Anda di halaman 1dari 4

ANALISIS UNSUR INTRINSIK, EKSTRINSIK DAN KEBAHASAAN NOVEL

Ayah
Karya Andrea Hirata

A. Unsur Intrinsik
1. Tema
Percintaan
2. Tokoh dan Penokohan
a. Sabari
Sabar, kulit, bekerja keras, tulus mencintai, dan penyayang.
b. Marlena
Keras kepala, berani melawan orang tua, kaku, dan tegas.
c. Zorro
Pintar, penyayang, dan pandai bercerita.
d. Ukun
Sahabat yang setia.
e. Tamat
Sahabat yang setia.
f. Toharun
Sahabat yang setia.
g. Markoni
Tegas, dan keras dalam mendidik.
3. Latar
a. Latar tempat
● Desa Belitong
● Pasar Belantik
● Warung kopi
● Sungai
● Taman
b. Latar suasana
● menyenangkan
● mengharukan
● menegangkan
c. Latar waktu
● pagi
● siang
● malam
4. Alur atau Plot
Alur: Campuran
Plot: Masa kini, masa lalu, masa depan
5. Sudut Pandang
Orang ketiga
6. Amanat
● berserah diri
● berprasangka baik
● pantang menyerah
7. Gaya Bahasa
B. Unsur Ekstrinsik
1. Latar Belakang Pengarang
Sang Pengarang novel, Andrea Hirata adalah seorang putra asli Belitong.
Andrea Hirata Seman Said Harun sebagai Andrea Hirata (lahir 24 Oktober 1966)
adalah novelis Indonesia yang berasal dari Pulau Belitong, provinsi Bangka
Belitong. Novel pertamanya adalah Laskar Pelangi.
Hirata memulai pendidikan tinggi dengan gelar di bidang ekonomi dari Universitas
Indonesia. Hirata lebih mengidentikkan dirinya sebagai seorang akademisi dan
backoacker. Sedang mengejar mimpinya yang lain untuk tinggal di Kye Gompa, desa
di Himalaya. Setelah menerima beasiswa dari Uni Eropa, dia mengambil program
master di Eropa, pertama di Universitas Paris, lalu di Universitas Sheffield Hallam di
Inggris. Hirata merilis novel Laskar Pelangi pada tahun 2005. Novel ini ditulis dalam
waktu enam bulan berdasarkan pengalaman masa kecilnya di Belitong. Novel ini
terjual lima juta eksemplar, dengan edisi bajakan terjual 15 juta lebih. Novel ini
menghasilkan trilogi novel, yakni Sang Pemimpi, Edensor, dan Maryamah Karpov.
2. Nilai-Nilai
a. Nilai Agama
Contoh:
Dipanjatkan doa agar nilai rata-ratanya paling tidak 6,5. Itu Batas minimum
kelulusan
b. Nilai Budaya
Contoh:
Ada beberapa panggung pertunjukan…
c. Nilai Sosial
Contoh:
… yakni ramah, penolong, amat menghargai persahabatan”.
C. Kebahasaan
1. Menggunakan banyak kata yang menyatakan urutan waktu (konjungsi kronologis,
temporal)
Contoh:
 Tak lama kemudian ayahnya meninggal dan mulai saat itulah Markoni kena
tampar kenyataan hidup yang sebenarnya.
 Begitu gampang mendengar Manikam menyebut enam kota tadi, tetapi
sesungguhnya kota-kota itu terpisah ribuan kilometer, sedangkan satu-satunya
pedoman untuk mencari Lena hanyalah dari surat-surat sahabat penanya yang
masih tertinggal di rumah Manikam.
 Jika berjumpa pun sebentar sekali. Sebab, Lena pulang sebentar lalu pergi
lagi.
 Di arah pukul 5.00, Tamat tercenung, tampak tertekan batinnya.
2. Menggunakan banyak kata kerja yang menggambarkan suatu tindakan (kata kerja
material
Contoh:
 Kalau Lena main pingpong, Sabari rajin sekali menyapu ruang olahraga, meski
bukan giliran piketnya.
 … perjaka atau duda boleh saja, jumlah anak (kalau duda) tidaklah masalah,
tetapi harus punya pekerjaan tetap (bergaji bulanan), berperangai tidak grusa-
grusu, menyukai masakan rumah, senang mendengarkan musik pop masa
kini, senang mendengar radio, dan senang menonton sinetron.
 Adapun Sabari, setelah mengundurkan diri bekerja di pabrik Markoni,
membuka warung sembako di rumahnya.
 … peragawan-peragawati, seniman seniwati, wartawan wartawati,
olahragawan-olahragawati, orang Belitong yang telah tamat universitas atau
yang sedang membuat skripsi, para pemulung sampah, pemulung besi,
politisi, juru parkir, kuli bangunan, tukang bakso, kuli serabutan, nelayan, sipir,
mereka yang sedang mendekam
 Dia membersihkan perahu, mengangkat peti es, mendorong gerobak, memikul
sayur-mayur, membantu ibu-ibu berbelanja.
3. Menggunakan banyak kata kerja yang menunjukkan kalimat tak langsung sebagai cara
menceritakan tutuuran seorang tokoh oleh pengarang
Contoh:
 Lagi pula, ayahnya sering mengatakan bahwa Tuhan selalu menghitung, dan
suatu ketika, Tuhan akan berhenti menghitung.
 Menurut Amiru, menautkan kawat antena ke kandang bebek pasti membuat
siaran radio semakin buruk karena bisa terjadi induksi.
 Dalam pelajaran IPA di kelas, dia menanyakan soal itu kepada guru, tetapi tak
mendapat jawaban yang memuaskan.
4. Menggunakan banyak kata kerja yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau
dirasakan oleh tokoh (kata kerja mental)
Contoh:
 Sekarang Markoni dapat merasakan betapa pedih hati ayahnya dulu sebab dia
dulu juga sebenarnya murid yang pintar.
 Zorro sendiri senang ditanya hal yang sama. Sesungguhnya Lena tak
mengharapkan jawaban. Dia bertanya karena kagum akan Zorro yang dapat
dengan tenang, tak pernah mengeluh, menghadapi situasi yang sulit.
 Katanya bukan dia yang menetapkan syarat-syarat itu, melainkan semuanya
karangan Laila, yang sudah empat kali kawin cerai dan menganggap semua
lelaki di dunia tak lain selain buaya darat.
5. Menggunakan banyak dialog
Contoh:

“Jadi, bukan kau yang membuat 37 syarat itu?”

“Jadi, apa yang harus kami lakukan, Bu?”

“Cukup dengan berbahasa Indonesia secara baik dan baku, kau akan terbebas dari
sikap tidak sopan, akan lancer berbicara dengan orang dari daerah mana pun!”

“Maksud Ibu?”

6. Menggunakan kata-kata sifat (desktiptive language)


Contoh:
MALAM senyap, tak ada suara kecuali bunyi kafilah-kafilah angin berembus dari
selatan, menampar-nampar atap rumbia, menyelisik daun delima, menjatuhkan buah
kenari, menepis permukaan Danau Merantik, menyapu padang, lalu terlontar jauh, jauh
ke utara. Sesekali burung-burung pipit yang tidur di gulma terbangun, bercuit-cuit
berebut tempat tidur, lalu senyap lagi.

Anda mungkin juga menyukai