Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN

“RUBU’ MUJAYAB”

Disusun oleh :

Fitriyani

12

XI IPA 6

SMA NEGERI 6 CIREBON

Jalan dr.Wahidin Sudirohusodo 79 Cirebon

2019 / 2020
BAB 1

1.1 PENDAHULUAN

Awal perkembangan ilmu pengetahuan dimulai sejak manusia mengenal jenis


pengetahuan yang masih primitif, seperti Yunani. Kesadaran manusia tentang
pengetahuan dan kemanusiaan sudah dapat dikatakan maju sehingga memberikan
konstribusi terhadap ilmu pengetahuan.

Banyak konsep perhitungan maupun penentuan yang dapat dijadikan acuan


sehingga dengan adanya perbedaan dalam perhitungan tersebut mengakibatkan
munculnya perbedaan dalam hasil perhitungan. Atas dasar itu, dalam menyelesaikan
permasalahan tersebut, data astronomi sangat dibutuhkan dalam penentuannya
Sehingga muncul berbagai macam peralatan yang digunakan untuk perhitungan awal
bulan, awal waktu shalat, dan arah kiblat.

Diantaranya adalah Rubu’ Mujayyab dengan bentuk seperempat lingkaran


atau dikenal dengan istilah kuadran. Rubu’ Mujayyab merupakan salah satu alat yang
digunakan oleh para ilmuan terkemuka untuk menentukan hal yang terkait dengan
ibadah mahdhoh yang didukung dengan data astronomi yang realible,yang berkaitan
dengan ilmu falak.

Secara umum ilmu falak diartikan sebagai ilmu yang membicarakan tentang
matahari dan bintang-bintang yang beredar, besar kecilnya, jauh dekatnya dari
matahari atau juga tentang cakrawala langit, gaya yang bekerja padanya, kedudukan
pergerakannya dan lain-lain fenomena yang berkaitan.
1.2 SEJARAH

Rubu’Mujayyab adalah alat yang bentuknya seperempat lingkaran yang berguna


untuk menghitung dan mengukur ketinggian suatu benda. Sampai saat ini, Rubu’Mujayyab
masih digunakan oleh beberapa kalangan umat Islam di Indonesia untuk menghitung dan
menentukan arah kiblat dan garis bujur ekliptika dan deklinasi matahari.

Kreasi awal Rubu’Mujayyab dimulai sejak abad 3 H/ 9M, tepatnya di kota Bagdad
yang bertahan seribu tahun lebih. Sementara di Suriah, alat ini eksis dan terus digunakan
sampai abad 3 H/ 14 M. Al-Khawarizmi, sang penemu Aljabar, merupakan orang pertama
yang menggunakan alat ini. Penggunaan alat ini pada awalnya terbatas pada penentuan waktu
berdasarkan posisi matahari. Namun memasuki abad 4 H/ 10 M. penggunaannya mulai
meluas dan meningkat pada penyelesaian persoalan-persoalan astronomi.

Rubu’Mujayyab sebagai alat astronomi hasil eksperimen para astronom, dalam


perkembangannya dikenal setelah astrolabe. Rubu’ Mujayyab bentuknya lebih sederhana dari
astrolabe. Kuadran, yang tidak terlalu rumit dan berbentuk seperti kepingan sembilan puluh
derajat, dapat digunakan untuk memecahkan seluruh dasar pada astronomi ruang yaitu
masalah yang berhubungan dengan pemetaan ruang langit untuk ketinggian

Melalui alat ini ditemukan rumusan mengenai segitiga bola, dengan alat ini pula
muncul istilah yang populer di dunia matematika modern seperti sinus, kosinus, tangen, dan
kotangen. Rubu’Mujayab walaupun sederhana, alat ini menyimpan khazanah keilmuan yang
luar biasa. Alat ini–bersama instrumen astrolabe terhitung sebagai instrumen astronomi
pertama yang muncul di peradaban manusia. Sebelum dikenalnya daftar logaritma,
perhitungan astronomi umumnya dilakukan dengan alat ini.

