I . PENDAHULUAN
Di Indonesia mayoritas orang-orang muslimnya memakai madhab Syafi’i. Seperti yang telah kita
ketahui bersama; di dalam madzhab Syafi’i kita ketemukan adanya pendapat ulama’ yang
mengatakan bolehnya pemakaian ilmu hisab dalam menentukan masuknya awal bulan hijriyah, oleh
karena itulah tidak heran kalau ilmu hisab di Negara kita ini berkembang sedemikian pesatnya, hal ini
bisa kita lihat dari adanya berbagai macam sistem hisab awal bulan yang berkembang di Indonesia,
diantaranya:
14. Sullamun Nayyiroin, oleh Mohammad Mansur bin Abdul Hamid, Jakarta
Dari sekian buku hisab awal bulan diatas, buku Nurul Anwar karangan KH. Nur Ahmad S. merupakan
buku hisab awal bulan yang modern dan memiliki keistimewaan antara lain :
4. Dapat menentukan posisi kedudukan Matahari, Bulan, Gerhana Bulan dan Matahari,
kapanpun dan dimanapun bersifat internasional.
Berikut beberapa istilah dalam dunia ilmu Falak dan kitab Nurul Anwar beserta penggambarannya:
1. قطب الرأض
Coba hadirkan dalam hayalan kita sebuah bola langit dan ditengah-tengahnya bola dunia; yang
bentuknya lebih kecil. Hayalkan bola bumi itu berputar dari barat ke timur, menurut suatu pola
seolah-olah ia berputar pada sebuah poros. Kita akan melihat semua titik di permukaan bola bumi itu
bergerah dari barat ke timur pula, kecuali dua buah titik yang tidak bergerak, satu di utara dan yang
satunya di selatan. Kedua titik ini dinamakan قطب الرأض, yang dalam bahasa Indonesianya
dinamakan Kutub Bumi (kutub bumi utara dan kutub bumi selatan). Sekarang tariklah sebuah garis
tegak lurus pada kedua قطب الرأضtersebut hingga mencapai bola langit, maka ujung garis itu akan
menyentuh suatu titik pada bola langit yang dinamakan Kutub Langit. Kutub langit utara berada
tepat di atas kutub bumi utara sedangkan kutub langit selatan berada tepat diatas kutub bumi
selatan
2.
السإتوء خط
Buatlah suatu lingkaran secara melintang pada bola dunia yang membelah bola dunia menjadi dua
bagian yang sama (masing-masing 90°), yakni belahan utara dan selatan. Lingkaran tersebut
dinamakan السإتوء خطyang dalam bahasa Indonesianya dinamakanKhatulistiwa Bumi.
Jika lingkaran khatulistiwa diperbesar hingga mencapai bola langit, maka pada bola langit tercipta
sebuah lingkaran yang dinamakan النهارأ معدل, dalam bahasa Indonesianya dinamakanKhatulistiwa
langit atau Equator.
2.
Sekarang mari kita berdiri diatas permukaan bumi. Kemudian tariklah dari tempat kita berdiri sebuah
garis lurus ke utara sampai ke kutub utara, dan ke selatan sampai ke kutub selatan. Garis itu
dinamakan الرأض طولyang dalam bahasa Indonesianyadinamakan Garis Bujur Bumi atau yang
dikenal dengan sebutan garis bujur saja.
Sedangkan jika garis bujur bumi diperluas hingga mencapai bola langit, maka pada bola langit
tercipta sebuah garis, garis inilah yang dinamakan السإماء طول, dalam bahasa Indonesianya : Garis
Bujur Langit.
Kesepakatan internasional menetapkan permulaan perhitungan garis bujur bumi (bujur 0°), di mulai
pada garis bujur yang melintasi kota Greenwich di Inggris. Jarak antara garis bujur yang melintasi
suatu tempat dengan garis bujur yang melintasi kota Greennwich itulah yang dinamakan البلد طو
ل, dalam bahasa Indonesianya Bujur Tempat. Dari bujur Greenwich ke arah timur sampai 180°
dinamakan bujur timur yang ditandai nilai negatip, dan ke arah barat sampai 180° dinamakan bujur
barat, nilainya positip. Tanda nilai bujur ini berhubungan dengan waktu, artinya untuk mendapatkan
standar waktu internasional GMT (UT), wilayah timur (bujur timur) harus dikurangi angka tertentu.
Sebaliknya, bujur barat harus ditambah angka tertentu.
Garis bujur timur 180° dan garis bujur barat 180° bertemu dan berhimpit dilautan Pasifik dan
dijadikan garis batas tanggal dalam penanggalan Masehi.
2.
البلد عرأض
Jarak dari tempat kita berdiri tadi sepanjang garis bujur sampai ke khatulistiwa bumi dinamakan البلد
عرأض, dalam bahasa Indonesianya dinamakan Lintang Tempat. Jika tempat kita berdiri di utara
khatulistiwa, maka البلد عرأضkita bernilai positip dan jika tempat kita berdiri di selatan khatulistiwa,
maka البلد عرأضkita bernilai negatip.
2.
2.
Coba berputarlah ke semua arah di tempat kita berdiri, kita akan melihat lingkaran yang menjadi
batas antara belahan langit yang tampak dengan yang tidak tampak. Lingkaran itulah yang
dinamakan Ufuk () أفق, tepatnya Ufuk Mar’i (ufuk yang terlihat). Di dalam ilmu falak kalau disebut
ufuk saja, maka yang dimaksud adalah Ufuk Sejati, yaitu lingkaran horizontal yang titik pusatnya
pada titik pusat bumi dan jaraknya 90° dari titik zenit.
Kalau kita buat lingkaran dipermukaan bumi yang sejajar dengan ufuk sejati, itulah yang
dinamakan Ufuk Hissi, yaitu bidang datar yang menyinggung bumi yang dipisahkan oleh jarak
sebesar semi diameter bumi dengan ufuk sejati. Akan tetapi karena begitu besarnya jarak-jarak pada
bola langit, maka jarak sebesar semi diameter bumi itu diabaikan, sehingga ufuk hissi dianggap
berhimpit dengan ufuk sejati.
Kedudukan ufuk mar’i yang kita lihat tadi, selalu lebih rendah dari ufuk hissi. Semakin tinggi tempat
kita dari permukaan air laut, kedudukan ufuk mar’i akan semakin rendah. Selisih kedudukan ufuk
mar’i dengan ufuk hissi dinamakan الفق إختلف, dalam bahasa Indonesianya dinamakan Kerendahan
Ufuk. Singkatannya Dip
2.
الرأتفاع
Cobalah kita mengukur ketinggian titik pusat suatu benda langit sepanjang lingkaran vertikal yang
melalui titik pusat benda langit tersebut dari garis ufuk, maka hasilnya dinamakan الرأتفاع, dalam
bahasa Indonesianya dinamakan Ketinggian. Ketinggian benda langit biasa diberi tanda positif
apabila berada diatas ufuk, dan di beri tanda negatif apabila berada dibawahnya.
2.
الرأتفاع غاية
Cobalah kita perhatikan perjalanan harian matahari. Pada pagi hari ketinggian matahari rendah,
seiring berjalannya waktu ketinggian matahari bertambah tinggi, ketika siang hari ketinggian
matahari sangatlah tinggi, setelah itu berangsur-angsur ketinggian matahari itu rendah kembali
hingga akhirnya ketika petang hari ia tenggelam. Ketika matahari mencapai titik tertinggi dalam
perjalanan hariannya itulah yang dinamakan الرأتفاع غايةyang dalam bahasa Indonesianya
dinamakan Titik Kulminasi. Keadaan ini tercapai ketika titik pusat matahari berada di garis lingkaran
meridian. Saat itulah yang disebut dengan saat tengah hari.
