Anda di halaman 1dari 9

SMAN 2 LUMAJANG

Hubungan Ilmu Geografi dengan Al-Qur’an

Disusun Oleh Kelompok 2:


1. Alfia Zascka Amalia (02)
2. Aufa Dani Adhario (08)
3. Mohammad Zidane Adistra (20)
4. Muhammad Zacky Ramadhan (22)
5. Nailah Sabrina Ramadhani (26)
6. Rachellia Putri (28)
7. Rahmadhanis Hilyatul A (30)

8/20/2023
A. PENGERTIAN ILMU GEOGRAFI
Eratosthenes adalah tokoh yang pertama kali memperkenalkan kata ‘Geografi’
dalam bukunya yang berjudul Geographika. Secara etimologi, nama geografi diambil
dari dua kata bahasa Yunani, yaitu geo yang berarti bumi, dan graphein yang artinya
tulisan.

Sedangkan geografi menurut harfiah adalah ilmu yang mempelajari tentang


bumi, penduduk, flora, fauna, udara, iklim, dan segala hal yang berinteraksi dengannya.
Meskipun disebut sebagai ‘ilmu bumi’ atau ‘tulisan tentang bumi’, geografi tidak hanya
mengkaji hal-hal yang berada di permukaan bumi, tetapi juga di luar angkasa.

Setelah mengetahui definisi geografi secara etimologis dan harfiah, berikut


definisi Ilmu Geografi menurut para tokoh di dunia
1. Bintarto
Geografi adalah ilmu pengetahuan yang mencitrakan, menerangkan sifat
sifat bumi, menganalisis gejala-gejala alam, dan penduduk, serta
mempelajari corak yang khas mengenai kehidupan dan berusaha mencari
fungsi dari unsur unsur bumi dalam ruang dan waktu.

2. Daldjoeni
Geografi adalah ilmu pengetahuan yang mengajarkan kepada manusia
mengenai beberapa cangkupan yang terdiri atas tiga hal pokok, yaitu
cangkupan spasial (ruang), cangkupan ekologi (kondisi), dan cangkupan
region (wilayah).

3. Vernor E. Finch dan Glen Trewartha


Geografi adalah deskripsi dan penjelasan yang menganalisis permukaan
bumi dan pandangannya tentang hal yang selalu berubah dan dinamis, tidak
statis dan tetap.

4. Hartshorne
Geografi adalah ilmu yang berkepentingan untuk memberikan deskripsi yang
teliti, beraturan, dan rasional tentang sifat variabel permukaan bumi.

5. Eratosthenes
Geografi adalah penulisan tentang bumi.

6. Immanuel Kant
Geografi merupakan ilmu dan objek studinya adalah benda-benda, hal-hal,
atau gejala-gejala yang tersebar pada wilayah di permukaan bumi.

7. Ikatan Geografi Indonesia (IGI)


Geografi sebagai ilmu tentang persamaan dan perbedaan gejala geosfer
dengan sudut pandang kewilayahan atau kelingkungan dalam konteks
keruangan.

8. Karl Ritther
Geografi adalah suatu telaah mengenai bumi sebagai tempat hidup manusia.
Dalam kajiannya, studi geografi mencakup semua fenomena yang terdapat di
permukaan bumi, baik alam organik maupun alam anorganik yang terkait
dengan kehidupan manusia, termasuk aktivitas manusia juga turut dibahas.
9. Alexander
Geografi adalah studi tentang pengaruh lingkungan alam pada aktivitas
manusia.

10. Paul Vidal de La Blace


Geografi adalah studi tentang kualitas negara-negara, di mana penentuan
suatu kehidupan tergantung bagaimana manusia mengelola alam ini.

B. HUBUNGAN ILMU GEOGRAFI DENGAN AL-QUR’AN

Al Qur’an adalah Kitab yang paling banyak dihafalkan manusia di seluruh dunia,
secara terperinci Kitab ini menjabarkan banyak sekali tentang tuntunan keimanan yang
wajib diikuti oleh seluruh ummat di akhir jaman. Kitab ini juga yang telah
mengkhabarkan kisah-kisah ghaib dari generasi manusia ke generasi berikutnya, dari
zaman ke zaman, dari apa yang telah dialami ummat-ummat terdahulu dan gambaran
tentang keadaan kelak manusia di akhirat, yaitu tempat sejatinya seluruh manusia
kembali.

