Anda di halaman 1dari 17

Tes awal/ tes akhir

1. Apa yang kamu ketahui tentang cerpen?


Suatu bentuk prosa narasi fiktif, ceritanya cenderung padat dan langsung
pada tujuannya
2. Sebutkan karakter cerpen!
Memusatkan perhatian pada satu kejadian; mempunyai satu plot; setting
tunggal; jumlah tokohnya terbatas.
3. Apa yang dimaksud dengan topik cerita?
Topik adalah pokok pembicaraan atau sesuatu yang menjadi landasan
penulisan suatu cerita.
4. Hal apa yang harus diperhatikan dalam menentukan topik?
Menarik perhatian; Tidak terlalu luas; Tidak terlalu sempit; Bahan-
bahannya mudah diperoleh; mencakup keseluruhan isi tulisan.
5. Bagaimana teknik mengubah pengalaman menjadi cerpen?
Peristiwa dalam kehidupan nyata dapat diubah menjadi cerita fiksi,
seperti cerpen dengan cara mengubah nama tokoh, tempat dan waktu
terjadinya peristiwa
6. Apa yang dimaksud kronologi dalam cerpen?
Urutan waktu dari sejumlah kejadian dalam cerita.
1 bindo sepuluh II/ menulis cerpen
Cerita pendek
 Cerita pendek adalah suatu bentuk prosa narasi fiktif.
 Cerita pendek cenderung padat dan langsung pada
tujuannya
 Cerita pendek cenderung kurang kompleks dibandingkan
dengan novel.
 Cerita pendek mempunyai karakter:
1. memusatkan perhatian pada satu kejadian,
2. mempunyai satu plot,
3. setting yang tunggal,
4. jumlah tokoh yang terbatas,

2 bindo sepuluh II/ menulis cerpen


Unsur–unsur intrinsik cerpen
 Latar (setting): keterangan mengenai waktu, ruang, dan suasana
terjadinya lakuan dalam suatu cerita..
 Alur (plot): jalinan peristiwa dalam suatu cerita untuk mencapai efek
tertentu dan membentuk sebuah cerita.
1. Pengantar: bagian cerita berupa lukisan , waktu, tempat atau kejadian
yang merupakan awal cerita.
2. Penampilan masalah: bagian yang menceritakan maslah yang dihadapi
pelaku cerita.
3. Puncak ketegangan/ klimaks : masalah dalam cerita sudah sangat gawat,
konflik telah memuncak.
4. Ketegangan menurun/ antiklimaks : masalah telah berangsur–angsur
dapat diatasi dan kekhawatiran mulai hilang.
5. Penyelesaian/ resolusi : masalah telah dapat diatasi atau diselesaikan.
 Perwatakan
Menggambarkan watak atau karakter seseorang tokoh yang dapat
dilihat dari tiga segi yaitu melalui: dialog tokoh, penjelasan tokoh,
penggambaran fisik tokoh

3 bindo sepuluh II/ menulis cerpen


Menentukan topik yang berhubungan dengan kehidupan
 Topik adalah pokok pembicaraan atau sesuatu yang menjadi
landasan penulisan suatu cerita.
 Untuk menentukan topik suatu cerpen, kita perlu memperhatikan
beberapa hal berikut:
1. Menarik perhatian, yaitu yang mampu menimbulkan rasa ingin
tahu dari pembaca.
2. Tidak terlalu luas hingga akan menimbulkan karangan yang kurang
to the point atau terlalu bertele-tele.
3. Tidak terlalu sempit hingga tidak dapat dikembangkan menjadi
sebuah karangan atau karya tulis.
4. Bahan-bahannya mudah diperoleh, yaitu harus dapat dipikirkan
apakah bahannya cukup tersedia di sekitar kita atau tidak.
5. Harus mencakup keseluruhan isi tulisan, yaitu mampu menjawab
pertanyaan akan masalah apa yang hendak ditulis.
 Peristiwa dalam kehidupan nyata dapat diubah menjadi cerita fiksi,
seperti cerpen dengan cara mengubah nama tokoh, tempat dan waktu
terjadinya peristiwa.
4 bindo sepuluh II/ menulis cerpen
Sumber topik cerpen

1. Hal yang menurutmu berkesan dan menarik: menyedihkan


atau menggembirakan.
2. Pengalaman keseharian, misalnya pengalaman pertama
masuk sekolah, pengalaman berkenalan pertama kali dengan
teman di sekolah, pengalaman tidak bisa bayar ongkos
angkot, dsb.
3. Peristiwa yang mudah dan dekat dengan keseharian kita.
Tanya teman kanan-kiri, nguping dari sana-sini. Atau bisa
juga baca koran pagi ini, cari berita yang menarik. Setelah
dapat, kamu bisa menulis ulang dengan sudut pandang
kamu.

