Membaca
Memahami cerpen dan puisi melalui kegiatan membaca kritis
KOMPETENSI DASAR : 3.1 Menganalisis cerpen yang dianggap penting pada setiap
periode untuk menemukan standar budaya yang dianut
masyarakat dalam periode tersebut
INDIKATOR :
Membaca cerpen yang dianggap penting dalam tiap periode
Menunjukkan cerpen yang tidak memiliki dasar cerita/tema yang jelas, tetapi
menampilkan alur yang kronologis
Menjelaskan standar budaya tentang baik dan buruk, benar dan salah yang dianut oleh
gambaran masyarakat dalam cerita
MATERI :
CERITA PENDEK (CERPEN)
Cerita pendek atau sering disingkat sebagai cerpen adalah suatu bentuk prosa naratif fiktif.
Cerita pendek cenderung padat dan langsung pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi
yang lebih panjang, seperti novella (dalam pengertian modern) dan novel. Karena singkatnya,
cerita-cerita pendek yang sukses mengandalkan teknik-teknik sastra seperti tokoh, plot, tema,
bahasa dan insight secara lebih luas dibandingkan dengan fiksi yang lebih panjang. Ceritanya
bisa dalam berbagai jenis.
Cerita pendek berasal dari anekdot, sebuah situasi yang digambarkan singkat yang dengan
cepat tiba pada tujuannya, dengan parallel pada tradisi penceritaan lisan. Dengan munculnya
novel yang realistis, cerita pendek berkembang sebagai sebuah miniatur, dengan contoh-
contoh dalam cerita-cerita karya E.T.A. Hoffmann dan Anton Chekhov.
Ciri-ciri Cerpen
1. ceritanya singkat
2. memusatkan perhatian pada satu kejadian
3. mempunyai satu plot
4. menggambarkan tokoh cerita menhadapi suatu konfli untuk menyelesaikan masalah
5. setting yang tunggal
6. jumlah tokoh yang terbatas
7. sanggup meninggalkan suatu kesan dalam pembaca
Unsur-unsur Intrinsik Cerpen :
1. TEMA
Adalah pokok cerita yang terus-menerus dibicarakan sepanjang cerita. Tema
biasanya merupakan sesuatu yang tersirat bukan tersurat.
Dalam novel dan cerpen, tema dapat dilihat melalui persoalan-persoalan yang
dikemukakan, cara-cara watak itu bertentangan antara satu sama lain, bagaimana
cerita diselesaikan, semuanya menentukan rupa tema yang dikemukakan oleh
pengarang. Justeru, pokok persoalan atau tema merupakan pengertian yang
terkandung di sebalik sesebuah karya.
2. ALUR / PLOT
Ialah susunan peistiwa-peristiwa yang membentuk sebuah cerita.
Tahapan alur:
a. Tahap perkenalan/ Eksposisi
Ialah permulaan plot yiaitu bagian untuk memperkenalkan watak-watak dan latar.
melukiskan tempat, waktu, serta penampilan tokoh-tokohnya
b. Tahap Konflik
Konflik dalam cerita mungkin merupakan pertentangan fisikal, moral, pikiran,
emosi dan nasib sama ada sesama manusia, hewan, mahupun diri sendiri.
Lazimnya konflik digambarkan sebagai pertentangan antara watak protagonis
dengan watak Antagonis. Konflik diartikan juga pertikaian atau timbulnya
masalah dalam cerita
c. Tahap Komplikasi
Berlaku di peringkat pertengahan cerita apabila konflik menjadi semakin rumit
dan perlu dileraikan oleh watak-watak dalam cerita tersebut. Pertikaian sudah
mulai meruncing.
d. Tahap Klimaks
Klimaks ialah sinonim dengan krisis atau puncak cerita yang merupakan saat yang
paling tegang kepada sesuatu peristiwa atau detik ketegangan terakhir pada
pertikaian yang timbul sebelumnya. Dalam novel, cerpen atau drama, Klimaks
merupakan bahagian atau saat yang paling menarik minat pembaca. Ini kerana ia
menyentuh atau mencecah ke satu tanda yang paling tinggi atau pun berada dalam
keadaan yang genting, mendebarkan, mencemaskan atau mengerikan. Hasil
daripada ketegangan atau konflik itulah yang merupakan puncak dalam cerita..
e. Tahap Peleraian
Peleraian merupakan bahagian akhir urutan peristiwa, walaupun kadang-kadang
puncak merupakan pengakhiran cerita. Pertikaian mulai ada penyelesaian masalah
Gambaran Tahapan Alur
Alur/Plot
Macam-macam Alur
a. Alur Maju, cerita bergerak maju hingga akhir cerita.
b. Alur Mundur, cerita mundur ke masa lalu tokoh
c. Alur Sorot Balik, cerita dimulai dari ujung cerita lalu baru kembali ke
pangkalnya.