Ternyata ada hubungan antara ilmu sains (ilmu pasti) yang kita pelajari di
sekolah dengan Al-Qur’an. Diantaranya sebagai berikut:

Sebelum ilmuwan mengetahui mengenai fakta tentang peredaran bulan, bumi,


dan Matahari serta cara mereka berotasi dan berevolusi, Al-Qur’an sudah menjelaskan
tentang ini pada surat Yasin yang terdapat pada ayat 37-40 :
‫ْل‬ ‫ْل‬ ‫ْظ‬ ‫ٌة‬
)38( ‫) َو الَّش ْم ُس َت ْج ِر ي ِلُمْس َتَق ٍّر َلَه ا َذ ِلَك َت ْق ِديُر ا َع ِز يِز ا َع ِليِم‬37( ‫َو آَي َلُهُم الَّلْيُل َن ْس َلُخ ِم ْن ُه الَّن َه اَر َف ِإَذ ا ُه ْم ُم ِلُموَن‬
‫الَّن َه اِر َو ُك ٌّل ِفي َف َلٍك‬ ‫) اَل الَّش ْم ُس َي ْن َب ِغي َلَه ا َأْن ُتْد ِر َك اْلَقَمَر َو ال الَّلْيُل َس اِبُق‬39( ‫َو اْلَقَمَر َق َّدْر َن اُه َم َن اِز َل َح َّت ى َع اَد َك اْلُعْر ُجوِن اْلَقِديِم‬
)40( ‫َي ْس َب ُحوَن‬

“Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang


Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. Dan telah Kami tetapkan bagi bulan, manzilah-
manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia
(bulan) sebagai bentuk tandan yang tua. Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan
bulan, dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada
garis edarnya.” (QS. Yaa sin: 37-40)

Geografi adalah salah satu cabang sains yang mengkaji tentang bumi. Cabang
sains ini adalah subjek yang paling menarik karena dapat memberikan jawaban yang
sering Anda tanyakan kepada diri Anda, misalnya, “Bagaimana alam semesta ini
terbentuk?” “Mengapa terdapat gunung berapi?” dan sebagainya. Pentingnya bagi
manusia yang mempelajari ilmu geografi ini adalah untuk memahami lingkungan dengan
lebih mendalam serta menilai sumber serta peluang yang terdapat di dalamnya.

Khalifah Harun Ar-Rasyid mendorong para sarjana Muslim menerjemahkan


naskah-naskah kuno dari Yunani ke dalam bahasa Arab. Diantara buku yang
diterjemahkan adalah Alemagest dan Geographia. Kedua buku ini membahas tentang
ilmu geografi. Dari sinilah kemudian banyak pelajar yang mempelajari ilmu tersebut
sehingga dalam waktu yang tidak lama lahir para pakar geografi. Ketertarikan kaum
Muslimin terhadap geografi diawali dengan kegandrungannya kepada astronomi. Dari
ilmu inilah kemudian membawa mereka menggeluti ilmu bumi. Peta yang dibuat bangsa
Yunani dan Romawi menarik minat pelajar Muslim untuk mempelajarinya.
Seperti yang dijelaskan di Al-Qur’an Surat Al-Mujadilah ayat 11 yang berbunyi:

‫َي ا َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا ِإَذ ا ِقيَل َلُك ْم َتَفَّسُحوا ِفي اْلَمَج اِلِس َف اْف َس ُح وا َي ْف َس ِح ُهَّللا َلُك ْم ۖ َو ِإَذ ا ِقيَل‬

‫اْنُشُز وا َف اْنُشُز وا َي ْر َف ِع ُهَّللا اَّلِذيَن آَم ُنوا ِم ْنُك ْم َو اَّلِذيَن ُأوُتوا اْلِع ْلَم َد َر َج اٍتۚ َو ُهَّللا‬

