Anda di halaman 1dari 5

MODUL

PEMBELAJARAN

MENELAAH STRUKTUR DAN KEBAHASAAN CERPEN


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : IX / 1
Alokasi waktu : 6 x 40 menit

Tujuan Pembelajaran
Setelah mnegikuti pembelajaran ini peserta didik dapat mengungkapkan pengalaman dan
gagasan dalam bentuk cerita pendek dengan memperhatikan struktur dan kebahasaan dengan
sikap mandiri dan jujur.

Anak-anakku semua kali ini kita akan mempelajari “Mengungkapkan Pengalaman dalam
Bentuk Cerita Pendek dengan Memperhatikan Struktur dan Kebahasaan Teks Cerpen”
Anak-anakku semua untuk pembelajaran kali, pemahaman kalian mengenai struktur dan aspek
kebahasaan cerita pendek yang dipelajari pada pembelajaran sebelumnya sangat diperlukan.
Anak-anakku, kalian pasti pernah mengalami peristiwa menyenangkan maupun tidak
menyenangkan atau pengalaman yang menyenangkan maupaun tidak menyenangkan.
Peristiwa-peristiwa tersebut dapat dituangkan menjadi sebuah cerpen.
Anak-anakku semua, ada dasarnya langkah-langkah menyusun cerita pendek hampir sama
dengan menyusun karangan. Adapun langkah-langkah menyusun cerita pendek sebagai
berikut.
1. Menentukan tema
Tema disebut juga pokok pikiran. Tema adalah sesuatu yang menjadi dasar cerita. Tema
dalam cerita menjiwai cerita atau sesuatu yang menjadi pokok masalah dalam cerita.
Tema dalam cerita pendek biasanya tentang cinta kasih, persahabatan, persoalan nasib,
atau kehidupan rumah tangga.
2. Menentukan pusat pengisahanan ( Sudut Pandang)
Pusat pengisahan adalah cara pengarang menempatkan diri terhadap cerita, dari sudut
mana pengarang memandang ceritanya. Pengarang memiliki bermacam-macam teknik
dalam menceritakan suatu cerita. Pengarang dapat memilih salah satu sudut pandang
untuk menceritakan ceritanya.
Adapun sudut pandang pengarang itu meliputi:
a. Sudut pandang orang pertama pelaku utama
Sudut pandang orang pertama sebagai pelaku utama umumnya menggunakan kata
ganti seperti aku atau saya pada tokoh utama cerita. Dalam sudut pandang cerita ini
,pengarang seolah-olah terlibat dalam cerita dan bertindak sebagai tokoh utama
dalam cerita.
b. Sudut pandang orang pertama sebagai pelaku sampingan
Dalam sudut pandang ini pengarang mengetahui segala peristiwa yang dialami
tokoh dan tingkah laku tokoh. Dalam sudut pandang ini pengarangn bercerita, tetapi
posisinya dalam cerita bukanlah sebagai tokoh utama.
c. Sudut pandang orang ketiga serba tahu
Sudut pandang orang ketiga umumnya menggunakan kata ganti orang ketiga
seperti dia, ia. Atau nama orang yanng dijadikan sebagai titik berat cerita. Dalam
sudut pandang ini pengarang menceritakan sesuatu yang menyangkut tokoh dia, ia,
atau nama tokoh. Pengarang dalam sudut pandang ini mengetahui segalanya tentang
tokoh, peristiwa, dan tindakan tokoh.
d. Sudut pandang orang ketiga sebagai pengamat
Dalam sudut pandang ini pengarang menggambarkan sesuatu yang dilihat,
didengar, dialami, dan dirasakan oleh tokoh utama dalam cerita. Dalam sudut
pandang ini pengarang menggunakan kata ganti dia sangat terbatas. Tokoh dalam
cerita mungkin cukup banyak, tetapi mereka tidak diberikan kesempatan yang lebih
untuk menunjukkan sosok yang sebenarnya. Jadi, hanya tokoh utama saja yang
menunjukkan sosok yang sebenarnya.

