Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH NAVIGASI

PERAN NAVIGASI ASTRONOMI SAAT BERLAYAR

Oleh:
Zulfa Alya El Rahma M 26030119140055
Perikanan Tangkap A

DEPARTEMEN PERIKANAN TANGKAP


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2021
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Astronomi merupakan suatu seni yang diwariskan ke beberapa generasi.

Astronomi disini memiliki arti ilmu yang mempelajari secara ilmiah tentang

angkasa dan segala isinya yang berhubungan dengan ukuran, keadaan, gerakan,

dan posisi secara relatif benda-benda angkasa selain meteor. Pembelajaran

astronomi sudah dilakukan sejak dahulu kala. Hal ini dikemukakan dari tokoh-

tokoh yang menemukan berbagai teorinya tentang astronomi. Menurut Setiawan

(2017), Ilmu astronomi adalah cabang ilmu alam yang melibatkan pengamatan

benda-benda langit (seperti halnya bintang, planet, komet, nebula, gugus bintang

atau galaksi) serta fenomena-fenomena alam yang terjadi di luar atmosfer bumi.

Navigasi diartikan sebagai pelayaran suatu kapal yang berpindah tempat

dari tempat satu dengan tempat yang lainya, ilmu ini merupakan sebuah karya dan

ilmu untuk menunjang keselamatan kapal sampai tibanya di tujuan. Dalam

menggunakan sebuah alat dan metode kita harus meiliki skil yang sudah dipelajari

agar kita paham akan proses untuk penentuan posisi pada kapal dan arah kapal.

Pengetahuan memiliki sebuah arti navigasi dan sebuah desain, metode, sebuah

tabel, dan juga almanak nautika yang dapat digunakanuntuk fasilitas dalam

penggunaan dalam navigasi, dengan sebuah peningkatan yang tersusun pada

sebuah struktur navigasi.

Orang bugis berpendapat sekitar abad 16 M. asaat itu beberapa kerajaan

yang beradsa di sumatera merupakan sebuah kerajaan yang kegiatan utamanya

merupakan berniaga pada laut, karena perdagangan laut di sumatera merupakan

perdangan yang paling besar pada kal itu. Sebelum menginjak abad ke 16,
aktivitas perdagangan seperti rempah-rempah, logam, tekstil, beras untuk makan

dan juga sebuah barang yang bernilai cukup mahal seperti sutera. Orang bugis

pada saat itu belum mengenal suatu pdtunjuk untuk berlayar. Masyarakat bugis

menggunakan pedoman dengan perhitungan arah angin yang bergerak dari arah-

arah yang sudah dihafal oleh masyarakat bugis. Sisitem angin pada masyarakat

bugis ini ada beberapa macam, hal ini karena pengaruh perubahan musim, cuaca,

dan arus perairan. Angin merupakan sebuah pedoman yang utama bagi orang

bugis yang berprofesi sebagai nelayan atau yang sering berlayar berniaga.

1.2. Tujuan

1. Mengetahui pengertian navigasi astronomi

2. Mengetahui alat yang terdapat pada navigasi astronomi

3. Mengetahui prinsip kerja sextant dan almanac nautika


II. PEMBAHASAN

2.1. Perkembangan Navigasi Astronomi

Istilah navigasi pada tahun 4500 yang dikenalkan oleh bangsa Aztec dasn

bangsa Eskimo. Orang yang berperan penting pada navigasi yaitu disebut

navigator. Sistem pembelajaran ataupun penelitian benda luar angkasa dan segala

isinya yang sudah dikenal sejak dulu kala. Dengan adanya suatu teori dari

beberapa tokoh yang berperan penting dalam ilmu astronomi yang telah

berkembang pesat yaitu:

a. Teori Geosentris

Teori ini sudah berkembang pesat dari tahun 384 sebelum masehi. Teori

tentang pengemukaan suatu gagasan bumi merupakan suatu poros alam,

sedangkan untuk benda luar angkasa dan matahari dikelilinginya. Tokoh yang

berasal dari kota Alexandria, Mesir yang bernama Cladius Ptolomeus.Tokoh ini

sudah memberikan banyak pandangan dalam buku almagest, tokoh ini sangat

terkenal di negara arab beserta bukunya yang ditulis yang bernama almagest.

b. Teori Heliosentris

Pada tahun 1473 terdapat teori yang dikemukakan dengan mencangkupisi atau

gagasan bahwa bumi itu selalu berputar tepat pada porosnya dan sselalu

mengelilingi matahari. Pada awalnya teori ini sangat ditentang oleh seorang

penguasa tertinggi karena tidak ada keterkaitan oleh bumi. Tetapi munculah tokoh

yang bergerak atau mendukung sebuah gagasan ini yang bernama nicoale

copernicuss. Tokoh yang berani untuk menentang sebuah gagasan dari orang yang

menentang, bahkan dia dikawal dan didukung oleh sebuah gereja, akhirnya dia

meluncurkan sebuah buku berjudul The revolution of celestial orbit.