1.3 PENCIPTA RUBU’ MUJAYYAB

Rubu’ Mujayyab merupakan suatu alat hitung yang berbentuk seperempat


lingkaran, yang merupakan sebuah revolusi dari kuadran, yaitu alat hitung yang
pernah dimunculkan oleh al-Khawarizmi dan Ibn Shatirsedangkan tokoh yang
berperan dalam pengembangan rubu’ mujayyab adalah Ibnu al-Shatir.
1.4 PENGERTIAN RUBU’ MUJAYYAB

Rubu’ Mujayyab secara bahasa berarti seperempat. Rubu’ Mujayyab


merupakan suatu alat hitung yang berbentuk seperempat lingkaran, ada juga yang
mengatakan bahwa Rubu’ Mujayyab adalah revolusi dari kuadran, yaitu alat hitung
yang pernah dimunculkan oleh al-Khawarizmi dan Ibn Shatir. Rubu’ Mujayyab dalam
istilah astronomi di sebut quadrant yang merupakan salah satu awal yang sederhana
dan alat untuk mengukur astronomi, navigasi, dan survei. Rubu’ Mujayyab adalah
suatu alat berbentuk seperempat lingkaran yang dipakai untuk menghitung fungsi
trigonometri seperti derajat tinggi benda.

1.5 KONSEP TRIGONOMETRI RUBU’ MUJAYYAB

Dalam perkembangannya Rubu’ Mujayyab telah menyebar ke penjuru dunia,


penyebaran Rubu’ Mujayyab berkat para astronot muslim yang yang terus melakukan
pengamatan. Tokoh yang berperan dalam pengembangan Rubu’ Mujayyab adalah Ibnu al-
Shatir, yaitu astronom peertama yang memperkenalkan percobaan dalam teori planet untuk
menguji model dasar sistem tata surya ptolemaic secara empiris.

Rubu’ Mujayyab secara konsep tigonometri memiliki garis yang terdapat benang serta
bandul,alat ini merupakan alat bantu hitung dalam ilmu falak yang berfungsi untuk
pengukuran benda – benda langit.
BAB II

2.1 FUNGSI RUBU’ MUJAYYAB

Fungsi dari alat ini adalah alat bantu hitung dalam ilmu falak yang berfungsi untuk
pengukuran benda- benda langit. Selain itu ada beberapa fungsi dari alat ini,sebagai berikut :

1. Kuadran Gading

Kuadran gading adalah sebuah kuadran yang terbuat dari gading yang halus. Bukannya
kuningan yangseperti biasanya atau kayu. Kuadran ini memilliki dua garis lintang. Perangkat
tanda standar dibagian depan berguna untuk garis lintang kairo, sedangkan bagian luar,
perangkat nonstandar berguna untuk garis lintang Damaskus. Bagian belakang alat ini
memiliki kisi-kisi standar yang digunakan untuk memecahkan masalah-masalah geometri
secara numerik. Kuadran juga memiliki penandaan tak lazim yang dirancang oleh Ibn Al-
Sarraj, beliau adalah seorang astronom pada abad ke-14 yang membuat astrolobus universal.

2. Kudran Kuningan

Kuadran kuningan ini memiliki kisi-kisi sinus standar untuk melakukan fungsi trigonometri.
Kisi-kisi ini pada abad pertengahan sebanding dengan penggaris geser yang ada pada saat
ini. Bagian belakang dari alat ini memiliki penandaan menarik yang mungkin tidak lengkap.
Lingkaran luar kemungkinan menunjukkan ekuator langit. Lingkaran terkecil tidak diberi
tanda dan tidak memiliki fungsi yang jelas.

Kuadran geometris yang merupakan seperempat lingkaran biasanya panel dari kayu atau
kuningan. Tanda-tanda di permukaan mungkin akan dicetak di atas kertas dan disisipkan ke
kayu atau dilukis langsung di permukaan.

3. Mengukur objek astronomi

4. Mengukur Jarak Sudut Antara Objek Astronomi.

5. Geometric Quadrant

yaitu yang digunakan oleh survey dan navigator.


