Anda di halaman 1dari 5

MARI MENULIS CERPEN!

Oleh Ismalinar

Sebelum menulis cerpen, terlebih dahulu kita mengetahui


pengertian cerpen. Jangan sampai, sesudah mampu menulis cerpen,
tetapi ketika ada yang bertanya, “Cerpen itu apa sih?” Namun, kamu tidak
bisa menjawabnya. Tentu saja, mukamu akan memerah karena malu.
Cerita pendek (Inggris: short story) bersinonim dengan fiksi. Karena
termasuk fiksi, cerpen bersifat imajinatif. Menurut Zidan, Rustapa, dan
Hani’ah (2007:50) dalam Kamus Istilah Sastra, cerpen atau cerita pendek
adalah kisahan yang memberi kesan tunggal yang dominan tentang satu
tokoh dalam satu latar dan satu situasi dramatik. Ciri-ciri cerpen adalah
sebagai berikut: bentuk tulisannya singkat, jelas dan padat; cerita
diangkat dari kehidupan sehari-hari dari pengalaman sendiri atau orang
lain; tidak melukiskan seluruh kehidupan pelakunya; tokoh-tokohnya
mengalami konflik sampai penyelesaiannya; meninggalkan kesan dan
efek perasaan pada pembaca; beralur tunggal dan lurus; atau tidak
memiliki lanturan, terdiri atas 500-10.000 kata atau sekitar 3-10 lembar
kertas A4.
Sering kita mendengar keluhan, “Saya ingin menulis cerpen, tetapi
belum tahu memulainya dari mana.” Kalau demikian kondisinya, sampai
kapan pun cerpen kamu tidak pernah terwujud. Lalu, bagaimana agar
saya mampu menghasilkan sebuah cerpen? Mudah kok, syaratnya,
kalian mau melakukan beberapa tahapan di bawah ini!
1. Cari ide cerita
Ide cerita sangat banyak di sekitar kita. Bahkan, ide cerita itu juga
bermukim dalam diri kita sendiri. Sayang sekali, tidak semua orang
menyadarinya. Oleh sebab itu, mulai sekarang amati diri kamu dan apa
saja yang ada di sekitarmu. Gali peristiwa yang meresahkan dan
membuat dadamu berdenyut, serta peristiwa yang membahagiakan
sehingga kamu tersenyum-senyum mengingatnya, atau kejadian yang
membuat kamu terpingkal-pingkal karena lucunya. Peristiwa
mengharukan, menyedihkan, membahagiakan, dan lucu yang kamu alami
merupakan sumber inspirasi penulisan cerpen.
Tahukah kamu? Bahwa novel (dalam hal ini, cerpen dan novel
sama saja) Laskar Pelangi karya Andrea Hirata yang fenomenal itu
merupakan pengalaman pribadi dari pengarangnya. Andrea Hirata
menuliskan kembali kisah hidupnya yang berasal dari keluarga miskin
dan bersekolah di SD Muhammadiyah yang miskin pula. Sementara,
melalui pertambangan timah milik Perusahaan Negara di kampung
mereka, perut bumi Bangka Belitung mengeluarkan timah yang
menghasilkan devisa berlimpah untuk negara. Namun, ayahnya dan lelaki
dewasa lain di kampung Ical tidak mendapat kesempatan menjadi
karyawan staf di pertambangan timah, kecuali menjadi buruh lepas. Tentu
saja kehidupan keluarga Ikal di bawah garis kemiskinan. Syukurlah, di SD
Muhammadiyah yang hampir rubuh itu ada ibu guru Halimah. Ibu Halimah
berhasil memompa semangat juang Ical dan teman-temannya agar terus
mengejar pendidikan dan jangan mau kalah dengan kemiskinan. Berkat
semangat 45 yang ditanamkan Bu Halimah di dada murid-muridnya, Ical
sukses. Anak buruh tambang timah itu berhasil meraih pendidikannya
sampai ke Eropa.
Untuk mengenang masa kecilnya yang penuh perjuangan itu,
Andrea Hirata menulisnya dalam bentuk buku harian. Ketika dibaca oleh
temannya, temannya tersebut mengusulkan agar curhatan Andrea Hirata
itu diserahkan pada penerbit. Hasilnya, novel Laskar Pelangi karya
