Ciri-ciri Cerpen:
1. Memiliki jumlah kata tidak lebih dari 10.000 kata.
2. Memiliki proporsi penulisan yang lebih singkat dibandingkan dengan Novel.
3. Kebanyakan mempunyai isi cerita yang menggambarkan kehidupan sehari-hari.
4. Tidak mencerminkan semua kisah tokohnya. Karena dalam cerpen yang dikisahkan hanyalah
intinya saja.
5. Tokoh yang diceritakan dalam cerpen mengalami sebuah konflik sampai pada tahap
penyelesaiannya.
6. Pemilihan katanya sederhana sehingga memudahkan para pembaca untuk memahaminya.
7. Bersifat Fiktif.
8. Menceritakan satu kejadian saja dan menggunakan alur cerita tunggal dan lurus.
9. Membacanya tidak membutuhkan waktu yang lama.
10. Memberikan pesan dan kesan yang sangat mendalam sehingga pembaca akan ikut merasakan
kesan dari cerita tersebut.
1. Tema
Unsur intrinsik cerpen yang pertama adalah tema. Dalam sebuah cerpen tema merupakan ruh atau
nyawa dari setiap karya cerpen. Dengan kata lain tema merupakan ide atau gagasan dasar yang
melatarbelakangi keseluruhan cerita yang ada dari cerpen.
Tema memiliki sifat umum dan general yang dapat diambil dari lingkungan sekitar, permasalahan
yang ada di masyarakat, kisah pribadi pengarang sendiri, pendidikan, sejarah, perjuangan romansa,
persahabatan dan lain-lain.
Contoh:
Eka memang sangat menarik. Dia cantik dengan rambut ikalnya yang
panjang. Hidungnya kecil dan lancip, matanya yang lebar dilengkapi dengan bulu mata
yang lebat dan lentik. Wajahnya disempurnakan dengan bibirnya yang merah, meski tak
memakai lipstik. Dia sangat supel sehingga disukai teman-temannya. Teman-temannya
pun beragam mulai dari kalangan ekonomi lemah sampai dengan ekonomi atas. Eka
sendiri berasal dari keluarga yang kaya, tetapi sangat mengedepankan kesederhanaan. Tak
heran kalau Eka terbiasa rajin dan rapi untuk urusan pribadinya.
Contohnya:
Dina menatap wajah ibunya. “Ibuku memang cantik batinnya. Meski sudah lanjut
usia, kecantikan ibu masih terlihat jelas di wajahnya. Aku sangat menyayangi wanita
ini. Sikapnya yang tegas telah ikut membentuk karakterku. Kasih sayangnya padaku
tak pernah habis. Perhatiannya padaku juga sangat luar biasa. Meski sejak usiaku 10
tahun ayah sudah meninggal, tapi ibuku sampai kini tak menikah lagi. Ibu sangat kuat
dan tabah dalam menapaki hari-hari bersamaku, mendidikku, mengajariku,
membimbingku sendirian. Aku ingin sekali bisa sekuat dia,” begitu pikir Dina.
3. Alur (Plot)
Alur adalah urutan jalan cerita dalam cerpen yang disampaikan oleh penulis. Dalam menyampaikan
cerita, ada tahapan-tahapan alur yang disampaikan oleh sang penulis. Diantaranya:
1) Tahap Perkenalan: Tahap ini merupakan pembukaan cerita atau sebuah informasi awal.
Tahapan ini bisa berbentuk pengenalan tokoh dan pengenalan latar. Dan tahapan ini
berfungsi untuk melandasi cerita yang akan disampaikan pengarang dalam tahapan
berikutnya.
2) Tahap Permunculan konflik: tahapan ini adalah tahap awal munculnya sebuah
permasalahan. Dan di sinilah pengarang memberikan gambaran awal tentang permasalah
dalam cerita yang dibuatnya.
3) Tahap Klimaks: Setelah melewati permunculan konflik tahap selanjutnya adalah
klimaks. Konflik-konflik yang diterima oleh tokoh utama akan memuncak pada tahapan
ini. Biasanya dalam tahapan ini tokoh utama mulai bingung dan sedih.
4) Tahap Peleraian: Konflik yang telah mencapai puncaknya mulai menurun pada tahapan
ini. Pengarang memberikan solusi atas permasalah yang ditimpakan kepada tokoh utama.
