Anda di halaman 1dari 7

Ringkasan Materi Cerpen Kelas IX

Bentuk Karya Sastra Indonesia

1. Prosa: Bentuk Karya sastra berupa narasi atau cerita. Contoh: novel, roman,
cerpen, cergam, cermis, cermin, komik.
2. Puisi

Puisi, adalah bentuk karya sastra berupa susunan diksi (pilihan kata) yang indah
dan mempunyai makna yang dalam.

Ada dua jenis puisi yaitu puisi lama dan puisi baru.
Puisi lama adalah puisi yang ditulis mengikuti aturan yang mengikat
Contohnya : Pantun, Syair, Gurindam, Karmina
Puisi baru disebut juga puisi bebas dan tidak mengikuti aturan yang tetap.

3. Drama

Drama yaitu, bentuk karya sastra berupa dialog dengan tujuan untuk
dipentaskan

Apa itu cerpen?

Cerpen (cerita pendek) yaitu, sebuah jenis karya sastra yang menggambarkan cerita
atau kisah alur hidup manusia dalam bentuk tulisan yang ringkas dan jelas. Alurnya
tungggal

Ciri-ciri Cerpen
1. Memiliki proporsi penulisan yang lebih singkat dibandingkan dengan Novel.
2. Memiliki jumlah kata tidak lebih dari 10.000 kata (5-10 halaman)
3. Kebanyakan mempunyai isi cerita yang menggambarkan kehidupan sehari -hari.
4. Tidak mencerminkan semua kisah tokohnya.
5. Pemilihan katanya sederhana sehingga memudahkan para pembaca untuk
memahaminya.
6. Bersifat Fiktif.
7. Menceritakan satu kejadian saja dan menggunakan alur cerita tunggal dan lurus.
8. Membacanya tidak membutuhkan waktu yang lama. (habis dibaca dalam satu kali
duduk)
9. Memberikan pesan dan kesan yang sangat mendalam.
10. Hanya ada satu konflik dan satu penyelesaian.

Unsur cerpen ada dua:


1. UNSUR EKSTRINSIK
2. UNSUR INTRINSIK
Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra dari dalam.
Unsur ekstrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra dari luar.

Unsur Intrinsik Cerpen

- Tema
- Tokoh
- Penokohan
- Alur/plot
- Latar/setting
- Sudut pandang
- Gaya bahasa
- Amanat
1. Tema
Tema merupakan ide atau gagasan dasar yang melatarbelakangi keseluruhan
cerita yang ada dari cerpen. Tema memiliki sifat umum dan general yang dapat
diambil dari lingkungan sekitar, permasalahan yang ada di masyarakat, kisah pribadi
pengarang sendiri, pendidikan, sejarah, perjuangan romansa, per sahabatan dan lain-
lain.

2. Tokoh
Tokoh merupakan pelaku atau orang yang terlibat di dalam cerita tersebut.
Ada 4 jenis tokoh yang digambarkan dalam cerpen, antara lain:

- Protagonis: Tokoh yang yang menjadi aktor atau pemeran utama dan
mempunyai sifat yang baik.
- Antagonis: Tokoh ini juga menjadi pemeran utama yang menjadi lawan
daripada tokoh
protagonis. Tokoh antagonis memiliki watak yang negatif seperti: iri, dengki,
sombong, angkuh, congkak dan lain-lain.
- Tritagonis: Tokoh ini adalah tokoh penengah dari protagonis dan antara
antagonis. Tokoh ini biasanya memiliki sifat yang arif dan bijaksana.

3. Penokohan
Penokohan adalah penentuan watak atau sifat tokoh yang ada di dalam cerita.
Watak yang diberikan dapat digambarkan dalam sebuah ucapan, pemikiran dan
pandangan dalam melihat suatu masalah

4. Alur/ plot
Alur adalah urutan jalan cerita dalam cerpen yang disampaikan oleh penulis.
Dalam menyampaikan cerita, ada tahapan-tahapan alur yang disampaikan oleh sang
penulis. Diantaranya:
— Tahap perkenalan
— Tahap penanjakan
— Tahap klimaks
— Anti klimaks
— Tahap penyelesaian

Ada 3 macam alur yang kerapkali digunakan oleh para penulis, yakni:

- Alur maju. Alur ini menggambarkan jalan cerita yang urut dari awal
perkenalan tokoh, situasi lalu menimbulkan konflik hi ngga puncak konflik dan
terakhir penyelesaian konflik. Intinya adalah, pada alur maju ditemukan jalan
cerita yang runtut sesuai dengan tahapan-tahapannya.
- Alur mundur. Di alur ini, penulis menggambarkan jalan cerita secara tidak
urut. Bisa saja penulis menceritakan konflik terlebih dahulu, setelah itu
menengok kembali peristiwa yang menjadi sebab konflik itu terjadi.
- Alur campuran, yaitu perpaduan antara alur maju dan alur mundur dalam satu
cerita.

