Anda di halaman 1dari 46

MAKALAH

KONSEP DASAR IPS


“KONSEP DASAR GEOGRAFI”

OLEH :
KELOMPOK 6

1. DWI AGUSTIYA HIDAYATI NAHDIYA (180210204162)


2. PUTRI SUCI WULANDARI (180210204171)
3. KHILLIYA NAFISATUL QUDSIAH (180210204179)
4. SRI WAHYUNINGSIH (180210204183)
5. NABILA SOPHIA (180210204197)
6. SYAIFUL FATONI (180210204212)
7. BENI SETIAWAN (180210204229)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2018/2019
A. PENGERTIAN GEOGRAFI
Geografi adalah ilmu yang mempelajari tentang lokasi serta
persamaan, dan perbedaan (variasi) keruangan atas fenomena fisik, dan
manusia di atas permukaan bumi.

B. PENGERTIAN GEOGRAFI SECARA ETIMOLOGI DAN HARFIAH


Kata geografi berasal dari bahasa Yunani yaitu, geo yang berarti bumi
dan graphien yang berarti tulisan atau lukisan. Jadi menurut ilmu etimologi,
Geografi adalah tulisan tentang bumi atau ilmu yang melukiskan keadaan
bumi. Kata melukiskan mempunyai makna yang lebih dalam, mencakup
unsur-unsur, menggambarkan dan menerangkan fenomena (alam dan
manusia) sehingga dapat diperoleh suatu kesimpulan terhadap hubungan
(interelasi, interaksi, dan interdependensi) antar fenomena tersebut. Istilah
geografi pertama kali dikenalkan oleh Eratosthenes dengan nama
Geographica.

C. PENGERTIAN GEOGRAFI MENURUT PARA AHLI


1. Eratoshenes
Eratosthenes merupakan seorang ilmuwan yang hidup pada abad ke
satu atau permulaan tahun Masehi. Dalam pandangannya terhadap geografi,
Eratosthenes ini mempunyai pendapat sendiri mengenai pengertian geografi
ini. Menurut Eratosthenes, geografi berasal dai kata“geographica”. Geograpica
menurut Eratosthenes, geografi adalah penulisan atau penggambaran
mengenai bentuk muka bumi.
2. Hartshorne (1960)
Menyatakan bahwa geografi adalah ilmu yang berusaha menguraikan
dan menginterpretasikan karakter variabel dari suatu tempat dengan tempat
lain di bumi sebagai tempat kehidupan manusia.
3. Alexander Von Humboldt (1963)
Menurut seorang ilmuwan yang bernama Alexander Von Humboldt,
geografi adalah studi yang mempelajari tentang pengaruh lingkungan alam
terhadap manusia. Menurut Alexander Von Humboldt, geografi ini berkaitan
dengan alam dan juga makhluk hidup yang hidup di dalamnya.
4. Bintarto (1979)
Menurut ilmuwan atau ahli dalam negeri Prof. Bintarto. Prof. Bintarto
mengemukakan pendapatnya mengenai pengertian dari geografi. Menurut
Prof. Bintarto, yang dinamakan geografi adalah ilmu yang mempelajari
hubungan kausal gejala- gejala di permukaan Bumi, baik yang bersifat fisik
maupun yang menyangkut kehidupan makhluk hidup beserta
permasalahannya melalui pendekatan keruangan, kelingkungan dan regional
yang digunakan untuk kepentingan program, proses dan keberhasilan
pembangunan.
5. Fielding (1974)
Menyatakan bahwa geografi adalah studi tentang lokasi dan tatanan
fenomena pada permukaan bumi dan proses-proses yang menyebabkan
distribusi fenomena tersebut.
6. Yeates dan Hagget (1979)
Menyatakan bahwa geografi adalah ilmu pengetahuan tentang
perkembangan rasional dan pengujian terhadap teori-teori yang menjelaskan
dan memprakirakan distribusi spasial dan lokasi berbagai karakteristik dari
permukaan bumi.
7. Cirrincione dan Ainsworth (1983)
Menyatakan bahwa geografi adalah studi tentang tempat-tempat di
bumi, tentang bagaimana kesamaan manusia dan tempat-tempat di bumi, dan
juga bagaimana mereka berbeda, serta melihat bagaimana hubungan diantara
mereka terjadi.
8. Herioso Setiono (1996)
Tahun 1996, Herioso Setiyono memberikan pengertian Geografi
sebagai ilmu yang mempelajari tentang hubungan timbal balik antara manusia
dengan lingkungannya serta merujuk terhadap pola persebaran horisontal di
permukaan bumi.
9. Ullman (1954)
Ullman, seorang ilmuwan yang pada tahun 1954 mengutarakan
pengertian dari geografi. Menurut Ullman, geografi adalah interaksi antar
ruang. Pengertian yang singat namun cukup menyatakan bahwa yang
dinamakan geografi ini berhubungan dengan ruang di permukaan bumi.
10. Lobeck (1939)
Menurut Lobeck pada tahun 1939 yang dimaksud dengan geografi
adalah studi atau ilmu pengetahuan yang membahas tentang hubungan-
hubungan yang ada di antara kehidupan dengan lingkungan fisik.

D. KESIMPULAN
Geografi berasal dari bahasaYunani yaitu, geo yang berarti bumi dan
graphien yang berarti tulisan atau lukisan. Geografi adalah tulisan tentang
bumi atau ilmu yang melukiskan keadaan bumi.Geografi adalah ilmu yang
mempelajari tentang lokasi serta persamaan, dan perbedaan (variasi)
keruangan atas fenomena fisik, dan manusia di atas permukaan bumi.
Jadi geografi adalah ilmu yang mengkaji tentang lingkungan alam
beserta proses-proses yang terjadi di dalamnya, manusia berdasarkan
budayanya, serta flora dan fauna. Banyak beberapa para ahli yang
mengemukakan tentang pengertian geografi. Geografi merupakan ilmu yang
sangat kompleks yang terdiri dari berbagai disiplin ilmu. Oleh karena itu,
mempelajari geografi berarti harus memahami ilmu-ilmu lain yang berkaitan,
yang berfungsi sebagai penunjang ilmu geografi.
E. TOKOH ILMU GEOGRAFI
Geografi pertama kali berkembang dari bangsa Yunani yang dikenal
sangat menjunjung tinggi ilmu pengetahuan. Kemudian ilmu ini menyebar ke
daratan eropa dan berkembang pesat di sana. Namun perkembangan ilmu
geografi sempat terhenti di Eropa karena adanya “zaman kegelapan”, yaitu
suatu zaman di mana agama mendominasi masyarakat eropa dan pemimpin-
pemimpin agama tertentu melarang perkembangan beberapa ilmu
pengetahuan yang bertentangan dengannya.
Mendeknya ilmu pengetahuan di Eropa, dihibur dengan
perkembangan gerografi di timur tengah di bawah kepemimpinan kerajaan
islam. Kemudian setelah berakhirnya perang salib dan berakhirnya zaman
kegelapan di Eropa, ilmu geografi mulai berkembang pesat di Eropa.
Perkembangan pesat ini terjadi pada zaman yang disebut “ zaman
renaissance” dimana ilmu pengetahuan dan lgika sangat dijunjung tinggi dan
membuat kaum agama mulai tersingkir dari kehidupan bangsa Eropa.
Sejak kelahirannya sebagai suatu disiplin ilmu, banyak tokoh yang
dikenal sebagai peletak dasar-dasar geografi. Tokoh-tokoh tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Erathosthenses
Erathosthenses adalah ahli yang pertamakali mengemukakan istilah
geografi, yang berasal dari kata geographika yang artinya menulis tentang
bumi atau deskripsi tentang bumi. Erathosthenes membuktikan bahwa bumi
berbentuk bola. Beliau juga melakukan pengukuran terhadap keliling bumi
dengan metode tertentu dan ditemukan jarak 252.000 stadia (1 stadia = 157
meter). Hasil dari pengukuran tersebut sama dengan keliling bumi yang
sebenarnya.
2. Crates
Crates ialah orang yang mengembangkan hasil pengukkuran
Erathosthenes menjadi sebuah globe pertama dalam bentuk yang sederhana.
Crates membuat tiga benua tambahan sebagai penyeimbang globe yang
dibuatnya. Pandangan Crates melahirkan konsep Antipoda atau benua selatan
besar dan dikenal dengan nama Terra Australis.
3. Claudius Ptoleumaeus
Claudius Ptoleumeaus dianggap sebagai pelatuk dasar geografi yang
pertama. Dalam bukunya yang berjudul Geographike Unohegesis,
Ptolemeaus memberikan batasan geografi. Geografi adalah suatu penyajian
denga menggunakan peta yang menunjukkan kenampakan umum di muka
bumi.
4. Bernhardus Varenius
Bernhardus Varenis mengemukakan pendpat bahwa dalam geografi
terdapat dualisme. Pada satu pihak geografi mempelajari proses dan
fenomena yang bersifat alamiah. Selain itu di lain ppihak kajian dari disiplin
ilmu geografi mempelajari fenomena sosial dan budaya yang terjadi dan
berkembang dalam masyarakat.
Atas dasar inilah Varenius membagi geografi menjadi dua bagian,
yaitu :
a. Geografi Generalis, yang mencakup tiga bagian, yaitu :
1) Teresterial, yaitu pengetahuan bumi sebagai keseluruhan bentuk dan
ukurannya.
2) Falakiah, yaitu membicarakan relasi bumi dengan planet dan bintang-
bintang di jagat raya.
3) Komparatif, yaitu menyajikan deskripsi mengenai bumi secara
keseluruhan.
b. Geografi Sosialis, yang mencakup tiga bagian, yaitu :
1) Aspek langit, yaitu secara khusus membicarakakan keadaan iklim.
2) Aspek permukaan bumi, yaitu menyajikan relief, flora dan fauna di
berbagai negara.
3) Aspek manusia, yaitu membicarakan berbagai penduduk, perdaganngan
dan pemerintahan di beragai negara.

