Abstrak – merupakan ringkasan ataupun inti dari cerita yang akan dikembangkan
menjadi rangkaian-rangkaian peristiwa atau bisa juga gambaran awal dalam cerita.
Abstrak bersifat opsional yang artinya sebuah teks cerpen boleh tidak memakai
abstrak.
Orientasi – adalah yang berkaitan dengan waktu, suasana, maupun tempat yang
berkaitan dengan cerpen tersebut.
Komplikasi – Ini berisi urutan kejadian-kejadian yang dihubungkan secara sebab dan
akibat, pada struktur ini kamu bisa mendapatkan karakter ataupun watak dari tokoh
cerita sebab kerumitan mulai bermunculan.
Evaluasi – Yaitu struktur konflik yang terjadi yang mengarah pada klimaks mulai
mendapatkan penyelesainya dari konflik tersebut.
Resolusi – Pada struktur bagian ini si pengarang mengungkapkan solusi yang dialami
tokoh atau pelaku.
Koda – Ini merupakan nilai ataupun pelajaran yang dapat diambil dari suatu teks ceriita
oleh pembacanya.
Tunggal, yaitu ditandai oleh kata “kamu, engkau, saudara, ada, bapak,” dll.
Jamak, yaitu ditandai oleh kata “kalian”.
3. Kata ganti orang ketiga (orang yang dibicarakan)
Biografi, Ini berisikan mengenai riwayat hidup pengarang cerita, yang ditulis secara
keseluruhan.
Kondisi psikologis, ini berisi mengenai pemahaman kondisi mood atau keadaan yang
mengharuskan seorang pengarang menulis cerita atau cerpen.
Aliran Sastra, seorang penulis pastinya akan mengikuti aliran sastra tertentu. Ini
sangatlah berpengaruh pada gaya penulisan yang dipakai oleh penulis dalam
menciptakan sebuah karya sastra.
Menurut menurut, H.B. Jassin -Sang Paus Sastra Indonesia- mengatakan bahwa: yang
disebut cerita pendek harus memiliki bagian perkenalan, pertikaian, & penyelesaian.
Sedangkan menurut, A. Bakar Hamid dalam tulisan “Pengertian Cerpen” berpendapat
bahwa: yang disebut cerita pendek itu harus dilihat dari kuantitas, yaitu banyaknya
perkataan yang dipakai: antara 500 – 20.000 kata, adanya satu plot, adanya satu
watak, & adanya satu kesan.
Dan menurut, Aoh. KH, mendefinisikan bahwa: cerpen adalah salah satu ragam fiksi /
cerita rekaan yang sering disebut kisahan prosa pendek.
F. Ciri-ciri cerpen
2.Contoh Cerpen
Miss. Nur namanya. Salah satu guru yang memiliki banyak pengaruh
terhadapku. Mungkin teman-teman hanya mengenalnya sebagai guru
mapel, tetapi tidak bagiku, aku mendapatkan banyak pelajaran darinya.
“selalu menghargai guru yang mengajar ya, keep istiqomah”. Kata-kata itu
sering keluar dari bibir manisnya, dan tak lelah ia ucapkan padaku. Aku pun
tersenyum mengiyakan.
Tak hanya itu, saat mengajar pun terkadang teman-teman sibuk berbicara
sendiri tanpa memperhatikannya, bahkan terkadang membahas
pembicaraan yang tidak penting. Sering kali ia mengingatkan dengan halus
tetapi yang ia dapatkan lagi-lagi jawaban yang menyakitkan. “miss, rasanya
nggak dihargai itu gimana sih?” tanyaku penasaran setelah melihat kondisi
kelas saat ia mengajar, karena aku juga belum pernah merasakan menjadi
guru. “Mmm.. Gimana ya, rasanya itu nggak enak.. sakitt”, jawabnya begitu.
“Maaf ya miss kalo aku sering nggak menghargai miss”, kataku dengan
menyesal. “iyaa, nggak kok” kata miss. nur sambil tersenyum. Aku pun
mengerti betapa “pentingnya menghargai”.