Anda di halaman 1dari 20

MENULIS SURAT DINAS@

MATERI

Penulisansuratdinasberkenaandengankegiatansekolah

SYARAT SURAT DINAS

Format danbentuksuratmenarik, yaitutempatteraturdantidakdiletakkanseenaknya,

Isi tidakterlalupanjang, yaitulangsungpadasasarandantidakbertele-tele,

3. Bahasaharusjelas, padat, baku, umum, yaituharuskomunikatif, sopan, mudahdipahami,


simpatik, dantidakmenyinggungperasaanpenerima,

4. Harusbersihdanmenggambarkancitrapengirimnya.

SISTEMATIKA SURAT
Kepalasurat

Tanggalsurat

Nomorsurat

Lampiran

Hal/perihal

Alamat yang dituju

Alineapembuka

Alineaisi

Alineapenutup

Identitaspenulissurat

Pengesahanpihakberwenang

Tembusan

BAGAN SISTEMATIKA SURAT DINAS

3,4,5

10
11

12

1. Kop surat

CONTOH :

ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH

SMP NUSA BANGSA

JalanPahlawanRevolusi, Pancoran, Depok 32571, Telepon 7709678

Memuat informasi tentang

Nama lembaga/instansi

alamat lengkap

logo/lambang (jika ada)

Penulisantandatitikdua [ : ] setelahnomor, lampiran, danperihaldiusahakansejajar.

3. Nomor, Lampiran, Perihal

CONTOH :

Nomor : 01/OSIS/VII/2012

Lampiran : Satulembar
Perihal : Undangan

Aturanpenulisanalamattujuansurat :

Tidakperlumenggunakankata ‘kepada’, tetapilangsungmenggunakankata ‘Yang Terhormat’


(penulisannyabolehdisingkat [Yth.]

Tidakperlumenggunakankatasapaan ‘BapakatauIbu’ jika yang


ditujuadalahnamajabatansepertibupati, camat, direktur, kepaladesa, dsb.

Jika yang ditujuadalahnamaindividunya, bolehditambahkandengankatasapaan ‘bapak’ atau ‘ibu’


atau ‘saudara’

Katajalantidakbolehdisingkat. Jikasetelahnamajalanadanomor , tidakperludiberitulisan ‘nomor’.

Sebelumnamakotatidakperludiberikata ‘di’.

4. Alamat Tujuan Surat

Contoh :

Kepada,

Bupati Bogor

JalanKartini 1

Bogor

Contoh :

Yth. IbuPujiAstuti
JalanDiponegoro

Bogor

Contoh :

Yth. Bupati Bogor

JalanDewiSartika 1

Bogor

5. Salam Pembuka

CONTOH :

Denganhormat,

Gunakansalampembuka@ yang netral. Penulisansalampembukadiakhirdengantandakoma

6. Isi Surat

Contohsuratundangan :

MengharapdenganhormatataskehadiranBapak/Ibupadarapat yang akandiselenggarakanpada,

hari : Senin

tanggal : 14 September 2009

waktu : pukul 20.00 WIB


tempat : BalaiDesaSekarMandiri

Demikianundanganinikamisampaikan. AtasperhatianBapak/Ibu, kamimengucapkanterimakasih.

Isisurattergantungdarikeperluansurattersebutdibuatbisaberupasuratundangan,
suratpemberitahuan, suratpermohonanbantuan, suratizin, dsb. Namun, secaraumum,
isisuratdinasadalahbagianpembukaan, bagianinti, & bagianpenutup.

7. Salam Penutup

CONTOH :

Hormatkami,

Gunakansalampenutup yang netral. Penulisansalampenutupdiakhiridengantandakoma. Namun,


salampenutuptidakwajibadadalamsuratdinas.

CONTOH :

KepalaDesa,

ttd

JokoSusiloMangkubuwono

8. Jabatan, Nama, danTandaTanganPengirimSurat


Tembusanadalahseseorang yang dianggapperlumengetahuitentangisisurattersebut.

9. Tembusan

CONTOH :

Tembusan :

Yth. Ketua LKMD DesaSekarMandiri, Depok

Yth. Ketua BPD DesaSekarMandiri, Depok


FIKSI dan NONFIKSI

Perbedaan Karya FIKSI dan NONFIKSI

FIKSI
Salah Satu Jenis Karangan Fiksi

Cerpen Salah Satu Jenis Karangan Fiksi

Fiksi adalah suatu karya sastra yang mengungkap realitas kehidupan sehingga mampu
mengembangkan daya imajinasi.