‫ِبَم ا َت ْع َم ُلوَن َخ ِبيٌر‬

Yang memiliki arti: Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-
lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan
untukmu.Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan
meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Bangsa Yunani adalah bangsa yang pertama dikenal secara aktif menjelajahi
geografi. Beberapa tokoh Yunani yang berjasa mengeksplorasi geografi sebagai ilmu
dan filosofi antara lain; Thales dari Miletus, Herodotus, Eratosthenes, Hipparchus,
Aristotle, Dicaearchus dari Messana, Strabo, dan Ptolemy. Sedang bangsa Romawi
turut memberi sumbangan pada pemetaan setelah mereka banyak menjelajahi negeri
dan menambahkan teknik baru. Salah satu tekniknya adalah periplus, deskripsi pada
pelabuhan, dan daratan sepanjang garis pantai yang bisa dilihat pelaut di lepas pantai.
Namun para sarjana Muslim tidak hanya menerjemahkan dan mempelajari karya-karya
Yunani tetapi juga mengkombinasikannya dengan pengetahuan yang telah berkembang
di pusat kebudayaan di Mesir, India, dan Persia. Inilah yang membuat ilmu geografi di
tangan kaum Muslimin maju pesat. Demikian pula ilmu-ilmu yang berhubungan dengan
geografi seperti perpetaan dan kosmografi mengalami kemajuan yang besar. Dari
sinilah kemudian muncul istilah mil untuk mengukur jarak. Sedangkan orang Yunani
menggunakan istilah stadion.

Dalam hal ini seorang sarjana Barat seperti Gustave Le Bon dalam bukunya
Arabs Civilization hal 468 mengatakan bahwa meski geografi sebagai ilmu pengetahuan
dimulai sebelum Islam, namun kontribusi umat Islam sangatlah besar. “Meski kaum
Muslimin belajar geografi kepada ilmuwan Yunani seperti Ptolemy, namun ilmu mereka
melampaui guru mereka,” jelas Gustave.

Sederet geografer Muslim telah banyak memberi kontribusi bagi pengembangan


ilmu bumi. Al-Kindi diakui begitu berjasa sebagai geografer pertama yang
memperkenalkan percobaan ke dalam ilmu bumi. Sedangkan, Al-Biruni didapuk sebagai
‘bapak geodesi’ yang banyak memberi kontribusi terhadap geografi dan juga geologi.

John J O’Connor dan Edmund F Robertson menuliskan pengakuannya terhadap


kontribusi Al-Biruni dalam MacTutor History of Mathematics. Menurut mereka, ‘’Al-Biruni
telah menyumbangkan kontribusi penting bagi pengembangan geografi dan geodesi.
Dialah yang memperkenalkan teknik pengukuran bumi dan jaraknya dengan
menggunakan triangulation.’’

Al-Biruni-lah yang menemukan radius bumi mencapai 6.339,6 km. Hingga abad
ke-16 M, Barat belum mampu mengukur radius bumi seperti yang dilakukan Al-
Biruni.Bapak sejarah sains, George Sarton, juga mengakui kontribusi sarjana Muslim
dalam pengembangan geografi dan geologi.
Dijeskan pada surat Al-Jatsityah surat ke-3 yang berbunyi:

‫ِإَّن ِفي الَّسَم اَو اِت َو اَأْلْر ِض آَل َي اٍت ِلْلُمْؤ ِمِنيَن‬

Yang memiliki arti yaitu:“Sesungguhnya di langit dan bumi benar-benar terdapat tanda-
tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang mukmin.”