5 bindo sepuluh II/ menulis cerpen


Contoh pengalaman
Saya pernah lupa membawa ongkos saat naik angkot.
Dengan gaya yang nggak percaya diri dibarengi rasa takut,
saya katakan pada Pak Sopir kalau saya lupa bawa ongkos.
Mata saya waktu itu sampai berkaca-kaca karena merasa
takut dimarahin oleh Pak Sopir. Hiiiiii…tampangnya tuh
angker banget kayak kuburan keramat! Hahahaa… Tapi
syukurnya, Pak Sopir angker tersebut cuma diam dan
mengangguk pelan. Saya jadi ingat pepatah: “Don’t judge the
book by its cover.
Saya pun turun tanpa perlu membayar ongkos. Setelah
turun, saya baru nyadar kalau saya salah naik angkot…
euleuh…. Don’t choose the angkot by its cover…..

6 bindo sepuluh II/ menulis cerpen


Contoh cerpen
Pagi ini aku terburu-buru menuju sekolah. Motorku mogok
hingga aku terpaksa naik angkot. Hampir setengah jam aku
menunggu. Hati mulai resah, khawatir tiba di sekolah
kesiangan. Ini pertama kalinya aku harus naik angkot ke
sekolah. Biasanya aku pake motor atau diantar Papah pakai
mobil.
Saat dalam keentahan, ada sebuah angkot berhenti di
depanku. Aku pun naik bareng beberapa orang yang dari tadi
menunggu angkot bersamaku….

7 bindo sepuluh II/ menulis cerpen


Menulis kerangka cerpen dengan memperhatikan kronologi
 Secara umum sebuah cerpen pasti terdiri dari bagian pembuka,
bagian isi, dan bagian penutup (ending).
 Kronologi: urutan waktu dari sejumlah kejadian atau peristiwa.

Contoh kerangka cerpen:


Peristiwa:
1. Mengingat masa kecil: Pagi, di sekolah, memandang keluar jendela
kelas, mengingat masa kecil yang lucu, sering bermain di depan
rumah.
2. Kebiasaan pulang sekolah: Pulang sekolah dengan teman jalan kaki,
udara sejuk, banyak pepohonan, makan kue mangkuk buatan ibu.
3. Teringat bermain kuda lumping: Bermain kuda lumping, memakai
kuda-kudaan, terjatuh hingga celana robek, ditertawai teman-teman
hingga menangis.
4. Disadarkan teman: Disenggol teman sebangku di kelas hingga
tersadar waktu ulangan tinggal beberapa menit lagi padahal masih
banyak soal yang belum terjawab.
8 bindo sepuluh II/ menulis cerpen
Menulis kerangka cerpen secara kronologis
Penokohan dan Perwatakan:
1. Aku: Usil, suka melamun, suka tertidur di kelas.
2. Teman sebangku: baik hati, suka mengingatkan.
3. Ibu: baik hati, penyabar, suka membuat kue.
4. Teman bermain: baik hati, terkadang usil
Latar:
1. Pagi
2. Sekolah SMA
3. Sekolah SD
4. Pekarangan rumah
5. Jalan menuju sekolah
Alur:
Campuran. Pada awal cerita alur mundur, pada akhir cerita alur
maju.

9 bindo sepuluh II/ menulis cerpen


Mengembangkan kerangka cerpen
 Yang paling penting adalah menuliskan ide kita dalam
bentuk cerpen karena percuma saja jika kamu tidak juga
memulai menulis padahal “isinya sudah tahu, judulnya
sudah siap, bahan-bahannya sudah lengkap, arah tulisannya
sudah dibuat.”
 Mengembangkan kerangka adalah mengurai poin-poin
yang telah dibuat dalam kerangka menjadi bentuk prosa
narasi.
 Pengembangan cerita harus tetap mengacu pada kerangka
yang telah dibuat.

