OLEH :
KELOMPOK 6
D. KESIMPULAN
Geografi berasal dari bahasaYunani yaitu, geo yang berarti bumi dan
graphien yang berarti tulisan atau lukisan. Geografi adalah tulisan tentang
bumi atau ilmu yang melukiskan keadaan bumi.Geografi adalah ilmu yang
mempelajari tentang lokasi serta persamaan, dan perbedaan (variasi)
keruangan atas fenomena fisik, dan manusia di atas permukaan bumi.
Jadi geografi adalah ilmu yang mengkaji tentang lingkungan alam
beserta proses-proses yang terjadi di dalamnya, manusia berdasarkan
budayanya, serta flora dan fauna. Banyak beberapa para ahli yang
mengemukakan tentang pengertian geografi. Geografi merupakan ilmu yang
sangat kompleks yang terdiri dari berbagai disiplin ilmu. Oleh karena itu,
mempelajari geografi berarti harus memahami ilmu-ilmu lain yang berkaitan,
yang berfungsi sebagai penunjang ilmu geografi.
E. TOKOH ILMU GEOGRAFI
Geografi pertama kali berkembang dari bangsa Yunani yang dikenal
sangat menjunjung tinggi ilmu pengetahuan. Kemudian ilmu ini menyebar ke
daratan eropa dan berkembang pesat di sana. Namun perkembangan ilmu
geografi sempat terhenti di Eropa karena adanya “zaman kegelapan”, yaitu
suatu zaman di mana agama mendominasi masyarakat eropa dan pemimpin-
pemimpin agama tertentu melarang perkembangan beberapa ilmu
pengetahuan yang bertentangan dengannya.
Mendeknya ilmu pengetahuan di Eropa, dihibur dengan
perkembangan gerografi di timur tengah di bawah kepemimpinan kerajaan
islam. Kemudian setelah berakhirnya perang salib dan berakhirnya zaman
kegelapan di Eropa, ilmu geografi mulai berkembang pesat di Eropa.
Perkembangan pesat ini terjadi pada zaman yang disebut “ zaman
renaissance” dimana ilmu pengetahuan dan lgika sangat dijunjung tinggi dan
membuat kaum agama mulai tersingkir dari kehidupan bangsa Eropa.
Sejak kelahirannya sebagai suatu disiplin ilmu, banyak tokoh yang
dikenal sebagai peletak dasar-dasar geografi. Tokoh-tokoh tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Erathosthenses
Erathosthenses adalah ahli yang pertamakali mengemukakan istilah
geografi, yang berasal dari kata geographika yang artinya menulis tentang
bumi atau deskripsi tentang bumi. Erathosthenes membuktikan bahwa bumi
berbentuk bola. Beliau juga melakukan pengukuran terhadap keliling bumi
dengan metode tertentu dan ditemukan jarak 252.000 stadia (1 stadia = 157
meter). Hasil dari pengukuran tersebut sama dengan keliling bumi yang
sebenarnya.
2. Crates
Crates ialah orang yang mengembangkan hasil pengukkuran
Erathosthenes menjadi sebuah globe pertama dalam bentuk yang sederhana.
Crates membuat tiga benua tambahan sebagai penyeimbang globe yang
dibuatnya. Pandangan Crates melahirkan konsep Antipoda atau benua selatan
besar dan dikenal dengan nama Terra Australis.
3. Claudius Ptoleumaeus
Claudius Ptoleumeaus dianggap sebagai pelatuk dasar geografi yang
pertama. Dalam bukunya yang berjudul Geographike Unohegesis,
Ptolemeaus memberikan batasan geografi. Geografi adalah suatu penyajian
denga menggunakan peta yang menunjukkan kenampakan umum di muka
bumi.
4. Bernhardus Varenius
Bernhardus Varenis mengemukakan pendpat bahwa dalam geografi
terdapat dualisme. Pada satu pihak geografi mempelajari proses dan
fenomena yang bersifat alamiah. Selain itu di lain ppihak kajian dari disiplin
ilmu geografi mempelajari fenomena sosial dan budaya yang terjadi dan
berkembang dalam masyarakat.
Atas dasar inilah Varenius membagi geografi menjadi dua bagian,
yaitu :
a. Geografi Generalis, yang mencakup tiga bagian, yaitu :
1) Teresterial, yaitu pengetahuan bumi sebagai keseluruhan bentuk dan
ukurannya.
2) Falakiah, yaitu membicarakan relasi bumi dengan planet dan bintang-
bintang di jagat raya.
3) Komparatif, yaitu menyajikan deskripsi mengenai bumi secara
keseluruhan.
b. Geografi Sosialis, yang mencakup tiga bagian, yaitu :
1) Aspek langit, yaitu secara khusus membicarakakan keadaan iklim.
2) Aspek permukaan bumi, yaitu menyajikan relief, flora dan fauna di
berbagai negara.
3) Aspek manusia, yaitu membicarakan berbagai penduduk, perdaganngan
dan pemerintahan di beragai negara.
F. UNSUR-UNSUR GEOGRAFI
Dalam geografi terdapat dua unsur pokok, yaitu keadaan alam dan
keadaan manusia.
1. Keadaan Alam
keadaan alam meliputi unsur- unsur fisik, pengaruh topologi, dan
pengaruh biotik.
a. Unsur- unsur fisik
1) Cuaca dan Iklim
Cuaca adalah keadaan udara pada suatu waktu yang relatif singkat
dan tempat yang relatif sempit.
Iklim adalah keadaan cuaca rata-rata pada daerah yang luas dan
dalam waktu yang relatif lama.
Unsur- unsur pembentuk cuaca dan iklim, antara lain:
Radiasi Matahari
Radiasi matahari datang ke bumi dalam bentuk gelombang
elektromagnetik. Unsur radiasi matahari yang perlu diperhatikan adalah
intensitas radiasi dan lamanya radiasi berlangsung. Intensitas radiasi
matahari terbesar terjadi di daerah tropis.
Temperatur Udara
Temperatur udara adalah derajat panas udara. Alat untuk mengukur
temperature udara adalah termometer. Faktor-faktor yang mempengaruhi
suhu udara suatu daerah, yaitu sudut datang sinar matahari, cerah tidaknya
cuaca, lama penyinaran matahar, letak lintang, dan ketinggian tempat
Tekanan Udara
Tekanan udara adalah tekanan yang diberikan oleh setiap satuan luas
bidang datar dari permukaan bumi sampai batas atmosfer. Alat untuk
mengukur tekanan udara disebut barometer. Faktor utama yang
mempengaruhi perbedaan tekenan udara adalah temperature udara. Daerah
yang mendapat panas terus-menerus merupakan daerah yang mempunyai
tekanan udara minimum sedangkan daerah yang pemanasannya kurang,
bertekanan maksimum.
Angin
Angin adalah udara yang bergerak. Udara bergerak dari daerah yang
bertekanan maksimum ke daerah yang bertekanan minimum. Angin terjadi
akibat adanya perbedaan tekanan udara. Alat untuk mengukur kecepatan
angin adalah anemometer.
Kelembaban Udara
Kelembaban udara menunjukkan banyaknya kandungan uap air di
dalam udara.
Awan
Awan terjadi akibat adanya proses kondensasi dari uap air. Awan
yang mencapai permukaan bumi disebut kabut
Hujan
Hujan adalah peristiwa jatuhnya titik air dari atmosfer ke permukaan
bumi secara alami. Alat untuk mengukur besarnya curah hujan
adalah ombrometer atau disebut raingauge. Berdasarkan bentuknya hujan
dibedakan sebagai berikut yaitu hujan air, hujan salju, hujan es. Berdasar
proses terjadinya hujan dibedakan yaitu hujan orografis yaitu hujan yang
terjadi di daerah pegunungan, hujan konveksi, hujan frontal hujan yang
terjadi di daerah sub tropis, hujan konvergen hujan yang terjadi karena
adanya pengumpulan awan yang disebabkan oleh angin.
2) Relief
Relief atau topografi adalah perbedaan tinggi-rendahnya bentuk
permukaan bumi. Penampakan geografis alam yang berhubungan dengan
relief wilayah daratan terdiri dari pegunungan, gunung, dataran tinggi,
dataran rendah, lembah, dan dataran pantai. Sedangkan relief wilayah
perairan daratan berupa danau, sungai, rawa, teluk, selat, dan terusan.
Penampakan alam relief wilayah perairan laut atau relief dasar laut, terdiri
dari bentuk paparan benua, lereng benua, lubuk laut, palung laut, punggung
laut, ambang laut, dan gunung laut.
3) Tanah
Tanah memiliki nilai yang amat penting untuk kehidupan semua
makhluk hidup di muka bumi. Tanah adalah bagian lapisan pembentuk kulit
bumi paling atas dan sangat tipis yang terbentuk dari bermacam-macam
campuran batuan induk yang sudah lapuk, air, udara, jasad tanaman dan
satwa yang sudah mati.
4) Sumber Daya Air dan Kelautan
Sumber daya air yang ada di daratan dan sumber daya kelautan,
adalah potensi gejala alam yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup
khususnya manusia. Air yang ada di daratan baik langsung atau tidak sangat
banyak manfaatnya untuk kepentingan manusia. Demikian pula segala
potensi yang dikandung lautan jika digali dan diberdayakan sungguh suatu
karunia kekayaan dari Sang Maha Pencipta alam yang tidak terhingga
banyaknya dan tidak akan pernah habis untuk dimanfaatkan.
5) Sumber Daya mineral
Sumber daya mineral adalah segala potensi alam berupa bahan
galian yang terdapat pada perut bumi diperoleh
melalui proses pertambangan (eksplorasi).
b. Pengaruh Topologi
Unsur topologi terdiri dari aspek berikut:
1) Pengaruh letak, pengaruh letak dapat dibedakan menjadi letak
astronomis, letak geologis, letak geomorfologis, letak geografis, letak
maritim, letak ekonomis, dan letak sosiokultural.
Letak astronomis
Letak astronomis adalah letak yang dihubungkan oleh garis lintang
dan garis bujur sehingga membentuk titik koordinat.
Letak geologis
Letak geologis adalah letak suatu negara atau daerah berdasarkan
struktur batuan yang ada di muka bumi.
Letak geomorfologis
Letak geomorfologis adalah letak yang berdasarkan pada
morfologi dari suatu tempat di permukaan bumi.
Letak geografis
Letak geografis adalah letak berdasarkan kenyataan posisi suatu
daerah di bola bumi dibandingkan dengan posisi daerah lain.
Letak maritim
Letak maritim merupakan letak suatu daerah ditinjau dari sudut
kelautan.
Letak ekonomis
Letak ekonomis adalah letak suatu wilayah atau negara dilihat dari
jalur dan kehidupan ekonomi suatu negara terhadap negara lain.
Letak sosiokultural
Letak sosiokultural adalah letak suatu negara berdasarkan keadaan
social dan budaya daerah tersebut terhadap budaya daerah yang
berdekatan.
2) luas dan bentuk, suatu wilayah contohnya negara tentunya akan
memiliki luas dan bentuk fisik yang berlainan. Hal tersebut akan
berdampak pada kondisi sosial ekonomi masyarakatnya.
3) Pengaruh batas, batas wilayah terbagi dua yaitu batas alamiah dan
batas buatan. Perbatasan ini tentu sangat berdampak pada kepentingan
politik negara dan pembangunan.
c. Pengaruh Biotik
Unsur biotik terdiri atas hewan, tumbuhan dan manusia. Semua
organisme tersebut saling berinteraksi membentuk struktur ruang masing-
masing. Beruang kutub merupakan pembentuk ruang kutub utara, unta
berasosiasi dengan gurun dan lainnya.
2. keadaan Manusia
keadaan manusia meliputi lingkungan sosial, bentang alam, dan
masyarakat.
a. Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial ialah interaksi diantara masyarakat dengan
lingkungan, ataupun lingkungan yang juga terdiri dari makhluk sosial atau
manusia. Lingkungan sosial inilah yang kemudian membentuk suatu sistem
pergaulan yang memiliki peranan besar di dalam membentuk sebuah
kepribadian seseorang, dan kemudian terjadilah sebuah interaksi diantara orang
atau juga masyarakat dengan lingkungannya.
b. Bentang Alam
Bentang alam adalah suatu bagian geografi yang menjadi pemandangan
alam atau daerah di permukaan bumi yang merupakan satu kesatuan.
c. Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok orang yang hidup bersama,
bekerjasama untuk memperoleh kepentingan bersama yang telah memiliki
tatanan kehidupan, norma- norma, dan adat istiadat yang ditaati dalam
lingkungannya.
G. RUANG LINGKUP GEOGRAFI
1. Geografi Fisik
Geografi fisik adalah bagian ilmu geografi yang mempelajari semua
kondisi fisik pada peristiwa atau fenomena yang terjadi di muka bumi. Ruang
lingkup geografi fisik meliputi semua gejala alam yang terjadi di antroposfer
(ruang angkasa), atmosfer (lapisan udara), hidrosfer (lapisan air), pedosfer
(lapisan tanah), biosfer (lapisan kehidupan), dan litosfer (lapisan
batuan).Gejala-gejala alam tersebut berkaitan dengan bentuk, relief, iklim, dan
segala sesuatu tentang bumi, serta tentang proses-proses fisik yang terjai di
darat, laut, dan udara yang berpengaruh pada kelangsungan hidup manusia.
2. Geografi Sosial
Gografi sosial adalah ruang lingkup geografi yang mempelajari segala
aktivitas kehidupan manusia lengkap dengan interaksi yang dilakukannya
dengan lingkungan, baik itu lingkungan ekonomi, lingkungan budaya, maupun
lingkungan sosialnya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa geografi sosial
(geografi manusia) mempelajari dampak aktivitas manusia terhadap
lingkungan dan dampak lingkungan terhadap manusia.
3. Geografi Regional
Geografi regional merupakan geografi yang mempelajari topik atau
bahasan khususnya yang mencakup suatu daerah atau wilayah tertentu yang
menyeluruh, baik dari segi aspek fisik maupun segi aspek sosialnya. Daerah
atau wilayah tertentu yang diteliti bisa berupa desa, kota, provinsi, daerah atau
negara tertentu.
e. Biosfer, yaitu lapisan yang meliputi kesatuan sistem antara hewan, tumbuhan
dan manusia.
f. Antroposfer, yaitu lapisan yang menitikberatkan kepada manusia serta
aktivitasnya di permukaan bumi.
2. Objek formal
Objek formal geografi adalah cara pandang dan cara berpikir terhadap
gejala yang ada di permukaan bumi, baik keadaan fisik maupun keadaan
sosialnya. Cara pandang geografi terhadap objek formal dapat dilihat dari
organisasi keruangan (spatial setting) yang meliputi :
a. Pola persebaran gejala tertentu di permukaan bumi (spatial pattern);
b. Keterkaitan atau hubungan sesama antargejala tersebut (spatial system);
c. Perkembangan atau perubahan yang terjadi pada gejala tersebut (spatial
process).
Dari pandangan objek formal, akan muncul beberapa pertanyaan yang
dikenal dengan 5 WH. Maksudnya untuk mengetahui gejala-gejala yang
terdapat di permukaan bumi, sehingga jelas hasil uraiannya sebagai cara
pandang geografi, yaitu sebagai berikut.
a. What
Pertanyaan untuk mengetahuai apa yang terjadi.
b. Where
Pertanyaan ini mengenai lokasi atau persebaran fenomena atau gejala di
permukaan bumi, dengan tujuan untuk mengetahui di mana peristiwa itu
terjadi.
c. When
Merupakan peristiwa awal yang menjelaskan terjadinya suatu gejala
atau fenomena. Pertanyaan ini untuk mengetahui kapan peristiwa itu terjadi.
d. Why
Pertanyaan ini maksudnya untuk mengetahaui mengapa peristiwa
tersebut dapat terjadi.
e. Who
Mencari pelaku terjadinya suatu peristiwa, agar kita mengetahui siapa
yang bertanggung jawab atas terjadinya peristiwa tersebut atau yang terlibat di
dalamnya.
f. How
Mencari penyelesaian suatu masalah apabila peristiwa yang terjadi
sudah tampak gejala-gejalanya dan akibat yang ditimbulkannya.
