Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

BAHASA INDONESIA

D
I
S
U
S
U
N

Oleh:

MADINAH ARIFIN
Non Fiksi

1.Pengertian Fiksi dan Non Fiksi


Secara umum fiksi adalah sebuah prosa
naratif yang bersifat karangan non ilmiah dari
penulis yang bukan berdasarkan kenyataan.
Sehingga fiksi ini tidak terjadi di dunia nyata,
melainkan imajinasi dari seseorang saja.
Sedangkan Non Fiksi adalah suatu karangan
yang isinya bukanlah imajinasi, akan tetapi
merupakan suatu karya seni yang bersifat
faktual atau mengandung kebenaran
didalamnya.

2.Struktur Fiksi dan Non Fiksi


Struktur teks cerita fiksi tak jauh berbeda
dengan struktur cerpen. Dimana struktur
cerita fiksi terdiri dari 6 unsur berikut
1. abstrak, bagian ini adalah bagian opsi, yang
boleh ada dan boleh tidak ada dan bagian ini
juga menjadi suatu inti dari sebuah karangan
teks cerita fiksi
2. orientasi, bagian ini berisi tentang
pengenalan tokoh yang terlibat dalam cerita
dan bagian ini pula yang menjadi bagian awal
dari penjelasan dari teks cerita fiksi di sebuah
novel
3. komplikasi, pada bagian ini saat saat
dimulainya suatu permasalahan ( munculnya
masalah) dari tesk cerita fiksi dan menjadi
daya tarik tersendiri pembaca pada sebuah
novel
4. evaluasi, pada bagian ini jika dalam teks
novel adalah bagian pemecahan masalah atau
penyelesaian masalah yang sedang di hadapi
oleh para tokoh.
5. resolusi, pada bagianini merupakan suatu
inti pemecahan masalah dari masalah
masalah yang di hadapi tokoh, dan menjadi
akhir penyelesaian masalah pakah dapat
berakhir dengan baik atau pun berakhir
dengan tidak baik
6. koda atau reorientasi, merupakan akhir
cerita yang berisi kesimpulan suatu cerita dan
menjadi penutup yang berisi amanat dan
pesan moral yang dapat di petik atau di
teladani dari teks cerita fiksi.

Struktur non fiksi hampir sama dengan


struktur novel yaitu ada 3 struktur sebagai
berikut
1. orientasi, , bagian ini berisi tentang
pengenalan tokoh yang terlibat dalam cerita
dan bagian ini pula yang menjadi bagian awal
dari penjelasan dari teks cerita fiksi di sebuah
novel
2. urutan peristiwa, berisi urutan peristiwa
yang terjadi dala cerita mulai dari awal
permasalahan sampai akhir permasalahan.
3. reorientasi, merupakan akhir cerita yang
berisi kesimpulan suatu cerita dan menjadi
penutup yang berisi amanat dan pesan moral
yang dapat di petik atau di teladani dari teks
cerita fiksi.
3.Ciri-ciri Fiksi dan Non Fiksi
Fiksi bersifat rekaan atau imajinasi
Menggunakan bahasa yang konotatif atau
tidsk sebenarnya
Tida mempunyai sistematika yang baku
Memiliki pesan moral atau amanat yang
disampaikan kepada pembaca
Ketika dibaca ceritanya membuat pembaca
menjadi merasakan yang sedang diceritakan.
Sedangkan non fiksi memiliki ciri ciri:
1. menyajikan temuan baru atau menyajikan
temuan yang sudah ada namu di perbarui
menggunakan fakta yang ditemukan kembali
2. ide yang tertulis secara jelas da sistematis
3. menggunakan istilah asing yang kadang
dicampur seperti handphone, gadget.

4.Kaidah Kebahasaan Fiksi dan Non


Fiksi
1. menggunakan perumpamaan yang sering
digunakan untuk membandingkan sebuah
benda atau yang seing disebut juga dengan
METAFORA
2. Menggunakan kata ganti trtentu dan gaya
bahasa yang digunakan memiliki pertalian
yang kuat atau sering disebut juga dengan
METONIMIA
3. Menggunakan persamaan atau SIMILE,
yang digunkan sebagai pendamping yang
menyataka sesuatu hal lainya.

