BAHASA INDONESIA
D
I
S
U
S
U
N
Oleh:
MADINAH ARIFIN
Non Fiksi
Fiksi
1. Menggunakan kata baku yang terkesan
resmi dan formal.
2. Cerita yang dituliskan terkesan santai cerita
demi cerita yang terjadi dikrehidupan sehari
hari.
3. menggunakan kata asing dan kata yang
belum termasuk kata serapan.
Cerpen
1.Pengertian Cerpen
Cerita pendek atau cerpen adalah salah satu
dari bagian dalam prosa yang berbentuk cerita
fiksi dengan hanya satu konflik. Sementara itu,
fiksi sendiri memiliki pengertian berupa
tulisan prosa tentang peristiwa dan karakter
yang dibayangkan (tidak nyata). Berbeda
dengan novel ataupun novelet, cerpen lebih
pendek dari segi isi.
2.Struktur Cerpen
Dilihat dari isi,cerpen memiliki beberapa
bagian,antara lain:
1.Abstrak: sebagai bagian dari cerpen yang
bersifat pilihan, abstrak memberikan
gambaran awal cerita. Selain itu, abstrak juga
berisi rangkuman atau intisari dari cerita, dan
dari abstrak juga pembaca bisa
memperkirakan pesan yang ingin disampaikan
oleh penulis.
2.Orientasi: Pada bagian ini, tokoh dan latar
diperkenalkan. Latar, yang terdiri atas latar
waktu, suasana, dan tempat, diceritakan baik
langsung maupun tak langsung, begitupun
dari watak tokoh.
3.Komplikasi: Di bagian tengah, seorang
penulis memiliki tugas yang sulit untuk
membuat pembaca tertarik, sebelum
mencapai akhir cerita. Tokoh-tokoh akan
mendghadapi konflik, dan seringkali hal-hal
menjadi lebih buruk bagi mereka dan mereka
perlu menemukan cara untuk
membereskannya. Bagian inilah disebut
dengan komplikasi.
4.Evaluasi: Bagian ini menyajikan perjalanan
konflik sampai ke titik tertinggi (klimaks) yang
setelahnya akan ditemukan pemecahan
ataupun peleraian.
Resolusi: Bagian ini disebut juga dengan
peleraian, yaitu saat titik tertinggi mulai
menurun hingga bertemu pada bagian koda.
5.Koda: Bagian ini adalah bagian akhir dari
cerpen. Penulis akan menyampaikan pesan
moralnya baik secara eksplisit maupun
implisit.
3.Ciri-ciri Cerpen
Cerpen memiliki ciri-ciri yang berbeda dari
jenis prosa lainnya, antara lain:
a.Terdiri atas 1.600—10.000 kata sehingga
membutuhkan 10 – 30 menit saja untuk
membacanya.
b.Cerpen biasanya berfokus pada satu subjek
atau tema. Subjek atau tema berupa sesuatu
yang biasa seperti tugas sehari-hari sehingga
mempunyai nilai moral yang tinggi.
c.Cerpen biasanya berlangsung dalam satu
latar sehingga berfokus pada satu alur
sehingga hanya bersifat satu konflik dan tidak
ada konflik turunan.
d.Cerpen biasanya fokus hanya pada satu atau
beberapa karakter sehingga karakter bersifat
datar atau watak yang dimiliki tidak berubah
secara berangsur-angsur.
e.Diksi yang digunakan bersifat mudah
dipahami.
Unsur Intrinsik
Unsur intrinsik cerpen terdiri atas tema,
tokoh, penokohan, watak, latar, alur/plot,
sudut pandang, dan amanat.