Peta yang lebih kecil skalanya menggambarkan daerah yang luas, hal
tersebut dapat menunjukkan daerah bahaya banjir, erosi tanah, penggunaan
lahan, penyebaran penduduk, iklim, dan sebagainya. Semuanya itu sangat
penting untuk memahami masalah- masalah dan potensi suatu daerah.
Beberapa contoh fungsi peta sebagai berikut:
Untuk membaca peta perlu kita memahami skala dari peta yang dapat
diartikan sebagai perbandingan jarak antara dua titik sembaran di peta dengan
jarak horizontal kedua titik itu di permukaan bumi (dengan suatu ukuran yang
sama ), adapun macam- macam peta sebagai berikut:
a. Skala angka atau skala pecahan
Skala yang dinyatakan dengan angka dan pecahan.
Contoh :
Skala angka (numberi cscalae) 1 : 50.000. Hal ini menunjukkan bahwa
satu satuan jarak pada peta mewakili 50.000 satuan jarak horizontal
dipermukaan bumi. Jadi 1 cm di peta mewakili 50.000 cm di medan (
500 m)
Skala pecahan ( representative fraction ) = RF-------1:50.000
1 inchi mewakili 50.000 atau 50.000/63.360 mile
b. Skala yang dinyatakan dengan kalimat
Pada peta- peta yang tidak menggunakan satuan pengukuran metric
(misalnya peta- peta di Inggris ), pernyataan skala yang sering dilakukan.
Contoh :
1 inchi to one mile = 1 : 63.660
1 inchi to two miles = 1 : 126.720
Tetapi cara ini, biasanya sebagai tambahan di samping cara- cara yang
lain.
c. Skala grafis ( Graphical scale line )
2. Pendekatan Ekologi
Pengertian analisis ekologi hendaknya tidak diartikan secara sempit,
sebagai hubungan antara makhluk hidup dengan “Natural Invironment” saja,
tetapi harus pula dikaitkan dengan (1) Phenomenal Invironment yang di
dalamnya meliputi “Natural Phenomena” beserta “Physical Relics of Human
Actions” dan (2) “behavioural environment” yang meliputi perkembangan ide-
ide dan nilai geografis serta kesadaran akan lingkungan. Pembagian lingkungan
geografi menurut ( Kirk, 1963 ) dalam bukunya yang berjudul “Geography: Its
History and Consepts”, Holt-Jensen (1982) menganggap bahwa analisis
ekologi dalam geografi identic dengan “a regonal geography based on
homogeneous region”. Oleh karena studi ini lebih menekankan mengenai
interelasi antara fenomena geosfer tertentu pada wilayah formal dengan
variable lingkungan inilah yang kemudian dianggap sebagai cirri khas daripada
pendekatan ekologi.
Terdapat dua unsur lingkungan geografik yang memengaruhi persepsi
dan aspirasi penduduk mengapa mereka tetap bertahan di tanah kelahirannya.
a. Lingkungan Fenomena/ Gejala Fisik
Lingkungan ini meliputi (a) Iklim yang menguntungkan sehingga
mampu mendukung bagi usaha pertanian dan peternakan. (b) Tanah yang subur
tercermin dari berbagai macam jenis tanaman yang tumbuh di kawasan ini.
b. Lingkungan Tingkah Laku
Lingkungan ini terdiri dari (a) Kepercayaan masyarakat setempat,
bahwa Gunung Merapi merupakan kerajaan yang diperintah oleh makhluk-
makhluk halus, yakni Empu Romo dan Permadi. Kerajaan gunung Merapi ini
masih ada kaitannya dengan Kerajaan Mataram yang dipimpin oleh Sultan
Hamengku Buwono di Yogyakarta dan keraton laut Pantai Selatan, yanag
dipimpin Ratu Kidul. Penduduk menganggap mereka bagian dari kerajaan
tersebut, masyarakat percaya penguasa keraton ini akan memberitahukan bila
ada bencana akan melanda daerah mereka sehingga penduduk dapat mengungsi
ke tempat aman. (b) Organisasi sosial penduduk di kawasan ini biasanya
mengikat pada kehidupan bersama, baik dalam keluarga inti maupun dalam
keluarga luas. Ikatan organisasi ini berdasarkan geneologi. Adanya organisasi
sosial, seperti Rukun Warga, Rukun Tetangga atau kelompok tani mengikat
mereka pada kegiatan-kegiatan lainnya, misalnya kerja bakti, upacara ritual,
perkawinan. (c) Agama yang dianut oleh penduduk setempat pada umumnya
beragama Islam, tetapi mereka lebih percaya pada makhluk-makhluk halus
yang memerintah Gunung Merapi dan mereka sangant hormat dan patuh pada
kepercayaan tersebut sehingga larangan yang berkaitan dengan penghuni
gunung api ini mereka tak berani melanggar. (d) Aktivitas pekerjaan penduduk,
pada umumnya mereka sebagian besar sebagai petani dan merangkap
memelihara kambing dan sapi. Dengan adanya rerumputan hutan dan daun-
daun yang berasal dari pepohonan hutan, mereka memelihara binatang ternak,
sedangkan sawah mereka ditanami sayur-sayuran. (e) Ikatan kekerabatan,
kehidupan penduduk di daerah ini sangat kuat tali kekerabatannya. Jalinan
hidup kekerabatan ini menjadi dasar-dasar kehidupan yang baik sosial maupun
keyakinan/kepercayaan mereka.
