Anda di halaman 1dari 27

BAB

CERITA PENDEK
4

UNSUR INTRINSIK &


EKSTRINSIK CERPEN
Unsur intrinsik adalah unsur
yang membangun sebuah
karya sastra dari dalam karya
sastra itu sendiri.
Sedangkan unsur yang
membangun karya sastra dari
luar karya sastra tersebut
dinamakan unsur ekstrinsik.
Macam-macam unsur
intrinsik
 Tema
 Amanat
 Latar/Setting
 Sudut Pandang
 Alur
 Gaya Bahasa
 Tokoh dan Penokohan
TEMA

Adalah permasalahan utama yang


menjiwai seluruh cerita/karangan. Tema
dapat ditemukan dengan
mengidentifikasi konflik yang terdapat
dalam cerita tersebut. Tema biasanya
dirumuskan dalam kalimat/pernyataan
yang singkat & padat.
Misalnya :
Tema : percintaan, kehidupan sosial,
lingkungan hidup, agama, dsb.
Amanat
Adalah pesan yang ingin
disampaikan pengarang kepada
pembaca.
Amanat dalam cerita bisa berupa
nasihat, anjuran, atau larangan
untuk melakukan/tidak melakukan
sesuatu.
Misalnya :
Hendaknya kita selalu berbakti
kepada orang tua. Janganlah kita
senang berbohong.
Latar/Setting

Adalah segala keterangan


mengenai waktu, ruang, dan
suasana terjadinya
lakuan/peristiwa dalam cerita.
Latar terbagi menjadi tiga yaitu :
 Latar waktu
 Latar tempat
Latar suasana
Sudut Pandang

Posisi pengarang dalam ceritanya. Bisa


jadi ia menjadi tokoh dalam ceritanya
tersebut (pengarang berada di dalam
cerita).
Namun, bisa juga dia hanya menjadi
pencerita saja (pengarang berada di
luar cerita).
Sudut pandang dibagi menjadi dua
yaitu :
 Sudut pandang orang pertama
 Sudut pandang orang ketiga
Sudut pandang orang pertama

Pada sudut pandang orang pertama,


posisi pengarang berada di dalam
cerita. Ia terlibat dalam cerita dan
menjadi salah satu tokoh dalam cerita
(bisa tokoh utama atau tokoh
pembantu).
Salah satu ciri sudut pandang orang
pertama adalah penggunaan kata ganti
‘aku’ dalam cerita. Oleh karena itu,
sudut pandang orang pertama sering
disebut juga sudut pandang akuan.
Sudut pandang orang ketiga

Pada sudut pandang orang ketiga,


pengarang berada di luar cerita.
Artinya dia tidak terlibat dalam cerita.
Pengarang berposisi tak ubahnya
seperti dalang atau pencerita saja.
Ciri utama sudut pandang orang ketiga
adalah penggunaan kata ganti ‘dia’
atau ‘nama-nama tokoh’. Oleh sebab
itu, sudut pandang ini disebut pula
sudut pandang diaan.
Alur

Rangkaian/pola pengembangan
cerita yang terbentuk oleh
hubungan sebab akibat ataupun
bersifat kronologis.
Macam-macam alur:
Alur maju (alur lurus)
Alur mundur (alur flashback)
Alur campuran (maju-mundur)
Tugas
1. Tema ?
2. Tokoh ? (ada 9 tokoh)
3. Penokohan ?
4. Latar ?
5. Amanat ?
6. Sudut Pandang ?
7. Nilai yang terkandung
(religious, social, moral,
pendidikan, budaya) ?
8. Alur
Pola / Tahapan Alur
Gaya Bahasa
Cara pengarang mengungkapkan
ceritanya melalui bahasa yang
digunakan.
Dalam cerita, penggunaan bahasa
berfungsi untuk menciptakan
suatu nada atau suasana persuasif
serta merumuskan dialog yang
mampu memperlihatkan
hubungan dan interaksi antara
sesama tokoh.
Tokoh dan Penokohan
Tokoh adalah individu rekaan
yang mengalami peristiwa atau
berkelakuan (memiliki sifat/watak)
di dalam berbagai peristiwa dalam
cerita.
Penokohan adalah cara
pengarang dalam
menyajikan/menggambarkan
watak tokoh dan penciptaan citra
tokoh
Tokoh

Tokoh berdasarkan peran


dibagi menjadi 2, yaitu tokoh
utama dan tokoh pembantu.
Tokoh berdasarkan
karakternya dibagi menjadi 3,
yaitu tokoh protagonis,
antagonis, dan tritagonis.
Penokohan

