Anda di halaman 1dari 7

MATERI NOVEL

Tugas Bahasa Indonesia

Di susun Oleh :
Kelompok 6
Anggota :
1. Ahmad Assyafi’i
2. Dedi Solihin
3. Ismi Nur Hoirunnisa
4. Nazwa Sintiasari
5. Putri Nurdianti
6. Yasmien Hanifah Fauziyyah

Kelas : XII IPA 2

Sekolah Menengah Atas Negeri Tanjungsari


2022
A. Pengertian Novel
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) novel merupakan
karya prosa fiksi yang panjang dan termasuk ke dalam kategori teks narasi, yang
mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang-orang di
sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku.

B. Ciri-Ciri Novel
Sebuah novel memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Pada umumnya novel terdiri dari 400 halaman atau jumlah kata lebih
dari 35.000 kata.
2. Novel ditulis dengan suatu narasi dan deskripsi untuk menggambarkan
suasana.
3. Alur cerita kompleks.
4. Cerita sebuah novel panjang, banyak kalimat yang diulang.
5. Tokoh atau karakter tokoh pada novel bisa banyak.

C. Unsur Intrinsik Novel


1. Tema
Tema adalah ide dasar sebuah cerita atau pokok pikiran yang memiliki kaitan
dengan makna kehidupan. Ada banyak tema yang bisa dijadikan sebuah cerita
novel, yakni tema romance, horror, thriller, komedi, petualangan, sains dan masih
banyak yang lainnya. Contoh nya tema Petualangan yaitu novel Harry Potter karya
J. K. Rowling yang menceritakan petualangan Harry Potter dibalut sihir dan juga
misteri.
2. Tokoh
Tokoh adalah para pelaku yang terdapat dalam cerita. Tokoh cerita adalah
orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya fiksi yang oleh pembaca
ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang
diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan.
Tokoh dapat dibedakan dari segi peranan atau tingkat pentingnya tokoh dalam
cerita. Yaitu sebagai tokoh utama, adalah tokoh sentral atau tokoh yang sangat
penting perannya dalam fiksi. Dan tokoh tambahan, yaitu tokoh bawah atau tokoh
yang tidak selalu diceritakan namun memiliki hubung an dengan tokoh utama.
Dilihat dari segi peran tokoh dapat dibagi menjadi beberapa tokoh, yaitu :
- Tokoh protagonis: Tokoh yang memiliki karakter positif, seperti
baik, ramah, dan pemberani.
- Tokoh antagonis: Tokoh yang memiliki watak yang negatif, seperti
jahat, licik, manipulatif, pemarah.
- Tokoh tritagonis: Tokoh yang memiliki karakter penengah. Tokoh ini
diandalkan untuk meminta pendapat, nasihat, dan bantuan.
- Tokoh figuran:Ttokoh pembantu dalam cerita yang tidak memiliki
banyak peran, dan hanya sebagai pewarna dalam cerita.
3. Penokohan
Penokohan adalah cara pengarang untuk menggambarkan atau
mengembangkan tokoh-tokoh di dalam cerita. Dalam hal ini, pengarang akan
menggunakan perincian tentang seseorang yang ada di dalam cerita.
Penokohan bisa digambarkan secara analitik yaitu perwatakan tokoh-tokoh
cerita ditampilkan langsung dalam bentuk perincian oleh pengarang. Dan
juga dramatik yaitu perwatakan tokoh-tokoh cerita dicitrakan melalui dialog,
pikiran, perasaan, dan lain-lain.
Contoh Penokohan: “Pria itu sangat pemberani!” penokohan ini
menggambarkan tokoh yang pemberani di dalam cerita.
4. Alur atau Plot
Alur adalah jalan cerita atau rangkaian peristiwa yang disusun
berdasarkan hubungan kausalitas. Di dalam alur terdapat peristiwa yang
saling berelasi dalam peran masing-masing, baik sebagai sebab maupun
akibat sehingga menciptakan konflik. Secara garis besar, alur dibagi menjadi
tiga bagian yaitu : alur maju, alur mundur, dan alur campuran (maju-
mundur). Secara umum jalan cerita terbagi ke dalam beberapa bagian, yaitu :
a. Pengenalan Situasi Cerita (Eksposition) Dalam bagian ini pengarang
memperkenalkan para tokoh, latar belakang tokoh, menata adegan dan
hubungan antar tokoh.
Contoh : Di sebuah desa, hiduplah seorang ibu bersama anaknya, Ellena
yang masih berusia balita, berusia 4 tahun. Mereka tinggal di sebuah
rumah tua dan hidup sederhana.
b. Pengungkapan Peristiwa (Complication) Dalam bagian ini disajikan
peristiwa awal yang menimbulkan berbagai masalah, pertentangan
ataupun kesukaran-kesukaran bagi para tokohnya.