F. UNSUR-UNSUR GEOGRAFI
Dalam geografi terdapat dua unsur pokok, yaitu keadaan alam dan
keadaan manusia.
1. Keadaan Alam
keadaan alam meliputi unsur- unsur fisik, pengaruh topologi, dan
pengaruh biotik.
a. Unsur- unsur fisik
1) Cuaca dan Iklim
Cuaca adalah keadaan udara pada suatu waktu yang relatif singkat
dan tempat yang relatif sempit.
Iklim adalah keadaan cuaca rata-rata pada daerah yang luas dan
dalam waktu yang relatif lama.
Unsur- unsur pembentuk cuaca dan iklim, antara lain:
 Radiasi Matahari
Radiasi matahari datang ke bumi dalam bentuk gelombang
elektromagnetik. Unsur radiasi matahari yang perlu diperhatikan adalah
intensitas radiasi dan lamanya radiasi berlangsung. Intensitas radiasi
matahari terbesar terjadi di daerah tropis.
 Temperatur Udara
Temperatur udara adalah derajat panas udara. Alat untuk mengukur
temperature udara adalah termometer. Faktor-faktor yang mempengaruhi
suhu udara suatu daerah, yaitu sudut datang sinar matahari, cerah tidaknya
cuaca, lama penyinaran matahar, letak lintang, dan ketinggian tempat
 Tekanan Udara
Tekanan udara adalah tekanan yang diberikan oleh setiap satuan luas
bidang datar dari permukaan bumi sampai batas atmosfer. Alat untuk
mengukur tekanan udara disebut barometer. Faktor utama yang
mempengaruhi perbedaan tekenan udara adalah temperature udara. Daerah
yang mendapat panas terus-menerus merupakan daerah yang mempunyai
tekanan udara minimum sedangkan daerah yang pemanasannya kurang,
bertekanan maksimum.
 Angin
Angin adalah udara yang bergerak. Udara bergerak dari daerah yang
bertekanan maksimum ke daerah yang bertekanan minimum. Angin terjadi
akibat adanya perbedaan tekanan udara. Alat untuk mengukur kecepatan
angin adalah anemometer.
 Kelembaban Udara
Kelembaban udara menunjukkan banyaknya kandungan uap air di
dalam udara.
 Awan
Awan terjadi akibat adanya proses kondensasi dari uap air. Awan
yang mencapai permukaan bumi disebut kabut
 Hujan
Hujan adalah peristiwa jatuhnya titik air dari atmosfer ke permukaan
bumi secara alami. Alat untuk mengukur besarnya curah hujan
adalah ombrometer atau disebut raingauge. Berdasarkan bentuknya hujan
dibedakan sebagai berikut yaitu hujan air, hujan salju, hujan es. Berdasar
proses terjadinya hujan dibedakan yaitu hujan orografis yaitu hujan yang
terjadi di daerah pegunungan, hujan konveksi, hujan frontal hujan yang
terjadi di daerah sub tropis, hujan konvergen hujan yang terjadi karena
adanya pengumpulan awan yang disebabkan oleh angin.
2) Relief
Relief atau topografi adalah perbedaan tinggi-rendahnya bentuk
permukaan bumi. Penampakan geografis alam yang berhubungan dengan
relief wilayah daratan terdiri dari pegunungan, gunung, dataran tinggi,
dataran rendah, lembah, dan dataran pantai. Sedangkan relief wilayah
perairan daratan berupa danau, sungai, rawa, teluk, selat, dan terusan.
Penampakan alam relief wilayah perairan laut atau relief dasar laut, terdiri
dari bentuk paparan benua, lereng benua, lubuk laut, palung laut, punggung
laut, ambang laut, dan gunung laut.
3) Tanah
Tanah memiliki nilai yang amat penting untuk kehidupan semua
makhluk hidup di muka bumi. Tanah adalah bagian lapisan pembentuk kulit
bumi paling atas dan sangat tipis yang terbentuk dari bermacam-macam
campuran batuan induk yang sudah lapuk, air, udara, jasad tanaman dan
satwa yang sudah mati.
4) Sumber Daya Air dan Kelautan
Sumber daya air yang ada di daratan dan sumber daya kelautan,
adalah potensi gejala alam yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup
khususnya manusia. Air yang ada di daratan baik langsung atau tidak sangat
banyak manfaatnya untuk kepentingan manusia. Demikian pula segala
potensi yang dikandung lautan jika digali dan diberdayakan sungguh suatu
karunia kekayaan dari Sang Maha Pencipta alam yang tidak terhingga
banyaknya dan tidak akan pernah habis untuk dimanfaatkan.
5) Sumber Daya mineral
Sumber daya mineral adalah segala potensi alam berupa bahan
galian yang terdapat pada perut bumi diperoleh
melalui proses pertambangan (eksplorasi).
b. Pengaruh Topologi
Unsur topologi terdiri dari aspek berikut:
1) Pengaruh letak, pengaruh letak dapat dibedakan menjadi letak
astronomis, letak geologis, letak geomorfologis, letak geografis, letak
maritim, letak ekonomis, dan letak sosiokultural.
 Letak astronomis
Letak astronomis adalah letak yang dihubungkan oleh garis lintang
dan garis bujur sehingga membentuk titik koordinat.
 Letak geologis
Letak geologis adalah letak suatu negara atau daerah berdasarkan
struktur batuan yang ada di muka bumi.
 Letak geomorfologis
Letak geomorfologis adalah letak yang berdasarkan pada
morfologi dari suatu tempat di permukaan bumi.
 Letak geografis
Letak geografis adalah letak berdasarkan kenyataan posisi suatu
daerah di bola bumi dibandingkan dengan posisi daerah lain.
 Letak maritim
Letak maritim merupakan letak suatu daerah ditinjau dari sudut
kelautan.
 Letak ekonomis
Letak ekonomis adalah letak suatu wilayah atau negara dilihat dari
jalur dan kehidupan ekonomi suatu negara terhadap negara lain.
 Letak sosiokultural
Letak sosiokultural adalah letak suatu negara berdasarkan keadaan
social dan budaya daerah tersebut terhadap budaya daerah yang
berdekatan.
2) luas dan bentuk, suatu wilayah contohnya negara tentunya akan
memiliki luas dan bentuk fisik yang berlainan. Hal tersebut akan
berdampak pada kondisi sosial ekonomi masyarakatnya.
3) Pengaruh batas, batas wilayah terbagi dua yaitu batas alamiah dan
batas buatan. Perbatasan ini tentu sangat berdampak pada kepentingan
politik negara dan pembangunan.
c. Pengaruh Biotik
Unsur biotik terdiri atas hewan, tumbuhan dan manusia. Semua
organisme tersebut saling berinteraksi membentuk struktur ruang masing-
masing. Beruang kutub merupakan pembentuk ruang kutub utara, unta
berasosiasi dengan gurun dan lainnya.
2. keadaan Manusia
keadaan manusia meliputi lingkungan sosial, bentang alam, dan
masyarakat.
a. Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial ialah interaksi diantara masyarakat dengan
lingkungan, ataupun lingkungan yang juga terdiri dari makhluk sosial atau
manusia. Lingkungan sosial inilah yang kemudian membentuk suatu sistem
pergaulan yang memiliki peranan besar di dalam membentuk sebuah
kepribadian seseorang, dan kemudian terjadilah sebuah interaksi diantara orang
atau juga masyarakat dengan lingkungannya.
b. Bentang Alam
Bentang alam adalah suatu bagian geografi yang menjadi pemandangan
alam atau daerah di permukaan bumi yang merupakan satu kesatuan.
c. Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok orang yang hidup bersama,
bekerjasama untuk memperoleh kepentingan bersama yang telah memiliki
tatanan kehidupan, norma- norma, dan adat istiadat yang ditaati dalam
lingkungannya.
G. RUANG LINGKUP GEOGRAFI
1. Geografi Fisik
Geografi fisik adalah bagian ilmu geografi yang mempelajari semua
kondisi fisik pada peristiwa atau fenomena yang terjadi di muka bumi. Ruang
lingkup geografi fisik meliputi semua gejala alam yang terjadi di antroposfer
(ruang angkasa), atmosfer (lapisan udara), hidrosfer (lapisan air), pedosfer
(lapisan tanah), biosfer (lapisan kehidupan), dan litosfer (lapisan
batuan).Gejala-gejala alam tersebut berkaitan dengan bentuk, relief, iklim, dan
segala sesuatu tentang bumi, serta tentang proses-proses fisik yang terjai di
darat, laut, dan udara yang berpengaruh pada kelangsungan hidup manusia.
2. Geografi Sosial
Gografi sosial adalah ruang lingkup geografi yang mempelajari segala
aktivitas kehidupan manusia lengkap dengan interaksi yang dilakukannya
dengan lingkungan, baik itu lingkungan ekonomi, lingkungan budaya, maupun
lingkungan sosialnya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa geografi sosial
(geografi manusia) mempelajari dampak aktivitas manusia terhadap
lingkungan dan dampak lingkungan terhadap manusia.
3. Geografi Regional
Geografi regional merupakan geografi yang mempelajari topik atau
bahasan khususnya yang mencakup suatu daerah atau wilayah tertentu yang
menyeluruh, baik dari segi aspek fisik maupun segi aspek sosialnya. Daerah
atau wilayah tertentu yang diteliti bisa berupa desa, kota, provinsi, daerah atau
negara tertentu.