Kekerabatan merupakan organisasi kehidupan pokok terutama terlihat
dalam kegiatan-kegiatan, seperti perkawinan, kelahiran, kematian dan juga
dalam pembagian pekerjaan antara pria dan wanita. (f) Penyuluhan
transmigrasi yang kurang tepat, keengganan penduduk meninggalkan desa
tempat tinggalnya melalui program transmigrasi disebabkan ketidaktahuan
mereka tentang kondisi daerah tujuan, yang dikhawatirkan tidak sesuai dengan
apa yang mereka harapkan dan apabila mereka meninggalkan daerah
kelahirannya maka mereka khawatir kehilangan ikatan kekerabatan dan
keramah-tamahan alam Gunung Merapi yang menyenangkan bagi kehidupan
mereka.
c. Persepsi dan Aspirasi Penduduk terhadap Bencana Alam Gunung Merapi
Persepsi dan aspirasi terhadap bencana Gunung Merapi bagi mereka
adalah tidak merugikan dan membahayakan karena dianggap sebagai takdir
dan justru memeberikan berkah bagi mereka karena akan menyuburkan tanah
pertanian mereka, letusan Gunung Merapi ini dianggap bukan bencana, tetapi
merupakan alat pembersih bagi mereka/warga desa yang melanggar tata aturan
peradatan yang diyakini penduduk. Bagi mereka yang patuh, tunduk dan
menghormati kepercayaan terhadap penguasa Gunung Merapi akan selamat.
Sebaliknya bagi yang melanggar atau menentang kepercayaan tersebut akan
diambil sebagai tumbal penguasa Merapi. Disamping kuatnya kepercayaan
tersebut, secara nyata disadari atau tidak disadari Gunung Merapi telah
menyediakan sumber-sumber daya alam yang bersifat ekonomi menyebabkan
penduduk setempat mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari termasuk dalam
investasi dalam pendidikan anak-anaknya.
Keadaan semacam ini mengakibatkan semakin mantap kehidupan
mereka karena adanya keterkaitan anatara penduduk setempat dengan
lingkunagan tempat tinggalnya ditambah dengan ikatan kekerabatan dan
kegotong-royongan antarwarga. Keengganan mereka meninggalkan tempat
tinggalnya ditambah dengan ikatan kekerabatan dan kegotong-royongan antar
warga. Keengganan mereka meninggalkan tempat tinggal mereka dan tidak
ingin bertyransmigrasi, di samping kurang jelasnya program transmigrasi yang
disampaikan oleh aparat pemerintah, juga banyaknya informasi yang negatif
yang berasal dari lokasi penempatan transmigrasi sehingga mereka khawatir
akan masa depan mereka yang baru karena tidak seenak/senyaman di tempat
tinggal lama yang dirasakan makmur, aman, ramah dan damai meskipun
terkadang ada cobaan yang mereka terima.
Peta dasar dapat diturunkan dari peta topografi, peta dunia, peta
navigasi udara, dan peta dunia lain dengan berbagai variasi skala. Dokumen
lain yang dapat dipakai sebagai peta dasar adalah foto udara dan peta foto.
Untuk yang disebut terakhir ini apabila tidak ada peta lain yang tersedia.
Simbol merupakan media komunikasi grafis yang digunakan dalam
peta yang berarti informasikan yang diberikan dalam peta berupa gambar atau
simbol. Dengan demikian simbol dalam peta memegang peranan yang sangat
penting. Bahkan dalam peta-peta khusus atau tematik, simbol merupakan
iinformasi utama untuk menunjukkan tema suatu peta. Secara sederhana simbol
dapat diartikan suatu gambar atau tanda yang mempunyai makna atau arti.
2) Pelapukan
Pelapukan merupakan salah satu tenaga eksogen yang
menghasilkan bentuk muka bumi. Pelapukan merupakan peristiwa
penghancuran batuan dari batuan yang berbentuk gumpalan menjadi
butiran yang kecil bahkan larut dalam air. Pelapukan terdiri atas
pelapukan fisik, pelapukan kimia, dan pelapukan organis.
a) Pelapukan fisik
Pelapukan fisik terjadi oleh adanya tenaga panas, air mengalir,
gletser, angin, dan air hujan. Pelapukan fisik terjadi secara alami tanpa
ada campur tangan manusia sehingga kondisi alam suatu wilayah akan
sangat menentukan terjadi pelapukan.
b) Pelapukan kimiawi
Pelapukan kimiawi terjadi karena proses kimiawi. Misalnya batuan
kapur yang terkena air. Batuan kapur atau gamping dengan rumus kimia
CaCO3 bila bercampur dengan air hujan (H2O) yang mengandung CO2
maka akan larut menjadi Ca(HCO3)2. Di perbukitan kapur, akibat
pelapukan kimiawi dapat dilihat hasilnya, yang berupa gua.
c) Pelapukan organis atau biologis
Pelapukan yang disebabkan oleh mahluk hidup dinamakan
pelapukan biologis atau pelapukan organis. Makhluk hidup yang
berperan dalam pelapukan ini, yaitu manusia, hewan maupun
tumbuhan. Aktivitas manusia dalam mengelola lahan, akar tumbuhan
dapat menembus batuan hingga batuan menjadi retak dan lapuk. Serta
semut, cacing, maupun tikus mampu merusak batuan hingga batuan
menjadi lapuk.