Andrea Hirata “meledak”; best seller, difilmkan, diterjemahkan ke dalam
banyak bahasa di dunia, dan dari bukunya, Andrea Hiraya menjadi
jutawan. Dari novelnya, ia mendapat uang sampai milyaran. Keren,kan?
Dan, ssst, kita juga bisa seperti Andrea Hirata, hlo, jika rajin menulis
tentunya.
Kembali ke ide cerita. Perhatikan teman-teman terdekat kalian.
Mungkin ada di antara mereka yang selalu lemas seperti tidak bergizi.
Cari tahu! Mungkin ia lemas karena sakit, kurang gizi, atau karena
keluarganya sedang mendapat musibah. Jadilah pendengar yang baik
bagi mereka. Jadikan kehidupan mereka sebagai sumber inspirasi
penulisan cerpen kalian.
Ide cerita juga dapat kita temukan di lingkungan kita. Berjalanlah ke
perempatan lampu merah. Amati kehidupan pengemis di sana. Renungi
kehidupan mereka. Seorang ibu dengan bayi di gendongan dan
mengenakan pakaian kumal dan lusuh, diterpa mentari nan garang atau
dihunjam air hujan nan dingin menengadahkan tangan dengan muka
memelas kepada sopir dan para penumbang di dalam mobil-mobil yang
berbaris rapi menunggu lampu hijau. Dari hidup mereka, kalian bisa
membuat cerpen yang bernuansa kepedihan.
Intinya, kamu bisa membuat cerpen dengan sumber inspirasi yang
didapatkan dari mana saja. Oleh sebab itu, siapkan catatan kecil atau
gadget yang memiliki aplikasi write note ke mana saja pergi, lalu tulis
semua ide yang kalian dapatkan.
2. Tentukan tema
Setelah mendapat ide cerita, tentukan topik atau tema cerita. Tema
cerita adalah ide, gagasan, atau pokok pembahasan yang ingin
disampaikan kepada orang lain. Selain itu dalam tema terkandung nilai-
nilai atau tujuan yang akan disampaikan kepada pembaca. Tema ini pula
yang menjadi benang merah yang menghubungkan awal dan akhir dari
sebuah cerita. Karena durasi cerpen pendek, maka apa pun yang ditulis
harus disesuaikan dengan tema agar cerita tidak melantur ke mana-mana.
Contoh:
Ketika melihat para pengemis di di perempat jalan, Anda berniat untuk
menjadikannya sebuah cerpen. Sampai di sana Anda dikatakan sudah
mendapat ide cerita yaitu, cerita yang bersumberkan kehidupan
pengemis. Selanjutnya, Anda wajib menentukan tema cerita, Untuk
temanya, Anda bisa mengambil salah satu bagian dari sisi kehidupan
pengemis. Misalnya, temanya adalah: “Bayi Mungil di Perempatan Jalan”,
“Ita Ingin Sekolah”, “Ibunda Lusuh” dan lain-lain.
3. Rangkai Alur
Agar pembaca cerpen mengikuti jalan cerita dari awal sampai akhir,
sebaiknya kamu membuka dengan sebuah paragraf yang menarik.
Pembagian alur terdiri atas: pembuka, inti/isi cerita, dan penutupan
(ending). Karena dibatasi dengan durasi yang pendek, maka sebisa
mungkin buat alur cerita yang singkat dan jelas. Usahakan agar pembaca
tidak bisa menebak akhir cerita secara dini (twice ending). Penulis harus
berusaha menulis cerita yang membuat pembaca penasaran dan selalu
menebak-nebak hingga terus membaca hingga akhir cerita.
Alur adalah rangkaian peristiwa yang membentuk cerita.
Contoh saja, salah satu dari kalian telah mendapat ide cerita. Tanpa
sengaja, teman kalian itu mengetahui bahwa sahabat sekelasnya, Linda
adalah anak pungut. Setiap melihat Linda yang manis itu, imajinasinya
berkembang liar. Teman kalian itu terinspirasi menulis cerpen dari kisah
hidup Linda yang anak pungut. Maka, ia pun menentukan tema ceritanya
adalah anak pungut.