3. PERWATAKAN DAN PENOKOHAN
Tokoh cerita yang bereksistensi demi cerita itu sendiri. Ia benar-benar merupakan
tokoh imajiner yang hanya hidup dan bereksistensi dalam dunia fiksi.
Cara Penggambaran Watak Tokoh :
1. Metode diskursif atau cara analtik
Pelukisan bentuk lahir langsung
Bentuk lahir seseorng dapat mengungkapkan atak dan karakter orang. Bagaimana
wajahnya, hidung, tata cara bertingkah, berpakaian, dan sebagainya secara lahiriah
dapat mengungkapkan karakter tokoh cerita.
melihat cara berpakaian, pembaca atau penonton dapat menuga watak tokoh
tersebut.
Kelebihannya terletak pada keserdehanaan dan ekonomis.
Kelemahannya pembaca seakan-akan tidak diberi kebebasan menanggapi tokoh-
tokoh yang dihadapinya.
Contoh metode diskursif
Meskipun telah mempunyai tiga orang anak, Mani tetap lebih cantik dari istri
Parta yang diceraikan. Setiap orang Pegaten takkan membantah, apalagi
Karman. Juga semua orang yakin kecantikan Marnilah satu-satunya alasan Parta
tega melepas istri pertamanya.(Ahmad Tohari : Kubah)
(bahwa Marni sudah beranak tiga dan paling cantik di desa Pegaten, semua itu
secara langsung dikemukakan pengarang)
2. Metode Dramatis
Pelukisan Jalan Pikiran dan Perasaan .
pengarang membiarkan tokoh-tokohnya untuk menyatakan diri mereka sendiri
melalui kata-kata, tindakan-tindakan atau perbuatan mereka sendiriPengarang
melukiskan dari segi batiniah. Sebagai contoh,
misalnya ada orang yang melihat setumpuk uang yang bukan miliknya.
dalam pikiran tokoh A mungkin trelintas jika memiliki uang itu ia akan naik haji.
Sedangkan dalam pikiran tokoh B ia akan berhenti bekerja adan akan berfoya-
foya. Lain lagi pikiran tokoh C ia akan menabung uang itu untuk hari tua.
Contoh metode dramatis
Tini menunggu jawaban ibunya. Tapi Marni bahkan tertunduk. Rasa getir
menyapu hati perempuan itu. Tangan Tini digenggamnya erat-erat. Kelenjar air
mata Marni bekerja, meskipun ia berusaha menahannya. Kini Marni tidak
mempedulikan tangisnya.
“Tini ,Kau sudah besar. Kita sama-sama mempunyai hati perempuan. Tentu kau
dapat menduga apa yang sedang kurasai sekarang. Aku takut kepada ayahmu. Di
mata ayahmu aku seorang permpuan tidak bermartabat. Aku…
“Salah ibu sendiri mengapa ibu kawin lagi. Coba kalau tidak, aku tak pernah
disebut anak tiri.”
“Ya anakku. Dan segalanya sudah terjadi.”
“Ibu menyeal?”
“Andaikata penyesalan itu ada gunanya.”
“Tapi ibu masih mencintai ayah?”
Marni tidak mampu segera menjawab pertanyaan anaknya. Jantungnya berdebar.
Lalu sambil membuang muka ia balik bertanya.
“Kau mencintai Jabir?”
Kedua ibu anak itu berpandangan. Mendadak Tini merasa jauh dewasa.
Pengertian tentang perasaan ibunya makin mendalam. “Kasihan ibuku,” pikir
Tini. (Ahmad Tohari: Kubah hlm. 33-39)
3. Pelukisan Reaksi tokoh lain
Pengarang melukiskan atau menggambarkan bagaimana reaksi tokoh lain terhadap
pelaku lainnya. Dalam cara ini pengarang menuliskan bagaimana reaksi tokoh-
tokoh cerita yang lain terhadap tokoh lainnya.
4. Melukiskan Keadaan Sekeliling
Apakah seorang tokoh rajin, malas, saleh dapat dilihat pada keadan sekelilingnya.
Rumahnya, halamanya, kamarnya, pakaiannya, dan sebagainya.
kamar yang teratur, buku yang rapi tersusun pada tempatnya, tirai-tirai jendela
yang bersih dapat berbicara pada kita, apakah penghuni rumah itu rapih atau tidak.
4. SETTING/ LATAR
Secara garis besar setting/ latar dalam cerita terbagi tiga, yaitu:
a. Latar tempat, adalah hal yang berkaitan dengan masalah geografis cerita
tersbut. Melalui tempat terjadinya peristiwa diharapakan tercermin pemerian
tradisi masyarakat, tata nilai, tingkah laku. Suasana, dan hal-hal lain yang
mungkin berpengaruh pada tokoh dan karakternya.