c. Menuju Pada Adanya Konflik (Rising Action) Terjadi peningkatan
perhatian kegembiraan, kehebohan, ataupun keterlibatan berbagai situasi
yang menyebabkan bertambahnya kesukaran tokoh.
Contoh : Ellena yang sedang bermain di jalanan depan rumah tiba-tiba
menghilang. Ibu yang dari tadi sibuk baru menyadari ketika menuju ke
halaman depan sudah tidak ada Ellena yang bermain. Ibu mencari Ellena.
Ia menelusuri jalanan dan bertanya ke tetangganya, namun tidak ada
yang melihat Ellena.
d. Puncak Konflik Bagian ini disebut juga bagian klimaks. Inilah bagian
cerita yang paling besar dan mendebarkan. Pada bagian ini pula,
ditentukannya perubahan nasib beberapa tokohnya.
Contoh: Tiba-tiba ada seseorang datang dan memberi kabar pada ibu
tersebut bahwa Ellena bermain hingga menjauhi rumah kemudian
terjatuh dan kakinya terkilir sehingga dibawa ke Puskesmas terdekat oleh
seorang yang melihatnya.
e. Penyelesaian (Ending) Sebagai akhir cerita , pada bagian ini berisi
penjelasan tentang nasib-nasib yang dialami tokohnya setelah mengalami
peristiwa puncak itu.
Contoh: Ketika tiba di sana, Ellena perlu dirujuk ke rumah sakit karena
adanya patah tulang. Namun, uang ibunya telah habis untuk jatah makan
hari ini. Ibu Ellena hanya bisa menangis kemudian ia meminta pinjaman
uang pada penolong tersebut. Penolong tersebut membayar biaya
pengobatan Ellena.
5. Latar atau Setting
Latar atau setting adalah gambaran yang digunakan untuk menempatkan
peristiwa di dalam suatu penceritaan fiksi. Latar dibedakan menjadi tiga
macam, yakni :
a. Latar tempat, yaitu berkaitan dengan kondisi geografis. Acuannya
dapat berupa pusat keramaian, pusat perbelanjaan, sekolah, rumah,
pusat perkotaan,dan lain-lain.
b. Latar waktu, yaitu berkaitan dengan kondisi abad, dasawarsa, tahun,
bulan, hari, jam, zaman.
c. Latara sosial, yaitu berkaitan dengan kondisi tokoh atau masyarakat
yang digambarkan dalam cerita. Acuannya dapat berupa lapisan
dalam masyarakat, budaya masyaraka, seni pada masa tertentu, cara
berpikir pada masa tertentu, kehidupan beragama, dan lain-lain.
6. Sudut Pandang atau Point of View
Memasalahkan siapa yang bercerita. Pencerita akan menempatkan tokoh
melalui berbagai cara atau pandangan dalam menampilkan tokoh, laku, latar,
dan peristiwa untuk menata cerita fiksi kepada pembaca. Sudut pandang
dibedakan menjadi :
- Sudut pandang orang pertama yaitu cerita yang penyampaiannya
dilakukan oleh seorang tokoh aku/saya secara langsung. Jika tokoh
tersebut adalah tokoh utama, cerita sudut pandangnya adalah orang
pertama (protagonis). Jika tokoh tersebut bukan tokoh utama, sudut
pandangnya adalah orang pertama pengamat (pengamat).
Contoh : Aku sudah mengetahui wajahnya sejak lama, sejak sekitar
dua tahun lalu.
- Sudut pandang orang kedua yaitu penulis adalah narator yang sedang
berbicara kepada kata ganti “kamu, kalian (bentuk jamak)”. dan
menggambarkan apa yang dilakukan “kamu” atau “kau” atau “anda”.
Contoh : Ini hari pertamamu masuk kerja. Harus sempurna!
- Sudut pandang orang ketiga yaitu ketika penulis memosisikan dirinya
sebagai seorang narator yang menceritakan orang ketiga dan
menggunakan kata ganti “dia, ia, dan mereka (bentuk jamak) atau
nama tokoh yang ia ceritakan.
Contoh : Sejak kecil, Prayodya memang hanya bercita-cita menjadi
pemain bola. Ia bahkan memasang poster pemain bola kegemarannya
di setiap sudut kamar.
7. Amanat
Amanat merupakan pesan moral dari pengarang kepada pembacanya
yang terkandung di dalam cerita novel. Sebuah amanat pasti mengandung
makna yang terkandung dalam karya sastra tersebut.
8. Gaya Bahasa
Gaya bahasa adalah suatu corak dalam pemilihan bahasa yang digunakan
oleh penulis di dalam cerita novel. Gaya bahasa ini berguna untuk
menciptakan suasana atau nada untuk mengajak. Selain itu juga dapat
berguna untuk merumuskan dialog yang bisa menggambarkan hubungan
atau interaksi yang dilakukan oleh tokoh-tokoh dalam cerita. Gaya bahasa
dalam novel adalah ciri khas pemilihan kata dan bahasa yang digunakan oleh
penulis. Artinya tiap penulis novel tentu memiliki gaya bahasa yang
berbeda-beda.