4. Tentukan tokoh dan kuatkan karakter tokoh


Tokoh cerpen di atas adalah Linda sebagai tokoh utama, sepupu
Linda, dan tokoh mama sebagai tokoh bawahan. Karakter masing-masing
tokoh dapat ditampilkan melalui dialog. Melalui dialog, pembaca seolah-
olah dapat melihat secara langsung lakuan dan karakter tokoh sehingga
merasa lebih dekat dengan tokoh. Selain itu, cerita terasa lebih hidup
dengan dialog.Tanpa dialog, cerpen kurang “menggigit”. Walaupun
penting, dialog tidak boleh terlalu banyak. Yang perlu diingat, buatlah
karakter tokoh serealistis mungkin. Buat dialog yang bisa sejalan dengan
tema. Jika terlalu melebar, lebih baik dialog yang tidak penting dihapus
saja. Selain melalui dialog, karakter tokoh dapat disampaikan melalui
deskripsi tentang tokoh yang disampaikan oleh tokoh atau narator.
5. Beri kejutan
Ini resep menulis yang tak pernah basi. Sebuah kejutan, akhir yang tak
terduga.
Coba ingat-ingat kembali cerpen yang pernah kamu baca. Dua cerpen
teratas yang terbersit hampir pasti cerpen yang diakhiri dengan kejutan.
Namun, kejutan itu harus logis, tidak klise, apalagi diada-adakan. Tanpa
kejutan, cerpen Kalian akan datar.
6. Buat latar yang mendukung cerita
Karena ini adalah cerita pendek, maka jumlah kata yang akan kita
tulis juga terbatas. Untuk itu, latar atau lokasi kejadian yang kita tentukan
haruslah tepat dan mendukung jalan cerita. Tidak perlu banyak, karena
akan membuat jalan cerita mengambang alias tidak jelas. Misalnya, untuk
cerita bertema anak pungut di atas, penulis cukup mengambil lokasi di
sekolah, rumah Linda, khususnya kamar Linda, dan di paviliun tempat
tinggal sepupu Linda.
Dalam cerita, keluarga Linda dikatakan sebagai orang kaya, maka
rumahnya harus rumah mewah. Hal ini juga berkaitan dengan kelogisan.
Jika disebutkan rumah Linda gubuk, maka itu tidak logis. Hal lain yang
perlu diingat, penjabaran tentang sebuah latar jangan berlebihan.
Ceritanya memang menjadi panjang tetapi dikhawatirkan tidak
mendukung cerita.
7. Mulailah menulis cerpen
Karena uraian di atas sudah lumayan banyak, maka mulailah menulis.
Ayo, tulislah cerpenmu
8. Beri judul
Jika cerpenmu sudah selesai ditulis, berilah judul.
9. Lakukan revisi dan edit
Baca berulang-ulang dan lakukan revisi atau perbaikan-perbaikan.
Apakah bahasanya sudah baik dan benar, serta telah mengikuti aturan-
aturan dalam penulisan cerpen.

10. Kalau memiliki waktu yang lumayan banyak, setelah ceritamu selesai,
simpan terlebih dahulu beberapa hari sebelum editing. Pemberian jarak ini
sangat membantu proses editing.
11. Mintalah pendapat orang lain tentang cerpenmu. Kirim cerpen yang
sudah kamu edit kepada salah satu teman yang benar-benar kamu
percaya atau dia mempunyai keahlian dalam merevisi, mengedit dan
memberikan saran. Biarkan temanmu menyampaikan semua kekurangan
yang terdapat dalam tulisanmu.

Selamat berkarya!

DAFTAR PUSTAKA
Nurgiantoro, Burhan. 2013. Teori Pengkajian Fiksi.Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Zaidan, Rustapa, dan Hani’ah. 2007. Kamus Istilah Sastra.
Jakarta: Balai Pustaka.
Hefni, Zizi. 2012. Panduan Mudah Mengarang untuk SD.
Yogyakarta: DIVA Press.
http://arie5758.blogspot.com/2012/04/tips-menulis-cerita-pendek-
cerpen.html#ixzz3zsibmxyy

Anda mungkin juga menyukai