Penokohan secara umum


dibedakan menjadi dua yaitu :
 Penokohan analitik
Karakter tokoh diceritakan
secara langsung.
 Penokohan dramatik
Karakter tokoh diceritakan
secara tersamar.
Penokohan dramatik
Pada penokohan jenis ini,
pembaca bisa menyimpulkan
watak seorang tokoh dari :
Penggambaran fisik dan
perilaku
Penggambaran lingkungan
kehidupan
Penggambaran tata
kebahasaan
Penggambaran jalan pikiran
Penggambaran tokoh lain
Contoh
Eka memang sangat menarik. Dia cantik
dengan rambut ikalnya yang
panjang. Hidungnya kecil dan lancip,
matanya yang lebar dilengkapi dengan
bulu mata yang lebat dan lentik. Wajahnya
disempurnakan dengan bibirnya yang
merah, meski tak memakai lipstik.
Dia sangat supel sehingga disukai teman-
temannya. Teman-temannya pun beragam
mulai dari kalangan ekonomi lemah
sampai dengan ekonomi atas. Eka sendiri
berasal dari keluarga yang kaya, tetapi
sangat
mengedepankan kesederhanaan. Tak
heran kalau Eka terbiasa rajin dan
rapi untuk urusan pribadinya.
Contoh
Pulang sekolah tanpa mengetuk pintu, Tono
langsung masuk rumah dan dibantingnya
pintu rumahnya dengan keras. Ibunya yang
sedang berada di dapur sampai terkejut.
Begitu masuk, Tono langsung menuju meja
makan, segera dibukanya tudung saji. Ketika
dilihatnya lauknya hanya itu-itu saja,
dibantingnya tudung saji sampai gelas yang
ada di meja makan jatuh dan hancur
berkeping-keping. Dengan muka masam ia
menuju ke kamarnya. Ditendangnya pintu
kamarnya sampai terbuka, lalu masuk.
Dibantingnya pintu itu untuk menutup.
Kemudian ia membantingkan badannya di
tempat tidur tanpa mencopot sepatu.
Tangannya meraih tape recorder, lalu dia
menyetel lagu-lagu rock dengan volume
maksimal
Contoh

     ”Aku tidak peduli! Pokoknya hari ini,


malam ini, detik ini juga kalian angkat kaki
dari rumah ini!” Sang juragan menatap Adi
dan ibunya dengan mata penuh api.
    ”Juragan, kasihanilah kami. Beri waktu
seminggu lagi, kami akan segera lunasi uang
kontrakan,”  ibu memandang sang juragan
dengan air mata berlinang.
“Dasar wanita tak punya malu, sudah berapa
kali kau minta itu. Ajudan masuk dan
keluarkan barang-barang mereka! Sang
juragan semakin menyala-nyala bara apinya.
Contoh
Deni sedang tiduran di kamarnya yang luas. Ukurannya tak
kurang dari 4 X 4 m. Ranjangnya yang berukuran no. 1 terlihat
acak-acakan. Spreinya sangat kusut. Diatas tempat tidurnya
tedapat buku-buku berserakan yang bercampur dengan baju
seragam yang baru dilepasnya. Sepatunya terlihat di ranjang
tapi hanya yang sebelah kanan, sedangkan sepatu yang
sebelah kiri terlihat di sudut kamar di belakang pintu. Di
belakang pintu kamar itu terlihat terdapat kapstok yang
dipenuhi pakain kotor. Di lantai kamar terlihat berpasang-
pasang kaos kaki dan pakaian yang entah sudah berapa hari
tidak dicuci. Televisi di kamar Deni juga tertutupi debu yang
tebal. Di sana Dina telentang dengan kaos kaki yang masih
melekat di kakinya.
Contoh
Dina menatap wajah ibunya. “Ibuku memang
cantik batinnya. Meski sudah lanjut usia,
kecantikan ibu masih terlihat jelas di
wajahnya. Aku sangat menyayangi wanita ini.
Sikapnya yang tegas telah ikut membentuk
karakterku. Kasih sayangnya padaku tak
pernah habis. Perhatiannya padaku juga
sangat luar biasa. Meski sejak usiaku 10
tahun ayah sudah meninggal, tapi ibuku
sampai kini tak menikah lagi. Ibu sangat kuat
dan tabah dalam menapaki hari-hari
bersamaku, mendidikku, mengajariku,
membimbingku sendirian. Aku ingin sekali
bisa sekuat dia,” begitu pikir Dina.
Contoh

“Sin, bagaimana sebenarnya Lita ya ? Kata


Rina kepadaku. “Ya bagaimana lagi ! Dia
itu memang judes dan mudah marah,
apalagi yang membuat aku gak suka, dia
sangat ceroboh juga!Tapi sebenarnya dia
baik juga lho …..” Kataku.
“Jika dia sedang marah sebaiknya kita
biarkan dulu aja, nanti pasti juga akan baik
lagi ke kita.” Tambahku.
“Ya emang sebaiknya begitu Sin.”
Sambung Rina.
Unsur Ekstrinsik

Unsur pembangun cerpen yang


berasal dari luar cerpen.
Macam-macam unsur ekstrinsik
Latar belakang pengarang
Latar belakang sosial
Latar belakang budaya
Ciri kebahasaan cerpen

 Menggunakan kalimat bermakna


lampau
 Menggunakan kata yg menyatakan
waktu
 Menggunakan kata kerja
 Menggunakan banyak dialog
 Menggunakan kata sifat
 Menggunakan bahasa sehari-hari
 Menggunakan kalimat deskritif
 Menggunakan majas
Majas

Macam-maca majas dalam bahasa


indonesia
 Majas perbandingan
 Majas pertentangan
 Majas sindiran
 Majas penegasan
Majas Perbandingan

Macam-maca majas perbandingan


 Majas

Anda mungkin juga menyukai