5. Latar/ setting
- Latar tempat, yaitu lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah
karya fiksi. Unsur tempat yang dipergunakan mungkin berupa tempat - tempat
dengan nama tertentu, inisial tertentu, mungkin lokasi tertentu tanpa nama
jelas.
- Latar waktu, berhubungan dengan masalah “kapan” terjadinya peristiwa-peristiwa
yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi.
- Latar suasana, yaitu situasi apa saja yang terjadi ketika saat si tokoh atau si
pelaku malakukan sesuatu.

6. Sudut Pandang
Sudut pandang adalah posisi atau pandangan pengarang dalam menyampaikan
cerita. Penerapannya bisa dilihat dari penggunaan kata ganti yang digunakan
pengarang dalam cerpen.
Secara umum ada 2 macam-macam sudut pandang yakni sudut pandang orang pertama
dan sudut pandang orang ketiga sebagai berikut.

1. Sudut pandang orang pertama yaitu cara pengarang menyampaikan cerita


sebagai orang pertama. Ciri-cirinya adalah menggunakan kata ganti orang
pertama seperti aku, kami dan sebagainya.
2. Sudut pandang orang ketiga cara pengarang menyampaikan cerita sebagai orang
ketiga. Ciri-cirinya adalah menggunakan kata ganti orang ketiga seperti dia,
mereka dan sebagainya.

7. Gaya Bahasa
Gaya bahasa merupakan ciri khas pemilihan kata dan bahasa yang digunakan oleh
penulis. Hal ini meliputi:

- Diksi, pilihan kata.


- Penggunaan kalimat
- Pemakaian majas.

8. Amanat
Amanat adalah pesan yang terkadung dalam cerpen yang bisa diambil oleh pembaca.
Pesan yang disampaikan oleh pengarang bisa secara tersurat atau tersira t.

STRUKTUR TEKS CERPEN


1.Orientasi
2. komplikasi
3. Evaluasi
4. Resolusi
5. Koda

ORIENTASI
Pengertian orientasi pada cerpen berhubungan dengan waktu, suasana dan tempat di
dalam cerita pendek tersebut, yang menjawab pertanyaan kapan, dimana serta
bagaimana
KOMPLIKASI
Komplikasi adalah urutan kejadian yang dihubungkan secara sebab dan akibat.
Karakter dan watak tokoh biasanya terlihat di struktur komplikasi ini yang
menggambarkan plot cerita.
EVALUASI
Pengertian evaluasi adalah konflik yang terjadi dan menuju pada klimaks. Dalam
evaluasi, konflik sudah mulai mendapatkan solusi dan penyelesaian serta menuju ke
tahap akhir.
RESOLUSI
Pengertian resolusi adalah ketika pengarang mengungkapkan solusi terha dap masalah
yang dialami tokoh dalam cerpen.
KODA
Pengertian koda adalah nilai atau pelajaran yang bisa didapat dari teks cerita pendek
oleh pembaca. Pesan dan amanat menjadi intisari cerita yang bisa dipetik oleh
pembaca setelah membaca teks cerpen.

KAIDAH KEBAHASAAN TEKS CERPEN

1. Kata sifat
2. Kata keterangan
3. Kalimat langsung dan tidak langsung
4. Gaya bahasa bersifat konotasi
5. Penggunaan bahasa tidak baku
6. Memenggunakan gaya bahasa perbandingan, pertentangan, pertautan maupun
perulangan.
1. Kata Sifat

Kata sifat yaitu kata yang dipakai untuk menjelaskan sifat atau kondisi suatu
hal, baik pada makhluk hidup, benda mati, tempat w aktu dan lain-lain.
contoh pemakain kata sifat pada kalimat, antara lain:
- Kelas tertata dengan rapi.

2. Kata Keterangan

Kata keterangan yaitu kata yang digunakan untuk mendeskripsikan latar waktu
tempat dan suasana, sebagai contoh misalnya: di pagi hari yang cerah, di kebun
bambu yang rimbun dengan dedaunan dan lain sebagainya

3. Kalimat Langsung dan Tidak Langsung


Kalimat langsung merupakan sebuah kalimat kutipan yang dilontarkan
langsung oleh pembicara tanpa melalui perantara apapun sama persis dengan
apa yang dikatakan oleh pembicara tersebut.

contoh kalimat langsung

a. Ayah menyuruh, “Tolong ambilkan kopi di meja itu!”


b. “Itu salahmu!” kata Roni kepada Ani.
c. “Siapakah yang melempar kertas ini?” tanya bu guru .
e. Joni berkata: “Aku ingin menjadi pilot suatu saat nanti.”