Cara pengarang memberikan solusi bisa dengan berbagai cara, misalnya dengan
memunculkan tokoh pembantu dam cerpen tersebut.
5) Tahap penyelesaian: Tahap ini merupakan Tahapan akhir dalam cerpen, yaitu
penyelesaian atas semua masalah dalam cerita. Dan biasanya tahapan ini merupakan
kemenangan bagi tokoh utama, yang berakhir dengan kesenangan atau kegembiraan.
Tahap-tahap alur tersebut harus ada di dalam sebuah cerita. Hal ini bertujuan agar cerita tidak
membingungkan orang yang membacanya.
Ada 2 macam alur yang kerapkali digunakan oleh para penulis, yakni:
Alur maju. Alur ini menggambarkan jalan cerita yang urut dari awal perkenalan tokoh,
situasi lalu menimbulkan konflik hingga puncak konflik dan terakhir penyelesaian konflik.
Intinya adalah, pada alur maju ditemukan jalan cerita yang runtut sesuai dengan tahapan-
tahapannya.
Alur mundur. Di alur ini, penulis menggambarkan jalan cerita secara tidak urut. Bisa saja
penulis menceritakan konflik terlebih dahulu, setelah itu menengok kembali peristiwa yang
menjadi sebab konflik itu terjadi.
4. Setting (Latar)
Setting atau latar mengacu pada waktu, suasana, dan tempat terjadinya cerita tersebut. Latar akan
memberikan persepsi konkret pada sebuah cerita pendek. Ada 3 jenis latar dalam sebuah cerpen
yakni latar tempat, waktu dan suasana.
1) Latar Waktu: Latar waktu yaitu sebuah keterangan tentang kapan terjadinya peristiwa
yang dialami oleh para tokoh dalam cerpen. Latar waktu juga untuk menggambarkan
tentang kapan terjadinya cerita dalam cerpen tersebut. Contoh latar waktu misalnya siang,
malam, pagi, masa lalu atau menunjukkan pukul berapa.
2) Latar Tempat: Latar tempat merupakan keterangan tentang tempat-tempat dalam sebuah
cerpen. Dan semua tempat yang disinggahi atau disebutkan penulis dalam cerita dapat
disebut sebagai latar tempat. Contoh latar tempat, misalnya di rumah, di kamar, di
sekolah dan semua hal yang menunjukkan tempat.
3) Latar Suasana: Latar suasana merupakan keterangan tentang suasana yang
tergambarkan dalam sebuah cerpen. Latar suasana tergambarkan oleh perasaan para
tokoh atau bisa juga dengan skenario pengarang. Contoh latar suasana seperti senang,
sedih, romantis, haru dan lain sebagainya.
5. Sudut Pandang
Sudut pandang yaitu kedudukan seorang pengarang dalam sebuah cerita. Atau bisa juga disebut
dengan, cara pengarang menyampaikan cerita tersebut. Adapun sudut pandang sendiri dibagi
menjadi dua macam. langsung saja macam-macam sudut pandang sebagai berikut.
1) Sudut pandang orang pertama: Adalah cara seorang pengarang menyampaikan cerita
dengan menggunakan kata ganti aku. Maksudnya tokoh utama cerita tersebut adalah
pengarang itu sendiri. Dan biasanya sudut pandang ini banyak digunakan untuk
menceritakan pengalaman pribadi.
2) Sudut pandang orang ketiga: Adalah cara seorang pengarang menyampaikan cerita
dengan menggunakan kata ganti dia. Maksudnya tokoh utama dalam cerpen terrsebut
adalah tokoh fiktif yang dibuat oleh pengarang itu sendiri.
.
6. Gaya bahasa
Gaya bahasa merupakan ciri khas sang penulis dalam menyampaikan tulisannya kepada publik. Baik
itu penggunaan majasnya, diksi dan pemilihan kalimat yang tepat di dalam cerpennya.
7. Amanat
Amanat (Moral value) adalah pesan moral atau pelajaran yang dapat kita petik dari cerita pendek
tersebut. Di dalam suatu cerpen, moral biasanya tidak ditulis secara langsung, melainkan tersirat dan
akan bergantung sesuai pemahaman pembaca akan cerita pendek tersebut, jadi prmbacalah yang
akan menyimpulkan pesan yang terkandung dalam cerpen tersebut.