Berikut ini alan disajikan bukti Al-Qur’an pada ilmu Geografi :

1. TERCIPTANYA ALAM SEMESTA


Pembicaraan tentang alam semesta nampaknya tidak akan pernah berakhir dan
akan selalu menarik untuk didiskusikan, karena ia adalah sumber pengetahuan
maka ia pun akan selalu menarik untuk diteliti. Al-Quran juga membicarakan tentang
alam semesta, baik dari segala fenomenanya, maupun awal mula kejadiannya. Teori
awal mula terjadinya alam semesta yang sering disebut juga dengan istilah ‘Big
Bang’sering sekali diperbincangkan di kalangan remaja maupun dewasa. Padahal,
teori ini sudah diungkapkan oleh Al Quran hampir satu setengah abad yang lalu.
‫اْس َتٰو ى َع َل ى اْل َع ْر ِۗش َم ا َلُك ْم ِّمْن ُدْو ِنٖه ِمْن َّو ِلٍّي َّو اَل َش ِفْي ٍۗع َاَف اَل َتَت َذ َّك ُرْو َن‬
Artinya: Allah yang menciptakan tujuh langit dan dari (penciptaan) bumi juga serupa.
Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwa Allah Mahakuasa
atas segala sesuatu, dan ilmu Allah benar-benar meliputi segala sesuatu.

Teori penciptaan alam semesta misalnya, teori yang disebut juga dengan istilah
‘Big Bang’ ini sering kali diperbincangkan oleh orang – orang disekitar kita pada saat
baru-baru ini. Padahal, teori ini sudah diungkapkan oleh Al Quran hampir satu
setengah abad yang lalu.

Taukah anda apa itu teori Big Bang?


Teori Big Bang merupakan sebuah peristiwa yang menyebabkan pembentukan
alam semesta berdasarkan kajian kosmologi mengenai bentuk awal dan
perkembangan alam semesta (dikenal juga dengan Teori Ledakan Dahsyat atau
Model Ledakan Dahsyat). Berdasarkan permodelan ledakan ini, alam semesta,
awalnya dalam keadaan sangat panas dan padat, mengembang secara terus
menerus hingga hari ini. Berdasarkan pengukuran terbaik tahun 2009, keadaan awal
alam semesta bermula sekitar 13,7 miliar tahun lalu, yang kemudian selalu menjadi
referensi sebagai waktu terjadinya Big Bang tersebut. Teori ini telah memberikan
penjelasan paling komprehensif dan akurat yang didukung oleh metode ilmiah
beserta pengamatan.

Dalam al-Quran ditegaskan bahwa Allah menciptakan alam semesta selama


enam masa (sittatu ayyam) dalam surah al-A’raf ayat 54, yang berbunyi:
‫ِاَّن َر َّب ُك ُم ُهّٰللا اَّل ِذْي َخ َل َق الَّس ٰم ٰو ِت َو اَاْلْر َض ِفْي ِس َّت ِة َاَّياٍم ُث َّم اْس َتٰو ى َع َل ى اْل َع ْر ِۗش ُيْغ ِش ى اَّل ْي َل الَّن َهاَر َي ْط ُل ُبٗه َح ِثْي ًث ۙا َّو الَّش ْم َس‬
‫َو اْل َق َمَر َو الُّن ُجْو َم ُم َس َّخ ٰر ٍۢت ِبَاْم ِر ٖٓهۙ َااَل َل ُه اْل َخ ْل ُق َو اَاْلْم ُۗر َت ٰب َرَك ُهّٰللا َرُّب اْل ٰع َل ِمْي َن‬
Artinya:
Sungguh, Tuhanmu (adalah) Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam
masa, lalu Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang
yang mengikutinya dengan cepat. (Dia ciptakan) matahari, bulan dan bintang-
bintang tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah! Segala penciptaan dan urusan
menjadi hak-Nya. Mahasuci Allah, Tuhan seluruh alam.
Didalam surat al araf ayat 54 ini dijelaskan proses terbentuknya alam semesta ini
memakan waktu yang sangat lama yaitu dalam enam masa. Tetapi dalam ayat yang
lain, tepatnya dalam surah yasin ayat 82 yang berbunyi :
‫ِاَّن َم ۤا َاۡم ُر ۤٗه ِاَذ ۤا َاَر اَد َش ْیــً۬ٴــا َاۡن َّي ُق ۡو َل َل ٗه ُكۡن َف َيُكۡو ُن‬
Artinya :
Sesungguhnya urusan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu Dia hanya berkata
kepadanya, "Jadilah!" Maka jadilah sesuatu itu.

