Anda di halaman 1dari 30

Langkah Mudah Jadi Penulis Kreatif

Buklet kiat-kiat menulis oleh

Sitta Karina

Terima Kasih
Atas dukungan kalian terhadap karya-karya saya. Buklet ini saya buat atas nama pribadi, bukan dari sponsor atau siapapun, khusus untuk kalian yang memang menaruh minat pada dunia menulis dan sampai sekarang masih bingung untuk memulainya. Well, tidak pernah ada kata terlambat untuk mulai menulis, kok. Meg Cabot saja baru bisa menerbitkan karyakaryanya pada usia 30 tahun, padahal dia sudah menulis sejak masa SMA! Baik itu memulainya di depan komputer, maupun sekedar corat-coret di jurnalmu, pokoknya semoga kalian mendapat pengalaman menulis yang menyenangkan seperti saya!

Jakarta, 19 Nopember 2008 (edisi revisi)

Sitta Karina Rachmidiharja www.sittakarina.com

01

Menulis Secara Kreatif

Semua orang bisa menjadi penulis! Coba lihat di toko buku belakangan ini. Banyak buku baru dengan beragam genre bertebaran. Termasuk kategori yang booming seperti teenlit dan chicklit. Kalau kamu perhatikan, sebagian besar dari para penulis ini bukanlah dari fakultas sastra? Bahkan sebagian besar dari mereka masih duduk di bangku SMP, SMA, bahkan SD. Apa yang membuat kita ingin menulis? Apakah mungkin kita bisa menjadi penulis? Menulis tidak hanya menyangkut bakat semata; melainkan keinginan kuat, waktu yang diluangkan, serta ide-ide yang akan kamu tuangkan. Di sini kamu bisa melihat latar belakang apa yang membuat seseorang menjadi penulis kreatif (creative writer): Saya ngin mempelajari lebih banyak lagi mengenai diri saya sendiri Saya ingin mempelajari lebih banyak lagi mengenai dunia Saya ingin mengobati luka lama Saya memiliki cerita yang sudah lama banget ingin saya bagi Saya memiliki informasi untuk dibagi dengan orang banyak Saya ingin menghibur orang banyak dengan kekuatan pena saya / apa yang saya tulis Saya ingin menciptakan dunia sebagai tempat yang lebih baik Saya ingin mencapai mimpi-mimpi saya Kalau kamu menjawab setidaknya 1 dari 8 pernyataan di atas, berarti kamu memang ingin menjadi seorang penulis kreatif. Menulis kreatif (creative writing) adalah suatu penulisan dengan menggunakan bahasa yang imajinatif dan berani. Dalam hal ini, berani adalah berani menggunakan bahasa yang mendobrak norma baku. Contoh perbedaan antara tulisan kreatif dan yang bukan tulisan kreatif:

Menulis Kreatif

(Biasanya) Bukan Menulis Kreatif

Novel Drama Cerpen Puisi

Laporan kerja & pembukuan acara Pensi Proposal sponsorship Daftar belanja Memo post-it

Menulis kreatif sendiri terbagi menjadi 2 golongan besar, yaitu: fiksi dan non-fiksi. Non-fiksi merupakan tipe penulisan mengenai orang serta kejadian yang sesungguhnya. Yang masuk dalam kategori ini antara lain : essay, biografi, otobiografi, artikel, dan memoirs (cerita seseorang tentang kehidupannya sendiri). Fiksi adalah penulisan yang menceritakan tentang kejadian-kejadian yang direkayasa, lengkap dengan karakternya. Kadangkala, fiksi dapat berupa kejadian imajinatif yang serupa dengan kejadian nyata hari-hari, sehingga tidak 100% direkayasa. Fiksi sendiri terbagi menjadi 4 kategori utama: Cerpen Novel Skenario film dan TV Drama Lebih lanjut lagi, kita akan membahas secara khusus mengenai cerpen dan novel.

02

Novel & Cerpen

Novel dan cerpen merupakan 2 kategori yang akrab banget di telinga maupun mata kita, apalagi sekarang banyak sekali buku-buku teenlitbaik dalam maupun luar negeriyang membuat kita semakin betah berlamalama di depan buku.

Novel Adalah karya panjang dari sebuah fiksi Elemen-elemennya (plot, karakterisasi, tema & setting) dibangun secara mendetail Terdiri dari 1 plot utama dan beberapa sub-plot pendukung Karya fiksi yang lebih pendek dari novel namun lebih panjang dari cerpen disebut novella

Cerpen Adalah karya singkat dari sebuah fiksi Juga memiliki elemen plot, konflik, karakter, setting & dialog, namun biasanya hanya fokus pada 1-2 karakter dan 1 kejadian Cerpen cenderung memperlihatkan karakter si tokoh pada 1 momen penting daripada membangunnya melalui beberapa kejadian Dengan membaca cerpen, pembaca dapat menarik kesimpulan & kesan secara menyeluruh, walau hanya berdasarkan 1 momen/kejadian penting tersebut Memilih Genre Genre adalah kategori dari suatu penulisan. Secara umumdan globalada 5 genre utama dalam industri penulisan novel, baik itu untuk anak-anak, remaja, maupun dewasa. Dalam hal ini, teenlit pun memiliki 5 kategori besar ini. Adapun 5 genre utama ini adalah:

1) Romance inilah genre yang paling banyak dibuat ceritanya! Sebuah buku dikatakan ber-genre
romance hanya apabila bertemakan romancenggak sekedar cewek & cowok jatuh cinta, tetapi ide dasar & plot keseluruhan cerita harus mengenai romance. Serta tentunya harus terjadi chemistry antara the hero dan the heroine.

2) Fantasy genre yang menceritakan kejadian-kejadian yang tidak mungkin terjadi di dunia nyata.
Biasanya terdiri dari karakter, kejadian, serta setting yang imajinatif.