Berikutnya, buatlah lingkaran yang melewati kutub langit selatan dan kutub langit utara, lingkaran
yang kita buat itu dinamakan دائرأة الميول, dalam bahasa Indonesia dinamakan Lingkaran Deklinasi
Sudut yang dibentuk oleh lingkaran meridian dengan lingkaran deklinasi yang melewati suatu benda
langit (misalnya matahari) dinamakan فضل الدائرأ, dalam bahasa Indonesianya dinamakan sudut
waktu. فضل الدائرأbernilai positif, jika benda langit yang bersangkutan berada dibelahan langit sebelah
barat dan bernilai negatif jika benda langit yang bersangkutan berada dibelahan langit sebelah timur
13.
Bumi yang kita tempati ini sebenarnya melakukan dua perputaran, perputaran pertama dilakukan
bumi pada porosnya yang berlangsung sekali dalam sehari semalam yang dinamakan Rotasi
Bumi,sedangkan perputaran lainnya yaitu perputaran bumi mengelilingi matahari yang berlangsung
satu kali dalam setahun yang dinamakan Revolusi Bumi. Arah revolusi bumi ini dari barat ke timur
pada sebuah bidang edar (lingkaran edar), itulah yang dinamakan منطقة البرأوج, dalam bahasa
Indonesianya dinamakan Ekliptika
Sedangkan bulan yang kita lihat pada malam hari, ia juga melakukan perputaran yaitu perputaran
pada porosnya sendiri yang dinamakan Rotasi Bulan, kemudian perputaran bulan mengelilingi bumi
yang dinamakan Revolusi Bulan terhadap Bumi dan perputaran bulan bersama-sama bumi
mengelilingi matahari yang dinamakan Revolusi Bulan terhadap Matahari. Lingkaran edar yang
dilintasi bulan dalam berputar dinamakan فلك القمرأ,dalam bahasa Indonesianya dinamakan Orbit
Bulan. Hanya saja lingkaran edar bulan (lintasannya) tidaklah sama dengan ekliptika, tetapi
berpotongan dan membentuk sudut sebesar 5° 8’. Oleh karena itu kalau kita lihat, posisi bulan
terkadang di utara matahari dan terkadang di selatannya.
Dan perlu kita ketahui bahwa lintasan bumi ketika mengelilingi matahari ataupun lintasan bulan
ketika mengelilingi bumi berbentuk elips (agak loncong seperti telur), seperti apa yang dikemukakan
oleh Kepler dalam hukum Kepler I yang berbunyi: “ Setiap planet bergerak pada sebuah lintasan elips
dengan matahari sebagai salah satu titik apinya”. Oleh karenanya jarak bumi dan matahari atau bulan
dan bumi tidak tetap setiap saat, kadang-kadang dekat dan kadang-kadang jauh. Jarak terdekatnya
dinamakan حضيضyang dalam bahasa Inggrisnya dinamakan Perigee dan jarak terjauhnya
dinamakan أوجyang dalam bahasa Inggrisnya dinamakan Apogee.
Dampak langsung dari jarak bumi dan matahari yang tidak tetap yang terkadang jarak bumi dekat
dengan matahari dan terkadang jauh adalah pada kecepatan gerak bumi sesuai dengan hukum
Kepler II yang berbunyi: “garis penghubung matahari dan planet; melintasi luas yang sama dalam
selang waktu yang sama”, dimana ketika jaraknya dekat dengan matahari, pergerakan bumi pada
lingkaran ekliptika berlangsung lebih cepat daripada ketika jaraknya jauh. Sehingga, saat kulminasi
matahari setiap hari senantiasa berubah, kadang persis jam 12:00, kadang kurang dan kadang lebih
dari jam 12:00. Selisih antara kulminasi matahari hakiki dengan waktu kulminasi matahari rata-rata
(jam 12:00) dinamakan. تعديل الوقتatau تعديل الزمانatau دقائق التفاوتyang dalam bahasa Indonesia
dinamakan Perata Waktu.