Ada 2 macam fiksi :


1. Fiksi imajinatif ---> berdasarkan imajinasi
2. Fiksi ilmiah ---> berdasarkan analisa ilmiah

SIFAT FIKSI

 Segala sesuatu yang diungkapkan tidak dapat dibuktikan kebenarannya dalam kehidupan
sehari-hari, merupakan hasil rekaan.
 Semua tokoh, setting dan pokok persoalan adalah realitas imajinatif bukan obyektif.
 Kebenaran yang terjadi di dalam fiksi adalah bukan kebenaran obyektif melainkan
kebenaran logis yaitu kebenaran yang ada dalam penalaran.
 Manusia2 yang hidup dalam kenyataan sehari-hari yang terlibat dalam seluruh aspek
kehidupan penokohan fiksi mampu mempengaruhi & membentuk sifat dan sikap
pembaca, pendengar, pemirsa.
 Kebenaran logis fiksi menyebabkan setiap fiksi selalu multi interpretable, artinya setiap
pembaca, pendengar, pemirsa mempunyai tafsiran.

UNSUR-UNSUR FIKSI
1. Tema : merupakan pokok persoalan yang menjiwai seluruh cerita. Tema diangkat dari konflik
kehidupan.
2. Plot : dasar cerita; pengembangan cerita.
3. Alur : rangkaian cerita

 Proses alur bisa maju; mundur; atau maju mundur.


 Penyelesaian Alur ada alur klimaks dan ada alur anti klimaks.

4. Setting : tempat terjadinya cerita, terbagi menjadi :

 setting geografis ----> tempat di mana kejadian berlangsung


 setting antropologis ----> kejadian berkaitan dengan situasi masyarakat, kejiwaan pola
pikir, adat-istiadat.5. Penokohan / Pewatakan :

5. Tokoh: digambarkan sebagai tokoh utama (protagonis), tokoh yang bertentangan (antagonis),
maupun tokoh pembantu - tapi ini bukan PRT Penghadiran tokoh bisa langsung dengan cara
melakukan deskripsi, melukiskan pribadi tokoh; atau tidak langsung dengan cara dialog antar
tokoh.
Bidang tokoh harus digambarkan :

 Bidang tampak : gesture, mimik, pakaian, milik pribadi, dsb


 Bidang yang tidak tampak : motif berupa dorongan / keinginan, psikis berupa perubahan
kejiwaan, perasaan, dan religiusitas.

6. Sudut pandang : yang mendasari tema dan tujuan penulisan. Penghadiran bisa dengan :

 gaya orang pertama ---> penulis terlibat sebagai salah satu tokoh
 gaya orang ketiga ---> penulis serba tahu apa yang terjadi tetapi tidak terlibat di dalam
cerita.

7. Suasana : yang mendasari suasana cerita adalah penokohan karena perbedaan karakter
sehingga menimbulkan konflik. Dengan konflik pengarang berhadapan dengan suasana
menyedihkan, mengharukan, menantang, menyenangkan, atau memberi inspirasi.
Semua point ini harus dihadirkan secara utuh sehingga fiksi baik itu berupa cerpen, novel,
drama, skenario film / sinetron sehingga pembaca, pendengar, pemirsa mempunyai daya
imajinatif; mempunyai tafsiran tentang tokoh, suasana, dsb; terhadap karya fiksi
tersebut. Jangan lupa : tema, plot, alur, dan setting juga harus jelas sehingga karya fiksi benar2
utuh sebagai karya seni bukan berupa sekadar curahan hati (seperti diary.

Langkah-Langkah Pembuatan Suatu Karya Fiksi


1.Ide
Tanpa ide kita layaknya balon yang tertiup udara yang entah kan terbang ke mana. Untuk itu, ide
adalah modal saat bagi kita untuk menentukan arah den tujuan ke mana kita melangkah. Ide
dapat kita petik dari berbagai sumber. Baik secara formal maupun non formal. Baik pengalaman
pribadi, teman, atau lingkungan.

2.Pengembangan Ide
Setelah kita mendapatkan ide, make kita harus mampu mengembangkan ide tersebut. Misal, saya
ambil contoh. Kite mendapatkan ide untuk membuat suatu novel tentang kehidupan seorang anak
adopsi. Make kita harus mengembangkan cerita ini. Bagaimana alur ceritnya, tokoh-tokohnya,
karakter tokoh, dan masalah-masalah yang akan kita tulis dalam setiap babnya.
3.Membangkitkan daya imajinasi
Dalam pengembangan ide ini, kita harus mampu membangkitkan daya imajinasi kita. Kita dapat
berkhayal setinggi mungkin dan menciptakan sesuatu hal yang mungkin tidak masuk akal ( tetapi
dalam karya fiksi, hal ini bisa saja terjadi, contoh Novel Harry Potter karya J. K. Rowling ).