3) Science-Fiction merupakan sub-genre dari fantasy, karena menyertakan isu science dan teknologi.
Biasanya sci-fi ber-setting di masa depan, planet yang jauh, maupun melibatkan alien.

4) Mystery genre ini memaparkan tema misteribiasanya tentang pembunuhan. Ceritanya bernuansa
menegangkan, dan seringkali membutuhkan otak untuk ikut mengurai serpihan-serpihan kejadian yang berlangsung.

5) Horor pada dasarnya genre ini mirip sekali dengan misteri. Tetapi horor memiliki intensitas
ketegangan yang lebih mencekam karena melibatkan hantu maupun hal-hal gaib lainnya.

Bagi penulis, pemilihan genre berguna untuk mengkomunikasikan apa yang ada di otaknya, ide dasarnya. Misalkan, kamu ingin menceritakan sesuatu tentang cewek SMA yang menemukan rumah tua yang katanya berhantu, dimana ia ingin menyelidiki kebenaran kabar burung tersebut. Dalam hal ini, kamu tahu kan akan memasukkan cerita ini ke genre mana? Dan tidak tabu kok, kalau kamu ingin mencampur-aduk genre satu dengan genre lain, misalnya: membuat cerita horor yang berlatarkan romance, maupun cerita romance yang berlatar belakang science-fiction. Apapun itu, sebuah cerita akan menjadi enak untuk dinikmati apabila memiliki backbone (struktur dasar) yang jelas, serta plot/alur mengalir. Bagaimana cara membuat struktur dasar cerita yang bagus? OK, pertama-tama hal itu dimulai dengan memformulasi ide dan mengkonstruksikannya di otak.

03

Mulai dari Coretan Awal

Kalau kamu ingin menulis, berarti kamu harus mempunyai sesuatu untuk ditulis, kan? Itulah yang dinamakan ide.

Kerahkan kreativitasmu! Ide merupakan hasil olahan kreatif dari otak kita, atas sesuatu yang kita temukan, kita rasa, kita gabungkan satu per satu, atau bahkan, sesuatu yang benar-benar kita ciptakan sendiri. Apabila kita tahu akan menulis apa, berarti kita sudah mendapatkan ide tersebut. Tetapi kalau kita bingung dengan kertas yang masih kosong di depan kita, berarti ide tersebut masih harus kita temukan. Berikut adalah beberapa cara meng-ada-kan ide-ide tersebut: 1) Jadilah pendengar dan pemerhati Kejadian yang menimpa kita maupun yang terjadi di sekitar kitadi sekolah, di rumah, di ekskul, di mal, bisa jadi sumber inspirasi cerita kita, kalau kita mau benar-benar membuka mata dan telinga. Contohnya, Ann Brashares penulis Sisterhood of The Traveling Pants (Celana Persaudaraan) mendapat ide untuk novel tersebut saat ia sedang mendengarkan temannya curhat tentang pengalaman berbagi celana panjang selama liburan, dimana celana tersebut akhirnya hilang di Pulau Borneo! 2) Write what haunts you a lot Pernah kan kamu merasa penasaran setengah mati, kepikiran melulu akan sesuatu? Saya pernah. Yaitu mengenai: kenapa sih cowok selalu berbeda pendapat ama cewek, kenapa sesuatu yang menurut cewek romantis, tapi menurut cowok tidak? Dari situlah, saya mencoba menilik lebih jauh tentang karakter oposisi cewek-cowok hingga lahirlah Diaz & Sisy. 3) Elaborate things! OK, ini adalah cara terakhir untuk memunculkan ide kalau 2 cara di atas belum berhasil. Coba deh mengkhayal & mencampur-adukan beberapa hal menjadi 1 kalimat utama. Misalnya: setting di Starbucks. Ex-kamu tiba-tiba nongol bersama cewek barunya, tetapi (di otakmu) ada cowok lain yang datang bersamaan, yang ternyata temen kompleks kamu jaman SD, yang dulu jelek banget, dan sekarang dia malah keren banget. Intinya, lihat lalu khayalkan!

Journaling Apakah jurnal itu? Kebanyakan orang mengira jurnal hanyalah buku tempat kita menulis apa saja yang harus kita lakukan tiap hari. Hmm, salah besar. Dan jurnal sama sekali berbeda dengan yang namanya diari. Coba pikirkan jurnal sebagai Sebuah kotak deposit besar yang menampung sesuatu berharga: pikiranmu Buku sketsa untuk gambar, karikatur, lukisan, maupun sekedar corat-coret Tempat yang aman untukmu menyelesaikan masalah & mencurahkan pengakuanmu yang terbesar

Foto album, lengkap dengan comment-nya Kumpulan quotes yang (bisa) lucu, inspirational, maupun penuh penegasan
Jurnal merupakan buku ide, kumpulan pemikiran, emosi, serta refleksi diri kita.

Pada kertasmu yang masih kosong... Berdasarkan pengalaman, apalagi sebagai pemula, hal tersulit (setelah mendapatkan ide) adalah menuangkannya di atas kertas putih, atau mungkin di layar komputermu. Kamu bisa memulainya dengan tahap-tahapan berikut:

1. Saat ini kamu adalah penulis. Artinya kamu menjadi orang lain. Jadi jangan malu-malu dan tulis
apapun itu yang bergumul di pikiranmu.

2. Buat outline cerita (cerita ini mengenai apa? Alurnya dari awal-akhirsecara kasar dan singkat).
3. Selalu berpedoman pada prinsip:

klimaks anti-klimaks persoalan inti opening closing

4. Buat bab pertama yang eye-catching! Pilih kata-kata yang tepat, persuasif, komunikatif, dan membuat
pembaca ingin membalik ke halaman berikutnya. 5. Untuk membantu karakterisasi tokoh, ingatlah tokoh cerita favoritmu dan jadikan dia nyata dalam ceritamu. Dan tentunya, sesuai versimu sendiri.