1.Tema: Tema berbeda dengan judul. Tema
bersifat lebih umum dari permasalahan yang
diangkat dan pada umumnya disampaikan
dalam bentuk kata benda (nomina), seperti
kesetiakawanan, persahabatan, percintaan,
perjuangan kelas, pertempuran, dsb. Tema
emansipasi wanita contohnya cerpen berjudul
“Dua Dunia” karya N.H Dini; tema kemiskinan
contohnya cerpen berjudul “Hari Pertama di
Bulan Ini” karya Surya Gemilang; tema
percinta contohnya cerpen berjudul “Cintaku
Setahun Jagung” karya Ramlis Harman; dsb.
2.Tokoh: Tokoh adalah sosok rekaan yang
diciptakan penulis, yang setelahnya akan
diberikan watak dan penempatan. Tokoh-
tokoh ini tentunya ada yang diberikan nama
ataupun terjadi secara umum, seperti ayah,
ibu, nenek, kakek, dsb. Pada beberapa cerpen,
pemberian nama tokoh menjadi hal yang
penting, dan beberapa di antaranya memakai
konsep etimologi.
3.Penokohan: Tokoh yang telah diberi watak
dan kapan dia akan muncul disebut dengan
penkohan.
Watak: Watak atau sifat diberikan pada tokoh
sehingga dapat diklasifikasi menjadi tiga:
tokoh protagonis (baik), tokoh antagonis
(jahat), dan tokoh tirtagonis (penengah).
Berdasarkan perubahan wataknya, tokoh
terbagi menjadi dua: tokoh datar dan tokoh
bulat. Tokoh datar adalah tokoh yang tidak
mengalami perubahan watak, dan tokoh bulat
adalah kebalikannya.
4.Latar: Latar atau setting terbagi menjadi
tiga: latar suasana, latar tempat, dan latar
waktu. Latar suasana diperlukan pada setiap
momen cerita: apakah suasana haru,
menegangkan, sedih, dsb. Latar tempat
dibutuhkan untuk mengenali budaya dari
cerita yang diangkat. Latar waktu digunakan
sebagai penunjuk untuk membangun suasana
yang diciptakan.
5.Alur dan plot: Alur atau plot terbagi menjadi
dua: linier dan kilas balik. Alur liner terjadi jika
cerita bersambung ke depan. Cerpen yang isi
ceritanya terdapat bagian mengisahkan masa
lalu disebut dengan alur kilas balik.
6.Sudut pandang: Sudut pandang atau point
of view terbagi menjadi dua: sudut pandang
orang pertama dan sudut pandang orang
ketiga. Sudut pandang orang pertama terbagi
menjadi dua: sudut pandang orang pertama
sebagai pelaku utama dan sudut pandang
orang pertama sebagai pelaku sampingan. Jika
di dalam cerita, tokoh utama menggunakan
kata ganti Aku atau saya atau gue dan tidak
disebutkan nama tokoh lain, sudut pandang
ini disebut sudut pandang orang pertama
sebagai pelaku utama. Jika terdapat nama
tokoh lain, artinya cerita menggunakan sudut
pandang orang pertama sebagai pelaku
sampingan. Sementara itu, sudut pandang
orang ketiga artinya di dalam cerita
menggunakan kata ganti orang ketiga atau
nama langung. Jika tokoh dapat mengetahui
hal-hal yang tak kasat mata, seperti perasaan
tokoh, sudut pandang yang dibukanan berupa
sudut pandang orang ketiga serba tahu, jika
sebaliknya, artinya sudut pandang orang
ketiga sebagai pelaku sampingan.
7.Pesan atau amanat: Pada dasarnya, seorrang
penulis menyiapkan amanatnya terlebih
dahulu kemudian dituangkan ke dalam cerita.
Amanat disampaikan baik secara eksplisit
maupun implisit. Selain itu, amanat dari
sebuah cerpen akan bermanfaat dalam
kehidupan sehari-hari.
6.Fungsi Cerpen
Meskipun cerita yang terkandung dalam
cerpen tergolong singkat, cerpen juga
memiliki fungsi sama halnya dengan karya
sastra lain. Fungsi cerpen tergolong
menjadi lima jenis, yaitu: