Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu Geografi bukan sekadar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum


sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara
sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu
tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha
berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan
adalah produk dari epistemologi, Geografi adalah salah satu Ilmu Pengetahuan
yang sudah diakui dengan seperangkat metode berdasarkan teori-teori yang
disepakati.

Geografi lebih dari sekedar kartografi, studi tentang peta. Geografi tidak
hanya menjawab apa dan dimana di atas muka bumi, tapi juga mengapa di situ
dan tidak di tempat lainnya, kadang diartikan dengan "lokasi pada ruang."
Geografi mempelajari hal ini, baik yang disebabkan oleh alam atau manusia. Juga
mempelajari akibat yang disebabkan dari perbedaan yang terjadi itu.

Latar belakan penulisan makalah ini yaitu didalam rangka pemenuhan tugas
“Mata Kuliah Pengantar Ilmu Sosial” dengan disusunanya makalah ini diharapkan
kita dapat mengetahu depinisi-depinisi dari geografi.

B. Tujuan.

1. Memahami beberapa Persamaan dan Perbedaan lokasi di beberapa tempat


atas fenomena fisik dan manusia di atas permukaan bumi
2. Mengetahui sejarah lahirnya ilmu geografi
3. Mengetahui metode dan cabang-cabang ilmu geografi
4. Memahami dan dapat melaksanakan tehnik geografis dan Prinsip-
prinsipnya
C. Pembatasan Masalah

Didalam makalah ini kita akan membahas beberap masalah yang berkaitan
dengan pengertian geografi yaitu:
1) Apa itu geografi ?

1
2) Bagaimana konsep-konsep ilmu geografi?
3) Apa saja objek kajian ilmu geografi

D. Metode Penulisan

Untuk mendapatkan data dan informasi yang di perlukan, penulis


mempergunakan, teknik studi kepustakaan atau studi pustaka. Tidak hanya itu,
kami juga mencari bahan dan sumber-sumber dari media masa elektronik yang
berjangkauan internasional yaitu, Internet.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ilmu Geografi

Istilah geografi untuk pertama kalinya diperkenalkan oleh Erastothenes pada abad
ke 1. Menurut Erastothenes geografi berasal dari kata geographica yang berarti
penulisan atau penggambaran mengenai bumi. Berdasarkan pendapat tersebut,
maka para ahli geografi (geograf) sependapat bahwa Erastothenes dianggap
sebagai peletak dasar pengetahuan geografi. Pada awal abad ke-2, muncul tokoh
baru yaitu Claudius Ptolomaeus mengatakan bahwa geografi adalah suatu
penyajian melalui peta dari sebagian dan seluruh permukaan bumi. Jadi Claudius
Ptolomaeus mementingkan peta untuk memberikan informasi tentang permukaan
bumi secara umum. Kumpulan dari peta Claudius Ptolomaeus dibukukan,
diberinama ‘Atlas Ptolomaeus’.

Menjelang akhir abad ke-18, perkembangan geografi semakin pesat. Pada masa
ini berkembang aliran fisis determinis dengan tokohnya yaitu seorang geograf
terkenal dari USA yaitu Ellsworth Hunthington. Di Perancis faham posibilis
terkenal dengan tokoh geografnya yaitu Paul Vidal de la Blache, sumbangannya
yang terkenal adalah “Gen re de vie”. Perbedaan kedua faham tersebut, kalau fisis
determinis memandang manusia sebagai figur yang pasif sehingga hidupnya
dipengaruhi oleh alam sekitarnya. Sedangkan posibilisme memandang manusia
sebagai makhluk yang aktif, yang dapat membudidayakan alam untuk menunjang
hidupnya. Setiap manusia memiliki pendapat masing-masing tentang berbagai hal
dalam kehidupannya. Demikian pula dengan definisi atau pengertian geografi.
Berikut ini disajikan beberapa definisi yang akan saling melengkapi dan dengan
demikian diharapkan dapat menyikap inti masalah atau pokok kajian geografi.

Geografi Menurut Para Ahli

1. Preston e James Geografi dapat diungkapkan sebagai induk dari segala


ilmu pengetahuan” karena banyak bidang ilmu pengetahuan selalu mulai
dari keadaan muka bumi untuk beralih pada studinya masing-masing.

3
2. Ullman (1954) Geografi adalah interaksi antar ruang”. Definisi ini
dikemukakan oleh Ullman , dalam bukunya yang berjudul Geography a
Spatial Interaction.
3. Maurice Le Lannou (1959) Geografi adalah kelompok manusia dan
organisasinya di muka bumi. Ia mengemukakan dalam bukunya yang
berjudul La Geographie Humaine.
4. Paul Claval (1976) Geografi adalah menjelaskan gejala gejala dari segi
hubungan keruangan
5. Harstone Geografi adalah sebuah ilmu yang menampilkan relitas
deferensiasi muka bumi seperti apa adanya, tidak hanya dalam arti
perbedaan-perbedaan dalam hal tertentu, tetapi juga dalam arti kombinasi
keseluruhan fenomena di setiap tempat, yang berbeda dari keadaanya di
tempat lain.
6. Jhon Alexander Geografi merupakan disiplin ilmu yang menganalisis
variasi keruangan dalam veriabel kawasan-kawsandan hubungan antar
variabel – variabel keruangan.
7. Lobeck 1939 Gegografi adalah suatu studi tentang hubungan – hubungan
yang ada antara kehidupan dengan lingkungan fisiknya.
8. Ferdinand von Richthoven 1833 – 1905 Geografi adalah ilmu yang
mempelajari gejala dan sifat pemukaan bumi dan penduduknya, disusun
menurut letaknya, menerangkan baik tentang terdapatnya gejala-gejala dan
sifat-sifat itu.
9. Claudius Ptolemous Abad ke – 2 Geografi adalah suatu penyajian dengan
peta dan sebagian pemukaan bumi yang menunjukkan kenampakan umum
yang terdapat padanya.
10. Erastothenes Geografi adalah berasal dari kata geographica yang berarti
penulisan atau penggambaran mengenai bumi.
11. Mackinder (1861-1947) Geografi adalah sebagai satu kajian mengenai
kaitan antara manusia dengan alam sekitarnya.
12. Ekblaw dan Mulkerne Geografi adalah merupakan ilmu pengetahuan yang
mempelajari bumi dan kehidupannnya, mempengaruhi pandangan hidup
kita, makanan yang kita konsumsi, pakaian yang kita gunakan, rumah
yang kita huni dan tempat rekreasi yang kita nikmati.
13. UNESCO (1956) mendifinasikan geografi sebagai: satu agen sintesis,satu
kajian perhubungan ruang, sains dalam penggunaan tanah
14. Depdikbud 1989 Geografi merupakan suatu ilmu tentang permukaan
bumi, iklim, penduduk, flora, fauna, serta hasil yang diperoleh dari bumi.

4
15. Strabo (1970) Geografi adalah erat kaitannya dengan faktor lokasi,
karakterisitik tertentu dan hubungan antar wilayah secara keseluruhan.
Pendapat ini kemuadian di sebut Konsep Natural Atrribut of Place.
16. Frank Debenham (1950) Geografi adalah ilmu yang bertugas mengadakan
penafsiran terhadap persebaran fakta, menemukan hubungan antara
kehidupan manusia dengan lingkungan fisik, menjelaskan kekuatan
interaksi antara manusia dan alam.
17. James Fairgrive (1966) Geografi memiliki nilai edukatif yang dapat
mendidik manusia untuk berpikir kritis dan bertanggung jawab terhadap
kemajuan-kemajuan dunia. Ia juga berpendapat bahwa peta sangat penting
untuk menjawab pertanyaan “di mana” dari berbagai aspek dan gejala
geografi.
18. Hasil Seminar dan Lokakarya Ikatan Geografi Indonesia (IGI) Geografi
adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena
geosfer dengan sudut pandang kelingkungan dan kewilayahan dalam
konteks keruangan.

Kalau kita perhatikan beberapa definisi/ pengertian dan sejarah perkem-bangan


dari geografi tersebut, ternyata pengertian geografi selalu mengalami
perkembangan. Namun kalau kita kaji lebih jauh, di antara pandangan para ahli
tersebut tampak ada kesamaan titik pandang. Kesamaan titik pandang tersebut
adalah mengkaji:
1) Bumi sebagai tempat tinggal;
2) Hubungan manusia dengan lingkungannya (interaksi);
3) Dimensi ruang dan dimensi historis; dan
4) Pendekatannya, spasial (keruangan), ekologi (kelingkungan) dan regional
(kewilayahan).
Jadi Geografi adalah ilmu yang mempelajari tentang lokasi serta persamaan dan
perbedaan (variasi) keruangan atas fenomena fisik dan manusia di atas permukaan
bumi. Kata geografi berasal dari Bahasa Yunani yaitu gêo ("Bumi") dan graphein
("menulis", atau "menjelaskan").

B. Sejarah Ilmu Geografi


Bangsa Yunani adalah bangsa yang pertama dikenal secara aktif menjelajahi
geografi sebagai ilmu dan filosofi, dengan pemikir utamanya Thales dari Miletus,
Herodotus, Eratosthenes, Hipparchus, Aristotle, Dicaearchus dari Messana,
Strabo, dan Ptolemy. Bangsa Romawi memberi sumbangan pada pemetaan karena

5
mereka banyak menjelajahi negeri dan menambahkan teknik baru. Salah satu
tekniknya adalah periplus, deskripsi pada pelabuhan dan daratan sepanjang garis
pantai yang bisa dilihat pelaut di lepas pantai; contoh pertamanya adalah Hanno
sang Navigator dari Carthaginia dan satu lagi dari Laut Erythraea, keduanya
selamat di laut menggunakan teknik periplus dengan mengenali garis pantai laut
Merah dan Teluk Persi.

Setelah abad ke-18 geografi mulai dikenal sebagai disiplin ilmu yang lengkap dan
menjadi bagian dari kurikulum di universitas di Eropa (terutama di Paris dan
Berlin), tetapi tidak diInggris dimana geografi hanya diajarkan sebagai sub-
disiplin dari ilmu lain. Salah satu karya besar zaman ini adalah Kosmos: sketsa
deskripsi fisik Alam Semesta, oleh Alexander vom Humboldt.

Selama lebih dari dua abad kuantitas pengetahuan dan perangkat pembantu
banyak ditemukan di Indonesia[rujukan?]. Terdapat hubungan yang kuat antara
geografi dengan geologi dan botani, juga ekonomi, sosiologi dan demografi.

Di barat, selama abad ke-20, disiplin ilmu geografi melewati empat fase utama:
determinisme lingkungan, geografi regional, revolusi kuantitatif dan geografi
kritis.

Determinisme lingkungan adalah teori yang menyatakan bahwa karakteristik


manusia dan budayanya disebabkan oleh lingkungan alamnya. Penganut fanatic
deteriminisme lingkungan adalah Carl Ritter, Ellen Churchill Semple dan
Ellsworth Huntington. Hipotesis terkenalnya adalah "iklim yang panas
menyebabkan masyarakat di daerah tropis menjadi malas" dan "banyaknya
perubahan pada tekanan udara pada daerah lintang sedang membuat orangnya
lebih cerdas".

Ahli geografi determinisme lingkungan mencoba membuat studi itu menjadi teori
yang berpengaruh. Sekitar tahun 1930-an pemikiran ini banyak ditentang karena
tidak mempunyai landasan dan terlalu mudahnya membuat generalisasi (bahkan
lebih sering memaksa). Determinisme lingkungan banyak membuat malu geo-
grafer kontemporer, dan menyebabkan sikap skeptis di kalangan geografer dengan
klaim alam adalah penyebab utama budaya (seperti teori Jared Diamond).

6
C. Aspek Geografi

Aspek geografi meliputi objek geografi dan gejala geografi atau fenomena
geografi. Objek geografi adalah segala sesuatu yang menjadi bahan kajian yang
dipelajari dalam geografi. Dalam geografi dikenal dua (2) macam objek geografi,
yaitu objek material dan objek formal.

a) Objek Material
Objek material yang umum dan luas yaitu geosfer yang meliputi atmosfer,
hidrosfer, litosfer, biosfer, dan antroposferyang kemudian dapat menimbulkan
studi khusus, dan dipandang wajar.

1) Atmosfer,
Atmosfer adalah lapisan udara yang menyelubungi bumi, yang terdiri dari
campuran Oksigen (21%), Nitrogen (78%), Karbon dioksida (0,03%), Argon
(hamper 1%), Helium dan gas-gas lain(0,01), ditambah uapair yang jumlahnya
berpariasi. Atmosfer terdiri dari trofosfer, stratosfer, mesosfer, termosfer, dan
ekosfer. Gejala-gejala seperti cuaca dan iklim yang dikaji dalam Klimatologi dan
Meteorologi, dll.

2) Litosfer
Lithosfer, adalah lapisan bumi paling luar, tebalnya kurang lebih 48 km,
grafitasinya diantara 2,0-3,0. Lapisan tersebut terdiri dari dua lapisan, yaitu SiAl
kepanjangan dari Si (Silikat) dan Al (Alumenium) sedangkan SiMa kepanjangan
dari SI (Silikat) dan Ma (Maknesium). SiAl adalah lapisan bumiyang palinh atas
sedangkan SiMa adalah lapisan bumi yang berada dibawah lapisan SiAl. Lapisan
litosfer dikaji dalam Geologi, Geomorfologi, Petrografi, dll

3) Hidrosfer
Hidrosfer adalah lapisan air yang mengelilingi bumi yang meliputi lapisani
perairan di darat maupun di laut yang terdiri dari samudra, laut, sungai, danau,
gletser, air tanah, mata air, hujan dan air yang termsuk dalam atmosfer. Hidrossfer
dikaji dalam ilmuHidrologi, Oceanografi dan lain-lain.

4) Biosfer
Biosfer adalah lapisan kulit bumi, air, dan atmosfer yang didalamnya terdapat
kehidupan organism, manusia, tumbuh-tumbuhan, binatang, dan mikroorganisme.

7
Biosfer tebalnya hanya beberapa mil saja yang meliputi tanah, air, dan udara.
Biosefr dikaji didalam Biogeografi, Biologi, dll

5) Antroposfer
Antroposfer adalah objek kajian geografi yang mempelajari mengenai lapisan
manusia yang merupakan ‘tema sentral’ di antara lapisan lainnya. Tema sentral
artinya diutamakan dalam kajiannya. Jadi dalam mengkaji objek studi geografi
tersebut diperlukan pengetahuan dari disiplin ilmu lain seperti Klimatologi,
Geologi, Hidrologi, dan sebagainya. Singkatnya geografi berkaitan erat dengan
ilmu-ilmu lain.

b) Objek Formal

Kalau objek material geografi bersangkut-paut dengan bahan kajian, maka objek
formal geografi bersangkut-paut dengan cara pemecahan masalah. Jadi objek
formal adalah metode atau pendekatan yang digunakan dalam mengkaji suatu
masalah. Objek formal geografi secara umum adalah region atau wilayah. Namun,
yang dinamakan objek formal geografi sebenaranya adalah cara memandang dan
cara bersikap terhadap objek material tersebut dari segi geografi yaitu segi
keruangan meliputi pola dan system proses yang terjadi didalamnya.

Ada tiga hal pokok dalam mempelajari objek formal dari sudut pandang
keruangan yaitu :
a. Pola dari sebaran tertentu dimuka bumi,
b. Keterkaitan atau hubungan sesame antara gejala didalam ruang
c. Perkembangan atau perubahan yang terjadi pad gejala tersebut didalam ruang.

