Tokoh dalam sebuah cerita terbagi menjadi dua, yakni tokoh utama atau sentral dan tokoh
bawahan. Tokoh utama atau protagonis memegang peranan penting dalam sebuah cerita.
Kemudian terdapat kriteria khusus untuk menentukan tokoh utama. Apakah frekuensi
kemunculan tokoh menentukan? Jawabannya tidak. Kriteria khusus untuk menentukan tokoh
utama, yakni terlihat dari intensitas keterlibatan tokoh dalam berbagai peristiwa yang
dibangun.
Unsur penokohan yang digunakan penulis berfungsi melukiskan apa yang dilihat, dipikirkan,
didengar, dialami, dan dirasakan oleh tokoh-tokoh dalam cerita. Berkaitan dengan
penokohan, penciptaan citra tokoh dan penyajian watak tokoh menjadi ciri utama penokohan.
Bisa dikatakan bahwa penokohan merupakan gambaran atau pelukisan yang jelas mengenai
seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita. Penggambaran tokoh dalam cerita
umumnya bersifat masuk akal dan logis sehingga terasa seperti benar-benar terjadi.
Ada beberapa cara yang digunakan penulis untuk menggambarkan setiap tokoh dalam
ceritanya. Beragam cara yang digunakan dapat membantu pembaca menganalisis unsur-unsur
penokohan dalam cerita. Penggambaran penokohan dilakukan dengan beragam cara sebagai
berikut.
2. Alur cerita
Unsur intrinsik selanjutnya ialah alur atau plot cerita yang menjadi elemen fundamental dari
sebuah cerita. Alur cerita atau yang kerap disebut plot hadir sebagai ruh atau jiwa sebuah
cerita rekaan.
Secara umum, alur merupakan rangkaian peristiwa yang diceritakan penulis dari awal hingga
akhir. Alur juga dapat diartikan sebagai rangkaian peristiwa yang terjalin dengan saksama
dan diyakini mampu menggerakkan jalan cerita melalui berbagai kerumitan ke arah klimaks
hingga menemukan penyelesaian.
Peristiwa yang terjalin nantinya akan memberikan efek tertentu dalam sebuah cerita. Lalu,
bagaimana jalinan peristiwa itu dapat terwujud?
Jalinan peristiwa yang ditampilkan dapat terwujud melalui hubungan waktu dan hubungan
sebab akibat dalam cerita. Jadi, dapat disimpulkan bahwa alur cerita atau plot adalah jalinan
peristiwa atau struktur gerak yang terjadi dan saling berhubungan untuk membentuk satu
kesatuan cerita.
1. Alur Maju
2. Alur Mundur
3. Alur Campuran
3. Latar
Latar atau dalam padanan bahasa Inggris disebut setting merupakan sebuah petunjuk,
keterangan yang berkaitan erat dengan penggambaran tempat, waktu, dan peristiwa atau
suasana kejadian yang berlangsung. Kemudian latar atau setting kerap diartikan sebagai
landasan yang merujuk pada pengertian tempat, lingkungan sosial, dan hubungan waktu
peristiwa yang diceritakan.
Dapat disimpulkan bahwa latar atau setting dibedakan atas latar tempat, latar waktu, dan latar
sosial. Latar atau setting juga diyakini mampu memberikan pijakan cerita secara jelas dan
konkret.
Hal tersebut penting dilakukan untuk memberikan kesan yang realistis kepada pembaca
dalam menggambarkan suasana tertentu. Kesan realistis yang tercipta nantinya akan
memberikan efek seolah-olah suasana yang dibangun benar-benar terjadi.
Latar atau setting tak hanya memberikan gambaran yang jelas mengenai peristiwa yang
terjadi. Latar juga membantu penulis memberikan gambaran yang jelas tentang watak-watak
tokoh yang dihadirkan.
4. Sudut Pandang
Sudut pandang atau dalam padanan bahasa Inggris disebut point of view merupakan salah
satu unsur intrinsik pembangun cerita. Sudut pandang atau point of view dalam cerpen akan
membicarakan hubungan yang terjalin antara penulis dan alam kreatif imajinasinya atau
hubungan penulis dan perasaan pembacanya.
Sudut pandang juga dapat berarti sebagai posisi pencerita dalam membawakan kisah sebuah
karya sastra. Posisi pencerita tidak selalu identik dengan penulis itu sendiri.