6. Kembangkan outline (no.1) menjadi plot dan sub-plot per bab-nya. Lalu kembangkan sub-plot itu
menjadi cerita nyata. Ingat ya, bab per bab.

04

Elemen-Elemen Penulisan Novel

Ada 7 elemen utama yang penting banget dalam menulis sebuah ceritaterutama novel. Tema Bercerita mengenai apa cerita saya ini? Apa tujuan dari cerita saya? 2 hal di atas adalah pertanyaan wajib yang harus kamu jawab sebelum mulai membuat cerita, barulah setelah itu akan terbentuk TEMA cerita. Tema adalah struktur dasar (backbone) cerita yang mendasar dan amat penting. Dengan tema, desain keseluruhan ceritamu akan tepat, kata-kata akan mengalir, dan karaterisasi tokoh dapat terbentuk lebih baik.

Alur Alur (plot) adalah sesuatu yang terjadi atau dilakukan oleh si tokoh/karakter. Buatlah plot dalam point-point penting, lalu pecah lagi dalam sub-plot (apabila perlu). Jangan lupa sertakan KONFLIK. Konflik terjadi karena aksi-reaksi dari para karakter tersebut. Dalam konflik ini, karakter akan berjuang untuk mencapai tujuannya, belajar dalam proses pencapaian itu, serta menjadi dewasa. Itulah hidupdan begitu juga dengan cerita yang kamu buat.

Latar Belakang Merupakan latar belakang (setting) tempat, waktu, serta keadaan dari cerita tersebut. Setting memiliki peran dalam mempengaruhi mood/suasana cerita, serta membuat cerita kita lebih realistis.

Sudut Pandang Sudut pandang (point of view / PoV ) adalah posisi yang digunakan penulis dalam menceritakan ceritanya. Sudut pandang terbagi menjadi 3 jenis: 1) Sudut pandang orang pertama Menggunakan kata aku,saya,-ku. Pemilihan terhadap PoV ini dikarenakan penulis:

10

membuat cerita lebih personal


Menyelami pemikiran 1 karakter saja membuat seolah-olah penulis langsung berbicara dengan pembaca 2) Sudut pandang orang ketigaterbatas Menggunakan kata dia,mereka,-nya. Pemilihan terhadap PoV ini dikarenakan penulis: menyediakan lebih banyak info tentang para karakter & kejadian-kejadian memperlihatkan kejadian melalui mata dari 1 karakter

Encourage pembaca untuk mencari tahu tentang si karakter


Pada PoV ini, penulis tahu karakter seseorang seolah-olah atas apa yang dilakukan & dikatakan karakter lainnya, sehingga pembaca dapat menilai keseluruhan cerita dengan lebih obyektif. 3) Sudut pandang orang ketigatak terbatas Menggunakan kata dia,mereka,-nya. Pemilihan terhadap PoV ini dikarenakan penulis:

menciptakan full view tentang semua karakter & kejadian


memperlihatkan apa yang semua karakter rasakan dan pikirkan menciptakan sudut yang luas terhadap keseluruhan cerita Perbedaannya dengan no.2 adalah: si penulis di sini menjadi orang yang tahu segalanya. Pembaca berkesempatan menilai cerita dari segala aspek, dan dapat lebih obyektif lagi daripada PoV orang ke-3 terbatas.

Karakterisasi Dalam cerita ada yang namanya tokoh utama (main character) dan tokoh pengganggu (obstacle character).

Tokoh utama : tokoh yang memiliki belief sesuai dengan filosofi/tujuan dari cerita. Ia juga tokoh yang
mendapat simpati & paling dicintai pembaca. Biasanya tokoh utama adalah si protagonis (the good guy)

Tokoh pengganggu : tokoh yang memiliki belief bertolak belakang dengan filosofi/goal cerita, sehingga
terjadi konflik dengan si tokoh utama. Ia disebut juga si antagonis (the bad guy) Penulis dapat menciptakan karakter yang tak terlupakan melalui karakterisasi, yaitu beberapa cara lain untuk mengatakan/memperlihatkan kepada si pembaca mengenai karakter dalam cerita, antara lain :

Sifat karakter. Contoh: ketus, ramah, suka bercanda


Aksi dari karakter.

Latar belakang karakter. Contoh: masa kecil, pengalaman masa lalu


Reaksi dari satu karakter terhadap sifat karakter lain Dialog para karakter

11

Perasaan, pemikiran, serta keinginan si karakter Komentar dari karakter lain tentang orang tersebut Perasaan, pemikiran, dan aksi dari karakter lain Komentar langsung dari penulis mengenai sifat asli & kepribadian karakter tersebut Berikut adalah kiat-kiat untuk menghidupkan karakter dalam cerita kamu: Cari nama yang (menurut kamu) sreg dan tidak biasa

Beri si karakter sebuah history atau latar belakang (ia nggak tiba-tiba muncul, kan? Keberadaannya di
dalam cerita pasti memiliki suatu alasan dan tujuan)

Beri dia sense of style tertentu (sesuai dengan latar belakang & backbone ceritamu)
Pikirkan tentang apa yang rasa dan selera si tokoh (apa yang ia suka? Apa yang ia tidak suka? Apa makanan kesukaannya? Apa buku favoritnya?)

Description Deskripsi merupakan penciptaan dari mental images yang membuat pembaca melihat dan mengalami suatu perasaan & kejadian seperti dirinya yang menjadi tokoh dalam cerita tersebut. Deskripsi yang tepat menciptakan mood yang akan menggelitik emosi pembaca. Coba bandingkan 2 bagian kalimat di bawah:

A Hari ini langit cerah. Alika dan Dimaz memutuskan untuk menghabiskan waktu di taman karena mereka memiliki waktu luang, dimana pada minggu sebelumnya keduanya sibuk, hingga mereka hampir lupa akan tempat ini.