Dalam surat Yasin ayat 82 ini Allah menerangkan betapa mudah bagi-Nya
menciptakan sesuatu. Apabila Ia menghendaki untuk menciptakan suatu makhluk,
cukuplah Allah berfirman, "Jadilah," maka dengan serta-merta terwujudlah makhluk
itu. Allah mampu menciptakan segala sesuatu tanpa adanya proses, cukup hanya
dengan mengatakan jadi! Maka jadilah ia (kun fayakun).

Dalam hal ini antara kedua ayat tersebut seolah adanya pertentangan, yakni
ketika dalam ayat yang lain Allah menjelaskan bahwa alam semesta diciptakan
selama enam masa (sittatu ayyam), tetapi dalam ayat yang lain Allah mampu
menciptakan segala sesuatu tanpa adanya proses penciptaan (kun fayakun).
Mari kita buka lagi Al Qur’an surat Hud ayat 7 :
‫َو ُه َو اَّل ِذْي َخ َل َق الَّس ٰم ٰو ِت َو اَاْلْر َض ِفْي ِس َّت ِة َاَّياٍم َّو َك اَن َع ْر ُش ٗه َع َل ى اْل َم ۤا ِء ِلَي ْب ُل َو ُك ْم َاُّيُك ْم َاْح َس ُن َعَم اًل ۗ َو َل ِٕىْن ُق ْل َت ِاَّنُك ْم َّمْبُعْو ُث ْو َن‬
‫ِم ْۢن َبْع ِد اْل َم ْو ِت َل َي ُق ْو َل َّن اَّل ِذْي َن َك َف ُر ْٓو ا ِاْن ٰه َٓذ ا ِااَّل ِس ْح ٌر ُّم ِبْيٌن‬
Yang artinya :
Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan ‘Arsy-Nya di
atas air, agar Dia menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya. Jika
engkau berkata (kepada penduduk Mekah), “Sesungguhnya kamu akan
dibangkitkan setelah mati,” niscaya orang kafir itu akan berkata, “Ini hanyalah sihir
yang nyata.”

Taukah anda enam hari di surat hud ayat 7 bukan seperti yang kita rasakan di
bumi ini? sekarang, karena pada saat itu belum adanya bumi yang mengelilingi
matahari. Makna enam hari di surat hud ayat 7 itu berarti enam tahapan penciptaan
alam semesta, yang hal ini disebutkan oleh Allah dalam Al Quran pada surat An
Nazi’at ayat 27-33 :
‫) َو اَأْل ْر َض َب ْع َد َذ ِلَك‬29 ( ‫) َو َأ ْغ َط َش َل ْي َل َها َو َأ ْخ َر َج ُض َح اَه ا‬28 ( ‫) َر َف َع َس ْم َك َها َف َسَّو اَه ا‬27 ( ‫َأَأ ْن ُت ْم َأ َشُّد َخ ْلًق ا َأ ِم الَّسَم اُء َب َن اَه ا‬
)33 ( ‫) َم َت اًعا َلُك ْم َو َأِل ْن َعاِم ُك ْم‬32 ( ‫) َو اْل ِجَب اَل َأ ْر َس اَه ا‬31 ( ‫) َأ ْخ َر َج ِم ْن َه ا َم اَءَه ا َو َم ْر َع اَه ا‬30 ( ‫َد َح اَه ا‬
Artinya :
27. Apakah kalian yang lebih sulit penciptaannya ataukah langit? Allah telah
membangunnya.
28. Dia meninggikan bangunannya, lalu menyempurnakannya,
29. Dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita dan menjadikan siangnya terang
benderang.
30. Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya.
31.Ia memancarkan darinya mata airnya, dan (menumbuhkan) tumbuh-
tumbuhannya.
32. Dan gunung-gunung dipancarkan-Nya dengan teguh,
33. (semua itu) untuk kesenangan kalian dan untuk binatang-binatang ternakmu.

Dari ayat-ayat diatas surat An-Nazi’at ayat 27-33 dapat menjelaskan tahapan
enam tahap penciptaan alam semesta secara kronologis. Urutan tahap tersebut
sesuai dengan urutan ayatnya, yang dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Tahap Pertama (ayat 27) : Penciptaan langit pertama kali
Jika kita kembali ke masa lalu maka kita akan melihat alam semesta masih
berupa titik yang satu, yang padad dan sangat panas lalu kemudian meledak dan
menyebarkan materi kemana mana.