4.Menuliskan sinopsis
Setelah terbentuk sempurna, gambaran cerita yang akan kita buat, maka kita dapat
menuliskannya menjadi sebuah sinopsis. Sinopsis ini berupa cerita singkat dari cerita saat hingga
akhir (ending).

5.Membuat kerangka karangan


Dalam pembuatan kerangka karangan, kits dapat membagi cerita ke dalam beberapa bab. Misal
dalam novel The Power Of First Love (karya Syarifah Aliyyah) terdapat 19 bab dan dalam novel
Kawin Kontrak (karya Syarifah Aliyyah) terdapat 12 bab. Pada setiap bab, terdapat beberapa
adegan (scene). Maka kita dapat menuliskan berapa banyak bab yang akan kita buat. Lalu adegan
apa saja yang akan kita masukkan ke dalam cerita tersebut.

6.Mu1ai mengembangkan cerita


Dalam tahap ini merupakan proses yang amat panjang. Kite harus mampu mengolah kata, agar
menjadi sajian yang hangat bagi para pembaca. Mengembangkan cerita yang kita inginkan
dengan berbagai adegan yang romantis, melankolis, ataupun tragis.

7.Proses Editing
Ketika cerita kita telah selesai, maka kita perlu mengedit cerita tersebut. Dalam proses ini kita
cukup membaca ulang hasil karya kita, sekaligus membetulkan kata yang salah ketik, ejaan atau
kalimat yang rancu, tanpa harus mengubah alur cerita.

8.Pencarian penerbit
Tentulah kita ingin agar karya kita diterbitkan. Maka kita harus mencari penerbit yang berminat
untuk membantu proses penerbitan karya kita itu. Alamat penerbit dapat kita peroleh dari
beberapa buku yang kita miliki. Lalu catat alamatnya dan kita dapat melakukan kontak kepada
penerbit via telepon.

NON FIKSI
Jenis Karangan Non Fiksi
Nonfiksi adalah karya sastra yang dibuat berdasarkan data – data yang otentik saja, tapi bisa juga
data itu dikembangkan menurut imajinasi penulis.
Nonfiksi dibagi menjadi 2 :
• Nonfiksi Murni : adalah buku yang berisi pengembangan berdasarkan data – data yang otentik
• Nonfiksi Kreatif : berawal dari data yang otentik kemudian pengembangannya berdasarkan
imajinasiyang pada umumnya dalam bentuk novel, puisi, prosa
Menurut tingkat pemakaian, nonfiksi kreatif dibagi menjadi 2 sub pokok :
A. Nonfiksi kreatif yang sering dipakai
B. Nonfiksi kreatif yang jarang dipakai

Adapun jenis-jenis karangan non fiksi adalah sebagai berikut:

 Esai

Anda mungkin masih ingat tipe esai yang pernah di bicarakan dalam kelas bahasa di
sekolah.Tapi,hanya cenderung di ajarkan sebagai bentuk yang singkat saja.Namun esai bias
menjadi bentuk tulisan non-fiksi yang luar biasa kreatif.Jika kita lihat di Koran,atau majalah ,kita
akan menemukan esai dalam tulisan-tulisan opini para pakar,kolom para budayawan dan
editorial(tajuk rencana) yang di tulis redaksi media bersangkutan.

 Artikel Jurnalistik

Membaca artikel di surat kabar (kecuali dalam rubrik seperti seni atau kehidupan). Anda akan
menemukan kesamaan informasi disusun secara hati-hati dalam struktur sedemikian sehingga
pembaca mendapatkan fakta-fakta utama sesaat setelah membaca: yakni tentang siapa, apa,
kapan, dan dimana; biasanya pada kalimat pertama. Setelah itu, artikel jurnalistik meluas secara
bertahap, menambahkan unsur-unsur mengapa dan sesuatu terjadi. Ini dilakukan sedemikian rupa
sehingga seberapa banyak pun dipotong agar muat dalam ruang koran, artikel tersebut akan tetap
memuat informasi yang penting.
Tentu saja ada beberapa jenis jurnalisme disamping berita koran. Cerita feature dan artikel
majalah cenderung tidak tersrtruktur secara kaku, dan memberikan ruang bagi kreativitas.
Artinya dan tumpang-tindih antara jurnalisme dan ninfiksi kretif, dan batasan itu tergantung pada
pendapat Anda.

