Anda di halaman 1dari 24

CERITA

FANTASI
Umu Rosida, S.Pd
PENGERTIAN

Sebuah narasi/cerita yang tokoh dan latarnya


bersifat sangat imajinatif/khayalan.
CIRI-CIRI

Terdapat hal yang ajaib/ghaib/misterius

Ide cerita terbuka, tidak terbatas realita/dunia nyata

Latar lintas ruang dan waktu

Tokoh unik, memiliki kekuatan magis/magic

Menggunakan Bahasa non formal (bahasa sehari-hari)


UNSUR INTRINSIK CERITA FANTASI

1. Tema
2. Alur
3. Latar
4. Tokoh
5. Penokohan
6. Sudut Pandang
7. Amanat
TEMA
Tema merupakan gagasan utama atau ide yang mendasari keseluruhan isi cerita.
Biasanya tema dalam cerpen dituliskan secara tersirat (tidak langsung).

Tema dibagi menjadi 2:


1. Tema mayor : Tema utama (tema besar)
2. Tema minor : Tema turunan (tema kecil)

Contoh:
Tema Mayor : Pendidikan
Tema Minor : Sopan santun (Pendidikan moral)

Tema Mayor : Persahabatan


Tema Minor : Perbedaan pendapat
ALUR
Alur merupakan rangkaian cerita/ jalannya sebuah cerita.

JENIS-JENIS ALUR:
1. Alur maju, urutan cerita terurut dari awal sampai akhir
2. Alur mundur, urutan cerita dari akhir menuju awal (seolah-olah membayangkan masa lalu)
3. Alur campuran, peristiwa dalam drama tersusun acak antara masa lalu dan masa sekarang.

URUTAN ALUR:
4. Perkenalan cerita (Menyebutkan tokoh, latar tempat, dan latar waktu)
5. Awal konfik
6. Konflik memuncak (klimaks)
7. Antiklimaks (peleraian masalah)
8. Penyelesaian
LATAR
Latar menunjukkan tempat, waktu, dan suasana cerita.
JENIS LATAR:
1. Latar tempat, lokasi terjadinya peristiwa dalam sebuah cerita
2. Latar waktu, menunjukan waktu terjadinya peristiwa dalam sebuah
cerita
3. Latar suasana, suasana yang terbangun dalam cerita
TOKOH
Tokoh adalah pelaku dalam cerita
JENIS-JENIS TOKOH:
a. Tokoh Protagonis, tokoh yang memiliki karakter yang disukai oleh
penonton, disebut dengan tokoh baik
b. Tokoh Antagonis, tokoh yang memiliki karakter yang dibenci
masyarakat, disebut dengan tokoh jahat
c. Tokoh Tritagonis, tokoh pendamai tokoh baik dan tokoh jahat, disebut
dengan tokoh penengah
PENOKOHA
N
Penokohan merupakan watak, tingkah laku, sifat dari tokoh dalam
cerita.

CARA PENGARANG MENGGAMBARKAN WATAK TOKOH


1. Diceritakan langsung oleh pengarang
2. Penggambaran fisik tokoh
3. Diceritakan oleh tokoh lain
4. Dialog antartokoh
5. Tingkah laku tokoh
PENGGAMBARAN WATAK
TOKOH
1. DICERITAKAN LANGSUNG OLEH PENGARANG
Contoh:
Lelaki paruh baya itu bernama Pak Drajat, beliau tetangga kami yang sangat
ramah dan dermawan. Beliau tidak segan menyapa kami para tetangganya yang
melewati rumah mewahnya.

2. PENGGAMBARAN FISIK TOKOH


Contoh:
Dari ujung koridor kelas, tampak Bu Dini berjalan melewati beberapa siswa
yang asyik berbincang. Perawakan yang tinggi tegap ditambah alis tebal dan bola
mata hitamnya yang memandang tajam membuat para siswa yang tadinya asyik
berbincang dan bercanda tiba-tiba langsung terdiam tanpa kata.
PENGGAMBARAN WATAK
TOKOH
3. DICERITAKAN OLEH TOKOH LAIN
Contoh:
“Tidak biasanya Salsa mendapatkan nilai di bawah KKM.
Dia selalu bisa membagi waktu sesibuk apapun kegiatan
di asrama. Dia juga tidak pernah lupa untuk mengajari
kita para temannya jika tidak bisa memahami pelajaran.
Tapi mengapa hasil ujiannya kali ini amat buruk. Mungkin
dia sedang ada masalah?” kata Rena
PENGGAMBARAN WATAK
TOKOH
4. DIALOG ANTARTOKOH
Contoh:
Ruang kelas siang itu terasa mencekam, beberapa anak dipanggil oleh kepala
sekolah karena telah terjadi pencurian di kelas kami.
“Tidak mungkin jika Teguh yang mengambil handphone pak guru, pasti ada yang
memfitnahnya,” kata Toto membuka obrolan.
“Betul sekali, mana mungkin anak pendiam seperti dia berani mencuri. Apalagi barang
yang dicuri milik pak guru,” Fitri ikut nimbrung
“Aku yakin bukan Teguh pelakunya. Dia anak yang jujur dan tidak pernah melakukan
pelanggaran sekecil apapun,” kata Dibyo, ketua kelas dengan yakin.
PENGGAMBARAN WATAK
TOKOH
5. TINGKAH LAKU TOKOH
Contoh:
Seorang remaja bernama Amin itu adalah salah satu
santri di pondok ini. Salah satu santri yang layak diberi
predikat santri panutan. Dia selalu bangun lebih pagi dari yang
lain, tak lupa dia membangunkan semua teman yang berada di
kamar yang sama. Setelah itu dia segera menuju masjid untuk
mengambil air wudhu dan melaksanakan sholat tahajud dan
berdzikir untuk menunggu waktu sholat shubuh. Dialah yang
setiap hari mengumandangkan azan sholat shubuh.
SUDUT
PANDANG
Sudut pandang yaitu cara pengarang menyajikan sebuah cerita.