Fenomena atau gejala geografi dalam kehidupan sehari-hari dikelompokan dalam


dua jenis yaitu gejala fisik dan gejala sosial. Gejala fisik meliputi banjir, longsor,
tsunami, gunung meletus, gempa bumi, abrasi dan sebagainya. Gejala sosial
meliputi kebodohan, kriminalisme, urbanisasi, kemiskinan, penganguran, tuna
wisma, dan sebagainya.
Telah diuraikan diatas bahwa geografi adalah ilmu yang mempelajari tentang
fenomena permukaan bumi atau geosfer dalam konteks keruangan, kelingkungan,
dan komplek kewilayahan, atas dasar pengertian tersebut maka dapat disebutkan
bahwa subjek geografi adalah kajian yang ada sangkut-pautnya dengan aspek
keruangan, lingkungan, dan kompleks kewilayahan dari fenomena-fenomena

8
permukaan bumi. Hubungan lingkungan adalah interaksi antara fenomena-
fenomena permukaan bumi. Hubungan komplek kewilayahan. Adalah gabungan
dari hubungan keruangan dan lingkungan atau interaksi fenomena-fenomena
permukaan bumi.

D. Cabang-cabang Ilmu Geografi

Untuk mempelajari objek yang begitu luas,maka geografi memerlukan alat bantu
berupa disiplin ilmu yang lain. Ilmu bantu geografi itu meliputi matematika,
fisika, kimia biologi, statistic, teknik, ekonomi, sosiologi, politik, dan sebagainya.
Karena itu tumbuh cabang-cabang ilmu geografi yang dapat memberi analisa
secara mendalam terhadap objek yang dipelajari. Cabang-cabang ilmu geografi
dapat dirinci sebagai berikut :

a) Geografi fisik
Cabang ini memusatkan pada geografi sebagai ilmu bumi, menggunakan biologi
untuk memahami pola flora dan fauna global, dan matematika dan fisika untuk
memahami pergerakan bumi dan hubungannya dengan anggota tata surya yang
lain. Termasuk juga di dalamnya ekologi muka bumi dan geografi lingkungan.
Topik Meliputi: atmosfer - kepulauan - benua - gurun - pulau - bentuk muka bumi
-samudera - laut - sungai - danau - ekologi - iklim - tanah - geomorfologi -
biogeografi -garis waktu geografi, paleontologi - paleogeografi - hidrologi.

b) Geografi Manusia
Cabang geografi non-fisik juga disebut antropogeografi yang fokus sebagai ilmu
sosial, aspek non-fisik yang menyebabkan fenomena dunia. Mempelajari
bagaimana manusia beradaptasi dengan wilayahnya dan manusia lainnya, dan
pada transformasi makroskopis bagaimana manusia berperan di dunia. Bisa dibagi
menjadi: geografi ekonomi, geografi politik (termasuk geopolitik), geografi sosial
(termasuk geografi kota), geografi feminisme dan geografi militer.
Topik Meliputi: Negara-negara di dunia - negara - bangsa - negara bagian -
perkumpulan individu - provinsi - kabupaten - kota – kecamatan

c) Geografi manusia-lingkungan
Selama masa determinisme lingkungan, geografi bukan merupakan ilmu tentang
hubungan keruangan, tetapi tentang bagaimana manusia dan lingkungannya
berinteraksi. walaupun paham determinisme lingkungan sudah tidak berkembang,

9
masih ada tradisi kuat di antara geografer untuk mengkaji hubungan antar manusia
dengan alam. Terdapat dua bidang pada geografi manusia-lingkungan: ekologi
budaya dan politik dam penelitian risiko-bencana. banyak lingkungan yang sudah
dirusak oleh manusia, seharusnya sudah menjadi tugas manusia yang harus
menjaga dan melestarikan lingkungan, mungkin alam sudah tidak ankan kuat
bertahan lagi.

d) Perencanaan dan Pengembangan Wilayah


Cabang Geografi ini adalah cabang yang relatif baru. Dikembangkan pada sekitar
tahun 1980-an oleh para Geografiwan Eropa, terutama dari Nederland. Saat
kerjasama Universitas antar kedua negara dilakukan, sejumlah ahli Geografi asal
Belanda ikut serta dalam program pencangkokan dosen di UGM. Hasilnya adalah
lahirnya program studi baru bernama Program Studi Perencanaan Pengembangan
Wilayah dan sekarang lebih dikenal dengan Program Studi Pengembangan
Wilayah. Sebelum berdiri menjadi disiplin tersendiri yang memadukan Ilmu
Geografi dengan Ilmu Perencanaan Wilayah, proyek ini dikenal dengan nama
Rural and Regional Development Planning (RRDP). Selain itu dapat dijelaskan
bahwa perencanaan dan pengembangan wilayah dapat berkaitan dengan ilmu-ilmu
sosial terutama terkait dengan fenomena sosial yang terjadi di masyarakat,
sehingga sangat bersinggungan dengan konsep-konsep dan teori-teori sosial yang
ada.

e) Ekologi budaya dan politik


Ekologi budaya muncul sebagai hasil kerja Carl Sauer pada geografi dan
pemikiran dalam antropologi. Ekologi budaya mempelajari bagaimana manusia
beradaptasi dengan lingkungan alamnya. Ilmu keberlanjutan (sustainability)
kemudian tumbuh dari tradisi ini. Ekologi poltik bangkit ketika beberapa
geografer menggunakan aspek geografi kritis untuk melihat hubungan kekuatan
alam dan bagaimana pengaruhnya terhadap manusia. Misalnya, studi yang
berpengaruh oleh Micahel Watts berpendapat bahwa kelaparan di Sahel
disebabkan oleh perubahansistem politik dan ekonomi di wilayah itu sebagai hasil
dari kolonialisme dan menyebarnya praktek kapitalisme.

f) Penelitian risiko-bencana
Penelitian pada bencana dimulai oleh Gilbert F. Withe, yang mencoba memahami
mengapa orang tinggal dataran banjir yang mudah terkena bencana. Sejak itu,
bidang ini berkembang menjadi multi disiplin dengan mempelajari bencana alam

10
(seperti gempa bumi) dan bencana teknologi (seperti kebocoran reaktor nuklir).
Geografer yang mempelajari bencana tertarik pada dinamika bencana dan
bagaimana manusia dan masyarakat menghadapinya.

g) Geografi sejarah
Cabang ini mencari penjelasan bagaimana budaya dari berbagai tempat di bumi
berkembang dan menjadi seperti sekarang. Studi tentang muka bumi merupakan
satu dari banyak kunci atas bidang ini - banyak disimpulkan tentang pengaruh
masyarakat dahulu pada lingkungan dan sekitarnya.

Menurut Para ahli cabang ilmu geografi dapat dirinci sebagai berikut :
1) Menurut Hutingtong, geigrafi terbagi menjadi empat cabang, yaitu
Geografi Fisik yang mempelajari factor fisik alam
Pitogeografi yang mempelajari tanaman
Zoogeografi yang mempelajari hewan
Antropgeografi yang mempelajari manusia
2) Menurut Muller dan Rinner, cabang-cabang geografi terdiri atas :
Geografi fisik yang terdiri atas geografi matematiaka, geografi tanah dan
hidrologi, klimatologi, geografi mineral dan sumber daya, geografi tanaman, dan
geografi tata guna lahan.
Geografi manusia yang meliputi geografi budaya ( geografi penduduk, geografi
sosial, dan geografi kota), geografi ekonomi (geografi pertanian, geografi
taransfortasi, dan komunikasi), kemudian geografi politik.
Geografi regional.

3) Menurut Hagget, cabang geografi dapat diuraikan sebagai berikut:


Geografi fisik
Geografi fisik merupakancabang geografi yang mempelajari gejala fisik di
permukaan bumi. Gejala fisik itu terdiri atas tanah, air, udara dengan segala
prosesnya. Bidang kajian dalam geografi adalah gejala alamiah dipermukaan bumi
yang menjadi lingkungan hidup manusia. Oleh karena itu keberadaan cabang ilmu
ini tidak dapat dipisahkan dengan manusia.
Geografi manusia
Geografi manusia merupakan cabang geografi yang objek kajiannya keruang
manusia. Aspek-aspek yang dikaji didalam cabang ini termaksuk kependudukan,
aktifitas manusia, yang meliputi aktifitas ekonomi, aktivitas politik, ativitas sosial,
dan aktivitas budayanya. Dalm melakukan studi aspek kemanusiaan, geografi

11
manusi terbgi dalam cabang-cabang geografi penduduk, geografi ekonomi,
geografi politik, geografi permukiman, dan geografi sosial.
Geografi Regional
geografi regional merupakan deskrifsi yang menyeluruh antara aspek manusia dan
aspek alam. Focus kajiannya adalah interrelasi, interaksi, antara aspek alam dan
manusia dalam suatu ruang tertentu.

E. Teknik Geografis
1) Penginderaan Jauh
Penginderaan Jauh merupakan terjemahan dari istilah remote sensing, adalah
ilmu, teknologi dan seni dalam memperoleh informasi mengenai objek atau
fenomena di (dekat) permukaan bumi tanpa kontak langsung dengan objek atau
fenomena yang dikaji, melainkan melalui media perekam objek atau fenomena
yang memanfaatkan energi yang berasal dari gelombang elektromagnetik dan
mewujudkan hasil perekaman tersebut dalam bentuk citra. Pengertian 'tanpa
kontak langsung' di sini dapat diartikan secara sempit dan luas. Secara sempit
berarti bahwa memang tidak ada kontak antara objek dengan analis, misalnya
ketika data citra satelit diproses dan ditransformasi menjadi peta distribusi
temperatur permukaan pada saat perekaman. Secara luas berarti bahwa kontak
dimungkinkan dalam bentuk aktivitas 'ground truth', yaitu pengumpulan sampel
lapangan untuk dijadikan dasar pemodelan melalui interpolasi dan ekstrapolasi
pada wilayah yang jauh lebih luas dan pada kerincian yang lebih tinggi.
Pada awalnya penginderaan jauh kurang dipandang sebagai bagian dari geografi,
dibandingkan kartografi. Meskipun demikian, lambat laun disadari bahwa
penginderaan jauh merupakan satu-satunya alat utama dalam geografi yang
mampu memberikan synoptic overview --pandangan secara ringkas namun
menyeluruh-- atas suatu wilayah sebagai titik tolak kajian lebih lanjut.
Penginderaan jauh juga mampu menghasilkan berbagai macam informasi
keruangan dalam konteks ekologis dan kewilayahan yang menjadi ciri kajian
geografis. Di samping itu, dari sisi persentasenya, pendidikan penginderaan jauh
di Amerika Serikat, Australia dan Eropa lebih banyak diberikan oleh bidang ilmu
(departemen, 'school' atau fakultas) geografi.
Dari segi metode yang digunakan, dikenal metode penginderaan jauh manual atau
visual dan metode penginderaan jauh digital. Penginderaan jauh manual
memanfaatkan citra tercetak atau 'hardcopy' (foto udara, citra hasil pemindaian
scanner di pesawat udara maupun satelit) melalui analisis dan interpretasi secara
manual/visua]. Penginderaan jauh digital menggunakan citra dalam format digital,

12
misalnya hasil pemotretan kamera digital, hasil pemindaian foto udara yang sudha
tercetak, dan hasil pemindaian oleh sensor satelit, dan menganalisisnya dengan
bantuan komputer. Baik metode manual maupun digital menghasilkan peta dan
laporan. Peta hasil metode manual dapat dikonversi menjadi peta tematik digital
melalui proses digitisasi (sering diistilahkan digitasi).