B Di hari ini untung saja matahari membagi sinarnya yang tidak terlalu terik, serta semilir angin sejuk juga ikut menambah cerah suasana yang sempat dingin menyelimuti Alika dan Dimaz. Cerah dan damai. Bahkan lembutnya wangi bunga mawar pink itu ikut menggelitik hidung Dimaz. Benar-benar kini waktu yang tepat untuk sekedar leha-leha di taman, setelah seminggu penuh keduanya disibukkan dengan segala rutinitas yang membuat kian sesak bernapas. Kesibukan yang membuat keduanya hampir tidak dapat menikmati keindahan tempat rahasia berdua ini lagi.

Kalian dapat melihat perbedaannya, bukan? Dalam memaparkan deskripsi, penting sekali bagi penulis untuk memberikan detail. Detail yang tepat, dimasukkan pada saat yang tepat, memberi kesempatan pembaca untuk menyelami pemikiran inner karakter; ke dalam rasa takut, penasaran, stres, senang, benci.. yang kadang tidak dapat dijelaskan hanya dengan kata-kata ia senang, mereka nampak sedih, dan sebagainya.

12

Deskripsi tidak dibuat begitu saja, mengalir saja. Deksripsi harus dipikirkan baik-baik, karena dari awal cerita berjalan sampai cerita itu selesai, deskripsi menciptakan impression, sudut pandang, inti sari cerita bagi si pembaca. Seorang pembaca dapat menikmati cerita tersebuttergantung ketepatan dan relevansi deskripsi yang dipaparkan penulis.

Quotes & Dialogue Dialog bukan sekedar percakapan, karena dialoglah yang membuat cerita terus berjalan. Ada 4 tujuan utama dari suatu dialog:

Memaparkan informasi tentang latar belakang karakter atau backstory


Menambah tensi/ketegangan dari suatu kejadian/adegan

Membuat cerita terus bergulir (flowing)


Memperlihatkan motivasi, emosi, perkembangan, dan perspektif dari si karakter Hindari pengulangan informasi dalam suatu dialog, maupun percakapan basa-basi yang tidak memberi info apapun. Contoh:

Hai, Ga. Apa kabar? Baik, Ko. Elo gimana? Baik juga. Baru pulang lo? Tadi pergi ke mana? Ke Blowfish. Elo dari mana? Dari rumah temen. Ada acara apa di Blowfish? Friendship Night SMA gue. Oh. Ketemu Adis dong

Itu hanya sepenggal percakapan antara Aga dan Yuko. Bukan dialog.

13

Sebaiknya dialog yang terjadi antara Aga dan Yuko diubah menjadi seperti ini:

Hey, Ga, Yuko menyapa cowok di seberangnya, setengah terkejut, sampai suaranya turun seoktaf lebih rendah,apa kabar? Baik, Ko, respon Aga, sama kagetnya. Elo sendiri gimana? Mereka saling bertanya dari mana gerangan masing-masing selarut ini. Dan Yuko adalah orang yang pertama kali terdiam ketika mendengar tempat tujuan sang sobat barusan. Friendship Night SMA gue.

Adis, batin Yuko, terasa miris di hatinya.


Ada Adis di sana? tanya Yuko, menjaga agar suaranya tidak bergetar. Yeah, ada. Yuko ingin berteriak marah. Kalah. Setelah lama mereka bertiga mencoba mendinginkan kepala masing-masing, ternyata pada akhirnya Adis memilih Aga. Bukan dirinya

Jangan lupa untuk selalu menggabungkan dialog, dengan deskripsi, serta detail yang tepat. QUOTE (ucapan) seseorang yang langsung harus selalu menggunakan tanda petik ( dan ). Berikut ini adalah pedoman penggunaan tanda petik tunggal () dan ganda () yang baku pada perkataan langsung: Shina berkata,Tenang saja. Besok masih ada waktu. "Jangan bergerak," bisiknya dengan bengis,"atau kukubur benda ini selamanya." Siapa yang bertanya apakah besok libur? Reno menjelaskan,Tadi Bianca berkata,Bajunya dibuang saja. Inez berseru dengan ceria,Semalam aku dan Niki nonton Alexander The Great di PIM. Sumpah, Collin Farrell ganteng berat!

05

10 Langkah Praktis Menulis Fiksi


14

Suka menulis fiksi (baik novel maupun cerpen), namun bingung bagaimana memulainya dan apa saja yang sebaiknya dilakukan berikutnya? Berikut adalah cara step-by-step yang saya lakukan dalam menulis fiksi. Kalian bisa membandingkan cara ini dengan style kalian sendiri. Siapa tahu bisa tercipta kombinasi yang lebih baik. Ide Semua ceritaku dimulai dari sebuah ide. Bisa mengenai tokoh ceritanya (seorang perempuan yang berkelana ke masa lalu), setting-nya (sebuah negeri antah-berantah seperti Madriva di Magical Seira), atau plotnya (cerita tentang trah Hanafiah yang berhubungan satu sama lain). Ketika saya mendapatkan sebuah ide, walau tidak yakin itu bagus atau tidak, saya pasti menuliskannya pada notes untuk menghindari faktor lupa. Masa inkubasi (pengendapan ide) Kadang saya tahu sebuah cerita dari awal sampai akhir, namun lebih sering terjadi adalah hanya satudua ide saja yang terlintas, sehingga saya hanya menulisnya lalu kembali ke pekerjaan (cerita) sebelumnya. Cara ini biasanya menyebabkan ide yang diendapkan tersebut bertambah seiring hal-hal menarik dan pemikiran baru yang saya lihat atau dengar dari TV maupun orang sekitar. Beberapa dari ide saya justru berkembang lebih baik dengan ditinggalkan dulu di pikiran. Akumulasi ide Ketika satu-dua ide terbentuk, insting saya mengatakan bahwa saya butuh ide ketiga untuk membuat plot cerita berjalan. Setelah itu, ide-ide lain yang akan bergabung dalam satu akumulasi seiring berjalan waktu akan menyempurnakan konsep cerita saya dalam novel tersebut. Notes Ketika ide-ide berkembang menjadi kumpulan ide yang saling berhubungan, saya menyadari pikiran sudah tidak mungkin lagi dijejali sampai penuh sesak, hingga saya harus lebih banyak membuat notes. Untuk cerpen, biasanya notes tersebut simpel dan sedikit. Sedangkan untuk novel, saya pasti akan lebih banyak merencanakan ini-itu hingga notes lebih panjang dan mendetail. Menulis Ketika ide bagus terformulasi dan sudah tahu cerita akan dibawa ke mana, mulailah saya menulis. Saya memberi fokus khusus pada prolog maupun bab 1 karena di situlah penentu apakah pembaca tertarik untuk membaca kelanjutan cerita kita. Setelah itu biasanya saya akan break sebentar dan