3. Menentukan perwatakan
Perwatakan berkaitan dengan sifat-sifat tokoh yang digambarkan dalam cerita oleh
pengarang. Penggambaran tokoh-tokoh dalam suatu cerita dapat menggunakan dua
metode, yaitu metode analitik dan dramatik.
a. Metode analitik
Metode analitik yaitu pengarang secara langsung memaparkan watak tokoh dengan
cara menyebutkan sifat-sifatnya. Pengarang mencantumkan watak tokoh, misalnya
keras kepala, sombong, rendah hati, pemalu, dan sebagainya.

Kuncara sangat periang, tidak seperti Ririn yang pemurung. Entah mengapa, orang-orang
mengatakan wajah Ririn murung. Padahal Ririn tidak sedang bersusah atau punya masalah dengan
orang tua. Mungkin saja Ririn berwajah murung karena ia tidak pernah memperlihatkan ekspresi
wajah yang berbeda-beda apabila mengalami sesuatu di hati. Sedih atau senang ekpsresi wajahnya
tetap datar.

Dari kutipan cerita pendek di atas, watak tokoh Kuncara adalah periang, Ririn berwatak
pemurung
b. Metode dramatik
Metode dramatik yaitu penggambaran watak tokoh yang diceritakan secara tidak
langsung oleh pengarangnya, tetapi disampaikan melalui aspek-aspek berikut.
1) Pilhan nama
Pilhan nama Nila, Seto, dan Mimi dapat diketahui bahwa tokoh tersebut orang
yang berasala dari lingkungan modern, bila dibandingkan dengan nama Paiyem,
Bejo, Paiman, dan sebagainya.
Contoh:

Nila bangkit dari duduk. “Kuambilkan gula di pantry, Mbak Mimi?”


“Oh, tidak usah”
“Ayolah Seto! Daripada kopiku nanti kamu buang.”

2) Penggambaran fisik (misalnya: cara berpakaian, postur tubuh, dan reaksi


antartokoh)
Contoh:

Anita datang ke Tokyo tepat saat musim gugur berakhir. Dengan mantel yang tampak berat untuk
tubuh Dari cerita di
mungilnya, atas
serta digambarkan
sepatu Anita
bot setinggi lutut,wanita yang
ia keluar darimodern. Hal
kereta dan ini terlihat
masuk ke alirandari
manusia
cara berpakaiannya,
yang tumpah yaitu menggunakan
melalui pintu Stasiun sepatu yang
Shibuya. Udara dingin bot setinggi lutut,
berhembus darimantel, dansangat
utara terasa
dingin.mendengarkan
Anita mencopot musik melaluidiearphone.
earphone telingannya, mamatikan musik dan berdiri di tepi
persimpangan. Tanpa maksud menyeberang
3) Penggambaran melalui cakapan (baik dialog maupun monolog)
Watak tokoh cerita dapat diketahui berdasarkan dialog antartokoh dalam cerita
.
Contoh:

“ Jadi, anak-anak Mak Saniah sebetulnya sudah melarang dia berjualan. Tapi Mak Saniah tetap
membandel,” kata Asyura menutup cerita panjang lebarnya.