H. OBJEK STUDY ILMU GEOGRAFI


Objek studi geografi terbagai menjadi 2 yaitu objek material dan objek
formal.
1. Objek material
Objek material meliputi segala sesuatu yang berada di bumi baik benda
hidup maupun benda mati dan lingkungannya. Objek material ini dapat
dinamakan fenomena geosfer yang mencakup:
a. Atmosfer, yaitu lapisan udara yang menyelimuti permukaan bumi dari
Troposfer hingga Eksosfer.
b. Lithosfer, yaitu lapisan batuan penyusun kulit bumi.
c. Hidrosfer, yaitu lapisan air yang meliputi perairan darat dan lautan.
d. Pedosfer, yaitu lapisan tanah yang merupakan hasil pelapukan dari batuan.

e. Biosfer, yaitu lapisan yang meliputi kesatuan sistem antara hewan, tumbuhan
dan manusia.
f. Antroposfer, yaitu lapisan yang menitikberatkan kepada manusia serta
aktivitasnya di permukaan bumi.
2. Objek formal
Objek formal geografi adalah cara pandang dan cara berpikir terhadap
gejala yang ada di permukaan bumi, baik keadaan fisik maupun keadaan
sosialnya. Cara pandang geografi terhadap objek formal dapat dilihat dari
organisasi keruangan (spatial setting) yang meliputi :
a. Pola persebaran gejala tertentu di permukaan bumi (spatial pattern);
b. Keterkaitan atau hubungan sesama antargejala tersebut (spatial system);
c. Perkembangan atau perubahan yang terjadi pada gejala tersebut (spatial
process).
Dari pandangan objek formal, akan muncul beberapa pertanyaan yang
dikenal dengan 5 WH. Maksudnya untuk mengetahui gejala-gejala yang
terdapat di permukaan bumi, sehingga jelas hasil uraiannya sebagai cara
pandang geografi, yaitu sebagai berikut.
a. What
Pertanyaan untuk mengetahuai apa yang terjadi.
b. Where
Pertanyaan ini mengenai lokasi atau persebaran fenomena atau gejala di
permukaan bumi, dengan tujuan untuk mengetahui di mana peristiwa itu
terjadi.
c. When
Merupakan peristiwa awal yang menjelaskan terjadinya suatu gejala
atau fenomena. Pertanyaan ini untuk mengetahui kapan peristiwa itu terjadi.
d. Why
Pertanyaan ini maksudnya untuk mengetahaui mengapa peristiwa
tersebut dapat terjadi.
e. Who
Mencari pelaku terjadinya suatu peristiwa, agar kita mengetahui siapa
yang bertanggung jawab atas terjadinya peristiwa tersebut atau yang terlibat di
dalamnya.
f. How
Mencari penyelesaian suatu masalah apabila peristiwa yang terjadi
sudah tampak gejala-gejalanya dan akibat yang ditimbulkannya.

I. PENDEKATAN DALAM ILMU GEOGRAFI


Dalam perkembangannya geografi cenderung akan kehilanagn jati diri.
Mengapa demikian? Karena beberapa tokoh geografi tertarik memasuki ilmu -
ilmu lain yang berfungsi sebagai penunjang. Mereka dalam membahas dan
memecahkan persoalan geografis cenderung menggunakan pendekatan topical,
seperti “Welfare approach”, “Behavioral approach”, “Marxist approach”,
“Conflict management approach” (Yunus, H. Sabari, 1997). Sebaliknya Broek
(1980) mengemukakan beberapa pendekatan yang digunakan oleh beberapa
ahli seperti “Humanistic approach”, “Social cultural approach”, dan “Historical
approach”. Adanya berbagai macam pendekatan yang dikemukakan oleh
berbagai ahli ini dan bisa mengaburkan jati diri geografi maka disadari oleh
ahli-ahli geografi untuk menggunakan pendekatan geografi yang sam dan
berfungsi sebagai pembeda dengan ilmu-ilmu yang lain.
Untuk kepentingan tersebut dan diantara kepentingan lain maka di
Indonesia diadakan seminar dan Lokakaryayang diselenggarakan di Semarang
1989 dan 1990 telah disepakati pendekatan geografi ada tiga macam, yakni :
pendekatan keruangan, pendekatan ekologi, dan pendekatan wilayah.
1. Pendekatan Keruangan
Agar pemahaman materi geografi sebagai bagian yang penting dan
merupakan lanjutan yang perlu anda ketahui. Pendekatan ini merupakan
kerangka analisis yang menekankan eksistensi (keberadaan) ruang sebagai
penekanan. Analisis keruangan mempelajari perbedaan lokasi mengenai sifat-
sifat penting atau serangkaian sifat-sifat penting (Hagget, 1975). Ahli geografi
akan bertanya faktor-faktor apa yang menguasai pola penyebaran dan
bagaimankanh pola tersebut dapat diubah agar penyebaranyya menjadi lebih
efisien dan klebih wajar. Dengan kata dapat diutarakan bahwa dalam analisi
keruangan harus diperhatikan adalah pertama, penyebaran penggunaan ruang
yang telah ada dan kedua, penyediaan ruang yang akan digunakan untuk
berbagai kegunaan yang dirancang.
Dalam anlisis keruangan ini dapat disimpulkan data lokasi yang terdiri
dari data titik ( poin data ). Data yang digolongkan ke dalam data titik adalah
ketinggian tempat, data sampel batuan, data sampel tanah, sedangkan data yang
digolongkan ke dalam dat abidang adalah data luas hutan, data luas daerah
pertanian, data luas alang-alang. Meskipun demikian dari data titik ini
diperoleh data bidang. Data dario beberapa sampel sampel tanah hasil
pengeboran tanah dapat dipetakan dan ditentukan batas-batasnya hingga
diperoleh data bidang, yaitu data tentang penyebaran jenis tanah tertentu.
Selanjutnya, anda dapat memahami pengertian dan fungsi tempat yang
dikaji dari kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya. Hal ini perlu diketahui
karena konsep tempat , sangat erat kaitannya dengan kehidupan manusia di
permukaan bumi. Para ahli geografi menjelaskan bahwa temp[atmerupakan
suatu ruang dipermukaan bumi yang mempunyi karakteristik secara fisik dan
manusia yang menempatinta. Setiap tempat di permukaan bumi mempunyai
ciri-ciri yang khusus dimana dapat dibedakan antara tempat yang satu dengan
tempat yang lain, oleh karena itu konsep tempat dinamakan wilayah ( region ).
Dalam geografi ada dua pengertian wilayah yaitu :
a. Wilayah Formal ( Formal Region )
1) Pengertian Internasional
Wilayah dapat meliputi beberapa negara yang mempunyai kesatuan
alam dan kesatuan manusia, sebagai contoh wilayah Asia Tenggara, Eropa
Barat, dan Amerika Latin dan wilayah lainnya di dunia yang menjadi satu
kesatuan wilayah.
2) Pengertian Nasional
Wilayah merupakan bagian dari negara, tetapi bagian tersebut
mempunyai kesatuan alam dan kesatuan manusai, sebagai contoh wilayah
Timur Sumatera, wilayah utara Jawa, dsb.
b. Wilayah Fungsional ( Fungtional Region )
Wilayah fungsional adalah bagian dari permukaan bumi, dimana
terdapat beberapa keadaan alam yang berlawanan memungkinkan timbulnya
bermacam-macam kegiatan yang saling mengisi dalam kegiatan penduduknya,
terkadang wilayah tersebut sering disebut wilayah organik, sebagai contoh
penduduk yang hidup di puncak gunung sumber kehidupannya adalah dari
hasil hutan, penduduk yang hidup dilereng gunung sumber kehidupan
penduduknya dari hasil pertanian, sedangkan penduduk yang hidup didaerah
dataran rendah sumber kehidupan penduduknya dari bermacam-macam
aktivitas, seperti kegiatan industri, perdagangan, jasa, dan lain sebagainya.
Konsep tempat dalam pengertian wilayah dapat digunakan sebagai
pendekatan geografi, klasifikasinya, adalah sebagai berikut:
a. Uniform Region
Suatu wilayah dijadikan sumber dasar telaah geografi disebabkan
adanya keseragaman atau kesamaan dalam kriteria tertentu, misalnya beberapa
daerah pertanian yang memiliki kesamaan iklim, luas, hidrologi, dan budaya.
Contoh lain wilayah perikanan tambak di pantai Utara Jawa antartempat yang
satu dengan yang lain memiliki banyak kesamaan.
b. Nodal Region
Suatu wilayah yang diatur oleh beberapa pusat kegiatan yang
dihubungkan melalui garis melingkar misalnya: Jakarta sebagai Ibukota
Indonesia memiliki beberapa pusat kegiatan penduduk maka untuk
menghubungkan antarpusat kegiatan tersebut digunakan jaring-jaring yang
ada.
c. Generic Region
Wilayah yang diklasifikasi berdasarkan jenisnya sehingga fungsi
wilayah yang bersangkutan diabaikan, misalnya wilayah iklim tropik,
wilayah iklim sedang, atau contoh lain wilayah vegetasi, wilayah hutan daun
jarum, wilayah hutan patai, dan wilayah perkebunan teh.
d. Specific Region
Wilayah berdasarkan kekhususan sehingga merupakan daerah
tunggal yang mempunyai ciri-ciri tersendiri misalnya wilayah waktu, waktu
Indonesia barat, waktu Indonesia tengah, waktu Indonesia Timur. Contoh
lain wilayah fisiologi Jawa menurut Van Bemmelen dibagi menjadi 3 zone
Utara, zone Tengah, zone Selatan.
Dari uraian di atas kita dapat memberi kesimpulan bahwa fungsi
tempat bagi manusia adalah sebagai ruang hidup. Ruang dalam hal ini
ditafsirkan menurut tiga pendekatan yaitu, pertama pendekatan ekologis,
ruang sebagai milieu yang berisi sumber alam, kedua pendekatan spatial
(keruangan) ruang sebgai Space, yakni ajang kegiatan manusia dan tiga
pendekatan regional sebagai region, yakni daerah atau kesatuan politis.
Menurut Haggett, untuk memberikan gambaran tentang keadaan
suatu wilayah foto udara dapat digunakan sebagai alat utama dalam
pekerjaan di laopangan bagi seorang ahli geopgrafi yang merekam objek atau
gejala geosfer dipermukaan bumi. Dalam foto udara dalam ruang dan waktu
yang berbeda dapat digunakan untuk menunjukkan kepadatan penduduk di
wilayah tertentu dari waktu ke waktu. Studi wilayah dapat dipersempi
dengan menggunakan skala tertentu untuk memudahkan pekerjaan seorang
ahli geografi.
Sebaliknya, bagi ahli ilmu pengetahuan lain lebih memperhatikan
objeknya sedekat mungkin agar bisa dipelajari. Tetap bagi ahli geografi lebih
suka memilih dengan cara memperkecil skala fenomena yang kompleks
melalui foto udara agar bisa dipelajari. Untuk menunjukkan misalnya suatu
wilayah sebagai tempat penduduk untuk melakukan aktivitas. Analisis pola-
pola geografi memerlukan beberapa cara, antara lain:

a. Memahami peta, proyeksi, skala dan bagaimana foto itu direkam,


b. Mengetahui metode statistik yang digunakan untuk memilah-milahkan
faktor yang dipakai untuk menjelaskan pola-pola geografi yang diamati,
c. Memahami teknik-teknik penilaian yang mampu menjelaskan perubahan-
perubahan pola-pola geografis yang dinamis.

Pentinngnya peta dalam memperoleh informasi seperti cepatnya


pertumbuhan pendududk di permukaan bumi ini dan berkembangnya
kehidupan modern yang serba kompleks, untuk mendapat sumber-sumber
yang tersedeia. Hal ini mendorong kita berpikir perlunya studi yang detail
tentang lingkungan fisikal dan sosial, mulai dari masalah kependudukan
sampai ke masalah lingkungan, dan polusi serta produk bahan
makanansampai ke sumbar-sumber energi. Pakar geografi, pakar geologi,
sejarawan, pakar ekonomi, dan pakar-pakar ilmu lain telah menyadari bahwa
suatu peta merupakan alat bantu yang tidak dapat ditinggalkan dan sangat
diperlukan.
Suatu peta berskala besar yang menggambarkan detail suatu daerah
sempit, dan mencerminkan bentuk lahan, aliran sungai, vegetasi, pola
pemukiman, jalan-jalan, keadaan geologi dandan banyak detail-detail lainnya,
yang kesemuanya ini memungkinkan kita melihat saling ada hubungan, yang
diperlukan untuk perencanaan dan pelaksanaan suatu pekerjaan secara ilmiah.
Studi suatu lingkungan yang kompleks memerlukan peta untuk
mempelajarinya. Pembangunan suatu jaringan jalan, rencana suatu
perumahan, suatu sistem pengontrol banjir, hampir setiap pekerjaan dan
kontruksi memerlukan pemetaan sebelumnya.

Peta yang lebih kecil skalanya menggambarkan daerah yang luas, hal
tersebut dapat menunjukkan daerah bahaya banjir, erosi tanah, penggunaan
lahan, penyebaran penduduk, iklim, dan sebagainya. Semuanya itu sangat
penting untuk memahami masalah- masalah dan potensi suatu daerah.
Beberapa contoh fungsi peta sebagai berikut:

 Fungsi peta untuk perencanaan regional


a. Untuk memberikan informasi pokok dari aspek keruangan tentang karakter
dari suatu daerah.
b. Sebagai suatu alat menganalisis unuk mendapatkan suatu kesimpulan.
c. Sebagai alat untuk menjelaskan penemuan- penemuan penelitian yang
dilakukan.
d. Sebagai alat untuk menjelaskan rencana- rencana yang diajukan.

Peta dapat diklasifikasikan menurut penggunaannya, skala, dan


kenampakan dari peta.
 Klasifikasi peta ada tiga kelompok, yaitu:
a. Peta topografi member gambaran mengenai permukaan lahan (termasuk
peta perencanaan dan peta geografi),
b. Chart dan petajalan disusun dengan tujuan sebagai alat bantu dalam
navigasi (untuk navigasi dan orientasi),
c. Peta- peta tematik pada akhir-akhir ini semakin penting dalam kaitannya
dengan menunjukkan tema- tema tertentu (menampilkan suatu tema
khusus atau lebih ).

Untuk membaca peta perlu kita memahami skala dari peta yang dapat
diartikan sebagai perbandingan jarak antara dua titik sembaran di peta dengan
jarak horizontal kedua titik itu di permukaan bumi (dengan suatu ukuran yang
sama ), adapun macam- macam peta sebagai berikut:
a. Skala angka atau skala pecahan
Skala yang dinyatakan dengan angka dan pecahan.
Contoh :
 Skala angka (numberi cscalae) 1 : 50.000. Hal ini menunjukkan bahwa
satu satuan jarak pada peta mewakili 50.000 satuan jarak horizontal
dipermukaan bumi. Jadi 1 cm di peta mewakili 50.000 cm di medan (
500 m)
 Skala pecahan ( representative fraction ) = RF-------1:50.000
1 inchi mewakili 50.000 atau 50.000/63.360 mile
b. Skala yang dinyatakan dengan kalimat
Pada peta- peta yang tidak menggunakan satuan pengukuran metric
(misalnya peta- peta di Inggris ), pernyataan skala yang sering dilakukan.
Contoh :
1 inchi to one mile = 1 : 63.660
1 inchi to two miles = 1 : 126.720
Tetapi cara ini, biasanya sebagai tambahan di samping cara- cara yang
lain.
c. Skala grafis ( Graphical scale line )

2. Pendekatan Ekologi
Pengertian analisis ekologi hendaknya tidak diartikan secara sempit,
sebagai hubungan antara makhluk hidup dengan “Natural Invironment” saja,
tetapi harus pula dikaitkan dengan (1) Phenomenal Invironment yang di
dalamnya meliputi “Natural Phenomena” beserta “Physical Relics of Human
Actions” dan (2) “behavioural environment” yang meliputi perkembangan ide-
ide dan nilai geografis serta kesadaran akan lingkungan. Pembagian lingkungan
geografi menurut ( Kirk, 1963 ) dalam bukunya yang berjudul “Geography: Its
History and Consepts”, Holt-Jensen (1982) menganggap bahwa analisis
ekologi dalam geografi identic dengan “a regonal geography based on
homogeneous region”. Oleh karena studi ini lebih menekankan mengenai
interelasi antara fenomena geosfer tertentu pada wilayah formal dengan
variable lingkungan inilah yang kemudian dianggap sebagai cirri khas daripada
pendekatan ekologi.
Terdapat dua unsur lingkungan geografik yang memengaruhi persepsi
dan aspirasi penduduk mengapa mereka tetap bertahan di tanah kelahirannya.
a. Lingkungan Fenomena/ Gejala Fisik
Lingkungan ini meliputi (a) Iklim yang menguntungkan sehingga
mampu mendukung bagi usaha pertanian dan peternakan. (b) Tanah yang subur
tercermin dari berbagai macam jenis tanaman yang tumbuh di kawasan ini.
b. Lingkungan Tingkah Laku
Lingkungan ini terdiri dari (a) Kepercayaan masyarakat setempat,
bahwa Gunung Merapi merupakan kerajaan yang diperintah oleh makhluk-
makhluk halus, yakni Empu Romo dan Permadi. Kerajaan gunung Merapi ini
masih ada kaitannya dengan Kerajaan Mataram yang dipimpin oleh Sultan
Hamengku Buwono di Yogyakarta dan keraton laut Pantai Selatan, yanag
dipimpin Ratu Kidul. Penduduk menganggap mereka bagian dari kerajaan
tersebut, masyarakat percaya penguasa keraton ini akan memberitahukan bila
ada bencana akan melanda daerah mereka sehingga penduduk dapat mengungsi
ke tempat aman. (b) Organisasi sosial penduduk di kawasan ini biasanya
mengikat pada kehidupan bersama, baik dalam keluarga inti maupun dalam
keluarga luas. Ikatan organisasi ini berdasarkan geneologi. Adanya organisasi
sosial, seperti Rukun Warga, Rukun Tetangga atau kelompok tani mengikat
mereka pada kegiatan-kegiatan lainnya, misalnya kerja bakti, upacara ritual,
perkawinan. (c) Agama yang dianut oleh penduduk setempat pada umumnya
beragama Islam, tetapi mereka lebih percaya pada makhluk-makhluk halus
yang memerintah Gunung Merapi dan mereka sangant hormat dan patuh pada
kepercayaan tersebut sehingga larangan yang berkaitan dengan penghuni
gunung api ini mereka tak berani melanggar. (d) Aktivitas pekerjaan penduduk,
pada umumnya mereka sebagian besar sebagai petani dan merangkap
memelihara kambing dan sapi. Dengan adanya rerumputan hutan dan daun-
daun yang berasal dari pepohonan hutan, mereka memelihara binatang ternak,
sedangkan sawah mereka ditanami sayur-sayuran. (e) Ikatan kekerabatan,
kehidupan penduduk di daerah ini sangat kuat tali kekerabatannya. Jalinan
hidup kekerabatan ini menjadi dasar-dasar kehidupan yang baik sosial maupun
keyakinan/kepercayaan mereka.
Kekerabatan merupakan organisasi kehidupan pokok terutama terlihat
dalam kegiatan-kegiatan, seperti perkawinan, kelahiran, kematian dan juga
dalam pembagian pekerjaan antara pria dan wanita. (f) Penyuluhan
transmigrasi yang kurang tepat, keengganan penduduk meninggalkan desa
tempat tinggalnya melalui program transmigrasi disebabkan ketidaktahuan
mereka tentang kondisi daerah tujuan, yang dikhawatirkan tidak sesuai dengan
apa yang mereka harapkan dan apabila mereka meninggalkan daerah
kelahirannya maka mereka khawatir kehilangan ikatan kekerabatan dan
keramah-tamahan alam Gunung Merapi yang menyenangkan bagi kehidupan
mereka.
c. Persepsi dan Aspirasi Penduduk terhadap Bencana Alam Gunung Merapi
Persepsi dan aspirasi terhadap bencana Gunung Merapi bagi mereka
adalah tidak merugikan dan membahayakan karena dianggap sebagai takdir
dan justru memeberikan berkah bagi mereka karena akan menyuburkan tanah
pertanian mereka, letusan Gunung Merapi ini dianggap bukan bencana, tetapi
merupakan alat pembersih bagi mereka/warga desa yang melanggar tata aturan
peradatan yang diyakini penduduk. Bagi mereka yang patuh, tunduk dan
menghormati kepercayaan terhadap penguasa Gunung Merapi akan selamat.
Sebaliknya bagi yang melanggar atau menentang kepercayaan tersebut akan
diambil sebagai tumbal penguasa Merapi. Disamping kuatnya kepercayaan
tersebut, secara nyata disadari atau tidak disadari Gunung Merapi telah
menyediakan sumber-sumber daya alam yang bersifat ekonomi menyebabkan
penduduk setempat mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari termasuk dalam
investasi dalam pendidikan anak-anaknya.
Keadaan semacam ini mengakibatkan semakin mantap kehidupan
mereka karena adanya keterkaitan anatara penduduk setempat dengan
lingkunagan tempat tinggalnya ditambah dengan ikatan kekerabatan dan
kegotong-royongan antarwarga. Keengganan mereka meninggalkan tempat
tinggalnya ditambah dengan ikatan kekerabatan dan kegotong-royongan antar
warga. Keengganan mereka meninggalkan tempat tinggal mereka dan tidak
ingin bertyransmigrasi, di samping kurang jelasnya program transmigrasi yang
disampaikan oleh aparat pemerintah, juga banyaknya informasi yang negatif
yang berasal dari lokasi penempatan transmigrasi sehingga mereka khawatir
akan masa depan mereka yang baru karena tidak seenak/senyaman di tempat
tinggal lama yang dirasakan makmur, aman, ramah dan damai meskipun
terkadang ada cobaan yang mereka terima.

3. Pendekatan Kompleks Wilayah Dan Presentasi Peta


Kombinasi antara analisis keruanagn dan analisis ekologi disebut
analisis kompleks wilayah. Pada analisis ini wilayah-wilayah akan dihampiri
dengan pengertian areal differentiation, yaitu suatu anggapan bahwa interaksi
antarwilayah akan berkembang karena pada hakikatnya suatu wilayah berbeda
dengan wilayah yang lain, olek karena itu terdapat permintaan dan penawaran
antar wilayah tersebut. pada analisi ini diperhatikan pula mengenai penyebaran
fenomena tertentu (analisis keruanagan) dan interaksi antara variabel manusia
dengan lingkungannya untuk kemudian dipelajari kaitannya (analisis ekologi).
Dalam hubungannya dengan analisis kompleks wilayah ini ramalan wilayah
(regional forescasting) dan perencanan wilayah (regional planning) merupakan
aspek-aspek dalam analisis tersebut.
Di bawah ini akan diberikan contoh tentang analisis kompleks wilayah
sebagai model penelitian geografi dan pengajaran geografi mengenai
perencanaan wilayah dalam rangka penyiapan pemukiman transmigrasi yang
dilakukan oleh Ruslan Diwiryo (dalam Bintarto, Surastopo, 1979), salah satu
contoh perancanagan wilayah untuk transmigrasi adalah sebagai berikut.

Dalam perencanaan ini dibedakan beberapa tahap, yaitu sebagai


berikut:

a. Identifikasi wilayah potensi di daerah-daerah luar Jawa yang memenuhi


persyaratan minimum tingkat kesuburan tanahnya dengan kemiringan
permukaan bumi maksimum 8%.
b. Identifikasi bagian-bagian wilayah menurut tingkat aksebilitas berdasarkan
(a) hasil (1) dan (b) analisis tingkat aksebilitas.
c. Perumusan untuk perancangan umum untuk 20 tahun berdasarkan, (a)
hasil (2), yang dikelompokkan menurut konsep Struktur Pembangunan
Wilayah/Satuan wilayah Pembangunan, (b) optimasi program 20 tahun
tahap 1 koordinasi dengan sektor lain.
d. Perumusan program lima tahun berdasarkan (a) hasil (3) dan (b) sasaran
program transmigrasi lima tahun tahap-tahap II koordinasi dengan sektor
lain.
e. Penyesuaian foto udara skala 1 ; 20.000 berdasarkan hasil (4).
f. Perumusan rencana pendahuluan tata pemukiman berdasarkan (a) hasil (5),
dan (b) standar tata pemukiman I tahap III koordinasi dengan sektor lain.
g. Penyediaan peta topografi detail berskala 1 : 2.000 hingga 1 : 5.000
berdasarkan hasil (6)
h. Penyelesaian rencana tata pemukiman detail berdasarkan: (a) hasil (7) dan
(6) serta (b) standar tata pemukiman II Tahap IV koordinasi dengan sektor
lain. Luas wilayah (8) lebih kurang hanya 30% dari luas wilayah (4).