JENIS SUDUT PANDANG CERITA:


1. Orang pertama pelaku utama (orang pertama tunggal),
2. Orang pertama pelaku sampingan (orang pertama jamak),
3. Orang ketiga pengamat (orang ketiga tunggal),
4. Orang ketiga serba tahu (orang ketiga jamak),
ORANG PERTAMA PELAKU UTAMA

Orang pertama pelaku utama (orang pertama tunggal),


“Aku” menceritakan dirinya sendiri

Contoh:
Aku seorang siswa SMP di salah satu sekolah swasta di
Kabupaten Tuban. Aku biasa dipanggil “Bocil” karena postur
tubuhku yang kecil meskipun aku duduk di bangku kelas 9.
ORANG PERTAMA PELAKU SAMPINGAN

Orang pertama pelaku sampingan (orang pertama jamak), “Aku”


yang menceritakan tokoh lain.

Contoh:
Aku memiliki seorang ayah yang sangat tegas menurutku. Ayahku
adalah seorang veteran, pensiunan TNI. Ayahku mendidik anak-
anaknya dengan kedisiplinan yang tinggi.
ORANG KETIGA PENGAMAT

Orang ketiga pengamat (orang ketiga tunggal),


Aku tidak lagi menjadi pencerita, hanya menceritakan 1 tokoh yaitu DIA.

Contoh:
Pagi itu Rania berjalan sendiri menyusuri jalanan kota. Rani berjalan
dengan senyum lebar yang mengembang di bibirnya. Seperti biasa, dia
menenteng tas kresek yang berisi makanan ringan buatan ibunya untuk
dititipkan di kantin sekolahnya.
ORANG KETIGA SERBA TAHU
Orang Orang ketiga serba tahu (orang ketiga jamak),
Aku tidak lagi menjadi pencerita, menceritakan lebih dari 1 tokoh (Mereka)

Contoh:
Fania, Ratu, dan Nindi bersahabat dari mereka kecil. Persahabatan mereka
dimulai dari persahabatan orang tua mereka. Mereka bertiga sekolah di
tempat yang sama dari mereka TK hingga saat ini mereka sudah masuk di
universitas.
AMANA
T
Amanat merupakan pesan yang ingin disampaikan oleh penulis kepada
pembaca/penonton.

Amanat dapat disampaikan secara langsung (eksplisit/tersurat)


maupun secara tidak langsung (implisit/tersirat)
STRUKTUR CERITA FANTASI

1.Orientasi
2.Komplikasi
3.Resolusi
4.Koda
ORIENTASI
Berisi pengenalan cerita. Menuliskan tokoh dan latar.

CONTOH:
Pagi ini udara sangat sejuk. Terlihat seorang gadis kecil berkuncir kuda
berjalan gontai menuju ujung gang. Yaya, seorang siswa SD terlihat dari
seragam yang ia dikenakan.
KOMPLIKASI
Berisi permasalahan cerita atau konflik cerita. Mulai dari awal masalah
hingga masalah mereda.

CONTOH:
Berawal dari sikap Farra yang suka menjahili teman-temannya, kini
giliran Farra yang dijahili oleh teman-teman yang merasa terganggu
oleh Farra. Siang itu ketika pulang sekolah, seperti biasa Farra menjadi
siswa paling terakhir yang keluar dari kelas. Ketika hendak keluar dari
kelas, pintu kelas tidak bisa terbuka, berkali-kali Farra mencoba
membuka hasilnya nihil.
RESOLUSI
Penyelesaian masalah / masalah berakhir.

CONTOH:
Karena kejadian semalaman terkunci di kelas, Farra mulai menyadari
kesalahannya. Dia tidak lagi menjahili temannya seperti sebelumnya.
Farra juga mulai sering meminta maaf jika memiliki salah dengan
temannya.
KODA
Penutup cerita. Berisi amanat tersurat

CONTOH:
Dari cerita tentang Farra, dapat kita ambil pelajaran bahwa jika
bercanda dengan teman jangan keterlaluan dan jika kita bersalah
harap minta maaflah.

Anda mungkin juga menyukai