15

melakukan proyek lain untuk menghindari kejenuhan. Tapi saya tetap berusaha menanamkan kedisiplinan diri untuk selalu menyelesaikan apa yang sudah dimulai. Rehat Ketika draft pertama telah selesai, singkirkan dulu. Saya berusaha untuk tidak memikirkan tentang cerita itu lagi selama 1-2 minggu. Tujuannya adalah untuk menjauh dulu dari cerita dan membacanya seperti kita membaca cerita orang lain, sehingga dapat menilai lebih obyektif dan perbaikan dapat dilakukan lebih tepat. Membaca Setelah cerita disingkirkan selama beberapa minggu, kini waktunya untuk membacanya. Saya menetapkan standar agar cerita yang dibaca ini harus enjoyable, seperti jenis cerita yang biasa saya nikmati. Oleh karena itu, biasanya saya sudah siap dengan bolpen di tangan untuk mengoreksi langsung naskah itu di tangan. Revisi Dengan bolpen di tangan dan mengacu pada notes yang sudah dibuat sebelumnya, maka mulailah saya merevisi, mulai dari koreksi besar dan umum sampai yang kecil. Beberapa cerita kompleks memang membutuhkan revisi mendetailharus ditambahkan, harus dikurangi maupun diganti. Kalau ada typos (salah ketik), segera koreksi saat itu juga. Copyeditting Kegiatan ini termasuk membetulkan typos, memperbaiki tata bahasa, kosa kata, salah pengejaan, serta menulis ulang kalimat-kalimat yang terdengar kurang tepat. Hal ini sangat krusial, terutama kalau kamu ingin menerbitkan karya tersebut. Editor tentunya lebih suka membaca naskah yang bersih, bukan? Formatting Terakhir adalah mem-format naskah, yaitu: memilih huruf yang tepat, merapikan dan menetapkan alinea, dan semua itu bisa dilakukan dengan software menulis kita. Saya menggunakan Microsoft Word, dan semua alat untuk melaksanakan proses itu tersedia. Ta-da.. kini jadilah naskah kalian yang siap dikirim ke penerbit!

06

Agar Kesan Pertama Karyamu OK di Mata Penerbit


16

Kalian ingin mengirim naskah ke penerbit, namun tidak yakin apa saja yang sebaiknya disertakan agar naskah kalian memberi kesan pertama yang tidak biasa. Simak beberapa tips yang perlu kalian garis-bawahi berikut ini! Dalam mengirim naskah, biasanya kalian menggunakan amplop coklat besar kan? Nah, apa saja isi kalian ini:

amplop coklat

1. Surat pengantar. Simpel, sopan, namun lugas. Kemukakan maksud dan tujuan kalian dengan
mengirim naskah ke penerbit tersebut dalam Bahasa Indonesia yang baik dan benar, seperti yang diajarkan dalam pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah perihal tata-cara mengirim surat formal. (Jangan memakai kata atau sapaan Dear Pak A, Regards, Thanks, dan lain-lain)

2. Cover page. Apa itu cover page? Coba lihat contoh di bawah ini dan mulai buat punya kalian
sendiri. Kebanyakan penulis di Indonesia tidak membuat ini, padahal ini adalah standar internasional dan sangat membantu si editor atau proofreader yang memeriksa naskah kalian.

17

3. Sinopsis. Sertakan synopsis cerita kalian; singkat, padat, jelas, dan menarik. Cukup
halaman kertas saja.

4. Naskah cerita. Jilid biasa (lakban hitam) yang rapi dan ikuti ketentuan penulisan sesuai yg
diminta penerbit (huruf, ukurannya, spasi, dll).

5. Proposal. Isinya adalah: garis besar cerita kalian tentang apa (maks. 5 kalimat), apa sellingpoint dari cerita kalian ini (buat dalam bentuk poin), serta kemukakan alasan kuat kalian kenapa penerbit harus menerbitkan naskah kalian (cukup 1 alasan). Gaya bahasa boleh kasual, tapi harus tetap sopan ya. Contoh untuk penulisan selling-point adalah: - Cerita saya dilatarbelakangi sejarah kerajaan Bali kuno yang digabung dengan kehidupan modern remaja masa kini. Unik, dan belum pernah ada sebelumnya di pasaran. - Cerita saya juga bernuansa pop-culture dengan sentuhan sastra yang kini sedang digandrungi orang banyak. - Dan seterusnya.

18

6. Biodata singkat. Biasanya berisi: nama lengkap, alamat lengkap (+ kodepos), tempat/tanggal
lahir, no. KTP/kartu pelajar, no. telpon rumah dan HP, Sekolah, minat/hobi, serta yang paling penting untuk dicantumkan -- dan kalau ada -- adalah prestasi yang pernah kalian raih sehubungan dengan tulis-menulis (misalnya: cerpen kalian pernah dimuat di majalah A, kalian pernah menang lomba bikin puisi atau novel di se-Jakarta Selatan, atau kalian pernah masuk 20 besar di lomba membuat fiksi remaja, dll).