D. Aspek Kehidupan Pandangan Pengarang


1. Sosial
Nilai sosial adalah nilai yang dilihat dari sudut pandang hubungan dengan
manusia atau masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari, entah itu keluarga,
teman, kekasih, atau bahkan guru. Nilai sosial ini juga biasanya dimasukkan
oleh penulis ke dalam novelnya.
Contoh : Di dalam novel Laskar Pelangi, di mana di dalamnya tokoh Laskar
Pelangi saling berkorban satu sama lain dan membantu sesamanya meski
berbeda latar sosial maupun agama.
2. Agama
Nilai agama adalah nilai yang dilihat dari sudut pandang seseorang
berdasarkan hubunganya dengan Tuhan.
Contoh : Dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk kehidupan masyarakat di
desanya sangat kental dengan tradisi kepercayaan kepada nenek moyang
atau leluhur. Tradisi dan ritual lebih mengarah kepada kepercayaan
anismisme dan dinamisme.
3. Budaya
Nilai budaya adalah nilai yang dilihat dari sudut pandang kebisaan, adat-
istiadat, kepercayaan. Biasanya dalam novel penulis memasukkan nilai
budaya supaya cerita yang ia tuliskan mempunyai makna tersendiri bagi si
pembaca.
Contoh : Dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk yang sangat percaya pada
pengaturan alam, tradisi, percaya terhadap suatu karma. Bagi masyarakat
desa Dukuh Paruk, kehadiran Srintil telah diatur alam untuk menjadi penari
Ronggeng dengan segala gerak tari dan tembang lagu yang diiringi irama
musik.
4. Moral
Nilai moral adalah nilai yang dilihat dari sudut pandang kepribadian atau
sikap seseorang dalam menyikapi benar atau salahnya suatu masalah.
Dengan kata lain, hal ini juga bisa disebut sebagai etika.
Contoh : Dalam novel sering kali menemukan tokoh yang bersikap jujur dan
mempunyai etika yang baik kepada sesama.

Anda mungkin juga menyukai