3) Pengangkutan Material (mass wasting)
Mass wasting terjadi karena adanya pengaruh gaya gravitasi
bumi sehingga terjadi pengangkutan atau perpindahan material dari satu
tempat ke tempat lain. Proses mass wasting berlangsung dalam empat
jenis pergerakan material.
a) Pergerakan Pelan (Lambat)
Rayapan(creep) merupakan bentuk dari jenis pergerakan lambat.
Rayapan adalah gerakan tanah dan puing batuan yang menuruni lereng
secara pelan, dan biasanya sulit untuk diamati kecuali dengan
pengamatan yang cermat. Rayapan terbagi menjadi beberapa jenis
sebagai berikut:
Rayapan tanah, yaitu, gerakan tanah menuruni lereng.
Rayapan talus, yaitu gerakan puing batuan hasil pelapukan pada lereng
curam yang menuruni lereng.
Rayapan batuan, yaitu gerakan blok-blok secara individual yang
menuruni lereng.
Rayapan batuan-gletser (rock gletser creep), yaitu gerakan lidah-lidah
batuan yang tercampak menuruni lereng.
Soilfluction, yaitu aliran pelan masa batuan yang kenyang air dan tidak
terkurang di dalam saluran tertentu, mengalir menuruni lereng.
b) Pergerakan Cepat
Pergerakan cepat terdiri sebagai berikut:
Aliran tanah, yaitu gerakan berlempung atau berlumpur yang kenyang
air menuruni teras atau lereng perbukitan yang kemiringannya kecil.
Aliran lumpur, yaitu gerakan puing batuan yang kenyang air menuruni
saluran tertentu secara pelan hingga sangat cepat.
Gugur puing, yaitu puing-puing batuan yang meluncur di dalam saluran
sempit menuruni lereng curam.
c) Longsor Lahan (Landslide)
Longsor lahan merupakan jenis gerakan yang mudah diamati,
dan biasanya berupa puing masa batuan. Longsor lahan terdiri sebagai
berikut:
Luncur, yaitu gerakan penggelinciran dari satu atau beberapa unit puing
batuan, dan biasanya disertai suatu putaran ke belakang terhadap lereng
atas di tempat gerakan terjadi.
Longsor puing, yaitu peluncuran puing batuan yang tidak terpadatkan,
bergerak dengan cepat tanpa putaran ke belakang.
Jatuh puing, yaitu puing batuan yang jatuh hampir bebas dari suatu
permukaan yang vertikal atau menggantung.
Longsor batu, yaitu masa batuan yang secara individu meluncur atau
jatuh menuruni permukaan lapisan atau sesaran.
Jatuh batu, yaitu blok-blok batuan yang jatuh secara bebas dari lereng
curam.
d) Amblesan (Subsidensi)
Amblesan yaitu pergeseran tempat ke arah bawah tanpa
permukaan bebas maupun pergeseran horizontal. Hal ini umumnya
karena terjadi perpindahan material secara pelan-pelan di daerah masa
yang ambles.
b. Perairan
1) Dangkalan atau Paparan (shelf)
Shelf adalah dasar lautan dangkal dan luas yang dalamnya kurang
dari 200 meter.
2) Ambang Laut
Ambang laut merupakan pembatas pada dasar laut yang
memisahkan dua laut dalam.
3) Punggung Laut (ridge)
Punggung laut merupakan bagian-bagian dasar laut yang
menjulang ke atas sebagai pegunungan besar dan sangat panjang yang ada
di tengah samudra, sebagian ada yang muncul di atas permukaan air laut.
4) Lubuk Laut (basin)
Lubuk laut merupakan bagian laut yang dalam. Terjadi
karenapemerosotan dasar laut, berdinding curam dan berbentuk seperti
mangkuk. Pada dasarnya proses terjadinya sama dengan palung laut tetapi,
berbeda pada bentuknya yang membulat dan kedalamannya kurang dari
5.000 meter.
5) Palung Laut
Palung merupakan bagian luar bumi yang terdapat di dasar laut
dengan kedalaman lebih dari 5000 meter. Bentuknya memanjang dan
sempit sebagai akibat dari proses penenggelaman yang terus menerus.
L. BENCANA ALAM
1. Bencana Alam Gempa Bumi
Gempa bumi adalah guncangan atau getaran yang terjadi di
permukaan bumi akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba lalu
menciptakan gelombang seismik. Gempa bumi terjadi pada tepi
lempengan besar dari kerak bumi. Selama dua lempengan berdesakan dan
terjadi ketegangan posisi. Lempengan itu secara tiba- tiba tepeleset dan
meluncur, hal ini mengakibatkan tanah bergoyang.
