Anda di halaman 1dari 25

Penilaian Sumatif

Bab 3

BAHASA
INDONESIA
11
Nama :

Kelas :
ii Bahasa Indonesia XI Semester 1
PETUNJUK
1. Kerjakan semua soal dengan teliti.
2. Jawablah soal pilihan ganda dengan cara
klik pada pilihan a, b, c, atau d.
3. Jawablah soal uraian dengan cara ketik
jawaban Anda di kolom jawab yang
tersedia.
4. Geser ke kanan/kiri untuk berpindah
halaman.
5. Pastikan soal sudah terjawab semua.
6. Jika sudah yakin dengan jawaban Anda,
selanjutnya klik tombol “NILAI PILIHAN
GANDA”.
7. Selanjutnya kirim/share (ikon pada pojok
kanan bawah) hasilnya ke guru Anda.

Semester 1 Bahasa Indonesia XI 3


Pilihan Ganda

1. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut!


1) Bentuk tulisan singkat, padat, dan lebih
pendek.
2) Sumber cerita dari kehidupan sehari-
hari.
3) M e l u k i s k a n s e l u r u h k e h i d u p a n
pelakunya.
4) Hanya mengisahkan sesuatu yang
berarti bagi pelakunya.
5) Menceritakan satu kejadian dari terjadinya
perkembangan jiwa dan krisis hingga
menimbulkan perubahan nasib.
Ciri-ciri cerpen ditunjukkan nomor ....
a. 1), 2), dan 4)
b. 1), 3), dan 5)
c. 3) dan 5)
d. 2), 3), dan 4)
e. 3), 4), dan 5)

4 Bahasa Indonesia XI Semester 1


2. Teks cerpen tersusun oleh unsur-unsur
berikut, kecuali ....
a. tema
b. tokoh dan perwatakan
c. dialog
d. latar atau setting
e. alur dan amanat

3. Pengarang menuturkan cerita dirinya sendiri,


dengan pelaku aku/orang pertama tunggal/
jamak, berarti kedudukan pengarang dalam
cerpen tersebut sebagai ....
a. tokoh bawahan
b. tokoh pengamat
c. campuran
d. pendamping
e. tokoh utama

Semester 1 Bahasa Indonesia XI 5


4. Perhatikan kutipan cerpen berikut!
1) Kalau ada pertandingan dini hari,
aku dan Ayah bahu-membahu untuk
membangunkan. 2) Kami berdua beranak
batanggang, atau tidak tidur sampai dini
hari, duduk terpaku di depan TV Grundig
14 inci yang berkerai kayu tripleks, ditemani
bergelas-gelas kopi. 3) Di Stadion Ullevi
Gothenburg, tim berambut pirang ini
meledakkan gawang Belanda hanya dalam
5 menit pertama melalui tandukan Larsen: 1 -
0. 4) Aku mengepalkan tangan tinggi-
tinggi di udara, “Yes!” teriakku. 5) Aku lirik
Ayah, beliau menggeleng-geleng sambil
mendehem.
Bukti latar tempat dalam kutipan novel
tersebut ditunjukkan kalimat ….
a. 1) d. 4)
b. 2) e. 5)
c. 3)

Perhatikan kutipan cerpen berikut untuk


menjawab soal nomor 5!
Kali ini, untuk menggarap batik pesanan lelaki
itu, ia memilih saat malam buta di sebuah kamar
berhias sarang laba-laba. Kamar penyimpan langut
6 Bahasa Indonesia XI Semester 1
dan kemelut. Sebelumnya, hampir lima tahun
pintu kamar itu dibiarkan terkatup serupa
kabisuan mulut disumpal ujung selimut.
5. Makna kata langut dan kemelut dalam
kutipan cerpen tersebut menyimbolkan ….
a. kesedihan dan penyesalan
b. kehilangan dan kesedihan
c. kehampaan dan kesendirian
d. kesedihan dan penderitaan
e. kehampaan dan kesepian

Cermati kutipan cerpen berikut untuk menjawab


soal nomor 6 s.d. 8!
Setibanya Pak Usman di restoran kecil
sepulang dari sekolah, Larasati segera memulai
pembicaraan. “Sebelum membicarakan soal Diah,
saya perlu menjelaskan mengapa saya tidak mau
membicarakan hal ini di sekolah karena yang
ingin saya bicarakan adalah masalah yang harus
diselesaikan dengan kacamata kemanusiaan,
bukan kedinasan”,
“Maksud Ibu apa?”