15. برأج
Ekliptika terbagi atas 12 bagian yang masing-masing besarnya 30 drajat. Bagian-bagian itulah yang
disebut برأجyang dalam bahasa Indonesianya dinamakan rasi bintang atau Zodiac dan dalam bahasa
Inggrisnya Constellation. Keduabelas rasi bintang itu adalah :
1. Aries (Hamel)
2. Taurus (Tsaur)
3. Gemini (Jauza’)
4. Cancer (Sarothon)
5. Leo (Asad)
6. Virgo (Sunbulah)
7. Libra (Mizan)
8. Scorpio (Aqrob)
9. Sagitrius (Qous)
16. حمل
حملmerupakan salah satu dari 12 rasi bintang (Buruj), ia punya keistimewaan tersendiri, karena pada
titik حملtersebut lintasan matahari dan Ekuator langit berpotongan. Tepatnya ketika matahari dari
arah selatan ekuator menuju utaranya, titik perpotongan ini dinamakan Titik Vernal Equinok. Perlu
kita ketahui bahwa memang dulu titik vernal equinok ini di arah rasi Aries, namun akibat presesi
sumbu bumi sekarang berada di arah rasi Pisces dan 700 tahun lagi titik vernal equinok ini akan
mencapai rasi Aquarius. Presesi sumbu bumi, gerakan sumbu rotasi bumi mengedari kutub ekliptika,
siklusnya sekitar 26.000, atau lebih tepatnya 25.800. Gerak presesi sumbu bumi ini mirip dengan
gerak sumbu gangsing, ekuator bumi bergerak secara perlahan terhadap ekliptika. Sehingga
terjadilah pergeseran titik potong ekuator langit dengan ekliptika sebesar 50,2 detik busur per tahun
ke arah barat bila dilihat dari arah kutub utara langit.
17.
العقدة
Cobalah kita gambar lintasan matahari atau ekliptika dan lintasan bulan secara berpotongan. Titik
perpotongan antara lintasan bulan dan ekliptika dinamakan عقدةyang dalam bahasa Indonesianya
dinamakan Titik Simpul. عقدةini setiap tahun bergeser kearah barat, sekali putaran penuh memakan
waktu 18,67 tahun. Seperti yang telah kita ketahui bersama jumlah titik simpul ini ada dua, yaitu titik
simpul naik ( )العقدة الصاعدةdan simpul turun ()العقدة النازلة.
18.
حصة العرأض
Jika kita menghitung titik pusat bulan sepanjang busur ekliptika ke arah timur; dimulai dari titik
simpul naik, maka hasilnya dinamakan حصة العرأض
Perhatikanlah benda-benda langit seperti matahari, bulan dan bintang. kita akan mendapati bahwa
letak benda-benda langit itu tersebar pada bola langit. Jarak titik pusat benda langit tersebut dari
titik Vernal Equinok sepanjang lingkaran Ekliptika dinamakan طولKalau benda langit tersebut
matahari dinamakan طول الشمسyang dalam bahasa Indonesia dinamakan Bujur Astronomis Matahari,
dimana kalau belum dilakukan penta’dilan (koreksi) dinamakan وسإط الشمس.Sedangkan kalau benda
langit tersebut bulan dinamakan طول القمرأyang dalam bahasa Indonesia dinamakan Bujur Astronomis
Bulan, dimana kalau belum dilakukan penta’dilan dinamakan وسإط القمرأ.