 Artikel Ilmiah

Seperti artikel jurnalistik, artikel ilmiah disusun untuk secara efektif menyajikan informasi.
Mirip seperti esai, artikel ilmiah umumnya dibuka dengan ringkasan tentang apa yang hendak
disampaikan, kemudian menyertakan bukti dan argumentasi atau informasi yang mendukung,
yang diakhiri dengan ringkasan dan kesimpulan.
Artikel ilmiah biasanya ditemukan dalam jurnal ilmiah, yang dipublikasikan untuk kalangan
terbatas maupun masyarakat umum. Contohnya, Medika, jurnal kedokteran di Indonesia. Jurnal
seperti ini umumnya diterbitkan oleh asosiasi ilmuwan dan profesi.
Karena artikel-artikelnya ditujukan untuk pembaca dari kalangan terbatas dan ditujukan untuk
menyampaikan informasi secara spesifik, hanya ada sedikit ruang untuk kreativitas (meskipun
masih memberikan kesempatan untuk tulisan yang baik). Seperti halnya artikel koran dan
breaking news, artikel ilmiah yang kreatif hanya digunakan untuk mengkomunikasikanisi artikel.

 Biografi

Biografi adalah karya tulis tentang kehidupan orang lain ( bukan kehidupan Anda sendiri, yang
dikenal sebagai otobiografi ). Umumnya biografi berisi kisah tentang orang terkenal, bintang
film, tokoh sejarah penting, ilmuwan yang mengubah dunia, dan sebagainya.
Otobiografi lebih gampang dibuat dalam bentuk nonfiksi kreatif dibandingkan biografi. Biografi
mengandung keterbatasan karena ketersediaan materi, dan bukan karena bentuknya.
Dalam biografi, mungkin – mungkin saja penulis menciptakan adegan dan dialog, itu artinya
penulis menulis novel biografi. Sebuah novel biografi sebenarnya sebuah fiksi yang berdasarkan
materi nonfiksi, bukan sebuah karya nonfiksi yang menggunakan tehnik penulisan fiksi.
Standar Kompetensi :
3. Memahami dan Menguasai Buku Fiksi dan Non Fiksi.

Kompetensi Dasar :
3.13 Menemukan unsur-unsur dari buku fiksi dan nonfiksi yang dibaca
3.14 Menelaah hubungan unsur-unsur dalam buku fiksi dan nonfiksi
3.15 Menemukan unsur-unsur dari buku fiksi dan nonfiksi yang dibaca
3.16 Menelaah hubungan unsur-unsur dalam buku fiksi dan nonfiksi

Materi Pokok / Pembelajaran :


- Literasi buku fiksi dan nonfiksi
- Unsur-unsur buku
- Cara membaca buku dengan SQ3R
- Cara membuat rangkuman
- Hubungan antar unsur buku
- Contoh penyusunan tanggapan
- Langkah menyusun tanggapan terhadap buku yang dibaca

Literasi Buku Fiksi dan Non Fiksi


Buku fiksi adalah buku yang berisi cerita atau kejadian yang tidak sebenarnya. Sedangkan buku
nonfiksi adalah buku yang berisikan kejadian sebenarnya yang disampaikan menurut
pendapat/opini/kajian penulis.
Dengan kata lain, buku fiksi adalah buku yang di dalamnya berisi cerita rekaan atau khayalan.
Sedangkan buku nonfiksi adalah buku yang dibuat berdasarkan fakta dan kenyataan.
Contoh buku fiksi yaitu buku cerita anak, dongeng, novel, cerita pendek (cerpen), fabel, dan
komik.
Contoh buku nonfiksi yaitu buku pelajaran, buku ensiklopedia, esai, jurnal, dokumenter,
biografi, dan laporan ilmiah (makalah, skripsi, tesis, disertasi).

Unsur-Unsur Buku Fiksi dan Non Fiksi


Unsur-unsur buku fiksi meliputi bagian:

 Cover Buku
 Rincian Sub Bab Buku
 Judul Sub Bab
 Tokoh dan Penokohan
 Tema Cerita
 Bahasa yang digunakan
 Penyajian alur cerita

Sedangkan unsur-unsur buku nonfiksi meliputi bagian:

 Cover Buku
 Rincian Sub Bab Buku
 Judul Sub Bab
 Isi Buku
 Cara menyajikan isi buku
 Bahasa yang digunakan
 Sistematika penulisan

Dalam hal kegiatan mengomentari buku fiksi dan nonfiksi, unsur-unsur yang tertera di atas
merupakan acuan dasar. Boleh saja semua unsur dimasukkan ke dalam komentar, boleh juga
hanya sebagian.