Misalnya tokoh yang tinggal di kota tentu tingkah laku berbeda dengan tokoh
yang tinggal di desa.
b. Latar waktu, ialah saat terjadinya peristiwa. Melalui pemerian waktu
kejadian jelas akan tergambar tujuan fiksi tersebut secara jelas pula.
c. Latar Sosial, merupakan lukisan status yang menunjukkan hakikat
seseorang atau beberapa orang tokoh dalam masyarakat, maupun keadaan yang
terjadi pada tokoh tersebut.
5. SUDUT PANDANG/ POINT OF VIEW
Sudut pandang atau point of view di dalam cerita fiksi pada prinsipnya adalah siapa
yang menceritakan cerita tersebut. Sudut pandang itu seperti kita melihat sesuatu
peristiwa melalui mata 'seseorang'. Kejadian yang sama di mata anak-anak dan orang
dewasa tentu berbeda, sehingga sudut pandang sangat berpengaruh pada bagaimana
cerita itu akan diceritakan. Bagaimana nuansa, gayanya, dan bahkan makna cerita itu
bisa berbeda tergantung sudut pandang mana yang dipakai.
Ada dua sudut pandang yang biasa dipakai di dalam penulisan fiksi, antara lain:
1. First Person Point of View (Sudut Pandang Orang Pertama)
Di sini, narator berperan sebagai salah satu karakter. Karakter dipakai biasanya
adalah karakter utama di cerita. Biasanya sudut pandang ini mudah dikenali,
dengan 'aku' atau 'saya' sebagai karakter utama.
2. Third Person Point of View (Sudut Pandang Orang Ketiga) Sudut pandang
orang ketiga dipakai bila kita menggunakan narator yang tidak ikut menjadi salah
satu karakter fiksi tersebut. Namun, narator tersebut mengetahui apa yang
dirasakan dan dipikirkan oleh karakter-karakter tersebut. Mungkin bisa analogikan
sebagai reporter di cerita pembunuhan
Contoh sudut pandang penceritaan
Kutipan 1
SAKIT GIGI
Tiba-tiba datangnya, tiada disangka-sangka. Memang dari dulu saya sering ditimpa sakit
gigi. Jadi, sebetulnya tidak bisa saya katakan, sakit gigi sekali ini tiada saya sangka-sangka,
apalagi dalam kaadaan keluarga saya banyak yang sering sakit gigi, tetapi yang muda-muda
saja. Keluargaku yang tua-tua masih suka makan sirih.
...................................................................................................................................
(Adinata, Indonesia Th II Agustus-Sepetember)
Kutipan II
HARI TENANG DI TAMAN GERSANG
....................................................................................................................................
Sang ibu tak lagi seperti di waktu sakitnya, ketika ia walaupun lesu, masih
mempunyai daya gerak yang biasa. Sekarang ia dalam sehari hanya omomng satu
dua kata, itupun dengan bisikan lembut, nyaris tak terdengar. Makanya yang hanya
tiga empat sendok itu dengan susah payah harus disuapkan oleh anaknya dengan
paksaan halus. (Trisno Sumadjo)
Tagihan 1
1. Setelah membaca cerpen di atas, kalian dapat mengurutkan peristiwa-peristiwa
dalam cerpen ” Lelaki yang Menangkap Rembulan”. Temukan peristiwa-
peristiwa yang ada dalam cerpen tersebut!
No Peristiwa dalam cerpen Uraian peristiwa
1 ................................................................. .........................................................
................................................................. ........................................................
2 .................................................................. ..........................................................
.................................................................. ..........................................................
3 .................................................................. ..........................................................
................................................................. ..........................................................
4 ................................................................. ..........................................................
.................................................................. ..........................................................
5 ................................................................. ..........................................................
.................................................................. ..........................................................
2. Coba Anda memberikan kritik pada cerpen tersebut mengenai budaya tentang baik
dan buruk, benar dan salah yang dianut oleh gambaran masyarakat dalam cerita !
....................................................................................................................................
.
Tugas kelompok !
Diskusikan hal-hal berikut untuk memahami cerpen di atas berkaitan dengan :
a. Siapakah para pelaku cerpen tersebut?
b. Sebutkan seting cerita yang berhubungan dengan waktu dan tempat !
c. Babagimanakah bahasa yang dipakai penulis dengan majas dan ungkapan?
d. Bagaimana alur cerita tersebut ? Gambarkan pola alurnya
e. Pesan apakah yang disampaikan penulis lewat cerpennya?