2) Kartografi
Kartografi atau pemetaan mempelajari representasi permukaan bumi dengan
simbol abstrak. Bisa dibilang, tanpa banyak kontroversi, kartografi merupakan
penyebab meluasnya kajian geografi. Kebanyakan geografer mengakui bahwa
ketertarikan mereka pada geografi dimulai ketika mereka terpesona oleh peta di
masa kecil mereka. walaupun subdisiplin ilmu geografi lainnya masih bergantung
pada peta untuk menampilkan hasil analisisnya, pembuatan peta itu sendiri masih
terlalu abstrak untuk dianggap sebagai ilmu terpisah.
Kartografi berkembang dari kumpulan teknik menggambar menjadi bagian sebuah
ilmu. Seorang kartografer harus memahami psikologi kognitif dan ergonomi
untuk membuat simbol apa yang cocok untuk mewakili informasi tentang bumi
yang bisa dimengerti orang lain secara efektif, dan psikologi perilaku untuk
memengaruhi pembaca memahami informasi yang dibuatnya. Mereka juga harus
belajar geodesi dan matematika yang tidak sederhana untuk memahami
bagaimana bentuk bumi berpengaruh pada penyimpangan atau distorsi dari proses
proyeksi ke bidang datar.
3) Sistem Informasi Geografis
Sistem Informasi Geografis membahas masalah penyimpanan informasi tentang
bumi dengan cara otomatis melalui komputer secara akurat secara informasi.
Sebagai tambahan pada subdisiplin ilmu geografi lainnya, spesialis SIG harus
mengerti ilmu komputer dan sistem database. SIG memacu revolusi kartografi
sehingga sekarang hampir semua pembuatan peta dibuat dengan piranti lunak
(software) SIG.

4) Metode kuantitatif geografi


Metode kuantitatif geografi membahas metode numerik yang khas (atau paling
tidak yang banyak ditemukan) dalam geografi. Sebagai tambahan pada analisis
keruangan, anda mungkin akan menemukan analisis klaster, analisis diskriminan
dan uji statistik non-parametris pada studi geografi.

13
F. Bidang Terkait
a) Perencanaan Kota dan Wilayah
Perencanaan kota dan wilayah menggunakan ilmu geografi untuk membantu
mempelajari bagaimana membangun (atau tidak membangun) suatu lahan
menurut kriteria tertentu, misalnya keamanan, keindahan, kesempatan ekonomi,
perlindungan cagar alam tau cagar budaya, dsb. Perencanaan kota, baik kota kecil
maupun kota besar, atau perencanaan pedesaan mungkin bisa dianggap sebagai
geografi terapan walau mungkin terlihat lebih banyak seni dan pelajaran sejarah.
Beberapa masalah yang dihadapi para perencana wilayah diantaranya adalah
eksodus masyarakat desa dan kota dan Pertumbuhan Pintar (Smart Growth).
b) Ilmu Wilayah
Pada tahun 1950-an, gerakan ilmu wilayah muncul, dipimpin oleh Walter Isard
untuk menghasilkan lebih banyak dasar kuantitatif dan analitis pada masalah
geografi, sebagai tanggapan atas pendekatan kualitatif pada program geografi
tradisional. Ilmu wilayah berisi pengetahuan bagaimana dimensi keruangan
menjadi peran penting, seperti ekonomi regional,pengelolaan sumber daya, teori
lokasi, perencanaan kota dan wilayah, transportasi dan komunikasi, geografi
manusia, persebaran populasi, ekologi muka bumi dan kualitas lingkungan.
c) Pendidikan Tinggi Geografi
Di Indonesia, perguruan tinggi yang membuka program studi Geografi sebagai
ilmu murni hanya dua perguruan tinggi negeri (Universitas Indonesia (UI) dan
UGM (Universitas Gadjah Mada) dan satu perguruan tinggi swasta (Universitas
Muhammadiyah Surakarta). Sedangkan program studi Pendidikan Geografi ada di
45 perguruan tinggi.