Pada rancangan penyiapan pemukiman transmigrasi di atas tampak,


anatar lain adanya 2 aspek, yaitu penyebaran fenomena dalam ruang dan
kemungkinan adanya interaksi antara manusia dengan lingkungannya yang
sebaik mungkin. Selain dari itu dapat pula diadakan peramalan wilayah untuk
suatu daerah pengaliran sungai (watershed). Pada hakikatnya suatu daerah
pengaliran sungai merupakan suatu ekosistem di mana komponen-komponen
dalam daerah pengaliran sungai ini, seperti organisme hidup, hidrosfer,
litosfer, dan atmosfer saling mengadakan interaksi. Untuk ini dapat diadakan
peramalan periode waktu tertentu dan dicari cara yang sebaik-baiknya agar
keseimbangan ekosistem tetap terpelihara.
Suatu contoh lain adalah peramalan untuk suatu kota sebagai modal
region. Untuk ini dapat diadakan peramalan untuk periode tertentu, misalnya
tentang jumlah penduduk yang akan terjadi pada periode tertentu sehingga
perlu dipikirkan agar keseimbangan ekosistem tetap terpelihara.
Berdasarkan ketiga pendekatan geografi yang dikemukakan oleh
Haggett dalam kenyataan praktik di lapangan, khusunya dalam penelitian
geografi terutama dengan menggunakan model pendekatan ketiga yakni
kompleks wilayah sulit dilaksanakan. Oleh sebab itu, Weichhart (1975)
mencoba membuat perencanaan organisasi kajian geografi supaya geografi
sebagai ilmu sintesis dapat dipraktikkan sebagaimana yang dimaksudkan oleh
Haggett. Weichhat menolak bahwa geografi sebagai Ekologi manusia atau
analisis ekologi dapat berbentuk sebagai konsep utama bagi keseluruhan
penelitian geografi. Pertanyaan yang berkaitan dengan manusia dan
lingkungan hanyalah merupakan sebagian dari lapangan penelitian geografi,
tetapi dalam analisis ekologi menjadi bagian yang lebih penting dari unsur
lainnya. Ahli geografi lain, yakni Ublig (1971) membuat perencanaan
organisasi kajian geografi yang dikutip oleh Weichhat (1975)
mengklasifikasikan geofaktor merupakan elemen penting dalam geosfer,
dibagi dalam 3 kelompok , yaitu abiotik, biotik, dan penyebab manusia.
Faktor abiotik, meliputi geologi, tanah, iklim, arus samudra.
Sebaliknya, faktor biotik, meliputi vegetasi, kehidupan binatang, dan faktor
penyebab manusia, anatara lain permukiman, transportasi, industri struktur
sosial , dsb. Didasarkan pada kategori masalh ini kemungkinan pertanyaan-
pertanyaan dalam penelitian geografi bisa dikelompokkan. Pada geografi
sistematik nampaknya menempati stadia kategori paling rendah karena kita
hanya mampu mendeskripsikan, menjelaskan, kemungkinan-kemungkinan
yang terjadi berdasarkan teori-teori keruanagan atau hukum-hukum, variasi
keruangan dari aspek “geofaktor tunggal” apakah termasuk kelompok abiotik,
biotik ataukah penyebab manusia. Dalam kaitan menjelaskan atau
mendeskripsikan suatu kejadian juga dipertimbangkan geofaktor lain, tetapi
pada derajat di mana geofaktor ini berpengaruh terhadap variasi keruanagn.
Berbeda dengan kategori lain masalah-masalah geografi yang berkaitan
dengan beberapa geofaktor harus dipertimbangkan pada saat bersamaan.
Selanjutnya, kita akan melihat pada sistem hubungna kompleks yang
berada di antara beberapa geofaktor. Pembagian pekerjaan di dalam disiplin
ilmu geografi diperhatikan, oleh sebab itu Weichhart menggambarkan ke
dalam 3 kelompok. Kelompok pertama mempelajari sistem hubungan di antara
semua atau sejumlah geofaktor abiotik, dengan geofaktor biotik. Pada
kelompok ini geografi sebagai ilmu sintetios geografi fisik, yakni benang
merahnya meliputi suatu “nomothetic-oriented” tipologi bentang alam fisik
atau suatu (processoriented” deskripsi evolusi bentang alam dalam suatu
wilayah tertentu.
Pada sisi manusia, kita barangkali mempelajari sistem relasi antara
semua atau sejumlah faktor yang disebabkan oleh peneybab manusia.
Meskipun masalah-masalah yang nampaknya relevan, tetapi tidak akan
sempurna tanpa kita mempertimbangkan antara relasi di antara faktor abiotik,
biotik dan penyebab manusian yang membentuk sistem manusia dan
lingkungan. Weichhart mengakui tidak mudah untuk menyatukan keseluruhan
geofaktor yang harus ditetapkan sebagai pertimbangan. Dalam penelitian dan
pengajaran geografi menunjukkan bahwa parameter abiotik dan biotik
dibutuhkan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan pola-pola alam, tetapi
tidak identik untuk menjelaskan hubungan yang kompleks di antara faktor
manusia dan alam.
Struktur relief yang mengalami kemunduran atau berkurang sangat
berkaitan dengan latar belakang unsur tanah, vegetasi dan hidrologi
merupakan lebih menjadi faktor dominan. Faktor penyebab manusia menjadi
faktor dominan apabila kita ingin memahami struktur geografi sosial dan
dikatakan kurang penting peranannya relasi antara manusia dengan alam.
Studi sistem manusia dan lingkungan alam selantjutnya dikatakan tidak sama
sebagai sintesis secara keseluruhan dari semua geofaktor. Geografi bentang
lahan nampaknya terletak di antara geografi sistematik dan geografi regional.
Dalam kehidupan nyata Weichhart mengamati bahwa geografi sistematik dan
geografi regional tidak bisa dipisahkan.
Presentasi Peta
Dalam konteks pemahaman tentang wilayah, anda dapat mengetahui
dan menyebarkan informasi yang berguna, manusia telah mengembangkan
beberapa metode dan keterampilan tertentu untuk dapat melakukannya.
Beberapa metode komunikasi adalah bahasa tulis menulis (literacy), bahasa
lisan (articulasi), dan penggunaan angka-angka (numeracy).
Sedangkan yang digunakan untuk komunikasi yang menggunakan cara
grafis disebut grahpycacy. Graphycacy terdiri berbagai teknik mulai dari
penggunaan fotografi, sampai ke peta, grafik dan diagram.
Semua cara grafis tersebut mempunyai satu hal yang umum yang
membedakan dengan metode lain yaitu penggunaan bentuk dua dimensi untuk
menyampaikan dan menyajikan konsep-konsep dan ide-ide.
Hubungan keruangan dapat saja disajikan dalam bentuk kata-kata atau
angka-angka, tetapi hal itu kurang efisien, seperti pernah disebutkan oleh suatu
ungkapan : “suatu gambar dapat berarti seribu kata-kata” ( a picture is worth a
thousand word ).
Peta menggunakan simbol-simbol dua dimensi untuk mencerminkan
fenomena geografikal atau dengan sesuatu cara yang sistematis, dan hal ini
memerlukan kecakapan untuk membuat dan membacanya. Peta merupakan
teknik komunikasi yang tergolong dalam cara grafis, dan untuk efisisensinya
kita harus mempelajari dengan baik atribut-atribut/elemen-elemen dasarnya.
Seperti juga pada cara-cara komunikasi yang lain.
Suatu sistem komunikasi, dengan cara apapun mempunyai hal yang
sama, komunikasi mempunyai jaringan yang sama, yaitu secara sederhana
terdiri dari:

a. Sumber ( source of information )


b. Saluran yang menyalurkan informasi tersebut (chanel)
c. Orang yang menerima informasi itu recipient.