10 bindo sepuluh II/ menulis cerpen


Latihan
1. Catatlah beberapa pengalaman menarik yang sering terjadi
berkaitan dengan keseharianmu!
2. Pilihlah salah satu dari beberapa pengalaman yang kamu
peroleh, kemudian buatlah kerangka cerita pendek dengan
memperhatikan kronologi waktu!
3. Tulislah sebuah cerpen berdasarkan kerangka karangan
yang telah kamu buat!
4. Bacalah cerpen yang ditulis temanmu kemudian jelaskan
tentang tema, latar, alur, penokohan, dan pesan yang
terdapat di dalamnya!
5. Temukan penggunaan istilah yang mengalami perubahan
makna dalam cerpen temanmu!

11 bindo sepuluh II/ menulis cerpen


Cerita pendek
Gadis kecil bernama Marsha yang tinggal dengan ibunya ingin pergi
ke hutan untuk mencari jamur. Marsha mulai masuk ke dalam hutan.
Tak lama kemudian Marsha tersesat dan menemukan sebuah rumah
kecil, yakni rumah seekor beruang. Marsha tak diperbolehkan oleh si
beruang untuk pulang ke rumah dan harus terus melayaninya. Marsha
berusaha memikirkan cara pulang. Dia membakar kacang polong dan
berpura – pura meminta bantuan beruang untuk mengantar kacang
polong ke ibunya. Dia memindah kacang polong dan masuk ke
keranjang, dan si beruang membawanya ke Desa. Akhirnya Marsha
dapat bertemu ibunya kembali….
Dari cerpen di atas dapat kita tentukan bahwa memiliki alur maju
karena: a.Awal: Gadis kecil bernama Marsha yang tinggal dengan ibunya.
b.Peruwitan: Tak lama kemudian Marsha tersesat dan menemukan sebuah
rumah kecil, yakni rumah seekor beruang. c.Klimaks: Marsha tak
diperbolehkan oleh si beruang untuk pulang ke rumah dan harus terus
melayaninya. d.Antiklimaks: Marsha masuk ke keranjang, dan si beruang
membawanya ke Desa. e.Akhir: Akhirnya Marsha dapat bertemu ibunya
kembali.
12 bindo sepuluh II/ menulis cerpen
Cerita pendek
Tibalah waktunya. Hari ini, hari yang sudah lama kutunggu.
Hari pernikahanku. Sambil bercermin kuperhatikan baju dan
riasan yang kukenakan dan tak sadar kuteringat saat 5 tahun yang
lalu kami bertemu. Ketika itu kami bekerja dalam sebuah
organisasi yang sama dan kami pun berkenalan. Setelah itu lama
kami tak bertemu. Hingga suatu waktu di sebuah acara kami
bertemu kembali dan menjalani sebuah hubungan lebih dari
pertemanan …
Cerita di atas dimulai pada saat hari pernikahan dan mundur ke
belakang menceritakan kejadian-kejadian sebelum hari itu. Hari
pernikahan menjadi klimaks cerita, dan peristiwa-peristiwa
selanjutnya merupakan anti klimaks cerita. Simpulan: Alur mundur
menempatkan klimaks cerita di awal dan dilanjutkan dengan
peristiwa-peristiwa yang terjadi sebelum klimaks