G. Prinsip dan Konsep Geografi


a) Prinsip geografi ada 4, yaitu :
1. Prinsip Penyebaran
Gejala geografi baik tentang alam, tumbuhan, hewan, dan manusia yang tersebar
secara tidak merata di muka bumi.
Contoh : Timah di Pulau Bangka, pohon bakau di pantai.
2. Prinsip Interelasi
Hubungan yang saling terkait antara gejala yang satu dengan gejala yang lain dlm
satu ruang tertentu.
Contoh : hutan gundul terjadi karena penebangan liar.
3. Prinsip Korologi ( Keruangan )
Bahwa setiap prinsip ini gejala – gejala, fakta – fakta, dan masalah – masalah

14
geografi ditinjau dari penyebarannya, interelasinya, dan interaksinya dan
hubungan itu terdapat pada ruang tertentu. Contoh : Padi hidup subur di daerah
dataran rendah.
4. Prinsip Deskriptif
Prinsip untuk memberikan pelajaran atau gambaran lebih jauh tentang gejal –
gejala, atau masalah – masalah yang diselidiki dlm bentuk tulisan atau kata – kata
yang dapat dilengkapi dengan : diagram, grafik, table, gambar, dan peta.
b) Konsep dasar geografi
Sudah di jelaskan diatas tadi tentang pengertian geografi yang berasal dari bahasa
Yunani berarti lukisan tentang bumi atau tulisan tentang bumi. Prof. Dr. I Made
Sandy mengatakan bahwa geografi adalah ilmu pengetahuan yang berusaha
menemukan dan dan memahami persamaan-persamaan dan perbedaan yang ada
dalam ruang bumi. Hasil seminar lokakarya yang diadakan di Semarang pada
tahun 1988, merumuskan bahwa geografi adalah ilmu yang mempelajari
pesamaan dan perbedaan phenomena geosfer dengan sudut pandang dengan
kewilayahan atau lingkungan dalam konteks keruangan.

Karl Ritter menyatakan bahwa geografi mempelajari bumi sebagai tempat tinggal
manusia. Dalam hal ini tempat tinggal manusia berkenaan dengan ruang yang
memiliki struktur, pola dan proses yang terbentuk oleh aktivitas manusia. Tempat
tinggal manusia tidakhanya terbatas pada permukaanbumi yang ditempati oleh
manusia, tetapi juga wilayah-wilayah yang tidak dihuni oleh manusia sepanjang
tempat itu penting bagi arinya bagi kehidupan manusia. Oleh karena itu, studi
geografi meliputi gejala alam yang terdapat di permukaan bumi, baik alam oggani
maupun alam anorganikyang ada hubunganya dengan kehidupan manusia. Gejala
organic dan anorganik itu dianalisa penyebaran, perkembangan, interelasi, dan
intersaksinya. Sebagai suatu bidang ilmu, geografi selalu melihat penomenadalam
hubungan ruang secara keseluruhan. Gejala dalam ruang diperhatikan secara
seksama., dengan selalu meperhatikan factor alam dan factor manusia.
Keterkaitan keduanya membentuk suatu kesatuan keruangan di kewilayahan yang
bersangkutan. Denan demikian dapat disimpulkan bahwa geografi adalah suatu
ilmu yang mempelajari pesamaan dan perbedaan fenomena geosfer antara suatu
daera dengan daerah lain dengan hubungan antara manusia dengan alam sera
interaksi diantara keduanya.

Konsep dasar geografi yang esensial, ada 10 yaitu :


1. Konsep Lokasi : Letak suatu tempat di permukaan bumi.

15
1.1. Lokasi Absolut : Tempatnya tetap.
1.2. Lokasi relative : tempatnya bias berubah karena factor tertentu.
2. Konsep jarak : Jarak antara tempat satu ke tempat lain.
2.1. Jarak Absolut : Diukur dengan satuan ukuran.
2.2. Jarak relative : Dikaitkan factor waktu ekonomi dan psikologis.
3. Konsep keterjangkauan :
Hub. Antara satu tempat dengan tempat yang lain, dikaitkan dengan sarana dan
prasarana angkutan.
4. Konsep pola :
Berkaitan dengan persebaran fenomena geosfer di permukaan bumi.
Contoh : Persebaran flora dengan fauna.
5. Konsep Morfologi :
Berkaitan dengan fauna bentuk permukaan bumi, sebagai akibat tenaga eksogen
dan endogen.
Contoh : Pegunungan, lembah, dataran rendah.
6. Konsep Aglomerasi :
Pemusatan penimbunan suatu kawasan
contoh : kawasan industri, pertanian, pemukiman.
7. Konsep nilai kegunaan :
Suatu nilai guna tempat –tempat di bumi.
Contoh : tempat wisata.
8. Konsep Interaksi dan Interpendensi :
Saling berpengaruh dan ketergantungan antara gejala di muka bumi.
Contoh : Antara desa dengan kota.
9. Konsep Deferensiasi Areal:
Fenomena yang berbeda antara tempat yang satu dengan yang lain.
Contoh : Areal pedesaan khas dan corak persawahan.
10. Konsep keterkaitan keruangan :
Keterkaitan persebaran suatu fenomena dengan fenomena lain.
Contoh : daerah pantai pada umumnya bermata pencaharian nelayan.

H. Metode dan Pendekatan Geografi


Hubungan keruangan merupakan kunci pada ilmu sinoptik ini, dan menggunakan
peta sebagai perangkat utamanya. Kartografi klasik digabungkan dengan
pendekatan analisis geografis yang lebih modern kemudian menghasilkan Sistem
Informasi Geografis (SIG) yang berbasis komputer.
Geografer menggunakan empat pendekatan

16
1) Pendekatan Keruangan
Pendekatan keruangan merupakan suatu cara pandang atau kerangka analisis yang
menekankan eksitensi ruang sebagai penekanan. Ruang yang dimaksud adalah
eksitensi atau kebradan ruang dalam prespektif geografi yang dapat dipandang
dari steruktur, pola, dan proses.