2.2 CARA PENGGUNAAN RUBU’ MUJAYYAB

Dalam penggunaannya rubu’ mujayyab dapat dipasang secara vertikal maupun


horizontal tergantung keperluannya. Kedudukan vertikal adalah ketika rubu’ mujayyab
dipasang sejajar dengan batang statif. Posisi vertikal biasanya digunakan untuk melakukan
pengukuran tinggi benda antara lain tinggi bintang, bulan, matahari, gedung, gunung.
Sedangkan kedudukan horizontal adalah ketika rubu’ mujayyab dipasang tegak lurus dengan
tiang, posisi horizontal ini dapat digunakan untuk menentukan arah utara dan arah selatan
bumi dan arah kiblat. Cara penggunaannya :

1.Siapkan Rubu' Mujayyab dan alat penunjang

2.Posisikan Rubu' Mujayyab sesuai dengan apa yang diamati

3.Atur bagian-bagian Rubu' Mujayyab sampai menemukan hasilnya

4. Catat hasil dari pengamatan menggunakan Rubu' Mujayyab

2.3 BAGIAN – BAGIAN RUBU’ MUJAYYAB

Gambar 2.1
Bagian-bagian Rubu’ Mujayyab tersebut yaitu :

a. Markaz: Suatu titik yang terletak pada siku-siku 90o rubu’ mujayyab, yang memiliki
lubang kecil dan terdapat padanya khoit (benang penghitung)

b. Khoit: Benang yang terdapat pada lubang markaz dan keluar sepanjang melebihi badan
rubu’ mujayyab yang diakhiri dengan bandul (syakul) yang berfungsi sebagai alat
penghitung, dan diantara keduanya terdapat muri’.

c. Syakul: Bandul yang terdapat pada ujung khoit berfungsi sebagai pemberat dan
penyeimbang agar benang menjadi tegak dan tidak berubah-ubah ketika proses perhitungan.

d. Muri’: Benang kecil yang menempel pada khoit, yang berfungsi sebagai penanda dan otak
dalam perhitungan rubu’ mujayyab. Benang ini biasanya berwarna berbeda dengan khoitnya
dan menempel longgar (agar dapat digeser naik turun).

e. Qous al-irtifa’: Busur utama yang bernilai 0o sampai 90o dalam dua arah (bolak-balik /
maju mundur) yang mengelilingi rubu’ mujayyab diantara jaib altamam dan al-Sittiny,
dengan dibagian ujung busurnya terdapat nama-nama buruj pada setiap sekala 30o, dan 1o
bernilai 60 menit. 19 Adapun permulaan perhitungannya (Awal Qous) dimulai dari arah
kanan orang yang melihat.

f. Jaib al-Tamam: Garis di sisi kanan rubu’ mujayyab yang menghubungkan markaz dengan
awal qous. Dan di dalamnya terdapat nilai dengan sekala 0-60 yang dimulai dari markaz
sebagai awal jaib. 20 Dimana setiap nilai dihubungkan oleh Juyub al-Mankusah ke Qous al-
Irtifa’.

g. Al-Sittiny: Garis pada sisi kiri rubu’ mujayyab yang menghubungkan markaz dengnan
akhir qous, dengan sekala yang sama dengan jaib al-tamam, dan setiap sekala nilainya
dihubungkan oleh Juyubu al-Mabsuthoh ke Qous al-Irtifa’.

h. Juyub al-Mankusah: Garis-garis lurus yang ditarik dari nila jaib pada jaib alTamam
menuju nilai qous pada qus al-Irtifa’

i. Juyub al-Mabsuthoh: garis-garis lurus yang menghubungkan nila jaib pada jaib al-Tamam
dengan nilai qous pada Qous al-Irtifa’

j. Hadafatain: Dua tonjolan yang terletak diatas al-Sittiny, yamg berfungsi sebagai sirkulasi
cahaya untuk lubang hadafah.
k. Lubang Hadafah: Lubang didalam Yang terletak Segaris dengan garis AlSittiny (antara
Markaz dan akhir qous). Berfungsi sbagai teropong dalam mengukur ketinggian atau
kedalaman suatu benda.

l. Dairot al-Mail al-A’dhom: berbentuk busur seperempat lingkaran yang menggambarkan


deklinasi maksimum matahari sebesar 23°27’(=23°.45).

m. Qows al-Ashr: Garis lengkung yang ditarik dari awal qous hingga ke as-sittini pada jaib
42,3.