Dari percakapan di atas, kalian dapat mengetahui watak tokoh Mak Saniah, yaitu
bandel.
4. Menentuka latar atau setting
Latar merupakan keterangan tempat atau ruang, waktu, dan suasana yang terjadi dalam
cerita. Pengarang harus menentukan tempat, waktu, dan suasana yang akan
digambarkan dalam cerpen yang dibuatnya.
5. Menyajikan peristiwa yang ditentukan dalam alur cerita
Alur cerita adalah jalinan atau rangkaian peristiwa dalam suatu cerita yang memilki
hubungan sebab akibat. Alur terbagi menjadi lima tahap, antara lain:
a. Tahap penyituasian
Tahap ini merupakan tahap pembuka cerita, pemberian informasi awal, terutama
berfungsi untuk melandasi cerita yang dikisahkan untuk tahpa berikutnya.
b. Tahap pemunculan konflik
Tahap ini merupakan tahap awal munculnya konflik. Konflik itu sendiri akan
berkembang menjadi konflik-konflik pada tahap berkutnya.
c. Tahap peningkatan konflik
Konflik yang telah dimunculkan pada sebelumnya semakin berkembang. Peristiwa-
peristiwa yang nenjadi inti cerita semakin mencengangkan dan menegangkan.
d. Tahap klimaks
Konflik-konflik yang terjadi atau ditimpakan kepada para tokoh cerita mencapai
titik intensitas puncak. Klimaks sebuah cerita akan dialami oleh tokoh-tokoh utama
yang berperan sebagai pelaku dan penderita terjadinya konflik utama.
e. Tahap penyelesaian
Konflik yang telah mencapai klimaks diberi penyelesaian, ketegangan dikendorkan.
Konflik-konflik tambahan (jika ada) juga diberi jalan keluar, lalu cerita diakhiri.
Tahap ini disesuaikan dengan tahap akhir di atas.
Untuk mengetahui pemahaman kalian tentang pembelajaran kali ini, jawablah pertanyaan-
pertanyaan di bawah ini secara mandiri dan jujur.
Demikian pembelajaran kali ini, semoga kalian tetap semangat dan salam sehat!

Kerjakan soal latihan di bawah ini dengan tepat!


1. Peristiwa-peristiwa di bawah ini tepat untuk diangkat menjadi tema cerita pendek
kecuali….
a. Riwayat hidup seseorang dari lahir sampai meninggal
b. Persahabatan antara dua orang
c. Laporan perjalanan ke Jakarta
d. Kehidupan rumah tangga
Cermatilah kutipan cerpen di bawah ini!
Yola adalah mahasiswi lulusan pertanian yang memilih berwirausaha daripada bekerja kantoran.
Uniknya, yang dia jual adalah produk olahannya sendiri yang dia racik dari penelitian yang dia lakukan
di kampus, yakni sambal dengan campuran rumput laut yang ekonomis dan sehat.

Awalnya dia memasarkan di kalangan teman kuliahnya sampai dosen dan staf kampus. Selain harganya
yang relatif terjangkau sesuai dengan kantong mahasiswa, produknya juga menyehatkan.

“Yol, apa sih yang membuatmu lebih suka berwirausaha? Padahal kamu termasuk mahasiswa
berprestasi loh. Kamu bisa masuk perusahaan manapun dengan mudah bahkan tanpa tes. Apalagi
produk sambalmu itu kamu jual dengan harga terjangkau, bagaimana kamu bisa meraih keuntungan?”
Tanya salah satu temannya penasaran.

“Iya memang, aku bisa saja menjual produkku ini dengan harga tinggi jika aku mau. Pasti juga laku.
Apalagi bagi orang yang paham kesehatan. Aku juga bisa saja bekerja di perusahaan bonafit dengan
gaji tinggi. Tapi mohon maaf teman, aku kuliah tinggi- tinggi bukan untuk uang atau balik modal dari
seluruh biaya yang aku keluarkan. Aku bahagia jika pekerjaanku bisa bermanfaat untuk orang lain baik
dari segi biaya dan kesehatan mereka.” Jelas Yola.

2. Sudut pandang yang digunakan dalam kutipan cerita pendek di atas adalah..
a. Orang pertama sebagai pelaku pertama
b. Orang pertama sebagai pelaku samping
c. Orang ketiga sebagai pengamat
d. Orang ketiga serba tahu
3. Watak tokoh utama cerita pendek di atas adalah….
a. Jujur
b. Ulet
c. Angkuh
d. Sombong
4. Penggambaran watak tokoh dari cerita pendek di atas…
a. Dramatik melalui cakepan
b. Analitik melalui cakapan
c. Dramatik melalui pilhan nama
d. Dramatic melalui penggambaran fisik
5. Latar suasana yang tergambar dari kutipan cerita pendek di atas adalah…
a. Semangat
b. Ulet
c. Bahagia
d. Rajin

Kunci jawaban
1. D
2. D
3. B
4. A
5. C

Anda mungkin juga menyukai