5. Tema
Unsur intrinsik selanjutnya ialah tema. Tema menjadi salah satu unsur penting dalam
membangun sebuah cerita. Secara sederhana, tema merupakan gagasan sentral, dasar cerita,
dan makna cerita.
Dapat disimpulkan bahwa tema ialah gagasan pokok yang ingin digambarkan penulis, baik
secara tersurat maupun tersirat. Tema dalam sebuah cerpen dapat ditentukan dalam beragam
cara, yakni sebagai berikut.
6. Amanat
Dalam hal berkarya, penulis tentu tak sekadar bercerita. Penulis juga ingin menyisipkan atau
mengatakan sesuatu kepada pembacanya.
Maksudnya adalah penulis menaruh suatu masalah atau pandangannya mengenai kehidupan.
Secara umum, pembuatan karya sastra akan memuat amanat atau pesan moral di dalamnya.
Amanat atau pesan moral yang terkandung tentu ingin disampaikan penulis kepada pembaca
atau pendengarnya. Kemudian amanat atau pesan moral yang termuat dapat bersifat tersurat
maupun tersirat.
Amanat atau pesan moral yang tersurat biasanya akan disampaikan penulis pada tengah atau
akhir cerita dengan menyampaikan saran, nasihat, seruan, anjuran, dan larangan yang
berkenaan dengan tema yang mendasari. Sementara amanat atau pesan moral yang tersirat
dalam cerpen biasanya akan disampaikan penulis dalam memberikan jalan keluar dan
disiratkan melalui tingkah laku tokoh dalam cerita.
7. Gaya
Gaya menjadi unsur intrinsik terakhir yang membangun sebuah cerita. Gaya dapat diartikan
sebagai cara pengungkapan yang khas dari seorang penulis.
Sederhananya, gaya merupakan pemakaian bahasa secara spesifik yang digunakan oleh
seorang penulis. Selain itu, gaya bisa menjadi cara penulis menyampaikan pikiran dan
perasaannya dalam penyusunan bentuk tulisan. Kemudian ada beragam unsur yang dapat
membangun gaya penulisan seseorang, yakni:
Citraan atau imagery merupakan kata atau serangkaian kata yang berfungsi
membangkitkan pengalaman tertentu atau membentuk gambaran mental.
Diksi ialah pemilihan kata yang digunakan penulis untuk menyampaikan
pemikirannya dalam sebuah karya.
Sintaksis adalah cara seorang penulis menyusun berbagai kalimat dalam
karyanya.
UNSUR EKSTRINSIK
Terdapat tiga hal utama dalam unsur ekstrinsik cerpen, yaitu latar belakang
masyarakat, latar belakang pengarang, dan nilai-nilai yang terkandung dalam
cerpen. Mari kita bahas satu per satu dengan analisisnya, ya!
o Ideologi negara
o Kondisi politik
o Kondisi sosial
o Kondisi ekonomi
Sekarang langsung saja kita analisis bersama latar belakang masyarakat dalam
cerpen “Koruptor Kita Tercinta” karya Agus Noor.
Ia menjadi orang paling dibenci. Baik buruk memang lebih cepat dari membalik telapak
tangan. Oleh majalah terpenting di negeri kami, ia dinobatkan Man of The Year sebagai
pejabat paling jujur. Karena kejujurannya itulah ia dihormati dan dicintai. Kau tahu sendiri,
sekarang ini, mencari pejabat jujur lebih sulit dari mencari jarum di tumpukan jerami.
Pejabat jujur ibarat binatang langka yang harus dilindungi.
Lalu bukti-bukti korupsi itu terkuak. Dan orang-orang yang selama ini begitu memujanya
terbelalak. Bertahun-tahun, dengan cara yang cerdik, ia mengatur: agar setiap kali ada
orang buang hajat, ia mendapatkan keuntungan.
Bagaimana setelah teman-teman membaca cerpen tadi, apakah tidak asing dengan
fenomena dalam cerpen tersebut? Dari kutipan tersebut, kita dapat melihat bahwa
pengarang memasukan latar belakang masyarakat pada cerpennya. Kutipan “Oleh
majalah terpenting di negeri kami, ia dinobatkan Man of The Year sebagai pejabat
paling jujur” menunjukkan bahwa masyarakat melek membaca dan teknologi.
o Nilai sosial
o Nilai moral
o Nilai budaya
o Nilai agama