Dampak positif dan negative dari keberadan ruang seperti itu selalu dikaitkan
dengan kepentingan maniusia pada saat itu dan akan datang. Pola keruangan
berkenaan dengan distribusi elemen-elemen pembentuk ruangan fenomena titik,
garis, dan area memiliki kedudukan sendiri-sendiri, baik secara implicit maupun
eksplisit dalam hal penyebaran keruangan. Pesebaran kenampakan areal (bidang)
dapat berupa kenampakan yang memanjang, kenampakan seperti kipas,
kenampakan membulat, empat persegi panjang, kenampakan gurita, kenampakan
binatang dan beberapa gabungan dari beberapa gabungan yang ada. Keenam
pertanjaan geograpi diatas selalu disertakan dalam setiap analisisnya.

Proses keruangan berkenaan dengan perunahan dengan elemen-elemen yang ada


didalamnya. Oleh karena itu analisis perubahan keruangan selalu terkait dengan
dimensi waktu (temporal dimension). Dalam hal ini minimal harus ada dua titik
waktu yang diguanakan sebagai dasar anaisis terhadap fenomena yang dipelajari.

2) Pendekatan lingkungan

Dalam pendekatan ini penekanan bukan lagi pada eksitensi ruang, namun pada
keterkaitan antara fenomena geosfer tertentu dengan variable lingkungan yang
ada. Dalam pendekatan lingkungan, kerangka analisisnya tidak mengkaitkan
hubungan antara mahluk hidup dengan lingkungan alam saja, tetepi harus pula
dikaitkan dengan fenomena yang didalamnya mencakup fenomena alam beserta
relif fisik tindakan manusia. Selait itu juga prilaku manusia yang meliputi ide-ide
dan nilai-nilai geografis serta kesadaran akan lingkungan. Dalam sistematik Krik
ditunjukan ruang lingkup lingkungan geografimemiliki dua aspek, yaitu
lingkungan prilaku (behavior environment) dan lingkungan fenomena (fhenomena
environment). Lingkungan prilaku mencakup dua aspek, yaitu pengembangan
nilai dan gagasan serta kesadaran lingkungan. Ada dua aspek penting dalam
pengembangan nilai dan gagasan geografi, serta proses social ekonomi kemudian
perubahan nilai-nilai lingkungan. Dalam kesadaran lingkungan budaya yang
penting adalah perubahan pengetahuan lingkungan alam manusia.

17
3) Pendekatan Komplek Wilayah

Permasalahan yang terjadi disuatu wilayah tidak hanya melibatkan elemen wilaya
itu. Permasalahan itu terkait dengan elemen diwilayah lain, sehinga keterkaitan
antara wilayah yang satu dengan wilayah yang lain tidak dapat dihindari. Selain
itu, masalah tidak disebabkan oleh factor tunggal. Factor determinalnya bersifat
kompleks. Oleh karena itu ada kebutuhan member analisis yang komplek
sehingga mampu memecahkan permasalahan secara lebih luas dan kompleks pula.

Untuk menghadapi permasalahan seperti itu, salah satu alternative dengan


mengunakan pendekatan kompleks wilayah. Pendekatan itu merupakan kombinasi
antara pendekatan yang pertama (keruangan) dan pendekatan yang kedua
(lingkungan). Oleh karena itu sorotan wilayahnya sebagai objek sangat beragam,
maka kajiannya bersifat horizontal dan vertical. Kajian horizontal merupakan
analisis yang menekankan pada keruangan, sedangkan kajian yang bersifat
vertical menekankan pada asfek lingkungan. Adanya perbedaan antar daerah yang
satu dengan daerah yang lain telah menciptakan hubungan fungsional antara unit-
unit wilayah sehingga tercipta suuatu wilayah dengan system yang kompleks sifat
dan pengajiannya membutukan pendekatan yang beragam juga.

18
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa geografi itu mem-pelajari
ilmu pengetahuan yang berusaha menemukan dan memahami persamaan-
persamaan dan perbedaan yang ada dalam ruang bumi. Geografi juga
menyediakan kepada kita tentang bagaimana mengolah dan memanfaatkan
sumber daya alam yang ada demi kemakmuran umat manusia dimuka bumi ini
dan menyediakan informasi tentang keadaan bumi baik itu cuaca, iklim, geologi
dan masih banyak lagi yang lainnya yang berkaitan dengan umat manusia.

B. Saran
Saran dari penulis yaitu jagalah keseimbangan alam, dengan menjaga
kesimbangan alam ini diharapkan kehidupan manusia akan seimbang
hubungannya dengan alam ini.

19
DAFTAR PUSTAKA

Sumber:
Bintarto R., Metode Analisa Geografi, Jakarta: LP3ES, 1986.
Boehm, Richard, World Geography, third Edition, USA: Mc. Grow Hill, 1984.
Depdikbud, Suplemen GBPP 1999, Jakarta: Depdikbud, 1999.
Drs. Rachmat Kusnadi, Drs. Muhammad Oding, Sutomo, S.Pd., Geografi untuk
SMU Kelas I, Grafindo, 1999.
Geografi SMU DKI, Geografi SMU jilid IA, Jakarta: Erlangga, 2000
http://id.shvoong.com/exact-sciences/2133984-konsep-dasar-
geografi/#ixzz1bbWaPxs9
http://dicky44lv.blogdetik.com/2009/08/03/pengertian-geografi-menurut-
beberapa-ahli/

20

Anda mungkin juga menyukai