Semester 1 Bahasa Indonesia XI 7


“Saya khawatir, keinginan Bapak untuk
menghabisi Diah itu karena kebencian bapak
terhadap saya. Selama ini orang kan tahu saya
sangat perhatian terhadap Diah. Dia anak yang
lemah Pak, sudah mengalami berbagai cobaan
hidup, sering murung karena menerima beban
yang terlalu banyak dalam hidupnya.”

6. Sifat tokoh Larasati berdasarkan kutipan


cerpen tersebut adalah ....
a. sabar dan penyayang
b. angkuh dan disiplin
c. tegas dan pemberani
d. penuh perhatian dan tegas
e. penakut

7. Gambaran karakter tokoh Diah dalam


kutipan cerpen tersebut adalah ....
a. kuat menerima cobaan
b. mudah putus asa
c. lemah dan penuh penderitaan
d. trauma dalam menjalani kehidupannya
e. keras dan kuat

8 Bahasa Indonesia XI Semester 1


8. Kedudukan tokoh Pak Usman dan Larasati
dalam kutipan cerpen tersebut adalah ….
a. tokoh antagonis, tokoh penengah
b. tokoh protagonis, tokoh penengah
c. tokoh antagonis, tokoh protagonis
d. tokoh protagonis, tokoh protagonis
e. tokoh protagonis, tokoh penengah

Bacalah penggalan cerpen berikut untuk


menjawab soal nomor 9!
Kelihatan seorang kakek berjalan bersama
cucunya seorang gadis belia yang cantik. Mereka
duduk di bawah pohon yang rindang. Gadis
itu meminta kakeknya menceritakan riwayat
hidupnya, siapa sebenarnya kedua orang
tuanya dan di mana mereka sekarang. Sang
kakek terdiam sebentar, kemudian mulailah
ia bercerita. “Delapan belas tahun yang lalu,
seorang pemuda kota berjalan-jalan ke desa
ini. Ia terpikat gadis cantik, bunga desa ini, dan
mereka pun menikah. Gadis cantik itu adalah
putri kakek satu-satunya.”

Semester 1 Bahasa Indonesia XI 9


9. Latar tempat pada cerita tersebut adalah ....
a. di bawah pohon rindang
b. di perkampungan
c. di hutan rimba
d. di jalan pedesaan
e. di rumah singgah

10. Bacalah penggalan cerpen berikut!


Rabiya, telah kuwariskan seluruh harta
kekayaanku kepada Darulaitam hanya
dengan satu alasan: perintah Tuhan. Titik.
Kulakukan itu dengan sadar. Maka kau pun
harus menyetujui dengan sadar. Habisnya
milik kita nanti bukan berarti bahwa kita
tidak punya apa-apa lagi. Percayalah bahwa
semakin melarat kita, semakin kayalah kita.
Makna “semakin melarat kita, semakin
kayalah kita” dalam penggalan cerpen
tersebut adalah ....
a. semakin melarat, semakin kaya akan
utang
b. kemelaratan bukan ciri kemiskinan
c. penderitaan seseorang memotivasi untuk
maju

10 Bahasa Indonesia XI Semester 1


d. semakin menderita, akan semakin
bahagia
e. miskin harta, namun kaya akan
pengalaman

Kutipan cerpen berikut untuk menjawab soal


nomor 11!
“Pak Gi ini benar-benar seorang pejuang yang
tak pernah melupakan cita-citanya.”
“Cita-cita yang mana, Bu?”
“Bahwa yang tak kalah penting dengan perang
melawan penjajahan adalah perjuangan melawan
kemiskinan dan kebodohan. Lha, ini semua kan,
bukti keberhasilan beliau melawan kemiskinan?”
“Ibu sendiri kenapa tidak mengikuti jejak
Pak Gi?”
“Sebagai mantan bagian dapur umum, saya
tetap berjuang terus, lho! Melawan kelaparan.”
(Kado Istimewa, Jujur Prananto)

Semester 1 Bahasa Indonesia XI 11


11. Penggambaran watak Pak Gi dalam kutipan
cerpen tersebut diungkapkan pengarang
melalui ....
a. ciri-ciri fisik tokoh
b. lingkungan sekitar tokoh
c. perasaan tokoh
d. perbincangan tokoh lain
e. reaksi tokoh-tokoh lain