Sebuah naskah dari orang bugis yang dinamkan dengan “lontaraq atoreng

toriolo”. Naskah yang membahas pengetahuan terdahulu atau kuno yang selalu

berhubungan dengan pelayaran. Menurut Fathur dan Nur (2020), Di antara

beberapa isi Naskah tersebut, terdapat salah satu versi Hukum Laut Ammana

Gappa, catatan tentang navigasi, dan pengetahuan tentang metereologi dan tanda-

tanda Alam. Naskah ini juga termasuk salah satu Naskah Lontaraq Proyek Naskah

Arsip Nasional RI.

2.2. Pengertian Navigasi Astronomi

Pengertian Navigasi untuk materi ini merupakanbagian dari sebuah

pergerakan kapal yang melaju atau berlayar dan berpindah pindah dari tempat satu

ketempat lainnya dengan selamat. Navigasi adalah suatu teknik untuk menentukan

kedudukan dan arah kemana kita tuju yang tertera pada peta maupun di medan

sebenarnya dengan tepat dan sampai tujuan. Navigasi darat juga penting untuk

kita pelajari karena dapat mengenalkan bagaimana cara penggunaan kompas,

membaring, cara membaca peta yang benar dan mengetahui gejala atau tanda

pada alam. Pengetahuan ini sangat penting untuk bekal melakukan kegiatan pada

alam dengan contoh laut. Salah satu pengetahuan yang diperlukan adalah

melakukan perhitungan besarnya sudut arah. Sedangkan navigasi astronomi

sebuah sistem penentuan posisi kapal melalui observasi angkas seperti matahari,

bulan, bintang dan planet-planet. Pengetahuan ini sangat penting sekali ketika kita

dialam bebas seperti laut.

Astronomi merupakan sebuah ilmu alam yang mempelajari tentang benda

benda langit yang didalamnya terdapat sebuah pelajaran materi berhubungan

dengan biologi, fisika dan kimia, astronomi juga mempelajari fenomena diluar
atmosfer bumi, meletusnya sinar gama, dan pancaran radiasi latar belakang

mikrokosmik. Astornomi dan Astrologi merupakan dua bagian ilmu yang berbeda

terdapat persamaan pembahasananya tentang alam semesta. Keduanya ilmu ini

sama-sama mempelajari benda benda langit, namun dalam perspektif yang

berdea-beda.

Navigasi astronomi merupakan sebuah metode yang merupakan sebuah

penentu untuk posisi sebuah kapal dari observasi benda angakasa seperti bulan,

matahari, planet, dan bintang. Posisi ini didapatkan ketika perhitungan posisi

relatif benda angkkasa tidak akurat. Bisa disebut juga dengan navigasi astronomi

yang merupakan sistem penentuan posisi kapal melalui observasi benda luar

angkasa seperti matahari, bulan, rasi bintang dan planet (sayarat). Instrumen

navigasi yang digunakan adalah sextant, chronometer, dan kompas dengan

perhitungan tabel-tabel serta almanak nautika.

2.3. Alat Alat Navigasi Astronomi

Pengetahuan terhadap alat navigasi sangat penting untuk membantu seorang

pelaut dikapalnya berlayar. Alat navigasi sangat perlu untuk mebantu sebuah

akurasi yang tepat dalam menentukan rute kapal dan menentukan jarak tempuh

kapal agar efisien, cepat, dan aman. Pengoptimalan sebuah fungsi yang ada pada

kapal harus didukung dengan berbagai sarana yang lengkap diatas kapal tersebut.

Faktor dapat menunjang hal keselamatan yang terpenting dengan menerapkan

sistem komunikasi dan navigasi yang lebih baik.

Alat yang biasanya digunakan dalam navigasi astronomi meliputi Sextant

dan juga Almanak Nautika. Sextant merupakan alat optic yang dibuat sebagus

mungkin dan dapat digunakan untuk mengukur ntinggi benda angkasa dari
permukaan bumi selain itu untuk mengukur sudut-sudut secara horizontal. Alat ini

merupakan bagian yang sangat utama dari peralatan navigasi astronomi. Selain

sextan ada sebuah alat yang penting juga yaitu data almanak nautika, alat ini

digunakan untuk menghitung suatu tinggi benda angkasa dan sudut jam barat

benda angkasa.

Tipe sextant pada kapal terdapat dua tipe seperti micrometer sextan (sextant

Tromol) sextan micrometer yang ditemukan pada tahun 1731 yang ditemukan

oleh John Hadley. Tipe kedua sextan yaitu vernier sextan (sextant nonius), kata

nonius ini berasal dari kata yang disebut nonus yang berarti angka Sembilan. Tipe

kedua ini ditemukan oleh Pierre vernier sejak tahun 1580-1637, dan sekarang

pada tipe ini sudah tidak digunakan lagi.