Tetapi kalau kita mengukur jarak titik pusat matahari dari titik Cancer (Saroton) sepanjang
lingkaran ekliptika dinamakan خاصةالشمس. Sedangkan kalau yang kita ukur titik pusat bulan dari
titik Apogee dinamakan خاصة القمرأ
Dan kalau kita menghitung jarak benda langit sepanjang Ekliptika dihitung dari titik yang terdekat
diantara titik Aries (Hamel) atau titik Libra (Mizan) sampai titik pusat benda langit tersebut, maka
hasilnya dinamakan بعد درأجة, dimana kalau benda langit yang kita hitung itu matahari; hasilnya
dinamakan بعد درأجة الشمسsedangkan kalau bulan بعد درأجة القمرأ
Sekarang, bayangkan kita mengukur jarak titik pusat benda langit diukur sepanjang equator;
sampai lingkaran deklinasi yang melalui titik Copricornus (Jadyu), maka hasilnya dinamakan مطلع الف
لكية, dimana kalau yang kita ukur itu matahari dinamakan مطلع الفلكية للشمسsedangkan kalau bulan
dinamakan مطلع الفلكية للقمرأ
Sedangkan kalau kita mengukurnya mulai dari titik Libra (Mizan) sampai dengan ufuk barat pada saat
terbenamnya benda langit tersebut dinamakan مطلع الغرأب, dimana kalau benda langit yang kita hitung
itu matahari; hasilnya dinamakan مطلع الغرأب للشمسatau مطلع النظيرأ للشمسdan kalau benda langit yang
dihitung itu bulan; hasilnya dinamakan مطلع الغرأب للقمرأatau مطلع النظيرأ للقمرأ
Kalau مطلع الغرأب للقمرأkita kurangi مطلع الغرأب للشمسmaka hasilnya adalah قوس المكثyang merupakan
jarak titk pusat matahari dan bulan dilihat dari Equator.
Lama hilal diatas ufuk (paska terbenamnya matahari) yang bisa kita lihat sebelum ia terbenam
26. نصف قوس النهارأdan نصف الفضلة
Umpama kita menghitung jarak benda langit mulai saat ia berkulminasi sampai terbenamnya; diukur
melalui lingkaran lintasan hariannya ( ) المدارأmaka hasilnya itu dinamakan نصف قوس النهارأyang dalam
bahasa Indonesianya dikenal dengan setengah busur siang. Jika yang kita hitung itu matahari
dinamakan نصفقوس النهارأللشمسsedangkan jika yang kita hitung itu bulan; dinamakan نصف قوس النهارأ
للقمرأ. Terus, jika 90 dikurangi نصف قوس النهارأakan didapatkan نصف الفضلةyaitu jarak diantara
diameter المدارأdan lingkaran ufuk; yang diukur melalui المدارأ.
27. العرأض
Berikutnya, jarak titik pusat benda langit dari lingkaran ekliptika, dinamakan العرأض, kalau benda
langit tersebut matahari dinamakan عرأض الشمسyang dalam bahasa Indonesia dinamakan Lintang
Astronomis Matahari, sedangkan kalau benda langit tersebut bulan dinamakan عرأض القمرأ, dalam
bahasa Indonesia dinamakan Lintang Astronomis Bulan.
Sebenarnya lingkaran ekliptika itu adalah lingkaran yang dilalui oleh matahari dalam gerak semu
tahunannya. Oleh karena itu matahari selalu berada pada lingkaran ekliptika. Namun karena jalannya
tidak rata persis maka ada sedikit geseran. Keadaan seperti ini dapat kita lihat dari nilai عرأض
الشمسyang selalu mendekati nol.
Berbeda dengan nilai lintang astronomis bulan maksimal ( ) عرأضالقمرأ الكلىyang nilainya sekitar 5° 8’.
Nilai positif berarti bulan berada di utara ekliptika dan nilai negatif berarti bulan berada di sebelah
selatan ekliptika.
28. الميل
Jarak titik pusat benda langit sepanjang lingkaran deklinasi sampai ke equator dinamakan الميل, kalau
benda langit tersebut matahari dinamakan ميل الشمسatau ميل الول للشمسyang dalam bahasa
Indonesia dinamakan Deklinasi Matahari, sedangkan kalau benda langit tersebut bulan
dinamakan ميل القمرأatau ميل الول للقمرأatau بعد القمرأyang dalam bahasa Indonesia dinamakan Deklinasi
Bulan, tetapi jika kita mengukur jarak titik pusat bulan sepanjang bujur astronomi dihitung dari
equator sampai bulan dinamakan ميل الثانى للقمرأ. Dan jika ميل الثانى للقمرأkita tambahkan عرأض القم
رأmaka penambahan yang dilakukan tersebut dinamakan حصة البعدyaitu jarak titik pusat bulan dari
equator.