7. Amplop kosong dan perangko balasan secukupnya. Apabila naskah kalian tidak diterima
oleh penerbit (biasanya penerbit akan mengabari kalian paling lama dalam 3 bulan; apabila tidak, kalian dapat menelpon langsung untuk menanyakan), maka naskah tersebut tidak akan masuk tong sampah dan kembali lagi kalian siap untuk dikirim ke penerbit lain yang -- siapa tahu -- akan menerimanya! Dalam mem-print out naskah cerita kalian, jangan pernah gunakan tinta printer tipis atau yang sudah habis. Hal seperti itu malah akan membuat editor BT dan akhirnya malas baca naskah kalian. Beri alternatif judul cerita kalian, maksimal sampai dengan 3 judul.

mau

Tulis-menulis juga merupakan bisnis, jadi perlakukan secara professional, OK!

19

07

Be Friends with Writers Block

Setiap penulis, amatir maupun ahli, pasti pernah mengalami yang namanya kebuntuan menulis atau Writers Block. Karena hal itu lumrah sekali dalam bidang ini, maka sebaiknya kalian rehat sejenak, renungi kembali apa penyebabnya, dan hentikan kegiatan tulis-menulis kalian untuk menghindari hasil akhir dari karya yang justru tidak bagus. Ada beberapa cara yang bisa kalian usahakan untuk mengatasi kebuntuan ini, dengan: Lakukan kegiatan yang kalian inginkan, tapi tetap beri batas. Kamu suka dance atau jejingkrakan dengan pom-pom? Kamu suka beladiri? Yoga? Basket? Origami? Lakukan semua itu sebagai pengganti kegiatan menulis, dan jangan pikir berlarut-larut tentang ide cerita yang buntu itu karena akan semakin susah menemukan jalan keluarnya. Biarkan tubuh dan pikiran istirahat dulu secara alami, keluar dari rutinitas yang mengungkung, dan ide itu akan muncul kembali pada saat yang bahkan kalian tidak sadari. Dengarkan musik yang inspirasional. Berdasarkan pengalaman pribadi, ketika aku mendengarkan musik instrumental Jepang (biasanya piano dan biola), pikiran jadi rileks dan insting dan pikiran justru lebih tajam, sehingga mood dan karakter dalam penulisan cerita dapat terbentuk lebih baik. Pergi ke tempat yang tidak biasa. Lepaskan diri sesekali dari hiruk-pikuk suasana urban perkotaan. Coba cari tempat nongkrong baru yang bukan tempat biasanya; kalau kamu biasa ke Studio 21 untuk nonton film, kenapa sekarang tidak main ke komunitas penggemar film-film indie? Tempat barusuka atau tidak disukaidapat menimbulkan secercah ide baru di kepalamu. Corat-coret di buku notes kamu. Buatlah garisan, bentuk, dan gambar objek sesukamu. Secara tidak langsung, itu adalah ekspresi perasaanmu yang sedang jenuh atau kacau. Dan dengan melakukan itu berarti kamu telah mengeluarkan isi hatimu secara visual. Buat cerita lain yang baru dan berbeda. Kamu sedang menulis novel tapi buntu di tengah jalan? Sepertinya novelmu ini adalah karya tulis tanpa akhir? Kalau begitu, hentikan dulu. Ketika otak kamu jenuh hingga kreasimu jadi monoton, tanpa disadari di dalam

20

otak telah terformulasi ide lain. Langsung tuangkan itu dalam bentuk cerpen, essay, atau memoir. Bikin yang singkat, jangan sepanjang novel. Siapa tahu karya baru ini bisa menghasilkan sesuatu, bukan?

21

08

Pelajari UU Hak Cipta untuk Melindungi Karyamu

Dunia penerbitan yang semakin marak di Indonesia bisa jadi lahan yang menguntungkan, atau malah merugikan bagi penulisnya. Apa saja hak kita sebagai penulis ternyata sudah digariskan secara jelas dalam undang-undang ini. Kalian bisa jadikan ini pedoman, terutama ketika sedang bernegosiasi dengan penerbit perihal kontrak kerjasama kalian.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Lingkup Hak Cipta Pasal 2: 1. Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak Ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hak Terkait Pasal 49: 1. Pelaku memiliki hak eksklusif untuk memberikan izin atau melarang pihak lain yang tanpa persetujuannya membuat, memperbanyak, atau menyiarkan rekaman suara dan/atau gambar pertunjukannya.

Ketentuan Pidana: Pasal 72: 1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah). 2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),

22

dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah).

23

09

Menulis Cerpen

Ingin mencoba menulis cerpen seperti cerita-cerita Sitta Karina yang kamu baca di CosmoGIRL! namun kesulitan memulainya? Intip kiat-kiat penting secara bertahap berikut ini:

Baca cerpen sebanyak-banyaknya. Perhatikan bagaimana penulis membangun karakter, menyusun


dialog, serta menstrukturkan plotnya.

Kumpulkan ide-ide yang ada untuk cerita. Biasa disebut inspirasi, dimana inspirasi ini bisa muncul kapan
saja, di mana saja. Kadang ide-ide tersebut muncul langsung bersamaan, kadang secara bertahap sehingga kita selalu butuh notes untuk menuliskannya agar tidak lupa.

Tentukan ide dasar (premis) dan jabarkan. Setidaknya sebuah cerpen harus memiliki: 1) Eksposisi (ceritanya mengarah pada suatu klimaks) 2) Klimaks (titik balik dalam cerita akibat konflik antar karakter atau di dalam karakter itu sendiri) 3) Resolusi (suatu akhir yang cukup memuaskan bagi pembaca, dimana konflik sentral terselesaikan
atau tidak)

Ketahui karaktermu secara mendetail. Kita harus bisa mendalami sifat, motivasi, dan sudut pandang
karakter cerita yang kita ciptakan ini. Tentunya kita tidak bisa mengikutsertakan seluruh informasi tentang si karakter dalam cerpen. Tapi dengan mengetahui karakter secara mendetail, karakter tersebut akan semakin hidupbagi kamu, juga pembacamu.

