Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN ANALISIS NOVEL

Disusun oleh:
Nama: Destriana Restiani
Kelas: XII MIPA 5
No. Absen: 07

SMA Negeri 5 Purwokerto


Tahun Ajaran 2023/2024
Analisis Novel

A. Identitas Novel
Judul novel : Sang Pemimpi
Pengarang Novel : Andrea Hirata
Penerbit : Bentang (PT Bentang Pustaka)
Daerah terbit buku : Jln. Pandega Padma 19, Yogyakarta 55284
Tahun terbit buku :
Cetakan Pertama, Juli 2006
Cetak kedua belas, November 2007
Cetak keempat belas, Januari 2008
Cetak kelima belas, Februari 2008
Cetak keenam belas, Februari 2008
Cetak ketujuh belas, Maret 2008
Cetak kedelapan belas, Maret 2008

B. Sinopsis Cerita
Novel sang pemimpi merupakan novel kedua dari tetralogi novel laskar pelangi karya Andrea
Hirata. Novel ini salah satu dari novel novel terpopuler lainnya. Sang pemimpi merupakan
novel yang genrenya identik dengan pendidikan. Motivasi juang dan kepatriotisan dalam
sebuah keluarga yang sederhana dan tinggal di kepulauan terpencil di indonesia. Novel
ini dapat menjadi figure yang baik bagi kita. Namun kita perlu memahami
maksud dari isi yang dikenalkan dalam novel hal yang demikian.

C. Unsur intrinsik
Tema
yang diceritakan dalam novel ini merupakan persahabatan, kepercayaan, perjuangan dan
tenaga mimpi serta keyakinan pada Ilahi Esa. Setiap hal yang demikian ditunjukkan
dalam tiap-tiap kalimat dan penceritaan si penulis tentang kerasnya kehidupan dan
kemustahilan yang dapat ditembus dengan keyakinan, perjuangan dan mimpi yang amat
besar dimiliki sitokoh dalam cerita.
Tokoh & watak
1) Tokoh utama
Ikal yang mempunyai penokohan religius, ambisius, dan kerja keras.
2) Tokoh tambahan
a) Arai dengan penokohannya yang pantang menyerah dan tabah.
b) Jimbron, orang yang memiliki watak baik hati dan pendiam.
c) Pak Balia, seseorang yang pintar dan bijaksana.
d) Pak Mustar, orang yang disiplin dan peduli.
Alur
Alur dalam novel Sang Pemimpi menggunakan alur campuran
Latar/setinggi
Latar tempat: Pulau Magai Balitong, los pasar dan dermagai pelabuhan Magai, di gedung
bioskop, di sekolah SMA Negeri, Teminal Bogor, dan Pulau kalimantan.
Latar waktu: pagi, siang, sore dan malam.
Latar suasana: lebih condong ke melayu dan gejolak remaja yang diselimuti dengan cita-
cita yang tangguh.
Sudut pandang
Sudut pandang dalam novel Sang pemimpi ini merupakan orang pertama pelaku utama
(aku). Dimana penulis memposisikan dirinya sebagai tokoh ikal dalam novel.
Gaya bahasa
Gaya bahasa penulisan ini amat baik. Dengan kecerdasan kata-kata dan kelembutan
bahasa puitis berpadu tanpa adanya elemen repetitif yang membosankan. Kecuali kata
nya terdapat banyak kekayaan bahasa sekalian makna apik yang berada disetiap balik
kata-katanya. Nilai itu. Novel Sang Pemimpi ini ditulis dengan realis bertabur dengan
metafora, penyampaian cerita yang baik dan meraba, penuh pandangan baru dan daya
pikir.Komikal dan banyak mengandung letupan-letupan intelegensi yang tangguh
sehingga pembaca tanpa sadar masuk dalam kisah dan karakter-karakter yang dipernakan
dalan novel sang pemimpi ini.
Amanat
Amanat yang disamapaikan dalam novel ini merupakan jangan takut berfantasi,bermimpi
lah. Setiap ini amat terang ditunjukkan dalm tiap-tiap sub babnya. Ilahi pada prinsipnya
manusia tak akan pernah dapat lepas dari sebuah mimpi dan kemauan besar dalam
hidupnya.Setiap ini secara terang dikisahkan penulis dalam novel sang pemimpi ini
dengan masksud memberikan titik terang pada manusia yang memiliki mimpi besar tetapi
terganjal oleh segala kekurangan.
D. Nilai-nilai kehidupan yang terdapat di dalam Novel
1) Nilai sosial: rasa setiakawan yang demikian itu tinggi antara ketiga tokoh ikal,
arai dan jimbron. Masing-masing saling menunjang dalam menolong antara satu
dengan yang lain untuk menghasilkan cita-cita mereka sekalipun hampir
menempuh batas ketidak mungkinan.Dengan didasari rasa saling gotong royong
yang tinggi sebagai orang Balitong, dalam situasi kekurangan pun masih dapat
saling menolong satu sama lain.
2) Nilai adat istiadat: adat istiadat pada sekolah yang tradisional, mewajibkan
muridnya mencium tangan gurunya, maupun mata dari mata pencaharian warga
sekitar yang amat keras dan kasar merupakan sebagai kuli dipertambangan timah
tergambar dengan terang dalam novel ini. Sehingga menambah khazannah adat
istiadat yang lebih di indonesia
3) Nilai agama: Lebih-lebih agama yang terdapat dalam novel ini juga secara terang
tergambar. dalam bagian-bagian dimana ketiga tokoh ini belajar dalam sebuah
pondok pesantren. Terdapat banyak hukum-hukum islami dan petuah-petuah Kyai
yang demikian itu hormat mereka patuhi. Setiap itu juga yang membikin novel ini
demikian itu kaya dan kental dalam agama.

Anda mungkin juga menyukai