12. Perhatikan kutipan cerpen berikut!


Suara gelak tawa terdengar riuh di antara
bunyi benturan batu-batu yang mereka
lempar ke tepi sungai. Air sungai mendesau-
desau oleh langkah-langkah mereka. Ada
daun jati melayang, kemudian jatuh di
permukaan sungai dan bergerak menantang
arus karena tertiup angin. Agak di hilir sana
terlihat tiga perempuan pulang dari pasar
dan siap menyeberang.
Dalam kalimat ketiga kutipan cerpen
tersebut, pengarang menggunakan majas ....
a. personifikasi d. hiperbola
b. eufemisme e. metafora
c. metonimia

12 Bahasa Indonesia XI Semester 1


Perhatikan kutipan cerpen rumpang berikut untuk
menjawab soal nomor 13 dan 14!
Arum suka menyusuri rel pabrik gula yang
telah mati itu sendirian. Menelusuri suara bayi.
Terdengar jauh. Sangat jauh, dalam ceruk malam.
Dalam semak belukar dan sunyi rel yang dulu selalu
bergemuruh saat lori pengangkut tebu melintas.
Ia berharap dapat bertemu dengan seorang ibu
yang dulu meletakkan bayi itu di depan pabrik
gula dalam bungkus kain, dan burung-burung
sriti bergelepak di sekitarnya. Hingga Sakri
memungutnya, memberinya nama Arum. Di dekat
bayi yang tergeletak, tumbuh melati yang gersang
berdebu, tengah mekar bunga-bunganya.
Kebiasaan berjalan-jalan, menyusuri rel dan
pabrik gula tidak bisa ditinggalkan Arum. [...] Kali
ini ia tergoda untuk menyusuri rel. Ia tergeragap saat
menemukan seorang perempuan tua, kurus, tertatih-
tatih, mencari pohon kersen yang tentu saja paling
rindang, seperti melacak sesuatu di tempat itu.
Dikutip dari : S. Prasetyo Utomo, “Sakri Terangkat ke
Langit” dalam Smokol Cerpen Kompas
Pilihan 2008, Jakarta, Kompas, 2009

Semester 1 Bahasa Indonesia XI 13


13. Kalimat yang tepat untuk melengkapi kutipan
cerpen tersebut adalah ....
a. Ia ingin segera berlari, merengkuh
perempuan tua itu, siapa pun dia
b. Ingin ia menemukan perempuan yang
memberinya citra seorang ibu.
c. Ia selalu tergoda untuk melangkah di
antara rel yang tidak lagi dilintasi lori
pengangkut tebu.
d. Dan perempuan tua itu pelan-pelan
membenahi tempat di sisi pabrik gula
yang telah mati.
e. Disibaknya semak belukar yang kian
lebat menutupi rel di lokasi pabrik gula
mati itu.

14. Unsur yang menonjol dalam penggalan


cerpen tersebut adalah ....
a. tema dan tokoh
b. tokoh dan latar
c. tema dan alur
d. tema dan amanat
e. latar dan sudut pandang

14 Bahasa Indonesia XI Semester 1


15. Perhatikan penggalan cerpen berikut!
Ketika meriam Belanda membumi-
hanguskan dusun itu, ia teringat istrinya
yang sedang berbaring di bilik. Rumahnya
itu runtuh. Ia berteriak memanggil istrinya.
Di saat itu, tiba-tiba pandangannya gelap
oleh asap mesiu Belanda, ketika itu ia
takut kehilangan nyawa. Doa yang sudah
sekian lama tak dipercayakannya lagi kini
seluruh jiwanya menangis meminta-minta
kepada Tuhan agar diberi kesempatan untuk
hidup.
Kesimpulan dari penggalan cerpen tersebut
adalah ....
a. seseorang yang beriman karena
terdesak
b. seorang pria yang sangat mencintai
istrinya
c. seorang wanita yang mati terbakar
d. seorang pria yang takut mati
e. seseorang yang kehilangan istrinya

Semester 1 Bahasa Indonesia XI 15


Bacalah kutipan cerpen berikut untuk menjawab
soal nomor 16!
“Bagaimana?” tanya lelaki itu sembari
memegang-megang tangkai vespa.
“Rasanya kita belum pernah kenal,” sahut
Beno berusaha menjaga jarak.
“Hmm ... memang benar.” Orang itu tersenyum
sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam
saku celananya.
“Sudah saya duga, Anda tentu tidak mengenal
saya, dan itu tidak penting. Tapi, siapa sih yang tidak
kenal dengan wartawan profesional dan tangguh
mempertahankan idealisme seperti Anda?” Orang
itu tersenyum dengan sudut bibirnya.
Beno merasa tersindir. Terlebih ketika profesinya
sebagai wartawan disinggung secara tidak hormat.
“Jangan berbelit-belit. Kepentingan Anda apa?”
Beno mencoba menampilkan keberaniannya.
“Baik,” sahutnya enteng. “To the point saja.
Saya hanya minta agar Anda berhenti menulis
tentang proyek Taman Wisata Gading Indah.
Itu saja, dan kami sanggup menjamin kehidupan
Anda beserta keluarga.”
“Lho, apa hak Anda melarang saya menulis.
Memangnya Sampeyan itu redaktur saya?”
Belenggu, Hamdani M.W.