Fiksi
1. Menggunakan kata baku yang terkesan
resmi dan formal.
2. Cerita yang dituliskan terkesan santai cerita
demi cerita yang terjadi dikrehidupan sehari
hari.
3. menggunakan kata asing dan kata yang
belum termasuk kata serapan.

5.Langkah-langkah Fiksi dan Non Fiksi


a. Membaca teks ulang dalam buku.
b. Memahami teks dala buku.
c. Menyimpulkan amanat yang tersirat
ataupun tersurat.

Cerpen

1.Pengertian Cerpen
Cerita pendek atau cerpen adalah salah satu
dari bagian dalam prosa yang berbentuk cerita
fiksi dengan hanya satu konflik. Sementara itu,
fiksi sendiri memiliki pengertian berupa
tulisan prosa tentang peristiwa dan karakter
yang dibayangkan (tidak nyata). Berbeda
dengan novel ataupun novelet, cerpen lebih
pendek dari segi isi.

2.Struktur Cerpen
Dilihat dari isi,cerpen memiliki beberapa
bagian,antara lain:
1.Abstrak: sebagai bagian dari cerpen yang
bersifat pilihan, abstrak memberikan
gambaran awal cerita. Selain itu, abstrak juga
berisi rangkuman atau intisari dari cerita, dan
dari abstrak juga pembaca bisa
memperkirakan pesan yang ingin disampaikan
oleh penulis.
2.Orientasi: Pada bagian ini, tokoh dan latar
diperkenalkan. Latar, yang terdiri atas latar
waktu, suasana, dan tempat, diceritakan baik
langsung maupun tak langsung, begitupun
dari watak tokoh.
3.Komplikasi: Di bagian tengah, seorang
penulis memiliki tugas yang sulit untuk
membuat pembaca tertarik, sebelum
mencapai akhir cerita. Tokoh-tokoh akan
mendghadapi konflik, dan seringkali hal-hal
menjadi lebih buruk bagi mereka dan mereka
perlu menemukan cara untuk
membereskannya. Bagian inilah disebut
dengan komplikasi.
4.Evaluasi: Bagian ini menyajikan perjalanan
konflik sampai ke titik tertinggi (klimaks) yang
setelahnya akan ditemukan pemecahan
ataupun peleraian.
Resolusi: Bagian ini disebut juga dengan
peleraian, yaitu saat titik tertinggi mulai
menurun hingga bertemu pada bagian koda.
5.Koda: Bagian ini adalah bagian akhir dari
cerpen. Penulis akan menyampaikan pesan
moralnya baik secara eksplisit maupun
implisit.

3.Ciri-ciri Cerpen
Cerpen memiliki ciri-ciri yang berbeda dari
jenis prosa lainnya, antara lain:
a.Terdiri atas 1.600—10.000 kata sehingga
membutuhkan 10 – 30 menit saja untuk
membacanya.
b.Cerpen biasanya berfokus pada satu subjek
atau tema. Subjek atau tema berupa sesuatu
yang biasa seperti tugas sehari-hari sehingga
mempunyai nilai moral yang tinggi.
c.Cerpen biasanya berlangsung dalam satu
latar sehingga berfokus pada satu alur
sehingga hanya bersifat satu konflik dan tidak
ada konflik turunan.
d.Cerpen biasanya fokus hanya pada satu atau
beberapa karakter sehingga karakter bersifat
datar atau watak yang dimiliki tidak berubah
secara berangsur-angsur.
e.Diksi yang digunakan bersifat mudah
dipahami.

4.Unsur Unsur Cerpen


Cerpen dibangun dari unsur-unsur di
dalamnya. Secara garis besar, terdapat dua
unsur: unsur intrinsic dan ekstrinsik.