Untuk kepentingan di atas perlu data, sehingga untuk mencerminkan


berbagai data atau fenomena geografi ke dalam suatu peta terlebih dahulu
dibicarakan (1) peta dasar, (2) simbol, (3) penulisan nama-nama geografi. Peta
dasar merupakan kerangka yang diperlukan dalam penyusunan dan
penempatan unsur-unsur, atau objek yang dipetakan. Peta dasar ini memuat
berbagai macam unsur geografi, seperti: grid dan graticul, pola aliran relief,
komunikasi, seperti : jalan, jalan kereta api, unit administrasi, nama-nama
geografi.
Unsur-unsur ini tidak secara bersama-sama memuat termuat dalam satu
peta dasar untuk pemetaan data tertentu, tetapi unsur yang terkait saja dengan
tema yang digambarkan. Oleh karena itu elemen-elemen topografi alami
seperti pola aliran, garis kontur lebih erat hubungannya dengan tema peta
fisik/geologi. Sedangkan untuk peta-peta yang bertema sosial ekonomi
misalnya, industri, pendidikan, pertanian lebih erat hubungannya dengan
kenampakan topografi buatan manusia, sehingga unsur-unsur ini dimasukkan
dalam peta dasar. Dengan demikian peta dasar yang baik untuk suatu tema
tertentu tidak pasti baik untuk suatu tema tertentu tidak pasti baik untuk tema
yang lain.

Peta dasar dapat diturunkan dari peta topografi, peta dunia, peta
navigasi udara, dan peta dunia lain dengan berbagai variasi skala. Dokumen
lain yang dapat dipakai sebagai peta dasar adalah foto udara dan peta foto.
Untuk yang disebut terakhir ini apabila tidak ada peta lain yang tersedia.
Simbol merupakan media komunikasi grafis yang digunakan dalam
peta yang berarti informasikan yang diberikan dalam peta berupa gambar atau
simbol. Dengan demikian simbol dalam peta memegang peranan yang sangat
penting. Bahkan dalam peta-peta khusus atau tematik, simbol merupakan
iinformasi utama untuk menunjukkan tema suatu peta. Secara sederhana simbol
dapat diartikan suatu gambar atau tanda yang mempunyai makna atau arti.

