
pernyataan bahwa mereka lulus seleksi beasiswa S2 di Eropa. Akhirnya Ikal
dan Arai dapat mewujudkan mimpi mereka yaitu belajar ke Sarbonne, Eropa.

B. Unsur-Unsur Pembangun Novel


1. Tokoh :
 Ikal
 Jimbron
 Pak Mustar
 Pak Balia
 Arai
 Zakiah Nurmala
 Seman Said Harun
 Ibu Ikal
 Bang Rokib

2. Penokohan / Perwatakan :
i. Ikal : Pintar (Ikal berhasil meraih juara 3 dari 160 anak)
Baik hati (Ia memberikan tabungannya untuk membantu mak cik)
Optimis (Ia selalu yakin jika impiannya akan terwujud)
ii. Arai : Pintar (Arai berhasil mendapat juara 5 dari 160 anak)
Gemar menolong (Arai selalu menolong dan berada di sisi Ikal...)
Cerdas (Tnpa pikir panjang Arai langsung memecahkan celengannya)
iii. Jimbron : Sangat suka kuda (Jimbron segera menjadi pecinta kuda yang...)
Gagap bicara (Jimbron tak lancar berbicara)
Polos (Wajahnya seperti bayi,)
3. Cara Penggambaran Tokoh :
Menggunakan teknik ekspositoris dan gabungan teknik ekspositoris dan
dramatik. Penggunaan teknik tersebut memberikan kemudahan dan kejelasan
bagi pembacanya dalam mengikuti ceritannya.
Ekspositoris:
Yaitu penggambaran karakter dengan memberikan uraian deskripsi atau
penjelasan secara langsung. Penulis memberikan deskripsi secara langsung
mengenai sikap, watak, fisik, tingkah laku tokoh tersebut.
(Arai merupakan anak angkat keluarga Ikal, mereka adalah 2 saudara yang tidak
dapat dipisahkan dan saling kompak. Mereka saling bekerja sama dari hal
gurauan sampai kemanusiaan.)
Dramatik:
Yaitu teknik mendeskripsikan watak tokoh secara tidak langsung. Watak tokoh
digambarkan melalui aktivitas-aktivitas dalam cerita, melalui tindakan maupun
melalui kata-kata yang diucapkan oleh pelaku.
(“Lompati para-para itu, menyelinap ke warung A Lung, dan membaur di
nantara pembeli tahu, aman...” aku meliriknya kejam. Mendengar ocehannya,
ingin rasanya aku mencongkel gembok peti es untuk melempar kepalanya.)

4. Sudut Pandang :
Sudut pandang orang pertama,
karena penulis memposisikan dirinya sebagai Ikal.

C. Nilai-Nilai Kehidupan Dalam Novel


a. Nilai Agama :
Arai selalu taat pada perintah agama, setelah habis magrib ia selalu membaca Al-
Qur’an.
(Setiap habis magrib, Arai melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur’an dibawah
temaram lampu minyak dan saat itu seisi rumah kami terdiam.)
b. Nilai Sosial :
Arai membantu Mak Cik yang hidup kekurangan.
(Arai menyerahkan karung-karung kami pada Mak Cik. Dengan bahan itu
dimintanya Mak Cik membuat kue dan kami yang akan menjualnya.)
c. Nilai Budaya :
Banyak remaja melayu yang mulai dewasa sudah berusaha bekerja mencari
nafkah.
(Dan seperti kebanyakan anak-anak Melayu miskin di kampung kami yang rata-
rata beranjak remaja mulai bekerja mencari uang,)
d. Nilai Moral :
Ikal yang mau meminta maaf kepada Jimbron setelah membentaknya.
(Maafkan aku, Bron,)

Anda mungkin juga menyukai