Kalimat tidak langsung merupakan kalimat yang berisikan pernyataan orang lain
dalam bentuk kalimat

Contoh kalimat tidak langsung

a. Ibu menyuruhku untuk menjadi anak yang menghormati orang yang lebih tua.
b. Joni mengatakan, ia akan menungguku besok di depan rumah.
c. Ali mengatakan bahwa ia tidak mengerti materi yang disampaikan oleh Bu Rini
tadi.
d. Ani meminta pada ibunya untuk dibelikan seragam baru.
e. Ibu guru mengatakan kita harus giat belajar agar menjadi anak yang pandai.
f. Aldo mengatakan bahwa saya harus mencoba masakan ibunya.

4. Gaya bahasa bersifat konotasi


Kalimat konotasi adalah kalimat yang mengandung makna yang bukan
sebenarnya, makna konotasi juga biasanya disebut dengan istilah makna kias.
Contohnya,
a. Aisyah merupakan anak emas dalam keluarganya
(anak emas: anak yang paling disayang)
b. Karena besar kepala, Naya dijauhi teman-temannya (besar kepala:sombong)
c. Meskipun Fandi belum berhasil, Fandi tidak gigit jari (gigit jari: kecewa)
d. Kamu itu jangan seperti air di atas daun talas (tidak tepat pendirian)
e. Setiap permasalahan sebaiknya diselesaikan dengan hati dingin (hati dingin: sabar)

5. Penggunaan Bahasa Tidak Baku


Bahasa atau kata tidak baku merupakan kata yang dipakai tidak sesuai dengan
pedoman atau kaidah bahasa yang sudah ditentukan. Biasanya kata tidak baku sering
dipakai pada saat percakapan sehari-hari atau dalam bahasa tutur.
Contoh Kata Tidak Baku
Seperti: praktek, pasip, apotik, efektip, karna, poto, biosfir, bis, obyek, nasehat,
aktip, negri, tekhnik, nopember dan lain sebagainya.
6. Menggunakan Gaya Bahasa Perbandingan, Pertentangan, Pertautan Maupun
Perulangan.

a. Majas perbandingan

1. Perumpamaan
Perumpamaan adalah perbandingan dua hal yang pada hakikatnya berlainan dan yang
sengaja kita anggap sama. Itulah sebabnya maka serin g pula kata perumpamaan
disamakan saja dengan "persamaan"
misalnya:
Laksana bulan kesiangan
Umpama memadu minyak dengan air
2. Metafora
Metafora adalah perbandingan yang implisit jadi tanpa kata seperti atau sebagai di
antara dua hal yang berbeda. Di dalamnya terlihat dua gagasan: yang satu adalah
sebuah kenyataan, sesuatu yang dipikirkan, yang menjadi objek; dan satu lagi
merupakan perbandingan terhadap kenyataan tadi; dan kita menggantikan yang
belakangan itu menjadi yang terdahulu.
misalnya
Tati jinak-jinak merpati
Ali mata keranjang
Perpustakaan gudang ilmu
. 3. Personifikasi
Personifikasi merupakan jenis majas yang melekatkan sifat -sifat insani kepada barang
yang tidak bernyawa.
Misalnya
a. Angin yang meraung,
b. Angin membelai indah sampai kerelung hatiku

b. Gaya Bahasa Pertentangan


1. Hiperbola
Hiperbola merupakan gaya bahasa yang berlebih-lebihan, yang memberi penekanan
pada suatu pernyataan atau situasi untuk memperhebat, meningkatkan kesan dan
pengaruhnya.
Contoh
a. Sempurna sekali tiada kekurangan suatu apapun buat pengganti baik atau cantik
b. Hatiku hancur, terkoyak, darahku mendidih, dadaku serasa sesak, mendengar
dia memutuskan diriku

