Anda di halaman 1dari 5

Nama : Candra Dwi Anggreini

Kelas : VIII D

No. Absen : 06

Tugas : Membuat sinopsis sebuah novel

1.) Bacalah sebuah novel remaja dengan saksama !


2.) Lakukan identifikasi novel tersebut dengan mengisi format berikut
ini !
a. Judul : Sang Pemimpi
b. Pengarang : Andrea Hirata
c. Penerbit : PT. Bentang Pustaka
3.) Jelaskan unsur intrinsik dalam novel tersebut !

a. Tema : Persahabatan dan perjuangan dalam mengarungi


kehidupan serta kepercayaan terhadap kekuatan
sebuah mimpi atau pengharapan.

b. Alur : Dalam novel ini menggunakan alur maju dan mundur. Alur
maju ketika pengarang menceritakan dari mulai kecil
sampai dewasa dan alur mundur ketika menceritakan
peristiwa waktu kecil pada saat sekarang/dewasa.

c. Latar : Pulau Magai Balitong, los pasar dan dermaga pelabuhan,


di gedung bioskop, di sekolah SMA Negeri Bukan Main,
terminal Bogor, dan Pulau Kalimantan. Latar waktu yang
digunakan dalam nove ini pagi, siang, sore, dan malam.
d. Penokohan : 1. Ikal : baik hati, optimis, pantang menyerah, penyuka
Bang Rhoma Irama.
2. Arai : pintar, penuh inspirasi, gigih, rajin, pantang
menyerah.
3. Jimbron : polos, gagap bicara, baik, sangat menyukai
kuda.
4. Pak Balia : baik, bijaksana, pintar.
5. Pak Mustar : galak, pemarah, keras.
6. Ibu Ikal : baik, penuh kasih sayang.
7. Ayah Ikal : pendiam, sabar, penuh kasih sayang.

e. Amanat : 1.Menjalin persahabatan dengan baik, saling memahami


kekurangan dan kelebihan masing-masing.

2. Pengorbanan harus dibarengi dengan kesabaran.

3. Selalu optimis dalam menghadapi masalah.

4. Gantungkan cita-cita setinggi langit.

5. Saling membantu, menghargai antar sesama.

6. Hadapi semua masalah dengan senyuman.

4.) Buatlah sinopsis sederhana dari novel tersebut ! Kerjakan dengan


cara diketik yang rapi di kertas lain !
Novel Sang Pemimpi menceritakan tentang sebuah kehidupan tiga
orang anak Melayu Belitong yaitu Ikal, Arai, dan Jimbron yang penuh
dengan tantangan, pengorbanan dan lika-liku kehidupan yang
memesona sehingga kita akan percaya akan adanya tenaga cinta,
percaya pada kekuatan mimpi dan kekuasaan Allah. Ikal, Arai, dan
Jimbron berjuang demi menuntut ilmu di SMA Negeri Bukan Main
yang jauh dari kampungnya. Mereka tinggal di salah satu los di pasar
kumuh Magai Pulau Belitong bekerja sebagai kuli ngambat untuk tetap
hidup sambil belajar.

Ada Pak Balia yang baik dan bijaksana, beliau seorang Kepala Sekolah
sekaligus mengajar kesusastraan di SMA Negeri Bukan Main, dalam
novel ini juga ada Pak Mustar yang sangat antagonis dan ditakuti
siswa, beliau berubah menjadi galak karena anak lelaki kesayangannya
tidak diterima di SMA yang dirintisnya ini. Sebab NEM anaknya ini
kurang 0,25 dari batas minimal. Bayangkan 0,25 syaratnya 42, NEM
anaknya hanya 41,75.

Ikal, Arai, dan Jimbron pernah dihukum oleh Pak Mustar karena telah
menonton film di bioskop dan peraturan ini larangan bagi siswa SMA
Negeri Bukan Main. Pada apel Senin pagi mereka barisnya dipisahkan,
dan mendapat hukuman berakting di lapangan sekolah serta
membersihkan WC.

Ikal dan Arai bertalian darah. Nenek Arai adalah adik kandung kakek
Ikal dari pihak ibu,ketika kelas 1 SD ibu Arai wafat dan ayahmya juga
wafat ketika Arai kelas 3 sehingga di kampung Melayu disebut Simpai
Keramat. Sedangkan Jimbron bicaranya gagap karena dulu bersama
ayahnya bepergian naik sepeda tiba-tiba ayahnya kena serangan
jantung dan Jimbron pontang-panting membawa ayahnya panik. Ia
sangat antusias sekali dengan kuda, segala macam kuda ia tahu.

Ayah Ikal bekerja di PN Timah Belitong, ayahnya pendiam tapi kasih


sayangnya sangat besar, dia bersepeda ke Magai 30 kilometer hanya
untuk mengambil rapot anaknya di SMA Negeri Bukan Main. Dan ibu
Ikal menyiapkan baju safari ayah dengan menyalakan setrika arang
dan gesit memercikan air pandan dan bunga kenanga yang telah
direndam semalam.

Ketika belajar di lapangan sekolah Pak Mustar berkata : “Jelajahi


kemegahan Eropa sampai ke Afrika yang eksotis. Temukan berliannya
budaya sampai ke Prancis. Langkahkan kakimu di atas altar suci
almamater terhebat tiada tara Sorbonne. Ikuti jejak-jejak Sartre,
Louis Pasteur, Montesquieu, Voltaire. Disanalah orang belajar
science, sastar, dan seni hingga mengubah peradaban”. Ikal dan Arai
tak berkedip ketika Pak Balia memperlihatkan gambar yang tampak
seorang pelukis dibelakang kanvas berdiri menjulang Menara Eiffel
yang menunduk memerintahkan Sungai Seine agar membelah diri
menjadi dua tepat dikaki-kakinya.

Saat itulah mereka mengkristalkan harapan agung


denganstatement  yang sangat ambisius : Cita-cita kami adalah kami
ingin sekolah ke Prancis! Ingin menginjakan kaki di altar suci
almamater Sorbonne, ingin menjelajah Eropa sampai ke Afrika.

“Kita tak’kan pernah nendahului nasib!” Teriak Arai.

”Kita akan sekolah ke Prancis, menjelajahi Eropa sampai Afrika!


Apapun yang terjadi!”

Dengan perjuangan hidup mesti serba terbatas dan banyak


rintangan Ikal dan Arai akhirnya diterima kuliah di Universite de
Paris, Sorbonne, Prancis. Sedangkan Jimbron tetap di Belitong
mengurusi kuda milik capo.

# SELESAI#

Anda mungkin juga menyukai