Anda di halaman 1dari 4

RESENSI NOVEL BAHASA INDONESIA

“SANG PEMIMPI”

Judul Buku. : Sang Pemimpi


Nama Penulis. : Andrea Hirata
Penerbit & Tahun Terbit. : PT Bentang Pustaka, 2008
Jumlah Halaman. : 292 Halaman

Sinopsis
Novel Sang Pemimpi menceritakan tentang sebuah kehidupan tiga orang anak Melayu
Belitong yaitu Ikal, Arai, dan Jimbron yang penuh dengan tantangan, pengorbanan dan lika-
liku kehidupan yang memesona sehingga kita akan percaya akan adanya tenaga cinta,
percaya pada kekuatan mimpi dan kekuasaan Allah. Ikal, Arai, dan Jimbron berjuang demi
menuntut ilmu di SMA Negeri Bukan Main yang jauh dari kampungnya. Mereka tinggal di
salah satu los di pasar kumuh Magai Pulau Belitong bekerja sebagai kuli ngambat untuk tetap
hidup sambil belajar.
Ada Pak Balia yang baik dan bijaksana, beliau seorang Kepala Sekolah sekaligus mengajar
kesusastraan di SMA Negeri Bukan Main, dalam novel ini juga ada Pak Mustar yang sangat
antagonis dan ditakuti siswa, beliau berubah menjadi galak karena anak lelaki kesayangannya
tidak diterima di SMA yang dirintisnya ini. Sebab NEM anaknya ini kurang 0,25 dari batas
minimal. Bayangkan 0,25 syaratnya 42, NEM anaknya hanya 41,75.
Ikal, Arai, dan Jimbron pernah dihukum oleh Pak Mustar karena telah menonton film di
bioskop dan peraturan ini larangan bagi siswa SMA NegerimBukan Main. Pada apel Senin
pagi mereka barisnya dipisahkan, danmendapat hukuman berakting di lapangan sekolah serta
membersihkan WC.
Ikal dan Arai bertalian darah. Nenek Arai adalah adik kandung kakek Ikal dari pihak
ibu,ketika kelas 1 SD ibu Arai wafat dan ayahmya juga wafat ketika Arai kelas 3 sehingga di
kampung Melayu disebut Simpai Keramat. Sedangkan Jimbron bicaranya gagap karena dulu
bersama ayahnya.
Kajian
Sangat Bagus. Kesan yang tersirat setelah membaca buku sang pemimpi dari tetralogi Laskar
Pelangi karya Andrea Hirata ini. Alur cerita dan gaya bahasa yang disuguhkannya mampu
dikemas begitu apik dari awal hingga akhir. Ditinjau dari segi bacaan , novel ini bisa dibilang
hampir tanpa jeda. Sebab di setiap peristiwa, Si Penulis dengan cerdas menggambarkan
karakteristik dan deskripsi yang begitu kuat pada tiap karakternya. Sehingga pembaca bisa
dengan mudah menafsirkan arah jalan ceritanya. Bahasanya pun sangat memikat, dengan
dibumbui ragam kekayaan bahasa dan imajinasi yang luas apalago untuk anak muda jaman
sekarang. Novel ini memiliki kekayaan bahasa sekaligus keteraturan berbahasa Indonesia.
Mulanya, cerita ini lebih bernuansa komedi dengan latar kenakalan remaja pada umumnya.
Canda tawa khas siswa SMA sangat menggambarkan pada anak muda jaman sekarang.
Namun lebih dalam menggambarkan setiap makna kata demi kata, terasalah begitu kuat
karakter yang muncul di tiap-tiap tokohnya. Terlebih saat Si Penulis membawa kita ke dalam
kenyataan hidup yang harus dihadapi tokoh Ikal yang mimpinya seakan sudah mencapai titik
kemustahilan, dan dengan sensasi filosofi Si Penulis kembali membangkitkan kekuatan
semangat meraih mimpi dan menekankan begitu besar tekad mimpi Ikal yang akhirnya dapat
mengantarkannya ke Sorbonne, kota impiannya.
Selain menggambarkan seberapa kekuatan mimpi, pada novel ini Si Penulis juga
mencerritakan kebijaksanaan seorang ayah yang begitu besar. Pengorbanan dan ketulusan
seorang ayah dalam mendukung mimpi anaknya di tengah keterbatasan hidup menjadikan
semangat tak hentii bagi Ikal dan Arai dalam menggapai impiannya. Disinilah cerita mulai
berevolusi menjadi balada yang begitu mengharu biru. Kesabaran seorang ayah dan rasa
sayang seorang anak yang luar biasa besarnya kepada sang ayah menyempurnakan novel ini
menjadi bacaan yang begitu kolosal dan sarat akan pesan-pesan moril. Tak hanya bisa
membuat seseorang kembali membangun mimpi- mimpinya, novel ini juga bisa menambah
rasa hormat kita kepada sang ayah dan mencintainya dengan tulus meskipun di tengah
kondisi yang sangat terbatas.
Unsur Intristik (ISI)
• Tema
Tema yang tersirat dalam novel Sang Pemimpi ini tak lain adalah “persahabatan dan
perjuangan dalam mengarungi kehidupan serta kepercayaan terhadap kekuatan sebuah mimpi
atau pengharapan”. Hal itu dapat dibuktikan dari penceritaan per kalimatnya dimana penulis
berusaha menggambarkan begitu besarnya kekuatan mimpi sehingga dapat membawa
seseorang menerjang kerasnya kehidupan dan batas kemustahilan.
• Latar
Dalam novel ini disebutkan latarmya yaitu di Pulau Magai Balitong, los pasar dan dermaga
pelabuhan, di gedung bioskop, di sekolah SMA Negeri Bukan Main, terminal Bogor, dan
Pulau Kalimantan. Waktu yang digunakan pagi, siang, sore, dan malam. Latar nuansanya
lebih berbau melayu dan gejolak remaja yang diselimuti impian-impian.
• Penokohan dan Perwatakan
Ikal : baik hati, optimistis, pantang menyerah
Arai : pintar, penuh inspirasi, gigih, rajin, pantang menyerah
Jimbron : polos, gagap bicara, baik, sangat ambis
Pak Balia : baik, bijaksana, pintar
Pak Mustar : galak, pemarah, berjiwa keras
Ibu Ikal: baik, penuh kasih sayang
Ayah Ikal : pendiam, sabar, penuh kasih sayang, bijaksana
Dan tokoh pembantu lain Mahader, A Kiun, Pak Cik Basman, Taikong Hanim, Capo, Bang
Zaitun, Pendeta Geovanny, Mak cik dan Laksmi adalah tokoh pendukung dalam novel ini.
• Alur
Dalam novel ini menggunakan alur gabungan (alur maju dan mundur). Alur maju ketika
pengarang menceritakan dari mulai kecil sampai dewasa dan alur mundur ketika
menceritakan peristiwa waktu kecil pada saat sekarang/dewasa.
• Gaya Penulisan
Gaya penceritaan novel ini sempurna. Yaitu kecerdasan kata-kata dan kelembutan bahasa
puitis berpadu tanpa ada unsur yang membosankan. Setiap katanya mengandung kekayaan
bahasa sekaligus makna apik dibalik tiap-tiap katanya. Selain itu, Novel ini ditulis dengan
gaya yang bertabur metafora, penyampaian cerita yang cerdas dan menyentuh, penuh
imajinasi. Komedi dan banyak mengandung kemistri yang kuat sehingga pembaca tanpa
disadari masuk dalam kisah dan karakter-karakter yang ada dalam novel Sang Pemimpi.
• Amanat
Amanat yang disampaikan dalam Sang Pemimpi ini adalah jangan berhenti bermimpi. Hal itu
sangat jelas pada tiap-tiap sub babnya. Yang pada prinsipnya manusia tidak akan pernah bisa
untuk lepas dari sebuah mimpi dan keinginan besar dalam hidupnya. Hal itu secara jelas
digambarkan penulis dalam novel ini dengan maksud memberikan titik terang kepada
manusia yang mempunyai mimpi besar namun terganjal oleh segala keterbatasan.
• Sudut Pandang
Sudut pandang novel ini yaitu “orang pertama” (aku). Dimana penulis memposisikan dirinya
sebagai tokoh Ikal dalam cerita.