Unsur Intrinsik
Unsur intrinsik cerpen terdiri atas tema,
tokoh, penokohan, watak, latar, alur/plot,
sudut pandang, dan amanat.
1.Tema: Tema berbeda dengan judul. Tema
bersifat lebih umum dari permasalahan yang
diangkat dan pada umumnya disampaikan
dalam bentuk kata benda (nomina), seperti
kesetiakawanan, persahabatan, percintaan,
perjuangan kelas, pertempuran, dsb. Tema
emansipasi wanita contohnya cerpen berjudul
“Dua Dunia” karya N.H Dini; tema kemiskinan
contohnya cerpen berjudul “Hari Pertama di
Bulan Ini” karya Surya Gemilang; tema
percinta contohnya cerpen berjudul “Cintaku
Setahun Jagung” karya Ramlis Harman; dsb.
2.Tokoh: Tokoh adalah sosok rekaan yang
diciptakan penulis, yang setelahnya akan
diberikan watak dan penempatan. Tokoh-
tokoh ini tentunya ada yang diberikan nama
ataupun terjadi secara umum, seperti ayah,
ibu, nenek, kakek, dsb. Pada beberapa cerpen,
pemberian nama tokoh menjadi hal yang
penting, dan beberapa di antaranya memakai
konsep etimologi.
3.Penokohan: Tokoh yang telah diberi watak
dan kapan dia akan muncul disebut dengan
penkohan.
Watak: Watak atau sifat diberikan pada tokoh
sehingga dapat diklasifikasi menjadi tiga:
tokoh protagonis (baik), tokoh antagonis
(jahat), dan tokoh tirtagonis (penengah).
Berdasarkan perubahan wataknya, tokoh
terbagi menjadi dua: tokoh datar dan tokoh
bulat. Tokoh datar adalah tokoh yang tidak
mengalami perubahan watak, dan tokoh bulat
adalah kebalikannya.
4.Latar: Latar atau setting terbagi menjadi
tiga: latar suasana, latar tempat, dan latar
waktu. Latar suasana diperlukan pada setiap
momen cerita: apakah suasana haru,
menegangkan, sedih, dsb. Latar tempat
dibutuhkan untuk mengenali budaya dari
cerita yang diangkat. Latar waktu digunakan
sebagai penunjuk untuk membangun suasana
yang diciptakan.
5.Alur dan plot: Alur atau plot terbagi menjadi
dua: linier dan kilas balik. Alur liner terjadi jika
cerita bersambung ke depan. Cerpen yang isi
ceritanya terdapat bagian mengisahkan masa
lalu disebut dengan alur kilas balik.
6.Sudut pandang: Sudut pandang atau point
of view terbagi menjadi dua: sudut pandang
orang pertama dan sudut pandang orang
ketiga. Sudut pandang orang pertama terbagi
menjadi dua: sudut pandang orang pertama
sebagai pelaku utama dan sudut pandang
orang pertama sebagai pelaku sampingan. Jika
di dalam cerita, tokoh utama menggunakan
kata ganti Aku atau saya atau gue dan tidak
disebutkan nama tokoh lain, sudut pandang
ini disebut sudut pandang orang pertama
sebagai pelaku utama. Jika terdapat nama
tokoh lain, artinya cerita menggunakan sudut
pandang orang pertama sebagai pelaku
sampingan. Sementara itu, sudut pandang
orang ketiga artinya di dalam cerita
menggunakan kata ganti orang ketiga atau
nama langung. Jika tokoh dapat mengetahui
hal-hal yang tak kasat mata, seperti perasaan
tokoh, sudut pandang yang dibukanan berupa
sudut pandang orang ketiga serba tahu, jika
sebaliknya, artinya sudut pandang orang
ketiga sebagai pelaku sampingan.
7.Pesan atau amanat: Pada dasarnya, seorrang
penulis menyiapkan amanatnya terlebih
dahulu kemudian dituangkan ke dalam cerita.
Amanat disampaikan baik secara eksplisit
maupun implisit. Selain itu, amanat dari
sebuah cerpen akan bermanfaat dalam
kehidupan sehari-hari.

Unsur Ekstrinsik Cerpen


Unsur ekstrinsik cerpen digunakan agar dapat
mengetahui lebih dalam tentang isi cerita.
Unsur-unsur tersebut terdiri atas:

1.Latar Belakang Masyarakat


Latar belakang masyarakat dapat diketahui
dengan cara dilihat dari sisi kondisi ekonomi,
sosial budaya, politik, dan ideologi. Hal-hal ini
diperlukan semata-mata demi memahami
secara kompleks maksud dan tujuan, serta
motif mengapa cerita tersebut diciptakan.
Kepengarangan.
2.Sejarah hidup penulis mulai dari kondisi
sosial, psikologis, bahkan aliran sastra yang
dianut memberikan gambaran lebih dalam
ketika menganalisis cerpen.