13 bindo sepuluh II/ menulis cerpen


Cerita pendek
Malam itu, Rina berteriak – teriak kepada ibunya karena ia ingin
muntah-muntah. Ibunya bingung bukan kepalang karena kemudian
Rina terlihat sangat pucat sementara ayahnya belum pulang. Ibunya
meminta tolong Pak Basuki untuk mengantar dirinya dan Rina ke
puskesmas terdekat. Kata dokter, Rina sebenarnya tidak apa-apa hanya
saja ada gangguan pencernaan di perutnya. Ibunya berterima kasih
kepada dokter dan pak Basuki. “Ibu, perutku kok sakit ya?” keluh Rina.
“Tidak apa – apa Ran. Kamu hanya masuk angin” kata Ibunya. Kenang
Ibu Rina. “Memang waktu itu Rina mengatakan bahwa di sekolah ia
memakan rujak terlalu banyak”.
Dari cerpen di atas dapat kita tentukan bahwa memiliki alur flashback
karena: a.Klimaks: Malam itu, Rina berteriak-teriak kepada ibunya karena
ia ingin muntah-muntah. b.Antiklimaks: Ibunya meminta pak Basuki
untuk mengantar dirinya dan Rina ke puskesmas terdekat. c.Akhir: Kata
dokter Rina sebenarnya tidak apa-apa hanya saja ada gangguan
pencernaan di perutnya. d.Peruwitan: “Rina mengeluh kalau perutnya
sakit” e.Awal: Memang waktu itu Rina mengatakan bahwa di sekolah ia
memakan rujak terlalu banyak
14 bindo sepuluh II/ menulis cerpen
Jenis perubahan makna
a. meluas (generalisasi): makna sekarang dirasakan lebih luas
daripada makna asalnya. Misalnya: peternak, ibu, bapak.
b. menyempit (spesialisasi): makna sekarang dirasakan lebih
sempit daripada makna asalnya. Misalnya: ulama, ustadz, pendeta
c. ameliorasi (meningkat/ membaik): makna sekarang dirasakan
lebih baik daripada makna asalnya. Misalnya: wanita, tante,
pramunikmat.
d. peyoratif (menurun/ merendah): makna sekarang dirasakan lebih
rendah atau lebih jelek daripada makna asalnya. Misalnya: kawin,
cewek, cowok, oknum, gerombolan.
e. sinestesia: makna yang muncul akibat tanggapan dua indra yang
berbeda. Misalnya: Kue ini sangat enak ; Kata-katanya enak didengar.
f. Asosiasi: makna yang muncul karena adanya kesamaan sifat.
Misalnya: Beri saja amplop yang cukup tebal agar Anda dijamin lulus

15 bindo sepuluh II/ menulis cerpen


Jenis Alur
 Alur maju: memiliki klimaks di akhir cerita dan merupakan
jalinan/ rangkaian peristiwa dari masa kini ke masa lalu yang
berurutan sesuai dengan urutan waktu kejadian dari awal sampai
akhir cerita. Disebut juga alur Krognitif.
Tahapannya: Awal-Peruwetan-Klimaks-Antiklimaks-Akhir.
 Alur mundur: menceritakan tentang masa lampau yang memiliki
klimaks di awal cerita dan merupakan jalinan/ rangkaian
peristiwa dari masa lalu ke masa kini. Disebut juga alur tak
Krognitif. Tahapannya: a.Akhir b.Antiklimaks c.Klimaks
d.Peruwetan e.Awal .
 Alur Sorot balik (Flashback)• Alur Sorot balik (Flashback) adalah
alur yang terjadi karena pengarang mendahulukan akhir cerita
dan setelah itu kembali ke awal cerita.• Pengarang bisa memulai
cerita dari klimaks kemudian kembali ke awal cerita menuju
akhir.• Tahapannya : a. Klimaks b. Antiklimaks c. Akhir d.
Peruwitan e. Awal
16 bindo sepuluh II/ menulis cerpen
Jenis Alur
1. Alur maju: memiliki klimaks di akhir cerita dan merupakan
jalinan/ rangkaian peristiwa dari masa kini ke masa lalu yang
berurutan sesuai dengan urutan waktu kejadian dari awal sampai
akhir cerita• Disebut juga alur Krognitif• Tahapannya : a. Awal b.
Peruwitan c. Klimaks d. Antiklimaks e. Akhir.
2. Alur alur yang menceritakan tentang masa lampau yang memiliki
klimaks di awal cerita dan merupakan jalinan/ rangkaian
peristiwa dari masa lalu ke masa kini yang disusun tidak sesuai
dengan urutan waktu kejadian dari awal sampai akhir cerita•
Disebut juga alur tak Krognitif• Tahapannya : a.Akhir
b.Antiklimaks c.Klimaks d.Peruwetan e.Awal .
3. Alur Sorot balik (Flashback)• Alur Sorot balik (Flashback) adalah
alur yang terjadi karena pengarang mendahulukan akhir cerita
dan setelah itu kembali ke awal cerita.• Pengarang bisa memulai
cerita dari klimaks kemudian kembali ke awal cerita menuju
akhir.• Tahapannya : a. Klimaks b. Antiklimaks c. Akhir d.
17 Peruwitan e.II/Awal
bindo sepuluh menulis cerpen

Anda mungkin juga menyukai