Batasi panjang ceritamu. Kejadian-kejadian utama yang terjadi pada cerpen harus dibatasi dalam jangka
waktu pendek, berbeda dengan novel yang lebih panjang, kompleks, dengan karakter pendukung dan subplot yang lebih banyak. Secara umum, dalam cerpen kita cukup membangun 2-3 karakter utama, 1 plot, dan 1 setting saja.

Tentukan siapa yang akan bercerita. Apakah itu sudut pandang orang pertama (aku, saya) atau orang
ketiga (dia). Sudut pandang orang kedua jarang digunakan.

Mulai menulis. Rumuskan dulu tema, plot, dan karakter, baru kembangkan plot tersebut menjadi draft
kasar. Tulis apa yang ingin kamu tulis. Dont hold back.

Kalimat pertama ceritamu sangat penting. Inilah yang menjadi penarik perhatian pembacamu. Jangan
bertele-tele menjelaskan karakter atau informasi tidak penting lainnya karena dalam cerpen, kamu tidak punya ruang banyak untuk bercerita.

Tetap menulis secara teratur. Lakukan proses kreatifmu inimenulis, mengembangkan ceritasecara
teratur, tiap hari, walau mungkin hanya sebentar. Asah pikiran untuk terus mengolah cerita.

Biarkan ceritamu mengalir. Dalam proses menulis ini, kamu mungkin ingin mengubah plot, membunuh
suatu karakter, dan lainnya. Dengarkan apa kata si karaktermu di kepala.

24

Revisi dan edit. Setelah cerita selesai, sebisa mungkin diamkan dulu (min.) selama 2 hari, lalu lihat kembali
ceritamu. Proses penyuntingan seperti ini akan memudahkan kamu melihat kesalahan dan kekurangan ceritamu dengan lebih mendetail.

Minta opini kedua dari keluarga/teman dekat. Minta pendapat dan masukan sesungguhnya atas ceritamu
yang sudah disunting ini kepada mereka. Dengarkan baik-baik apa kata mereka dan jangan berargumen.

Gabungkan seluruh edit, revisi, dan masukan yang valid tersebut. Cerpenmu akan menjadi lebih baik
kalau kamu dengan jeli mempertimbangkan semua kritik konstruktif yang masuk, tapi bukan berarti kamu harus mengikuti semuanya. Ada beberapa tips tambahan yang sama pentingnya:

1) Kalau tidak ada keluarga/teman dekat untuk dimintai opini, kamu bisa bergabung di grup tulismenulis (yang ada di daerahmu atau secara online) 2) Kamu bisa menulis kejadian-kejadian lampau dan fantasi, mencampurkannya dalam ceritamu. 3) Lakukan riset

4) Awali dengan pre-writing work (kegiatan menyusun tema, plot, karakter utama cerpen) 5) Kalau kesulitan brainstorming, coba buat jaring-jaring atau tabel dari karakter yang
menghubungkan satu karakter ke lainnya. Tuliskan peranan mereka masing-masing dalam cerita. 6) Kembangkan gaya menulismu. 7) Jangan berpikir terlalu keras pada satu waktu yang sama ketika menyusun cerita. Berhenti sejenak, dan kembali lagi menulis setelah kamu istirahat.

8) Mainkan playlist lagu favoritmu selama menulis. Cara ini efektif memicu ide-ide fantastis
mengalir keluar.

10

Kiat-Kiat Berguna Dalam Menulis


25

1. Baca, baca, dan baca! Kalau kamu melahap segala macam buku, kamu pasti tahu jenis cerita apa yang paling ingin kamu tulis... dan seperti apa gaya menulis yang paling cocok dengan kamu. 2. Pantang menyerah dan jangan patah arang kalau karyamu ditolak Sebelum menjadi novel seperti ini, LUKISAN HUJAN pernah 4 kali ditolak! Mungkin penulis lain ada yang kurang dari itu, ada juga yang lebih. Apapun itu, teruslah berkarya dan jangan bosan mengirim karyamu. Waktu itu milik Yang Di Atas, jadi suatu saat karyamu mungkin dapat berhasil. 3. Menulislah setiap saat Kalau kamu memang suka -- dan ingin -- menjadi penulis, maka menulis secara alami akan menjadi bagian dari kehidupan hari-hari kamu. 4. Selalu bawa jurnalmu -- ke mana pun kamu pergi! Kamu lagi di eskalator dan melihat ekspresi dua orang cewek-cowok di depan kamu lagi berantem, kamu terkesima melihat ekspresi wajah mereka, dan tiba-tiba ada inspirasi karena hal itu. Walau kedengarannya agak-agak ajaib, tapi segeralah tulis apa yang kamu lihat dan rasa itu. Sekarang. Jangan tunggu-tunggu lagi. 5. Ciptakan karakter simpatis yang akan disukai pembacamu Pikirkan tentang apa yang sangat ingin si karakter capai di dunia ini -- lebih dari apapun, serta apa saja rintangan yang akan menghadangnya. 6. Gunakan 5 indera dalam menuliskan suatu adegan Seperti apa kelihatannya, seperti apa kedengarannya, seperti apa rasanya (taste), seperti apa baunya, dan yang terakhir, seperti apa rasanya di hati (feel)?

11

Hal Penting Lainnya


26

Riset Sesimpel, sependek apapun cerita yang kamu buat, awali dengan sebuah riset, karena riset mendukung kekuatan backbone cerita kita. Apabila kita membuat cerita berlatar belakang tentang kehidupan malam orang-orang yang suka clubbing, akan sangat mungkin kita bertanya kanan-kiri, ataupun langsung mengunjungi tempatnya, untuk melihat seperti apa kehidupan malam yang menjadi latar belakang para karakter wild kita itu.