5.Kaidah Kebahasaan Cerpen


Dilihat dari gaya bahasa dan diksi yang
digunakan, cerpen memiliki ciri-ciri
kebahasaan, antara lain:
1.Menggunakan pendeskripsian yang kuat.
Dalam mendeskripsikan fisik tokoh penulis
menggunakan kata-kata sifat atau[un
perbandingan. Hal ini juga yang dibutuhkan
untuk menggambarkan suasana, seperti
suasana di sawah ataupun di sebuah gua.
Kepiawaian penulis sangat dibutuhkan agar
semakin membuat pembaca menyelam ke
dalam cerita.
2.Menggunakan frasa adverbial (kata
keterangan) untuk menunjukkan latar tempat
atau pun waktu, seperti pada pagi hari, di
sebuah desa, pada dinihari, dsb.
3.Menggunakan kalimat langsung dan ada
juga yang tak langsung, ataupun berupa
dialog.
4.Menggunakan kata-kata kiasan atau
konotatif, seperti dewi pagi yang berarti
matahari, surga dunia yang berarti merujuk
pada tempat-tempat hiburan atau pariwisata.
5.Menggunakan bahasa yang informal
ataupun semiformal. Meskipun demikian,
tanda baca digunakan secara tepat
berdasarkan aturan PUEBI.

6.Fungsi Cerpen
Meskipun cerita yang terkandung dalam
cerpen tergolong singkat, cerpen juga
memiliki fungsi sama halnya dengan karya
sastra lain. Fungsi cerpen tergolong
menjadi lima jenis, yaitu:

1.Fungsi rekteatif: sebagai penghibur bagi


para pembaca.
2.Fungsi estetis: memiliki nilai estetika
atau keindahan sehingga memberi rasa
puas dalam hal estetis bagi para pembaca.
3.Fungsi didaktif: memberi pembelajaran
atau pendidikan bagi para pembaca.
4.Fungsi moralitas: memiliki nilai moral
sehingga pembaca mengetahui mana yang
baik dan buruk berdasarkan cerita yang
terkandung.
5.Fungsi relegiusitas: memberi
pembelajaran relijius sehingga dapat
dijadikan contoh bagi pembaca.
Star In the Class
Kalian bisa memanggilku dengan nama Egi
dan jangan pernah bertanya aku kelas
berapa.

Di sekolahku sendiri aku termasuk anak


yang terkenal. Ini bukan termasuk
menyombongkan diri ya teman-teman.
Aku ini terkenal karena memang sikapku
yang baik hati dan juga tampan.

Di sekolah aku juga punya beberapa


sahabat setia dan kami juga membuat
geng dengan sebutan star in the class.
Geng kami selalu bersama dalam hal
kebaikan.

Dari segi prestasi jangan pernah tanya ya,


kami selalu mengikuti event dan selalu
menang.

Kami suka dengan keributan tetapi bukan


orang yang suka ngeributin sehingga
banyak orang yang tidak suka dengan
kami.
Kami selalu ingat dengan kata pak guru,
murid yang ribut pasti pintar. Tetapi lihat
dulu bentuk keributannya.

Oh iya, nama teman-teman dalam gengku


adalah Doni, Eko, Feri, Taufik dan juga
Anang. Kami dipertemukan dalam klub
voli di sekolah.

Semua guru dan juga teman-teman yang


lain pasti senang ketika kami tampil.
Meskipun kami bukan anak-anak yang
pintar, apalagi jenius, tetapi kami punya
prinsip pintar dalam bidang yang berbeda-
beda.

Aku sendiri dibina langsung oleh guru


favorit kami. Namanya pak Handy. Tanpa
beliau mungkin kami hanya sekelompok
anak-anak yang malas sekolah, nakal dan
juga perokok.
Kami masih ingat dengan apa yang
dikatakan oleh pak Handy. Beliau berkata:
“Prestasi itu tidak harus rangking di kelas.

Orang tidak suka matematika juga bisa


sukse dengan cara melakukan apa yang
disukai dengan sepenuh hati dan berhenti
melakukan kejahatan.”

Kami terus menerus dimotivasi oleh pak


Handy walaupun mood kami suka naik
turun. Kami akan selalu mengingat pak
handy.

Karena beliaulah kami bisa menjadi star in


the class dan sekolah pun menjadi
terkenal karena keberadaan kami di tim
voli.

Anda mungkin juga menyukai