2. Tahap kedua (ayat 28) : Pengembangan dan peyempurnaan


Di ayat 28 ini terdapat kalimat “meninggikan bangunan” dan “menyempurnakan”.
Kata “meninggikan bangunan” dianologikan alam semesta yang mengembang,
sehingga benda-benda langit saling menjauh dan langit sendiri semakin meninggi.
Adapun kata “Penyempurnaan” berarti alam semesta tidak serta membentuk tetapi
terus berlangsung pembentukan itu. Misalnya : bintang-bintang masih ada yang
muncul dan ada yang mati.

3. Tahap Ketiga (ayat 29) : Penciptaan Tata Surya


Pada ayat 29 ini, Allah menjadikan malam yang gelab gulita dan siang yang
terang benderang. Itu berarti pada saat itu material-material yang tadinya terpecah
berkumpul dan menjadi padat, lalu jadilah matahri dan juga planet-planet yang juga
termasuk bumi yang mengitari matahari sehingga terciptalah siang dan malam.

4. Tahap Keempat (ayat 30) : Dibuatlah daratan di bumi


Pada saat awal pembuatan bumi, bumi masih berupa debu-debu tipis, kemudian
berkumpulah debu-debu itu sehingga jadilah bumi. Tanah dibuat menjadi dataran
rendah dan juga dataran rendah dan juga hamparan luas yang tak terhingga.

5. Tahap Kelima (ayat 31) : Munculnya air di bumi


Dari mana datangnya air? Air di perkiranakn berasal dari komet-komet yang
menabrak bumi pada saat atmosfer bumi masih tipis. Unsur hydrogen yang dibawa
komet bereaksi dengan unsur-unsur bumi dan membentuk uap-uap air lalu turun
sebagai hujan dan kemudian memenuhi dataran-dataran rendah dengan air,
sehingga jadilah laut, sungai dan danau. Dan setelah munculnya air di muka bumi,
munculah tumbuhan-tumbuhan yang memulai peranan untuk menyeimbangkan
ekosistem bumi.

6. Tahap keenam (ayat 32-33) : Proses geologis dan lahirnya kehidupan lain
Disini dijelaskan bahawasanya “Gunung-gunung dipancangkan dengan teguh”.
Berarti gunung diciptakan setelah daratan, air dan juga tumbuhan, Gunung terbentuk
dikarenakan interaksi antar lempeng bumi. Setelah terbentuknya gunung, diciptakan
lah hewan-hewan dan juga manusia sebagaimana yang tertera di ayat 33.

2. TERCIPTANYA GUNUNG BERAPI


Kata gunung berapi berasal dari nama vulcano, sebuah pulau vulkanik di
Kepulauan Aeolian di Italia yang pada gilirannya berasal dari Vulcan, Dewa Api
dalam mitologi Romawi.

Oleh karena itulah gunung berapi sejatinya menjadi lubang di kerak planet bumi
atau planet atau satelit lain yang dapat mengeluarkan letusan batuan cair, pecahan
akumulasi magma yang kaya gas (batuan bawah tanah cair) di reservoir dekat
permukaan bumi, mereka dapat didahului oleh emisi uap dan gas dari ventilasi kecil
di tanah. Segerombolan gempa kecil, yang mungkin disebabkan oleh meningkatnya
pasang magma padat dan kental yang berosilasi terhadap selubung magma yang
lebih permeabel, juga dapat menandakan letusan gunung berapi, terutama yang
eksplosif.

Gunung berapi adalah lubang di permukaan dalam definisi planet atau bulan
yang memungkinkan material yang lebih hangat dari sekitarnya untuk lepas dari
interiornya. Ketika bahan ini lolos, itu akan menyebabkan erupsi. Sebuah letusan
bisa meledak, yang seakan-akan memuntahkan material ke langit atau bisa letusan
yang lebih tenang, dengan aliran material yang lembut.