Nilai الميلpositif menandakan benda langit tersebut berada di sebelah utara equator, sebaliknya
apabila nilai الميلnegatif, menandakan benda langit berada di sebelah selatan equator. Sedangkan
nilai الميلmatahari maksimum dinamakan ميل الكلى
Seumpama kita mengukur jarak titik pusat benda langit hingga piringan luarnya, hasil ukuran kita itu
dinamakan نصف القطرأ, kalau benda langit tersebut matahari dinamakan نصف قطرأالشمسyang dalam
bahasa Indonesianya dinamakan Semi Diameter Matahari., sedangkan kalau benda langit tersebut
bulan dinamakan نصف قطرأ القمرأyang dalam bahasa Indonesianya dinamakan Semi Diameter Bulan
Coba kita hitung jarak terbenamnya titik pusat benda langit pada ufuk dari titik barat, maka hasilnya
dinamakan سإعة المغرأب, dengan catatan jika benda langit itu matahari dinamakan سإعة المغرأب للشمس,
sedangkan jika bulan dinamakan سإعة المغرأب للقمرأ
32. نورأالهلل
Berikutnya, coba kita perhatikan besarnya piringan bulan yang bersinar (menerima sinar matahari
dan menghadap ke bumi), kita akan melihat bulan itu terkadang berbentuk sabit, seminggu
kemudian kita akan melihat : piringan bulan yang bersinar separohnya dan sekitar seminggu lagi kita
akan melihat piringan bulan bersinar seluruhnya (bulan purnama) yang setelah hari itu piringan
bulan yang bersinar akan berangsur-angsur mengecil kembali.
Naaah …! نورالهللاitu menggambarkan piringan bulan yang bersinar dengan satuan ukur Usbu’.
Dimana kalau nilai 0 = نورالهللاusbu’, menandakan tidak adanya piringan bulan yang bersinar (saat
ijtima’ : bumi, bulan dan matahari sedang persis berada dalam satu garis) dan kalau nilainya 12 usbu’
menandakan piringan bulan bersinar seluruhnya (saat istiqbal : bulan, bumi dan matahari sedang
persis berada dalam satu garis). Istilah نورالهللاdalam bahasa Indonesia dinamakan besarnya piringan
bulan yang menerima sinar matahari dan menghadapa ke bumi وا اعلم
Itulah beberpa istilah dalam Ilmu falak dan kitab Nurul Anwar, untuk lebih jelasnya bisa kita baca
pada buku-buku falak yang lainnya.
Secara garis besar, Nurul Anwar melakukan hisab hakiki awal bulan dengan langkah-langkah sbb:
1. Menentukan posisi rata-rata Matahari dan bulan, yakni untuk wasat Matahari,
Khoshoh Matahari, Wasat bulan, Khosoh bulan, dan uqdah bulan pada waktu terbenam
matahari (Ghurub menurut waktu Istiwa’) untuk suatu tempat menjelang awal bulan
qamariyah.
Langkah-langkahnya sbb:
Hasil penjumlahan adalah posisi rata-rata Matahari dan Bulan pada waktu gurub matahari untuk
Jepara (BT = 110 0 40′). Sehingga apabila dikehendaki perhitungan untuk selain Jepara maka harus
dilakukan koreksi terhadap data posisi matahari dan bulan senilai selisih waktu antar jepara dan
lokasi yang dikehendaki itu / Fadlu Tulaini (SFT) yakni (110 0 40′ – BT) / 15 ). Dengan catatan utuk
lokasi disebelah barat Jepara ditambahkan, sedangkan untuk lokasi ditimurnya dikurangkan.