Kelebihan dan Kelemahan


1) Kelebihan
Banyak kelebihan-kelebihan yang didapatkan dalam novel ini. Mulai dari segi kekayaan
bahasa hingga kekuatan alur yang mengajak pembaca masuk dalam cerita hingga merasakan
tiap latar yang terdeskripsikan secara sempurna. Hal ini tak lepas dari kecerdasan penulis
memainkan imajinasi berfikir yang dituangkan denganba hasa-bahasa intelektual yang
berkelas. Penulis juga menjelaskan tiap detail latar yang di gambarkan adegan demi adegan,
sehingga pembaca selalu menantikan dan menerka setiap hal yang akan terjadi. Selain itu,
kelebihan lain daripada novel ini yaitu kepandaian Si Penulis dalam mengeksplorasi karakter-
karakter sehingga kesuksesan pembawaan yang melekat dalam karakter tersebut begitu kuat.
2) Kelemahan
Pada dasarnya novel ini hampir tiada kelemahan. Hal itu disebabkan karena penulis dengan
cerdas dan rinci menggambarkan keruntutan alur, deskripsi setting, dan mengekspresikan
kekuatan karakter. Baik ditinjau dari segi kebahasaan hingga sensasi yang dirasakan pembaca
sepanjang cerita, novel ini dinilai cukup untuk mengobati keinginan pembaca yang haus akan
novel yang bermutu.

Anda mungkin juga menyukai