Judul Cerita Never say whats a title good for, anyway? Selain karena cover buku, sinopsis cerita, seorang calon pembaca tertarik pada suatu buku karena judulnya. Judul cerita/buku memberikan warna terhadap keseluruhan karya tersebut, serta menimbulkan penilaian umum oleh pembaca terhadap: seperti apa setting cerita tersebut, sense of style, serta kepada jenis pembaca seperti apa buku ditujukan (segmentasi pembaca). Contoh: coba bandingkan antara judul Biola Tak Berdawai karya Seno Gumira Ajidarma dengan Fairish karya Esti Kinasih.

Timeline Jangan paksakan semua hal kecil menyangkut cerita dalam memori kita. Percaya deh, kamu pasti gampang lupa. Setiap kita menyelesaikan satu draft atau bab dari cerita, luangkan waktu untuk membuat timeline pada notes/komputer secara kronologis, agar akurasi dan relevansi cerita tetap terjaga. Contoh: BAB 5 Dec 2004 Week 1, Sunday: Adry menjemput Lilla di bandara lalu menitipkan di rumah Inez Week 3, Monday: Lilla pergi dengan Chris ke festival film. Ini pertama kalinya Lilla naksir Chris Week 4, Friday (night): Lilla dan Adry kembali ke Jerman

Fun with editing

27

Sebelum menyerahkan karya kita pada penerbit manapun, SELF-EDITING adalah hal yang amat penting, dan harus dilakukan berkali-kali dengan sabar dan teliti. Kamu pasti akan terkejut melihat betapa banyak kesalahan dan error yang terjadi di cerita kamu itu. Dengan meng-edit cerita kita yang telah selesai, maka kita melakukan: Perbaikan terhadap huruf/kata/ejaan yang salah Perbaikan terhadap tanda baca yang kurang tepat

REVISI terhadap kejanggalan-kejanggalan dalam pemaparan deskripsi, dialog, karakterisasi, sampai


pada plot yang melenceng dari tema cerita

Writers Block Setiap penulisterkenal maupun tidakpasti pernah mengalami kebuntuan dalam menulis atau writers block. Hal ini manusiawi sekali, dan kalau dipaksakan malah akan menghasilkan karya yang nggak bagus. Ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk mengatasi writers block: Lakukan kegiatan kesukaan kamu Kamu suka hang out di coffee shop? Suka dance? Suka berdandan gothic lalu teteriakan di depan cermin? Apapun itudan senorak apapunlakukan sesuatu yang membuatmu hati kamu senang, and let the feeling knock your imagination. Dengarkan musik inspirasional Saya baru menemukan belakangan ini, bahwa dengerin instrumental pianoterutama dari CD-CD OST drama/kartun Jepang adalah sesuatu yang amat inspirasional, serta dapat membentuk mood tertentu untuk membuat cerita! Coba cari apa musik favoritmu, dan jadikan itu BGM (background music) tiap kamu menulis. Pergi ke tempat yang tidak biasa Bosen dengan rutinitas nonton di bioskop? Coba sekali-sekali dateng ke acara diskusi film independent temanmu di kampusnya, dan lihatlah bagaimana suasanaserta orang-orangbaru menimbulkan spark of idea di otakmu. Bikin corat-coret di buku sketsa atau jurnal kamu Corat-coret gambar-gambar atau sekedar bikin sepenggal kalimat yang benar-benar suara hati. Jangan sungkan. Toh orang lain nggak perlu lihat, kan? Buat cerita baru yang berbeda temanya dari yang sudah kamu kerjakan Ini yang paling seru. Saat kamu stuck dengan satu cerita yang sudah terasa monoton, biasanya otak kamu (tanpa disadari) menghasilkan ide lain yang bisa kamu jadikan cerita baru. Segera tulis itu. Siapa tahu cerita ini bisa menjadi the next big thing, kan?

Menulis Sebagai Terapi

28

Pernah mendengar cerita, bahwa dulu di Virginia, USA, ada seorang cewek high-school yang tidak jadi bunuh diri, setelah ia menulis surat selamat tinggal karena dirinya akan bunuh diri? Menulis bisa menjadi terapi untuk diri dan hati kita yang terluka. Karena kadang kita sulit untuk menceritakan kepada orang di sekitar kita, maka dengan menulis kita dapat mengekspresikan perasaan kita yang paling private sekalipun, mengubah rasa takut dan tertekan tersebut menjadi determinasi dan keberanian, sampai akhirnya menjadi sekumpulan ide dan pemikiran yang siapa tahu bisa menjadi best-selling book. Dengan menulis, kita dapat menjadi lebih bijak dalam menilai masalah, karena perasaan kita terus diolah sampai akhirnya mencoba untuk terbuka dan menerima.

00

Referensi
29

1. Rozakis, Laurie E, 2004. The Complete Idiots Guide to Creative Writing. Indianapolis: Alpha Books. 2. Estrada, Rita Clay & Rita Gallagher, 1999. You Can Write a Romance. Ohio: Writers Digest Books. 3. Wood, Monica, 1999. Description. Ohio: Writers Digest Books. 4. Pratono, Naning, 2004. Creative Writing: 72 Jurus Seni Mengarang. Jakarta: Primamedia Pustaka. 5. Mirriam-Goldberg, Caryn, 2004. Daripada Bete Nulis Aja! (terjemahan). Bandung: Penerbit Kaifa.
6. Bahan-bahan dari hasil wawancara dengan Sophie Kinsella, Ann Brashares, Nova Riyanti Yusuf, Lauren Weisberger, Icha Rahmanti, Meg Cabot, Michael Crichton, Fira Basuki, Cathy Hopkins, Nicholas Sparks, Stephen King, J.R.R. Tolkien, Dyan Nuranindya, Djenar Maesa Ayu, John Grisham, dan Jane Green.

7. Bahan-bahan dari Writers Workshop (www.teenlit.com/workshop/default) dan Creative Writing for


Teens (http://teenwriting.about.com/)

30

Anda mungkin juga menyukai