Langkah-langkahnya sbb:
3. TM = WM +/- Td.Mt
4. Mengambil Ta’dil kedua bulan (T2)dan sabak bulan kedua
(Sbk 2) dari daftar berdasarkan dalil Tsani yang diperoleh dari 2 (WB-
TM) – KB
6. KB3‘ = Kb + T1 + T2 + T. KHos
8. WB’ = WB + T1 + T2 + T3
HU = WB + T4 + UB + T. Uqd
TB = WB ‘ + WB’ + T4 + T5
Langkah-langkahnya sbb:
BN = TB – TM
5. T ijt = BN / SB
Hasil ijtima’ ini dengan menggunakan waktu istiwa’ yakni menggunakan waktu matahari hakiki.
Sehingga apabila dikehendaki dengan WIB (misalnya) maka harus dilakukakan koreksi dengan DT
(Daqoi’iqut Ta’dil) dan interpolasi waktu WIB yakni (BT – 105) : 15
IJTIMA’ = Ijtima’ + DT – Interpolasi Waktu = = > (Zone Time), atau yang lebih ringkasnya: Saat Magrib
WIB – T Ijt.
Maksudnya Irtifa’ul Hilal pada saat Magrib paska Ijtima’. Sebelum kita menentukan Irtifa’ ini terlebih
dahulu kita harus mengolah data Matahari dan bulan karena dalam perhitungan irtifa’ul hilal kita
membutuhkan data tersebut
Contoh mengetahui Irtifa`ul Hilal pada akhir Sya`ban 1431 H.
sin MM = sin (sin TM x sin 230 26’40”) = 150 32′ 0.57″ Arah Utara (mengikuti TM)
Perselisihan Arah : Cos NQNM = tan LT x tan MM – sec LT x sec MM x sin 1 013′ ( Daqoiq Tamkiniyah )
Tan MB2 = sin TB x tan 230 26′ 40″ = 140 54′ 26.75″ Arah Utara (mengikuti TB)
Sin ABJ = sin HU x sin 50 = 30 22′ 1.42″ Arah Selatan (Mengikuti HU/Dalil Khomis)
2. Bila selisih bilangan yg besar dikurangi yg kecil (Arahnya mengikuti yg lebih Besar)
Sin BQ1 = cos 230 26′ 40″ x sin ABM / cos MB2 Arahnya Mengikuti ABM
BQ1 = 100 56′ 56.47″ Arah Utara (Mengikuti ABM)
Perselisihan Arah : cos NQNB = tan LT x tan BQ1 – sec LT x sec BQ1 x sin 10 13′
Sesuai Arah : -cos NQNB = tan LT x tan BQ 1 + sec LT x sec BQ1 x sin 10 13′
Sin MB1 = sin TB x sin 230 26′ 40″ = 140 8′ 13.14″ Arah Utara (Mengikuti TB)
BQ2 = ( MB1 + BQ1 ) /2 = 120 32′ 34.8″ Arah Utara (Mengikuti TB)
Jika MGB lebih Kecil Dari MGM maka bulan di bawah Ufuq
Jika selisih : sin IB = sin LT x sin BQ1 – cos LT x cos BQ1 x cos FD = 307′ 3.61″
Jika cocok : sin IB = sin LT x sin BQ1 + cos LT x cos BQ1 x cos FD
MH = ( QM + IB ) /2 x 00 4′ = 00 15′ 09.7″
Sin SMM = sin MM / cos LT = 150 40′ 35.6″ Arahnya Utara (mengikuti MM)
1. Arahnya mengikuti LT, bila BQ1 arahnya sama dengan arahnya LT, dan IB bilangannya
lebih kecil dari SIB
MBT= SIB – SMM = (bila sama Arahnya, yg besar – yg kecil. + bila beda)= 4 011’2.3″
1. Hilal terlentang :
2. Hilal Miring
1. Berlawanan dengan arahnya MM, jika SIB dan SMM cocok arahnya dan SMM
bilangannya lebih besar.
BQ = TB – TM = 40 26′ 10″
KESIMPULAN :
Demikianlah langkah-langkah hisab awal bulan Hijriyah dengan menggunakan kitab, Nurul Anwar
semoga bermanfaat, amin.
http://as-syangari.blogspot.com/2010/07/hisab-awal-bulan-hijriyah-metode-nurul.html?
zx=44f939cb8bb7cb34