16 Bahasa Indonesia XI Semester 1


16. Nilai moral dalam kutipan cerpen tersebut
adalah ....
a. melarang hak seseorang
b. mencampuri urusan orang
c. mengancam dan menyuap untuk
mencapai tujuan
d. ramah terhadap orang lain
e. marah kepada orang lain

17. Cermati kalimat-kalimat berikut!


1) Ternyata semua perkataan yang pernah
diucapkan anak itu benar adanya.
2) Dan aku hidup bahagia dengan dikarunia
seorang putri yang cantik dan kuat seperti
almarhumah Zahra Nabilah Ananda.
3) Kehidupan yang kini aku jalani jauh lebih
baik daripada yang sebelumnya, aku
sudah berumah tangga.
4) Sekarang aku mempunyai suami yang
benar-benar tulus mencintaiku.
Urutan kalimat agar membentuk kutipan
cerpen yang tepat adalah ....
a. 1)–3)–2)–4) d. 3)–1)–4)–2)
b. 1)–4)–3)–2) e. 4)–3)–2)–1)
c. 2)–3)–1)–4)
Semester 1 Bahasa Indonesia XI 17
Perhatikan kutipan cerpen berikut untuk
menjawab soal nomor 18!
Meninggalkan keluarga dan menyeberangi
samudra di usianya yang baru menginjak dua puluh
tahunan bukanlah perkara mudah. Apalagi, mesti
hidup tanpa bapak.
“Kamu sudah dewasa. Dan orang dewasa harus
menghadapi hidup dengan caranya sendiri, asal
tidak merugikan orang lain. Ingat itu, Rusli,” kata
Bapak memberi wejangan terakhir. “Baik-baik di
negeri orang, Nak. Jangan berbuat yang tidak-
tidak sehingga mencoreng nama baik negeri ini.”
“Iya, Bapak. Doakan Rusli selalu kuat di luar
negeri.” Mata Rusli berkaca-kaca, tinggal menunggu
waktu sebelum air matanya tumpah ruah.
“Selalu, Nak. Selalu ada doa di setiap hela
napas Bapak untuk kamu.” Bapak menepuk-
nepuk pundak Rusli, penuh kebanggaan.
Tangan Rusli melambai kuat-kuat diiringi derai
air mata yang tak tertahankan, mengisyaratkan
salam perpisahan yang begitu mendalam. Ia tak
peduli orang-orang di sekitar memandanginya
sambil menahan tawa, bahkan sebagian cekikikan
bak orang gila. Seorang lelaki dewasa melakukan
salam perpisahan seperti anak TK adalah tontonan
yang mungkin menggelikan, juga tak lumrah.
Sumber: Arie Fajar Rofian, “Sarung untuk Bapak”,
Republika, 9 September 2018
18 Bahasa Indonesia XI Semester 1
18. Hubungan tema dengan latar pada kutipan
cerpen tersebut adalah ....
a. Tema perjuangan dipengaruhi oleh
gambaran keinginan Rusli yang ingin
bekerja di luar negeri.
b. Tema kesedihan dipengaruhi oleh
gambaran tokoh Rusli yang berpamitan
kepada tokoh Bapak dengan diiringi isak
tangis.
c. Tema kebahagiaan dipengaruhi oleh
gambaran tokoh Rusli yang dapat
memberikan uang gaji pertama pada
bapaknya.
d. Te m a s e t i a k a w a n d i p e n g a r u h i
oleh gambaran tokoh Rusli yang
mendukungnya saat akan belajar ke
luar negeri.
e. Tema kelucuan dipengaruhi oleh
gambaran para tetangga tokoh Rusli
yang tertawa melihat sikap Rusli kepada
bapaknya.