Gempa bumi diukur dengan menggunakan alat yang bernama
Seismometer. Moment Magnitudo adalah skala yang paling umum di
mana gempa bumi terjadi untuk seluruh dunia. Skala Rickter adalah skala
besarnya lokal 5 magnitude.
Biasanya gempa bumi terjadi pada daerah-daerah yang dekat
dengan patahan lempengan bumi. Gempa adalah bencana alam yang tidak
dapat diperkirakan, oleh karena itu gempa merupakan bencana alam yang
sangat berbahaya.
Ada berbagai cara untuk mengurangi kerugian akibat dampak
gempa bumi, seperti membangun bangunan yang dapat meredam getaran
gempa, memperkuat pondasi bangunan dan masih banyak yang lain.
2. Bencana Alam Tsunami
Indonesia merupakan negara yang terletak di antara dua Benua
yakni Asia dan Australia dan antara dua Samudera yakni Pasifik dan
Hindia sehingga menjadi zona pertemuan lempeng dunia. Hal inilah yang
menjadi penyebab kenapa Indonesia memiliki banyak gunung terutama
yang berstatus masih aktif. Setiap tahun lempeng terus bergerak aktif,
saling menjauhi ataupun saling menabrak satu sama lain dan terus terjadi
dalam kurun waktu jutaan tahun.
Ketika terdapat dua lempeng yang saling bergerak menyebabkan
gesekan diantara keduanya dan tak jarang menimbulkan gempa teknonik
yang selalu terjadi tiap tahun di seluruh wilayah Indonesia, khususnya
pantai barat Sumatera, pantai selatan jawa dan Nusa tenggara hingga
sebagian besar wilayah Papua sekitarnya. Dan menurut fakta yang sering
terjadi, gempa tektonik di Indonesia terjadi pada wilayah lautan sehingga
tak jarang menimbulkan potensi Tsunami.
Tsunami berasal dari dua kata jepang, “Tsu” yang berarti
pelabuhan dan “Nami” yang berarti gelombang dan secara harafiah berarti
gelombang besar di pelabuhan merupakan perpindahan badan air skala
besar yang disebabkan oleh perubahan air laut secara tiba tiba dengan
gerakan vertikal yang terjadi di lautan lepas. Terdapat beberapa faktor
yang menjadi penyebab tsunami seperti yang akan dijelaskan sebagai
berikut:
a. Gempa bumi bawah laut
Penyebab tsunami yang paling umum adalah Gempa bumi bawah
laut. Ia Merupakan penyebab yang paling sering menimbulkan tsunami
dengan persentase 90 persen kerjadian tsunami disebabkan oleh terjadinya
gempa yang berada dibawahsamudera.Sebagai zona pertemuan lempeng
dunia, menjadikan Indonesia sangat berpotensi mengalami gempa yang
berpusat di bawah laut. Namun tidak semua gempa bawah laut bisa
menimbulkan tsunami.
Beberapa kriteria yang dapat menyebabkan terjadinya tsunami
seperti, pusat gempa yang terletak di kedalaman 0 hingga 30 km dibawah
permukaan laut. Semakin dangkal pusat gempa maka akan semakin besar
peluang munculnya tsunami hal ini disebabkan oleh getaran yang
dihasilkan akan semakin kuat. Selain itu gempa besar dengan kekuatan di
atas 6.5 SR juga menjadi pemicu, karena dengan kekuatan sebesar itu
sudah mampu mempengaruhi gelombang laut.
Kriteria selanjutnya adalah jenis persesaran gempa berjenis naik
turun, sehingga akan menimbulkan gelombang baru yang jika bergerak ke
daratan bisa menghasilkan tsunami. Lebih parah lagi jika terjadi patahan di
dasar laut sehingga menyebabkan air laut turun secara mendadak dan
menjadi cikal bakal tsunami.
b. Letusan gunung berapi bawah laut atau atas laut
Dampak letusan gunung berapi bawah laut dapat menjadi penyebab
tsunami yang sangat besar. Tidak hanya di daratan, lautan yang begitu luas
sebenarnya juga terdapat gunung berapi, yang apabila meletus akan
menimbulkan getaran yang efeknya sama dengan gempa tektonik bawah
laut tadi.
c. Longsor bawah laut
Penyebab tsunami yang juga termasuk sering adalah karena
longsor. Kejadian longsor tidak hanya terjadi di daratan yang sering
diberitakan selama ini. Di dasar laut sebenarnya juga memiliki struktur
yang mirip dengan daratan yakni terdapat bukit atau punggung laut dan
lembah atau palung laut, serta cekungan yang dapat saja longsor dimana
semakin besar volume longsoran maka akan semakin tinggi potensi terjadi
tsunami.
Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan munculnya longsor
laut, seperti gempa bumi tektonik dan letusan gunung bawah laut atau
didaratan yang dekat dengan laut. Kedua faktor ini tentu saja
menimbulkan getaran yang memicu longsor pada struktur dasar laut. Pada
daratan pun sering terdengar peristiwa longsor yang disebabkan oleh
gempa bumi. Penyebab lainnya yaitu terjadinya tabrakan antar lempeng
yang terjadi di dasar laut, sehingga menimbulkan patahan dan longsor.
d. Hantaman Meteor
Meskipun sangat jarang terjadi namun kekuatan tsunami yang
disebabkan oleh meteor yang jatuh ke samudera atau lautan sangatlah
masif. Sepanjang sejarah peradaban manusia, belum ada dokumentasi
mengenai tsunami akibat hamtaman meteor ini. Namun berdasarkan
simulasi yang dilakukan pada komputer canggih, dampaknya
merupakan paling besar jika dibandingkan dengan tsunami yang
disebabkan faktor lain.