Cara membaca buku dengan SQ3R

Metode membaca SQ3R dikemukakan oleh Francis P. Robinson pada Tahun 1941 di Universitas
Ohio Amerika Serikat, telah mengembangkan sebuah teknik membaca yang dikenal dengan
sebutan SQ3R. Teknik ini bersifat praktis dan dapat diaplikasikan dalam berbagai pendekatan
belajar. Menurut Soedarso (1988), SQ3R pada prinsipnya merupakan singkatan dari langkah-
langkah mempelajari teks atau buku yang terdiri dari :
(1) Survey;
(2) Question;
(3) Read;
(4) Recite;
(5) Review

1) S-Survey (memeriksa, meneliti atau mengidentifikasi seluruh teks).


Survey atau prabaca adalah teknik untuk mengenal bahan bacaan sebelum membacanya secara
lengkap, dilakukan untuk mengenal susunan dari isi bahan bacaan yang akan dibaca dengan
maksud untuk.

 Mempercepat menangkap arti,


 Mendapatkan abstrak,
 Mengetahui ide-ide penting,
 Melihat susunan bahan bacaan tersebut,
 Mendapat minat perhatian yang saksama terhadap bacaan, dan
 Memudahkan mengingat lebih banyak dan memahami lebih mudah.
Tindakan pertama yang perlu dilakukan dalam survey buku adalah memperhatikan judul buku
dan mengajukan pertanyaan tentang topik yang terkandung di dalamnya. Lalu melihat nama
penulis dan atributnya yang bisaanya memberikan petunjuk isi tulisan. Melihat aktualisasinya,
dapat melihat tahun penerbitannya. Jika terdapat sampul bagian belakang, sebaiknya perlu dibaca
karena memuat pesan penerbit mengenai hal penting dari buku. Tahap berikutnya adalah dengan
menelusuri daftar isi, membaca pengantar, melihat tabel, grafik, apendiks dan menelusuri indeks.

2) Q-Question (menyusun daftar pertanyaan yang relevan dengan teks)


Bersamaan pada saat survey, pembaca mengajukan pertanyaan sebanyak-banyaknya tentang isi
bacaan itu, dengan mengubah judul dan subjudul serta sub dari subjudul menjadi suatu
pertanyaan. Kata-kata yang digunakan adalah siapa, apa, kapan, dimana, atau mengapa.

3) R-Read (membaca teks secara aktif untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang
telah disusun)
Pada tahap ini, pembaca membaca teks tersebut bagian demi bagian, lalu mencari jawaban atas
pertanyaan yang dibentuk berdasarkan judul-judul bagian atau pertanyaan lain yang muncul
sehubungan dengan topik bacaan itu dengan mengkonsentrasikan pada penguasaan ide pokok
serta detail yang penting, yaitu mendukung ide pokok, memperlambat cara membaca di bagian-
bagian penting atau yang dianggap sulit dan mempercepat kembali pada bagian yang tidak
penting atau yang telah diketahui.

4) R-Recite atau Recall (menjawab dan menghafal setiap jawaban yang telah ditemukan)
Dalam tahap ini pembaca berhenti sejenak setiap selesai membaca suatu bagian dan mencoba
menjawab pertanyaan bagian itu atau menyebutkan hal-hal penting dari bab itu. Pada
kesempatan itu, pembaca juga dapat membuat catatan seperlunya.

5) R-Review (meninjau ulang seluruh jawaban atas pertanyaan yang tersusun pada langkah kedua
dan ketiga)
Salah satu bentuk review adalah dengan membaca ulang untuk menelusuri kembali judul-judul
dan subjudul, jawaban atas pertanyaan, serta bagian penting lainnya dengan menemukan pokok-
pokok penting yang perlu untuk diingat kembali. Membaca ulang dalam tahap ini bukan berarti
membaca ulang seluruh bahan bacaan yang telah dibaca sebelumnya melainkan membaca ulang
sebagian bahan bacaan saja. membantu daya ingat dan memperjelas pemahaman juga untuk
mendapatkan hal-hal penting yang terlewatkan.