Semester 1 Bahasa Indonesia XI 19


Cermati kutipan novel berikut untuk menjawab
soal nomor 19!
Di perjalanan, aku tak banyak bicara karena
hatiku ngilu mengenang nasib malang yang
menimpa sepupu jauhku ini. Ayahku duduk di
atas tumpukan kopra, memalingkan wajahnya,
tak sampai hati memandang Arai. Aku dan Arai
duduk berdampingan di pojok bak truk yang
terbanting-banting di atas jalan sepi berbatu-batu.
Kami hanya diam. Arai adalah sebatang pohon
kara di tengah padang karena tinggal ia sendiri
dari satu garis keturunan keluarganya. Ayah ibunya
merupakan anak-anak tunggal dan kakek neneknya
dari kedua pihak orang tuanya juga telah tiada.
Orang Melayu memberi julukan ‘simpai keramat’
untuk orang terakhir yang tersisa dari suatu klan.
Aku mengenal Arai. Kelihatan jelas kesusahan
telah menderanya sepanjang hidup. Ia seusia
denganku tapi tampak lebih dewasa. Sinar
matanya jernih, polos sekali. Lalu tak dapat
kutahankan air mataku mengalir. Aku tak
dapat mengerti bagaimana anak semuda itu
menanggungkan cobaan demikian berat sebagai
‘simpai keramat’.
Dikutip dari: Andrea Hirata, “Simpai Keramat”
dalam Sang Pemimpi, Yogyakarta, Bentang, 2008

20 Bahasa Indonesia XI Semester 1


19. Penyebab konflik dalam kutipan novel
tersebut adalah ....
a. Ayah dan ibu Arai merupakan anak
tunggal dari keturunannya.
b. Arai menjadi ‘simpai keramat’ pada usia
yang masih muda.
c. Ayah memalingkan wajahnya dari
tatapan Arai.
d. Orang Melayu memberi julukan ‘simpai
keramat’ kepada tokoh Aku.
e. Arai memiliki wajah tampak lebih dewasa
daripada tokoh Aku.

Perhatikan penilaian dalam resensi cerpen


berikut untuk soal nomor 20!
Cerpen Hamsad Rangkuti, Ketupat Bat Paku
dan Nyak Bedah, yang terdapat dalam buku
kumpulan cerpen Bibir dalam Pispot banyak
menggunakan bahasa daerah yang tidak dimengerti
oleh pembaca. Alur campuran banyak digunakan
dalam cerpen-cerpen Hamsad Rangkuti.

Semester 1 Bahasa Indonesia XI 21


20. Kalimat resensi yang mengungkapkan
kelemahan cerpen sesuai dengan ilustrasi
terebut adalah ....
a. Alur campuran dalam cerpen tersebut
membuat para pembaca sulit untuk
mengikuti cara berpikir Hamsad
Rangkuti.
b. Alur campuran dalam cerpen Ketupat Bat
Paku dan Nyak Bedah membosankan
bagi pembaca karya sastra.
c. Buku kumpulan cerpen Bibir dalam
Pispot banyak menggunakan bahasa
daerah dan alur campuran sehingga sulit
dipahami pembaca.
d. Para pembaca mengalami kesulitan
membaca cerpen-cerpen dalam buku
kumpulan cerpen Bibir dalam Pispot.
e. Penggunaan bahasa daerah dalam
cerpen Bat Paku dan Nyak Bedah
membuat pembaca sulit memahami
isinya.

22 Bahasa Indonesia XI Semester 1


Uraian

1. Apakah yang dimaksud cerpen?

2. Sebutkan unsur-unsur intrinsik penyusun


cerpen!

3. Sebutkan bagian-bagian yang membentuk


struktur teks cerpen!

Semester 1 Bahasa Indonesia XI 23


Bacalah penggalan cerpen berikut untuk
menjawab soal nomor 4 dan 5!
“Dalam alam bawah sadar Anda, kata malas
itu justru makin terpatri, makin kuat. Kata
malas justru semakin menyelimuti otak Anda.
Maka kendati beribu-ribu kali mengazamkan
‘saya tidak malas’, Anda akan tetap malas.
Kenapa? Karena memang ada kata ‘malas’ itu
dalam pikiran Anda. Solusinya adalah hentikan
menyebut ‘saya tidak malas’. Ganti menjadi
‘saya anak rajin’. Begitu!”
Hendra mengangguk-angguk. Yang lain
terkesima. Aku juga.
4. Apakah nilai moral dalam penggalan cerpen
tersebut?

5. Apakah maksud “alam bawah sadar” pada


kalimat pertama teks tersebut?

24 Bahasa Indonesia XI Semester 1


NILAI PILIHAN GANDA

Nama :

Kelas :

Nilai:

Anda mungkin juga menyukai