“RUBU’ MUJAYAB”
Disusun oleh :
Fitriyani
12
XI IPA 6
2019 / 2020
BAB 1
1.1 PENDAHULUAN
Secara umum ilmu falak diartikan sebagai ilmu yang membicarakan tentang
matahari dan bintang-bintang yang beredar, besar kecilnya, jauh dekatnya dari
matahari atau juga tentang cakrawala langit, gaya yang bekerja padanya, kedudukan
pergerakannya dan lain-lain fenomena yang berkaitan.
1.2 SEJARAH
Kreasi awal Rubu’Mujayyab dimulai sejak abad 3 H/ 9M, tepatnya di kota Bagdad
yang bertahan seribu tahun lebih. Sementara di Suriah, alat ini eksis dan terus digunakan
sampai abad 3 H/ 14 M. Al-Khawarizmi, sang penemu Aljabar, merupakan orang pertama
yang menggunakan alat ini. Penggunaan alat ini pada awalnya terbatas pada penentuan waktu
berdasarkan posisi matahari. Namun memasuki abad 4 H/ 10 M. penggunaannya mulai
meluas dan meningkat pada penyelesaian persoalan-persoalan astronomi.
Melalui alat ini ditemukan rumusan mengenai segitiga bola, dengan alat ini pula
muncul istilah yang populer di dunia matematika modern seperti sinus, kosinus, tangen, dan
kotangen. Rubu’Mujayab walaupun sederhana, alat ini menyimpan khazanah keilmuan yang
luar biasa. Alat ini–bersama instrumen astrolabe terhitung sebagai instrumen astronomi
pertama yang muncul di peradaban manusia. Sebelum dikenalnya daftar logaritma,
perhitungan astronomi umumnya dilakukan dengan alat ini.
Rubu’ Mujayyab secara konsep tigonometri memiliki garis yang terdapat benang serta
bandul,alat ini merupakan alat bantu hitung dalam ilmu falak yang berfungsi untuk
pengukuran benda – benda langit.
BAB II
Fungsi dari alat ini adalah alat bantu hitung dalam ilmu falak yang berfungsi untuk
pengukuran benda- benda langit. Selain itu ada beberapa fungsi dari alat ini,sebagai berikut :
1. Kuadran Gading
Kuadran gading adalah sebuah kuadran yang terbuat dari gading yang halus. Bukannya
kuningan yangseperti biasanya atau kayu. Kuadran ini memilliki dua garis lintang. Perangkat
tanda standar dibagian depan berguna untuk garis lintang kairo, sedangkan bagian luar,
perangkat nonstandar berguna untuk garis lintang Damaskus. Bagian belakang alat ini
memiliki kisi-kisi standar yang digunakan untuk memecahkan masalah-masalah geometri
secara numerik. Kuadran juga memiliki penandaan tak lazim yang dirancang oleh Ibn Al-
Sarraj, beliau adalah seorang astronom pada abad ke-14 yang membuat astrolobus universal.
2. Kudran Kuningan
Kuadran kuningan ini memiliki kisi-kisi sinus standar untuk melakukan fungsi trigonometri.
Kisi-kisi ini pada abad pertengahan sebanding dengan penggaris geser yang ada pada saat
ini. Bagian belakang dari alat ini memiliki penandaan menarik yang mungkin tidak lengkap.
Lingkaran luar kemungkinan menunjukkan ekuator langit. Lingkaran terkecil tidak diberi
tanda dan tidak memiliki fungsi yang jelas.
Kuadran geometris yang merupakan seperempat lingkaran biasanya panel dari kayu atau
kuningan. Tanda-tanda di permukaan mungkin akan dicetak di atas kertas dan disisipkan ke
kayu atau dilukis langsung di permukaan.
5. Geometric Quadrant
Gambar 2.1
Bagian-bagian Rubu’ Mujayyab tersebut yaitu :
a. Markaz: Suatu titik yang terletak pada siku-siku 90o rubu’ mujayyab, yang memiliki
lubang kecil dan terdapat padanya khoit (benang penghitung)
b. Khoit: Benang yang terdapat pada lubang markaz dan keluar sepanjang melebihi badan
rubu’ mujayyab yang diakhiri dengan bandul (syakul) yang berfungsi sebagai alat
penghitung, dan diantara keduanya terdapat muri’.
c. Syakul: Bandul yang terdapat pada ujung khoit berfungsi sebagai pemberat dan
penyeimbang agar benang menjadi tegak dan tidak berubah-ubah ketika proses perhitungan.
d. Muri’: Benang kecil yang menempel pada khoit, yang berfungsi sebagai penanda dan otak
dalam perhitungan rubu’ mujayyab. Benang ini biasanya berwarna berbeda dengan khoitnya
dan menempel longgar (agar dapat digeser naik turun).