Tahapan-Tahapan Metode Membaca SQ3R

 Survey - Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan survey bab adalah dengan
mengamati subjudul-subjudul dan kaitannya, mengamati grafik, peta dan lain-lain. Lalu
dengan memperhatikan: (a) Paragraf pertama dan akhir (ide pokok paragraf), (b)
Ringkasan (Ikhtisar atau ringkasan tentang bab yang terletak di bagian tersendiri yaitu
mendahului bab itu), (c) Sub judul (untuk mengetahui hubungan bagian-bagian isi buku
itu).
 Question - Maksud dari tahap question ialah pembaca mengajukan pertanyaan yang
belum di mengerti setelah melakukan tahap survey selesai, tahap question dapat
membantu pembaca yang kurang aktif dalam lingkungan kelas.
 Read - Pada tahap membaca ini ada dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu : (1) tidak
diperlukan membuat catatan-catatan karena akan memperlambat dalam membaca. Selain
itu juga, catatan itu bisa jadi hanya kutipan kata-kata penulisnya saja. (2) tidak perlu
membuat tanda-tanda seperti garis bawah pada kata maupun frase tertentu, karena ada
kemungkinan kesalahan dalam memilih kata yang digarisbawahi, dan untuk menghindari
bahan bacaan penuh dengan coretan tak berarti. Pada tahap read ini pembaca membaca
semua materi pokok bahasan lingkaran, guna untuk mencari jawaban tahap yang ke dua
yaitu tahap question. Membaca teliti materi lingkaran (serupa dengan tahap read).
 Recite and Recall - Pada tahap ini pembaca melatih diri dan berusaha tidak membuka
kembali bahan bacaan untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan yang telah diajukan.
Jika sebuah atau beberapa pertanyaan tidak terjawab, pembaca menjawab pertanyaan
berikutnya hingga seluruh pertanyaan terjawab. Waktu untuk tahap ini adalah setengah
dari waktu untuk membaca.
 Review - Membaca dengan menggunakan SQ3R dianggap lebih memuaskan, karena
dengan teknik ini dapat mendorong seseorang untuk lebih memahami apa yang
dibacanya, terarah pada intisari atau kandungan-kandungan pokok yang tersirat dan
tersurat dalam suatu buku atau teks. Selain itu, langkah-langkah yang ditempuh dalam
teknik ini tampaknya sudah menggambarkan prosedur ilmiah, sehingga diharapkan setiap
informasi yang dipelajari dapat tersimpan dengan baik dalam sistem memori jangka
panjang seseorang. Kegiatan pembelajaran dengan metode SQ3R, pembaca dilatih untuk
menceritakan/mengutarakan kembali dengan kata-kata sendiri. Tetapi metode SQ3R
memerlukan waktu yang cukup lama karena memiliki tahapan membaca yang sistematis.

Langkah-Langkah Metode Pembelajaran Membaca SQ3R

Survey (menyelidiki)
Pada tahap survey pembelajar memperhatikan judul dan rangkuman bab untuk menemukan
persoalan dari bab tersebut. Hal itu untuk member kerangka berpikir yang bisa digunakan untuk
mengatur bahan yang dibaca.Sebelum melanjutkan langkah berikutnya, pastikan bahwa
pembelajar mengerti tujuan bab itu dan apa yang hendak diajarkan. Sebaiknya penyelidikan
dilakukan tidak memakan waktu lebih dari satu menit. Mengenai gambaran pokok-pokok yang
akan dipelajari maka para pembelajar dapat dengan lebih cepat dan juga bisa menghubungkan
pokok-pokok satu sama lain dengan baik.

Question (bertanya)
Merumuskan pertanyaan yang berhubungan dengan teks bacaan untuk meningkatkan
keingintahuan dan mengubah pembacaan para pembelajar menjadi tugas yang bertujuan
menjawab tugas tersebut. Maksud dari tahap question ialah pembaca mengajukan pertanyaan
yang belum di mengerti setelah melakukan tahap survey selesai, tahap question dapat membantu
pembaca yang kurang aktif dalam lingkungan kelas.

Read (Membaca)
Membaca keseluruhan dari teks yang dipelajari untuk mencari jawaban dari tahap sebelumnya.
Pembelajar harus menggali bahan, aktif mencari hal-hal yang penting. Kunci tipe pembaca
adalah selektif. Perhatian dipusatkan pada bahan yang paling penting. Membaca hendaknya tidak
merupakan suatu perbuatan yang pasif, melainkan berupa perbuatan aktif untuk mencari jawaban
atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.

Recite (menceritakan kembali)


Setelah melakukan tahapan membaca, maka tutuplah buku dan ceritakan kembali jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan yang telah diajukan. Gunakan kata-kata sendiri. Jawablah semua
pertanyaan-pertanyaan yang telah ditulis dengan beberapa kata kunci. Buatlah catatan tersebut
sesingkat mungkin. Langkah ini sangat penting bagi “pemasukan” bahan tersebut ke dalam otak.

Review (mengulang kembali)


Setelah menyelesaikan seluruh tahapan maka ulangi semua pertanyaan tersebut sekali lagi dan
jawablah dengan kata-kata sendiri. Mengulang ini menolong agar tidak cepat lupa, yaitu lupa apa
yang baru saja dipelajari. Setelah itu ulangi bahan tersebut secara berkala.