Daerah-daerah dalam pengertian vulkanisme biasanya membentuk pegunungan


yang dibangun dari banyak lapisan batu, abu atau bahan lain yang terkumpul di
sekitarnya. Gunung berapi bisa aktif, tidak aktif, atau punah. Gunung berapi aktif
adalah gunung berapi yang telah memiliki erupsi baru-baru ini atau diperkirakan
akan terjadi dalam waktu dekat. Gunung berapi yang tidak aktif tidak lagi
menghasilkan letusan, tetapi mungkin letusan bisa terjadi lagi di masa depan.
Gunung berapi yang sudah punah kemungkinan tidak akan pernah dikategorikan
dalam pengertian gunung meletus lagi.

Dalam Al-Qur’an surat Al-Muzzammil ayat 14 yang berbunyi:

‫َي ْو َم َت ْر ُجُف اَأْلْر ُض َو اْلِج َب اُل َو َك اَن ِت اْلِج َب اُل َك ِثيًبا َم ِه ياًل‬

Yang artinya:”Pada hari bumi dan gunung-gunung bergoncangan, dan


menjadilah gunung-gunung itu tumpukan-tumpukan pasir yang berterbangan”

Maksudnya adalah jika terjadi letusan gunung berapi maka di Al-Qur’an sudah
dijelaskan bahwa nantinya gunung-gunung tersebut akan menjadika tumpukan pasir
yang bertebangan.

Adapun definsi gunung api menurut para ahli, antara lain:

1. Alzwar (1988)
Gunung api merupakan timbulan di permukaan bumi, yang tersusun atas
timbunan rempah gunungapi; tempat dengan jenis dan kegiatan magma
yang sedang berlangsung; tempat keluarnya batuan leleran dan rempah
lepas gunungapi dari dalam bumi
2. Mac Donald (1972)
Gunung api merupakan tempat/bukaan berasalnya batuan pijar (gas) dan
umumnya keduanya, keluar ke permukaan bumi, sehingga bahan batuan
tersebut berakumulasi membentuk bukit atau dalam pengertian
peggunungan.

3. Bronto (2006)
Gunung api merupakan setiap proses alam yang berhubungan dengan
kegiatan gunung api, meliputi asal-usul pembentukan magma di dalam bumi
hingga kemunculannya di permukaan bumi dalam berbagai bentuk dan
kegiatannya; setiap magma yang muncul ke permukaan bumi.

Surah an-naba’ ayat 20 :


‫َو ُسِّي َر ِت اْلِج َب اُل َفَك اَنْت َس َر اًبا‬

artinya :

dan dijalankanlah gunung-gunung maka menjadi fatamorganalah ia.

dalam surat an - naba’ ayat 20 menjelaskan bahwa gunung - gunung akan lenyap dari
tempat - tempatnya dan menjadi sebuah fatamorgana lah, menjadi debu yang
berterbangan, atau dengan kata lain gunung - gunung itu menjadi sangat ringan
layaknya debu diterbangkan.

C. KESIMPULAN
Geografi adalah salah satu cabang sains yang mengkaji tentang bumi,
penduduk, flora, fauna, udara, iklim, dan segala hal yang berinteraksi dengannya.
Meskipun disebut sebagai ‘ilmu bumi’ atau ‘tulisan tentang bumi’, geografi tidak hanya
mengkaji hal-hal yang berada di permukaan bumi, tetapi juga di luar angkasa.
Pentingnya bagi manusia yang mempelajari ilmu geografi ini adalah untuk
memahami lingkungan dengan lebih mendalam serta menilai sumber serta peluang
yang terdapat di dalamnya. Lebih terang dan jelas dalam al-Quran terdapat pengajaran
ayat Allah SWT yang diketengahkan tentang kejadian alam semesta yang begitu indah
dan ajaib kejadiannya yang menunjukan tanda kebesaran Allah. Dengan memikir dan
merenung maka manusia akan diilhamkan dengan ilmu pengetahuan, ide serta
kepandaian yang menjadikan manusia dapat mentadbir alam ini mengikuti acuan Allah
SWT berteraskan kepada syariat yang telah diturunkan.

Anda mungkin juga menyukai