e. Qous al-irtifa’: Busur utama yang bernilai 0o sampai 90o dalam dua arah (bolak-balik /
maju mundur) yang mengelilingi rubu’ mujayyab diantara jaib altamam dan al-Sittiny,
dengan dibagian ujung busurnya terdapat nama-nama buruj pada setiap sekala 30o, dan 1o
bernilai 60 menit. 19 Adapun permulaan perhitungannya (Awal Qous) dimulai dari arah
kanan orang yang melihat.
f. Jaib al-Tamam: Garis di sisi kanan rubu’ mujayyab yang menghubungkan markaz dengan
awal qous. Dan di dalamnya terdapat nilai dengan sekala 0-60 yang dimulai dari markaz
sebagai awal jaib. 20 Dimana setiap nilai dihubungkan oleh Juyub al-Mankusah ke Qous al-
Irtifa’.
g. Al-Sittiny: Garis pada sisi kiri rubu’ mujayyab yang menghubungkan markaz dengnan
akhir qous, dengan sekala yang sama dengan jaib al-tamam, dan setiap sekala nilainya
dihubungkan oleh Juyubu al-Mabsuthoh ke Qous al-Irtifa’.
h. Juyub al-Mankusah: Garis-garis lurus yang ditarik dari nila jaib pada jaib alTamam
menuju nilai qous pada qus al-Irtifa’
i. Juyub al-Mabsuthoh: garis-garis lurus yang menghubungkan nila jaib pada jaib al-Tamam
dengan nilai qous pada Qous al-Irtifa’
j. Hadafatain: Dua tonjolan yang terletak diatas al-Sittiny, yamg berfungsi sebagai sirkulasi
cahaya untuk lubang hadafah.
k. Lubang Hadafah: Lubang didalam Yang terletak Segaris dengan garis AlSittiny (antara
Markaz dan akhir qous). Berfungsi sbagai teropong dalam mengukur ketinggian atau
kedalaman suatu benda.
m. Qows al-Ashr: Garis lengkung yang ditarik dari awal qous hingga ke as-sittini pada jaib
42,3.
n. Batang setatif : tiang penyangga yang terdiri dari batang tiang dan kaki statif yang
berfungsi untuk mempermudah mengukur, khususnya ketinggian.
BAB III
1.) Buatlah 2 gambar seperempat lingkaran dengan menggunakan jari – jari sesuai
keinginana di atas kertas cardboard.
2.) Kemudian buatlah garis kotak – kotak menggunakan pensil pada bagian seperempat
lingkaran bagian dalam dengan menghitung panjang sisi setiap kotak dengan cara
membagi panjang jari – jari seperempat lingkaran bagian dalam dengan nilai 60.
3.) Membuat busur derajat pada bagian seperempat lingkaran luar menggunakan busur,
kemudian menulis angka serta tulisan cosinus,sinus pada bagian samping seperempat
lingkaran luar.
4.) Selanjutnya,buat gambar setengah lingkaran menggunakan jangka pada bagian kedua
sisi seperempat lingkaran dalam dengan panjang gambar setengah lingkaran sesuai
dengan panjang sisi seperempat lingkaran.
5.) Warnai garis – garis dengan warna yang diinginkan dengan menggunakan pulpen
warna yang ada, usahakan garis kotak – kotak yang di dalam seperempat lingkaran
dalam diwarnai dengan warna hitam atau warna yang terang.
6.) Kemudian potong kertas cardboard yang telah digambar menggunakan gunting atau
psau cutter dan usahakan potong kertas dengan hati – hati .
7.) Berilah benang dan pemberat pada Rubu’ Mujayyab yang dibuat dengan cara
melubangi bgian ujung paku,kemudian masukan benang ke lubang tersebut ikat ujung
benang dan berikan pemberat pada ujung benang yang satunnya.
BAB IV
Alat
1.Rubu' Mujayyab
2.Objek gelap
Bahan
Sinar matahari
Cara kerja
KESIMPULAN
Rubu' Mujayyab adalah suatu alat yang bentuknya seperempat dari sebuah lingkaran
yang berguna untuk menghitung dan mengukur ketinggian suatu benda. Alat ini berguna
untuk memecahkan permasalahan dalam bidang astronomi yang terkait dengan pelaksanaan
ibadah seperti awal bulan hijriyah, awal waktu shalat, dan posisi arah kiblat dengan
menggunakan konsep segitiga bola.
https://www.wattpad.com/864155239-mengenal-istilah-istilah-astronomi-%E2%9C%93-
cover-buku
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/endogami/article/download/19227/13407
https://www.youtube.com/watch?v=DN1HExhVJZs
http://eprints.walisongo.ac.id/2074/
https://www.academia.edu/38316349/RUBU_MUJAYYAB_DALAM_CATATAN_SEJAR
AH