3. Litotes
Majas yang didalamnya mengungkapkan sesuatu yang positif dengan bentuk
yang negatif atau bentuk yang bertentangan, litotes, mengurangi atau
melemahkan kekuatan pernyataan yang sebenarnya. Contoh Hasil usahanya
tidaklah mengecewakan
Jakarta sama sekali bukanlah kota kecil dan sepi
3. Ironi
Gaya bahasa sindiran yang menyatakan sebaliknya dengan maksud menyindir.
Contoh.Bagus benar tulisanmu seperti cakar ayam
Saking merdunya suaramu sampai-sampai memecahkan pendengarangku

c. Gaya Bahasa Pertautan


1. Metonimia
Jenis gaya bahasa yang mempergunakan sesuatu yang lain berkaitan erat
dengannya. Dalam metonomia sesuatu barang disebutkan tetapi yang dimaksud
dengan barang yang lain.Contoh: Ia naik honda ke kantor.
2. Alusio
Alusio merupakan jenis gaya bahasa yang menyatakan perbandingan dengan
menggunakan ungkapan atau pribahasa yang sudah lazim.
Contoh: Sejak tadi aku perhatikan, pekerjaanmu hanya menggantang asap saja

3. Sinekdoke
Ialah majas yang menyebutkan nama bagian sebagai pengganti nama
keseluruhannya, atau sebaliknya. Contoh:Setiap tahun semakin banyak mulut yang
harus diberi makan di tanah air kita
Pasanglah telinga baik-baik dalam menghadapi masalah itu

d. Gaya Bahasa Perulangan


1. Aliterasi
Adalah jenis gaya bahasa yang memanfaatkan pemakain kata -kata yang
permulaannya sama bunyi
Contoh:
dara damba daku
datang dari danau
duga dua duka
diam didiriku
2. Asonansi
Gaya bahasa repetisi yang berwujud perulangan vokal yang sama. Contoh: Muka
muda mudah muram
Tiada siaga tiada bisa
Jaga harga tahan raga

3. Simploke
Merupakan gaya bahasa repitisi yang berupa perulangan pada awal dan akhir
beberapa baris atau kalimat berturut-turut. Contoh:
Kau katakan aku wanita pelacur,
aku katakan biarlah
Kau katakan aku wanita mesum,
aku katakan biarlah

Unsur Ekstrinsik Cerpen

Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur cerpen yang berada diluar karya sastra.
Akan tetapi, secara tidak langsung unsur ini mempengaruhi proses pembuatan
suatu cerpen. Unsur ekstrinsik cerpen antara lain:
1. Latar Belakang Masyarakat
Latar belakang masyarakat merupakan faktor lingkungan masyarakat sekitar
yang mempengaruhi penulis dalam membuat cerpen tersebut. Ada beberapa faktor
yang dapat mempengaruhi penulis, diantaranya sebagai berikut:
Ideologi Negara
Kondisi Politik
Kondisi Sosial
Kondisi Ekonomi
2. Latar Belakang Penulis
Latar belakang penulis adalah sebuah faktor dari dalam diri penulis yang
mendorong penulis dalam membuat cerpen. Latar belakang penulis terdiri dari
beberapa faktor, diantaranya adalah:
a. Riwayat Hidup Penulis
Pada bagian ini berisikan tentang biografi pengarang secara menyeluruh. Faktor ini
dapat mempengaruhi pengarang dalam mengarang cerpen berdasarkan pengalaman
pribadi dari pengarang itu sendiri
b. Kondisi Psikologis
Kondisi Psikologis pengarang meliputi mood dan motivasi , kondisi ini sangat
mempengaruhi dengan apa yang akan ditulis dalam cerita.Contohnya seperti jika
pengarang sedang dalam keaadaan sedih , dia akan membuat sebuah cerpen yang
berceritakan sedih juga.
c. Aliran Sastra Penulis
Aliran Sastra berpengaruh dalam gaya penulisan bahasa yang digunakan pengarang
guna menceritakan sebuah cerita dalam cerpen.
3. Nilai yang Terkandung di dalam Cerpen
Ada beberapa nilai yang menjadi unsur ekstrinsik dalam sebu ah cerpen. Dan
nilai-nilai tersebut diantaranya adalah:
a. Nilai Agama, Berkaitan dengan pelajaran agama yang dapat dipetik dalam teks
cerpen.
b. Nilai Sosial, Berkaitan dengan pelajaran yang dapat dipetik dari interaksi sosial
antara para tokoh dan lingkungan masyarakat dalam teks cerpen.
c. Nilai Moral
Nilai ini berkaitan dengan nilai yang dianggap baik atau buruk dalam masyarakat.
Dalam cerpen nilai moral bisa berupa nilai moral negatif (buruk) atau nilai moral
positif (baik).
D. Nilai Budaya
Nilai yang berkaitan erat dengan kebudayaan , kebiasaan, serta tradisi adat istiadat.

Anda mungkin juga menyukai