Cara membuat rangkuman


langkah-langkah (cara) yang dilakukan dalam membuat rangkuman buku fiksi maupun nonfiksi
adalah sebagai berikut:

1. Membaca teks asli atau mendengarkan naskah yang dibacakan.


Dengan membaca maka kita akan mengetaui informasi yang ada di dalamnya. Dalam
merangkum, membaca adalah kegiata pokok utama yang harus dilakukan sebelum membuat
rangkuman.

Hal ini akan memudahkan kita untuk mengingat, memahami, dan mengerti akan isi naskah.
Sehingga akan mempermudah ketika membuat rangkuman.

2. Tentukan ide pokok pada tiap paragraf.


Pada tahap kedua, setelah membaca teks atau mendengarkan isi teks, selanjutnya ialah
menentukan gagasan atau ide poko para tiap-tiap paragraf (naskah teks) atau menentukan isi
pokok dari naskah yang dibacakan.
Setelah memperoleh ide pokok, rangkuman dapat dibuat dengan mengembangkan ide pokok
dengan bahasa sendiri (bahasa yang lebih sederhana) dibanding dengan teks. (biasanya buku-
buku teks pelajaran menggunakan bahasa yang sulit dipahami).

3. Menulis rangkuman.
Setelah memahami isi teks dan menentukan ide pokok, langkah selanjutnya ialah membuat
rangkuman. Ingat, rangkuman adalah ringasan, tulislah yang menjadi teks pokok yang memang
harus ditulis (ide pokok).

Pengembangan seperti pada langkah kedua dapat dilakukan untuk memperjelas ide pokok.
Rangkuman disusun secara kronologis.

4. Membaca kembali rangkuman yang telah dibuat.


Setelah selesai membuat rangkuman, maka bacalah kembali rangkuman yang telah dibuat. hal ini
untuk mengantisipasi adanya ide pokok atau informasi penting lainnya yang belum ditulis.

Hubungan Antar Unsur Buku Fiksi / Non Fiksi


Dengan mengamati setiap unsur yang yang terkandung di dalam buku fiksi dan nonfiksi, kita
dapat menyimpulkan bahwa sebagian unsur memiliki kesamaan dan sebagian yang lain berbeda.
Unsur yang sama-sama dimiliki baik buku fiksi maupun buku nonfiksi yaitu:

 Sampul / Cover
 Sub Bab
 Judul Sub Bab

Dalam hal perbedaan, buku nonfiksi memiliki isi yang ilmiah/aktual/faktual, disajikan dengan
bahasa baku, dan memiliki sistematika penulisan standar. Sedangkan buku fiksi memiliki tokoh
dan penokohan sebagai pelaku cerita, didukung dengan tema, disajikan dengan bahasa variatif
(biasanya tidak baku), dan dilengkapi dengan alur cerita yang beraneka ragam.

Contoh Penyusunan Tanggapan


Pertama, membaca buku. Siswa, mahasiswa, atau siapa pun yang berkecimpung dalam
menyusun tanggapan buku sebaiknya telah membaca seluruh isi buku dengan penuh ketelitian
dan kecermatan sehingga mudah untuk menangkap makna yang terkandung di dalam buku
tersebut. Hal ini menjadi pondasi utama sebelum melakukan proses selanjutnya. Melalui tahapan
ini pula, pembentukan kerangka berpikir dimulai dan topik-topik yang menjadi perhatian telah
tergambar secara garis besar di dalam memori. Oleh karena itu, seorang penyusun tanggapan
buku atau resensi membutuhkan waktu yang cukup untuk benar-benar menyatu dengan isi buku
seolah-olah telah hadir dalam ritme kata demi kata dan lembar demi lembar pada buku yang
dibaca.

Kedua, menentukan unsur-unsur tanggapan buku. Di bagian ini, seorang penyusun tanggapan
buku perlu memutuskan unsur-unsur buku yang akan dijadikan acuan tanggapan meliputi
meliputi kelebihan/keunggulan buku, kelemahan/kekurangan buku, gaya bahasa, struktur
kalimat, ejaan, diksi (pilihan kata), dan ilustrasi. Setelah itu, membuat anotasi (catatan kecil)
berupa poin-poin inti di setiap unsur buku. Kemudian, mengembangkan seluruh poin-poin
anotasi menjadi paragraf lengkap yang utuh dengan memperhatikan kohesi dan koherensi bahasa
yang digunakan.

Ketiga, melakukan penyuntingan. Setelah seluruh tanggapan selesai disusun, maka proses
penyuntingan dapat dilakukan. Hal ini bertujuan untuk memeriksa kembali kesempurnaan
penulisan. Tentu dipahami bahwa tiada manusia yang benar-benar sempurna, begitu juga seorang
pemberi tanggapan. Oleh karena itu, melalui kegiatan penyuntingan, segala kelemahan dalam
penulisan dapat diperbaiki dan diedit sebaik mungkin sebagai tahapan finalisasi. Untuk hasil
yang lebih baik, boleh juga meminta bantuan editing dari seorang ahli. Seorang penulis buku
bahkan tidak jarang meminta penulis-penulis lain atau pembacanya sendiri untuk memberi
tanggapan objektif terhadap karya yang dibuatnya. Hasilnya, berawal dari sebuah buku tercipta
sebuah karya baru berupa buku tanggapan yang bernilai jual.