n. Batang setatif : tiang penyangga yang terdiri dari batang tiang dan kaki statif yang
berfungsi untuk mempermudah mengukur, khususnya ketinggian.
BAB III

CARA MEMBUAT RUBU’ MUJAYYAB

Cara pembuatan Rubu’ Mujayyab,yaitu :

1.) Buatlah 2 gambar seperempat lingkaran dengan menggunakan jari – jari sesuai
keinginana di atas kertas cardboard.
2.) Kemudian buatlah garis kotak – kotak menggunakan pensil pada bagian seperempat
lingkaran bagian dalam dengan menghitung panjang sisi setiap kotak dengan cara
membagi panjang jari – jari seperempat lingkaran bagian dalam dengan nilai 60.
3.) Membuat busur derajat pada bagian seperempat lingkaran luar menggunakan busur,
kemudian menulis angka serta tulisan cosinus,sinus pada bagian samping seperempat
lingkaran luar.
4.) Selanjutnya,buat gambar setengah lingkaran menggunakan jangka pada bagian kedua
sisi seperempat lingkaran dalam dengan panjang gambar setengah lingkaran sesuai
dengan panjang sisi seperempat lingkaran.
5.) Warnai garis – garis dengan warna yang diinginkan dengan menggunakan pulpen
warna yang ada, usahakan garis kotak – kotak yang di dalam seperempat lingkaran
dalam diwarnai dengan warna hitam atau warna yang terang.
6.) Kemudian potong kertas cardboard yang telah digambar menggunakan gunting atau
psau cutter dan usahakan potong kertas dengan hati – hati .
7.) Berilah benang dan pemberat pada Rubu’ Mujayyab yang dibuat dengan cara
melubangi bgian ujung paku,kemudian masukan benang ke lubang tersebut ikat ujung
benang dan berikan pemberat pada ujung benang yang satunnya.
BAB IV

CONTOH PENGGUNAAN RUBU’ MUJAYYAB

Alat

1.Rubu' Mujayyab
2.Objek gelap

Bahan
Sinar matahari

Cara kerja

1.Siapkan Alat dan Bahan


2.Letakkan Rubu' Mujayyab di luar ruangan
3.Posisikan Rubu' Mujayyab ke atas membidik matahari
4.Arahkan lubang pada ujung Rubu' Mujayyab untuk mencari bayangan yang akan
dikeluarkan melalui bagian bawah
5.letakkan objek gelap pada bagian bawah yang menghasilkan bayangan
6.amati hasil lalu catat
BAB V

KESIMPULAN

Rubu' Mujayyab adalah suatu alat yang bentuknya seperempat dari sebuah lingkaran
yang berguna untuk menghitung dan mengukur ketinggian suatu benda. Alat ini berguna
untuk memecahkan permasalahan dalam bidang astronomi yang terkait dengan pelaksanaan
ibadah seperti awal bulan hijriyah, awal waktu shalat, dan posisi arah kiblat dengan
menggunakan konsep segitiga bola.

Di Indonesia rubu' mujayyab berkembang dan dipraktekan secara pesat di kalangan


pesantren, karena alat ini berguna untuk memecahkan masalah dalam bidang ilmu falak. alat
ini sudah dikembangkan oleh ilmuan muslim pada abad ke-11 H, oleh Ibn Shatir.
Rubu’ Mujayyab adalah instrumen klasik hasil jerih payah ilmuan muslim terdahulu yang
pernah populer pada abad ke-11. Rubu' Mujayyab memiliki tingkat akurasi yang cukup tinggi
pada zamannya, agar tidak hilang seiring dengan kemajuan teknologi, salah satu cara yang
harus ditempuh adalah merawat dan melestarikan warisan luhur ulama nusantara dengan cara
mengkaji dan mempelajarinya.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.wattpad.com/864155239-mengenal-istilah-istilah-astronomi-%E2%9C%93-
cover-buku

https://ejournal.undip.ac.id/index.php/endogami/article/download/19227/13407

https://www.youtube.com/watch?v=DN1HExhVJZs

http://eprints.walisongo.ac.id/2074/

https://www.academia.edu/38316349/RUBU_MUJAYYAB_DALAM_CATATAN_SEJAR
AH

Anda mungkin juga menyukai