Jika meteor nya berukuran kecil tidak terlalu berpengaruh,
namun jika ukuran meteor sangat besar, misalnya berdiameter lebih dari
1 km maka akan menimbulkan mega tsunami dengan ketinggian
gelombang ratusan meter. Dan hal ini tentu saja akan mengakibatkan
kehancuran peradaban manusia dan menyapu bersih daratan hingga
ratusan kilometer dan menenggelamkan pulau pulau kecil disekitar
pusat hamtaman.
3. Bencana Alam Gunung Meletus
Beberapa hal yang menyebabkan gunung meletus atau penyebab
gunung meletus antara lain adalah sebagai berikut:
a. Peningkatan terjadinya gempa vulkanik
Salah satu penyebab gunung meletus adalah peningkatan frekuensi
terjadinya gempa vulkanik. Peningkatan gempa vulkanik ini ditandai
dengan terjadinya aktivitas- aktivitas yang tidak biasa pada gunung berapi.
Peningkatan terjadinya gempa vulkanik ini misalnya dengan terjadinya
gempa puluhan kali yang tercatat dalam Seismograf yakni alat pengukur
getaran gempa bumi. Selain itu terjadinya peningkatan aktivitas seismik
dan peristiwa vulkanis lainnya disebabkan oleh pergerakan magma yang
ada di dalam bumi, hidrotermal yang berlangsung di dalam perut bumi.
Jika terjadinya gempa dan aktivitas seismik lainnya ini mengalami
peningkatan selama beberapa hari, maka status gunung api tersebut harus
ditingkatkan ke level waspada, dan ketika memasuki level waspada, maka
masyarakat segera diberikan penyuluhan, melakukan penilaian bahaya dan
juga potensi untuk naik tingkat ke level selanjutnya, agar lebih siap dan
waspada apabila sewaktu- waktu terjadi kondisi yang tidak diinginkan.
Pengecekan kembali sarana serta pelaksanaan shift pemantauan juga harus
selalu dilakukan.
b. Pergerakan tektonik pada lapisan bumi
Penyebab gunung meletus yang lainnya adalah
pergerakan lempeng tektonik yang terjadi pada lapisan bumi. Pergerakan
tektonik yang terjadi pada struktur lapisan bumi di bawah gunung,
misalnya gerakan lempeng dapat menyebabkan meningkatnya tekanan
pada dapur magma dan pada akhirnya akan membuat magma tersebut
terdorong ke atas hingga berada tepat di bawah kawah. Ketika terjadi
kondisi ini, maka tanda yang terjadi di atas bumi adalah banyak binatang
yang berada di sekitar gunung tersebut bermigrasi dan juga terlihat
gelisah. Selain itu, suhu di kawah juga meningkat sehingga membuat air
tanah di sekitar gunung menjadi kering.
c. Terjadinya deformasi badan gunung
Penyebab dari gunung meletus yang selanjutnya adalah karena
adanya deformasi di badan gunung. Hal ini disebabkan oleh peningkatan
gelombang magnet dan juga listrik sehingga dapat menyebabkan
perubahan pada struktur lapisan batuan (baca: jenis batuan penyusun
lapisan bumi) gunung yang dapat mempengaruhi bagian dalam, misalnya
dapur magma yang volumenya mengecil, atau bisa pula saluran yang
menghubungkan kawah dengan dapur magma.
d. Lempeng- lempeng Bumi yang saling berdesakan
Gunung meletus juga dapat terjadi karena adanya lempeng-
lempeng Bumi yang saling berdesakan antara satu sama lain. Hal ini
menyebabkan tekanan besar menekan dan juga mendorong permukaan
bumi sehingga menimbulkan berbagai macam gejala tektonik lainnya,
vulkanik serta meningkatkan aktivitas geologi dari gunung. Lempeng
merupakan salah satu bagian dari kerak bumi yang terus bergerak setiap
saat. Pegununganatau gunung merupakan zona dimana kedua lempeng
tersebut saling bertemu, desakan lempeng bisa juga dapt menjadi
penyebab dalam perubahan struktur dalam gunung berapi.
e. Adanya tekanan yang sangat tinggi
Ada beberapa hal yang menyebabkan terjadinya letusan gunung
berapi, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Berbagai penyebab
gunung meletus seperti yang telah dijelaskan di atas mendorong cairan
magma untuk bergerak ke atas dan masuk ke saluran kawah dan keluar.
Apabila di sepanjang perjalanan magma dalam menyusiri saluran kawah
tersebut mengalami sumbatan, maka bisa menimbulkan ledakan yang
besar yang dikenal dengan ledakan gunung berapi. Semakin besar tekanan
dan juga volume magma nya, maka semakin kuat ledakan yang ada terjadi.
Sumber
https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/geomorfologi/bentuk-bentuk-muka-bumi
https://pasberita.com
https://ilmugeografi.com/fenomena-alam/akibat-pemanasan-global
http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/195502101980021-
DADANG_SUNGKAWA/flora_fauna__GRI/PRESENTASI_GRI.pdf
https://www.zonasiswa.com/2016/05/persebaran-flora-dan-fauna-di-
indonesia.html