Pada dasarnya kegunaan sextan yaitu untuk mendapatkan tinggi ukur benda

angkasa. Selain untuk menentukan ukur benda angkasa sextan berfungsi sebagai

pengukur sudut horizontal, mengukur sudut vertical dari tinggi tiang benda bumi

sampai tiang kapal untuk mendapat jarak terhadap kapal-kapal lain, dan juga

untuk survey hidrografi. Bagian bagian sextant terdapat kerangka (Frame),

Teropong/ telescope (Prismatic monocle), penyangga (Rising piece), lembidang

busur (Arc), Alhidae (Index arm/Index bar), Sekrup penjepit (Clamp), Roda gerigi

dan rak (Worm and rack), pegangan (Handle), Tromol (Micrometer drum), Skala

vernier (Micrometer vernier), Cermin kaca besar (Index mirror), Cermin kecil

(Horizon mirror), dan Kaca bewarna (Index shade).

Buku almanak nautica juga merupakan dokumen yang penting dalam

penetapan navigasi sebagai syarat yang layak atau baik laut sebuah kapal.

Almanak nautika sebuah alat bantu untuk mengidentifikasi keberadaan benda


benda luar yang dipakai untuk membantu para pelaut saat berlayar ditengah laut.

Almanak nautika memuat tentang data astronomi selama bertahun tahun dan ini

dipakai untuk membantu para pelaut atau nelayan agar memudahkan menghitung

secara astronomi kapal. Waktu yang diperhitungkan dalam sebuah buku almanac

nautika menggunakan waktu GMT, yaitu sebagai posisi kapal dibumi untuk

memperhitungkan atau memperkirakan ketika berlayar saat dilaut.


III. PENUTUP

3.1. Kesimpulan

1. Navigasi astronomi merupakan suatu penentuan metode posisi kapal melalui

observasi benda angkasa seperti posisi sebuah bintang dan matahari. Posisi

yang didapatkan yaitu dengan menghitung posisi relative benda angkasa.

2. Alat yang terdapat pada navigasi astronomi seperti sextant dan almanak

nautika. Sextan merupakan alat optic yang dibuat sedemikian rupa sehingga

digunakan untuk mengukur ntinggi benda angkasa dari permukaan bumi

selain itu untuk mengukur sudut-sudut secara horizontal. Buku almanak

nautica juga merupakan salah satu dokumen yang penting dalam publikasi

navigasi sebgai syarat yang layak atau baik laut sebuah kapal.

3. Cara membaca sextant dengan cara, pembacaan derajat dibaca langsung

pada skala lembidang busur, bersebrangan dengan guratan pada alhidade,

lalu membaca menitnya dengan dibaca langsung pada tromol (Micrometer

drum), selanjutnya pada detiknya dibaca pada skala vernier, dengan cara

bila guratan pada vernier membentuk suatu garis lurus dengan guratan pada

tromol.
DAFTAR PUSTAKA

Amri, M. S. (2011). Membangun sistem navigasi di Surabaya menggunakan


google maps API. Jurnal Teknik Informatika. Institut Teknologi Sepuluh
November Surabaya. Surabaya.

Basir, F. R., & Aisyah, N. A. N. (2020). Geneologi Tradisi Ilmiah Navigasi Bugis:
Studi Historis Perkembangan Navigasi Bugis dalam Astronomi
Islam. Hisabuna: Ilmu Falak, 1(1), 90-101.

Setiawan, A., Prasetyo, M. T., & Kiswanto, A. (2017). Desain Instalasi Lampu
Navigasi pada Kapal Perintis 2000 GT. Media Elektrika, 10(1).

Setiawan, H. R. (2017). Kontribusi Al-Khawarizmi Dalam Perkembangan Ilmu


Astronomi. Al-Marshad: Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu
Berkaitan, 1(1).

SOAL DAN JAWABAN


1. Almanak nautika sebuah alat bantu untuk mengidentifikasi sebuah keadaan
benda angkasa yang dipakai untuk membantu para pelaut saat berlayar
ditengah laut. (T/F)
2. Cara membaca sextancdengan cara, pembacaan derajat dibaca langsung pada
skala lembidang busur, bersebrangan dengan guratan pada alhidade. (T/F)
3. Sebuah peralatan navigasi yang digunakan untuk observasi/ pengamatan
benda angkasa chronometer dan almanak nautika (T/F)
4. Untuk memperbesar suatu objek pada sextan saat dilakukan pengamatan dan
dapat mempermudah dapat menggunakan teropong pada sextan (T/F)
5. Detik bujur atau perpuluhan dari menit busur terbaca pada chronometer (T/F)

Anda mungkin juga menyukai