Sebagai penutup, perlu diketahui bahwa tanggapan buku merupakan bagian terpenting dari
resensi. Sedangkan resensi bersama dengan kritik sastra, esai, dan ringkasan termaktub sebagai
hal yang dapat dilakukan untuk menilai keunggulan dan kelemahan karya sastra. Pembahasan
lengkap untuk materi ini akan dibahas pada tulisan berikutnya.

Langkah Menyusun Tanggapan terhadap Buku yang dibaca


1. Jenis Buku
Jenis/bentuk buku itu apakah roman, novel, biografi, atau yang lain. Selain itu seorang resentator
menyebutkan juga buku termasuk buku fiksi atau nonfiksi.

2. Keaslian Ide
Buku itu apakah benar-benar merupakan karya asli dari pengarangnya atau merupakan jiplakan
dari buku lain yang pernah terbit.

3. Bentuk
Bagaimana mengenai bentuk atau format dari buku itu. Apakah bentuknya, kertas, ilustrasi
cover, jenis huruf yang dipakai, dan sebagainya.

4. Isi dan Bahasa


Dilihat dari segi isi, resentator perlu memperhatikan unsur-unsur intrinsiknya, yaitu tentang
tema, alur, perwatakan, sudut pandang dan sebagainya.

Bahasa dalam buku itu dapat ditinjau dari segi struktur kalimat, gaya bahasa/style, ungkapan dan
lain-lain. Apakah bahasa yang digunakan memakai bahasa sehari-hari yang segar tidak
menjemukan, mudah dimengerti oleh pembaca, dan sebagainya. Mudah dipahami atau sukar
diterima pembaca. Pengujian materi mendapat perhatian juga dari resentator.

5. Simpulan
Akhirnya seorang penulis resensi harus dapat menyimpulkan, apakah buku itu baik dan perlu
dibaca atau tidak.

 menulis data buku yang dibaca,


 menulis ikhtisar isi buku,
 mendaftar butir-butir yang merupakan kelebihan dan kekurangan buku,
 menuliskan pendapat pribadi sebagai tanggapan atau isi buku, dan
 memadukan ikhtisar dan tanggapan pribadi ke dalam tulisan yang utuh.

Sebuah resensi harus memuat hal-hal sebagai berikut :

1. Data buku atau identitas buku


a. Judul buku
Jika buku yang akan kamu resensi adalah buku terjemahan, akan
lebih baik jika kamu menuliskan judul asli buku tersebut.
b. Penulis atau pengarang
Jika buku yang diresensi adalah buku terjemahan, kamu harus
menyebutkan penulis buku asli dan penerjemah.
c. Nama penerbit
d. Cetakan dan tahun terbit
e. Tebal buku dan jumlah halaman

2. Judul Resensi
Judul resensi boleh sama dengan judul buku, tetapi tetap dalam konteks buku itu.

3. Ikhtisar Isi Buku


Dalam meresensi buku, seorang peresensi harus menulis buku yang hendak diresensi. Ikhtisar
adalah bentuk singkat dari suatu karangan atau rangkuman. Ikhtisar merupakan bentuk singkat
karangan yang tidak mempertahankan urutan karangan atau buku asli, sedangkan ringkasan
harus sesuai dengan urutan karangan atau buku aslinya. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan
dalam membuat ikhtisar isi buku adalah sebagai berikut.
a. Membaca naskah/buku asli
Penulis ikhtisar harus membaca buku asli secara keseluruhan untuk
mengetahui gambaran umum, maksud, dan sudut pandang pengarang.
b. Mencatat gagasan pokok dan isi pokok setiap bab
c. Membuat reproduksi atau menulis kembali gagasan yang dianggap
penting ke dalam karangan singkat yang mempunyai satu kesatuan yang padu.

4. Kelebihan dan Kekurangan Buku


Penulis resensi harus memberikan penilaian mengenai kelebihan dan kelemahan buku yang
disertai dengan ulasan secara objektif.

5. Kesimpulan
Penulis resensi harus mengemukakan apa yang diperolehnya dari buku yang diresensi dan
imbauan kepada pembaca. Jangan lupa cantumkan nama kamu selaku peresensi.

Anda mungkin juga menyukai