Menurut bentuknya simbol dapat dikelompokkan menjadi simbol titik,


simbol garis, dan simbol bidang. Sedangkan wujud simbol dalam kaitannya
dengan unsur yang digambarkan dapat dibedakan abstrak, setengah abstrak,
dan nyata atau piktorial. Simbol piktorial adalah suatu simbol yang dalam
kenampakannya wujudnya ada kemiripan dengan unsur yang digambarkan. Di
samping itu, ada simbol yang menggunakanhuruf: pertama atau kedua dan
nama unsur yang digambarkan.
J. KONSEP GEOGRAFI
Konsep geografi terdiri dari sepuluh konsep, sebagai berikut:
1. Lokasi
Lokasi adalah letak atau tempat dimana fenomena geografi terjadi.
Konsep lokasi dibagi menjadi dua yaitu lokasi absolut dan lokasi relatif.
a. Lokasi Absolut
Lokasi absolut adalah letak atau tempat yang dilihat dari garis
lintang dan garis garis bujur (garis astronomis). Lokasi absolut keadaannya
tetap dan tidak dapat berpindah letaknya karena berpedoman pada garis
astronomis bumi. Pebedaan garis astronomis menyebabkan perbedaan
iklim (garis lintang) dan perbedaan waktu (garis bujur).
Contoh Lokasi Absolut yaitu Indonesia terletak di antara 6 derajat LU – 11
derajat LS sampai 95 derajat BT – 141 derajat BT. Dari letak absolut
(garis astronomis) tersebut dapat dijelaskan bahwa lokasi paling Utara
negara Indonesia terletak di 6 derajat LU (Pulau Miangas, Sulawesi
Utara), lokasi paling selatan terletak di 11 derajat LS (Pulau Rote, NTT),
dst.
b. Lokasi Relatif
Lokasi relatif adalah letak atau tempat yang dilihat dari daerah lain
di sekitarnya. Lokasi relatif dapat berganti-ganti sesuai dengan objek yang
ada di sekitarnya.
Contoh Lokasi Relatif yaitu Indonesia terletak di antara 2 benua dan 2
samudera. Lokasi Indonesia menurut lokasi relatifnya yaitu terletak di
antara 2 benua yaitu Asia dan Australia, serta terletak di antara 2 samudera
yaitu Hindia dan Pasifik. Letak relatif ini dapat berubah-ubah sesuai
dengan sudut pandang penggunanya karena lokasi relatif digambarkan
melalu objek-objek yang dinamai oleh manusia contohnya nama benua,
samudera, pulau, laut, dsb.
2. Jarak
Jarak adalah ruang atau sela yang menghubungkan antara dua
lokasi atau dua objek dan dihitung melalui hitungan panjang maupun
waktu. Konsep Jarak memiliki peranan penting dalam kehidupan sosial,
ekonomi, dan politik. Konsep jarak dibagi menjadi dua, yaitu jarak mutlak
dan jarak relatif.
a. Jarak Mutlak
Jarak mutlak adalah ruang atau sela antara dua lokasi yang
digambarkan atau dijelaskan melalui ukurang panjang dalam satuan
ukuran meter, kilometer, dsb. Jarak mutlak merupakan jarak yang tetap
dan tidak dapat berubah-ubah.
Contoh jarak mutlak yaitu Jarak antara Jakarta ke Bandung adalah 150 km.
jarak tersebut diukur memanjang dari titik A (Jakarta) dan titik B
(Bandung) dan dihitung dengan satuan ukuran kilometer.
b. Jarak Relatif
Jarak relatif adalah ruang atau sela antara dua lokasi yang
dinyatakan dalam lamanya perjalanan atau waktu.
Contoh jarak relatif yaitu jarak antara Jakarta ke Bandung dapat ditempuh
dalam waktu 2 jam melewati Tol Purbaleunyi. Tentu jarak relatiif tersenut
akan berbeda apabila keadaan jalan tol sedang macet atau perjalanan ke
Bandung tidak melewati jalan tol.
3. Morfologi
Morfologi adalah konsep yang menjelaskan mengenai struktur luar
dari batu-batuan yang menyusun bentuk morfologi permukaan bumi
(pantai, dataran rendah, dataran tinggi, pegunungan, lembah, dsb).
Contoh konsep morfologi yaitu:
– Jakarta merupakan dataran rendah, Bandung dataran tinggi.
– Perjalanan Jakarta ke Bandung melewati daerah yang bergelombang
(perbukitan).
– Daerah selatan D.I. Yogyakarta merupakan daerah perbukitan kapur
(karst).
4. Keterjangkauan
Keterjangkauan adalah jarak yang mampu dicapai dengan
maksimum dari satu wilayah ke wilayah lain. Keterjangkauan tidak hanya
tergantung pada jarak tetapi juga tergantung pada sarana dan prasarana
penunjang.
Contoh konsep keterjangkauan yaitu:
– Harga lahan di persimpangan lebih mahal dari pada lahan di dalam gang
– Bantuan bencana sulit mencapai lokasi karena medan yang berat
– Kepulauan Seribu hanya dapat dijtempuh dengan kapal dari pelabuhan
Muara Angke
5. Pola
Pola adalah bentuk, struktur, dan persebaran fenomena atau
kejadian di permukaan bumi baik gejala alam maupun gejala sosial.
Contoh konsep pola yaitu:
– Pemukiman memanjang di sepanjang jalan raya pantura Jawa
– Pemukiman di kota besar seperti Jakarta dibangun berhimpitan
– Aliran air sungai yang berbentuk sudut siku-siku adalah aliran sungai
rectangular.
6. Aglomerasi
Aglomerasi adalah adanya suatu fenomena yang mengelompok
menjadi satu bentuk atau struktur.
Contoh konsep aglomerasi yaitu:
– Pasar Senen, pasar minggu, pasar rebo merupakan pengelompokan
tempat berjualan berdasarkan hari pasaran.
– Kegiatan industri terpusat di kawasan Jababeka, Pulogebang, atau
Tangerang.
– Di perkotaan terjadi pemusatan penduduk berdasarkan status sosial dan
ekonomi melalui kawasan slum area, menengah ke atas, dan kawasan elit.
7. Nilai Kegunaan
Nilai kegunaan adalah konsep yang berkaitan dengan nilai guna
suatu wilayah yang dapat dikembangkan menjadi potensi yang menunjang
perkembangan suatu wilayah.
Contoh konsep nilai kegunaan yaitu:
– Kawasan perbukitan kapur (kars) seperti di Wonosari, Gunug Kidul
memiliki banyak goa dan sumber mata air bawah tanah yang cocok untuk
dijadikan objek wisata alam.
– Pulau Madura yang panas dan tanah yang tidak subur tidak cocok
sebagai laha pertanian, tetapi dari lokasi geografisnya banyak dijadikan
sebagai kawasan tambak garam.
8. Interaksi/Interpendensi
Interaksi/Interpendensi adalah konsep yang menunjukkan
keterkaitan dan ketergantungan satu daerah dengan daerah lain untuk
saling memenuhi kebutuhannya.
Contoh konsep Interaksi/interpendensi yaitu:
– Desa sebagai pemasok tenaga kerja dan kota sebagai pemasok bahan
produksi untuk desa.
– Tanaman bawang tumbuh subur di Brebes diangkut ke Jakarta untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat kota.
9. Diferensiasi Areal
Diferensiasi areal adalah konsep yang membandingkan dua
wilayah untuk menunjukkan adanya perbedaan antara satu wilayah dengan
wilayah lain karena tiap-tiap wilayah memiliki karakteristik khas masing-
masing.
Contoh konsep Diferensiasi areal yaitu:
– Di dearah pantai penduduk bermata pencaharian sebagai nelayan,
sedangkan di pegunungan penduduk bermata pencaharian sebagai petani.
– Pakaian dari bahan katun cocok digunakan di daerah panas seperti
Jakarta, sedangkan pakaian dari bahan woll cocok di gunakan di daerah
dingin.
– Bentuk rumah penduduk asli Sulawesi berbentuk panggung, sedangkan
bentuk rumah penduduk asli Jawa tidak berbentuk panggung.
K. PROSES TERBENTUKNYA MUKA BUMI DAN BENTUK MUKA
BUMI
1. Proses Terbentuknya Muka Bumi
Menurut para ahli bentuk permukaan bumi ini disebabkan oleh dua
kekuatan atau tenaga yang berasal dari dalam (endogen) dan luar bumi
(eksogen).
a. Proses Tenaga Endogen
Keanekaragaman bentuk muka bumi disebabkan oleh tekanan yang
berasal dari dalam bumi. Pengaruh energi dari dalam bumi berupa suatu
tenaga yang sangat besar sehingga dapat membentuk permukaan bumi
beraneka ragam bentuknya disebut tenaga endogen. Tenaga endogen ini
dapat membentuk permukaan bumi yang bersifat membangun (konstruktif)
dan ada juga yang merusak (destruktif) bagi kehidupan manusia. Akan
tetapi, secara umum tenaga endogen bersifat membangun. Tenaga endogen
merupakan kekuatan yang mendorong terjadinya pergerakan kerak bumi.
Pergeseran kerak bumi menjadikan permukaan bumi berbentuk cembung
seperti pegunungan, dan gunung-gunung berapi, serta berbentuk cekung
seperti lembah, laut, dan danau. Pergerakan ini disebut diastropisme.
Secara geologis, tenaga endogen terdiri atas tektonisme atau
diastropisme, vulkanisme, dan gempa bumi.
1) Tektonisme
Tektonisme adalah perubahan letak atau kedudukan lapisan kulit
bumi secara horizontal maupun vertikal. Berdasarkan bentuknya, proses
tektonisme dibedakan atas lipatan (foulting) dan patahan(foulding).
a) Lipatan (foulting)
Lipatan, terjadi akibat tenaga endogen yang mendatar yang bersifat
liat (plastis) sehingga permukaan bumi mengalami pengerutan. Bagian
yang terlipat ke atas dinamakan punggung lipatan (antiklinal), sedangkan
yang melipat ke bawah dinamakan lembah lipatan (sinklinal). Jenis-jenis
lipatan terdiri atas sebagai berikut.
 Lipatan tegak (symmetrical folds) terjadi karena pengaruh tenaga
horizontal sama atau tenaga radial sama dengan tenaga tangensial.
 Lipatan miring (asymmetrical fold) terjadi karena arah tenaga horizontal
tidak sama.
 Lipatan menutup (rucembent folds) terjadi karena tenaga tengensial saja
yang bekerja.
 Lipatan isoklinal (isoclinal fold), terjadi tidak seimbangnya tenaga tarikan
dan dorongan sehingga lembah lipatan masuk ke dalam puncak.
 Lipatan rebah (overturned folds) terjadi karena arah tenaga horizontal dari
satu arah.
 Sesar sungkup, terjadi karena lipatan rebah yang berpindah.
b) Patahan
Patahan, terjadi akibat tenaga endogen yang relatif cepat, baik yang
vertikal maupun horizontal. Jenis-jenis patahan sebagai berikut.
 Tanah naik (Horst), yaitu dataran yang terletak lebih tinggi dari daerah
sekelilingnya, akibat dataran di sekelilingnya patah. Horst terjadi akibat
gerak tektogenesa horizontal memusat, yaitu tekanan dari dua arah, atau
lebih yang menimbulkan kerak bumi terdorong naik.
 Tanah turun (Graben/Slenk), yaitu kenampakan dataran yang letaknya
lebih rendah dari daerah di sekelilingnya. Graben ini terjadi karena tarikan
dari dua arah yang mengakibatkan kerak bumi turun.
 Sesar, yaitu patahan yang diakibatkan oleh gerak horizontal yang tidak
frontal dan hanya sebagian saja yang bergeser. Sesar ini dibagi menjadi
dua, yaitu dekstral dan sinistral. Dekstral, yaitu jika kita berdiri di depan
potongan sesar di depan kita bergeser kekanan. Sinistral, yaitu jika kita
berdiri dipotongan sesar di depan kita bergeser kekiri.
 Blok mountain, yaitu kumpulan pegunungan yang terdiri atas beberapa
patahan. Blok mountain terjadi akibat tenaga endogen yang berbentuk
retakan-retakan di suatu daerah. Ada yang naik dan ada yang turun dan ada
pula yang berbentuk miring sehingga terbentu.
2) Vulkanisme (gunung berapi)
Gunung berapi adalah bagian permukaan bumi yang berbentuk
kerucut atau kubah (strato) yang berdiri sendiri terdiri atas satu puncak
tertinggi yang dibatasi lereng. Gunung berapi terbentuk oleh adanya
gerakan magma di dalam bumi dari dapur magma sampai lapisan
permukaan bumi. Perjalanan magma menuju permukaan bumi berupa
intrusi dan ekstrusi magma. Intrusi magma adalah peristiwa menyusupnya
magma di antara lapisan kulit bumi tetapi, tidak mencapai permukaan
bumi. Sedangkan ekstrusi magma adalah peristiwa penyusupan magma
hingga sampai ke permukaan bumi dan membentuk gunung api.
Gunung api ada yang masih aktif dan tidak aktif. Gunung api yang
aktif, artinya gunung tersebut sewaktu-waktu dapat meletus. Sedangkan
gunung api yang tidak aktif atau disebut gunung “tidur”, artinya gunung
tersebut sudah tidak mengeluarkan lagi material vulkan baik padat, cair,
maupun gas.
Dengan demikian, vulkanisme merupakan aktivitas magma yang
disebabkan oleh suhu yang tinggi dan banyaknya gas sehingga terjadi
retakan-retakan dan pergeseran lempeng pada kulit bumi. Vulkanisme
dapat berupa gunung berapi dan fenomena alam pasca vulkanik atau
fenomena alam setelah terjadi letusan.
Pergerakan magma sebagai ciri aktivitas magma dibedakan atas :
a) Instrusi Magma, adalah aktivitas magma di dalam lapisan litosfera,
memotong atau menyisip litosfer dan tidak mencapai permukaan bumi.
Intrusi magma disebut juga plutonisme. Bentuk-bentuk intrusi magma,
diantaranya:
 Batholit, yaitu batuan beku yang terbentuk dari dapur magma, terjadi
karena penurunan suhu yang lambat.
 Lakolit, yaitu magma yang menyusup di antara lapisan batuan yang
menyebabkan lapisan batuan di atasnya terangkat sehingga cembung,
sedangkan alasnya rata.
 Sill, adalah lapisan magma tipis yang menyusup di antara lapisan batuan di
atas. Bagian atasnya datar.
 Gang, adalah batuan dari intrusi magma yang memotong lapisan batuan
yang berbentuk pipih atau lempeng.
 Apofisa, merupakan cabang dari irupsi korok (gang)
 Diatrema adalah batuan yang mengisi pipa letusan.
b) Ekstrusi magma, adalah kegiatan magma yang mencapai permukaan bumi.
Ekstrusi magma merupakan kelanjutan dari intrusi magma (plutonisme).
Bahan yang dikeluarkan pada saat terjadi proses ekstrusi magma terutama
ketika terjadi letusan gunung api, adalah dalam bentuk material padat yang
disebut eflata/ piroklastik dan dalam wujud cair berupa lava dan lahar,
serta dalam wujud gas seperti belerang, nitrogen, gas asam arang, dan gas
uap air.
Menurut bentuknya, ektrusi magma dibedakan menjadi tiga
sebagai berikut:
a) Ekstrusi sentral, yaitu magma keluar melalui sebuah saluran magma (pipa
kawah) dan membentuk gunung-gunung dan letaknya tersendiri. Ekstrusi
melahirkan tipe letusan gunung api.
b) Ekstrusi linier, yaitu magma keluar melalui melalui retakan atau celahan
yang memanjang sehingga mengakibatkan terbentuknya deretan gunung
api yang kecil-kecil disepanjang retakan itu.
c) Ekstrusi areal, yaitu magma keluar melalui lubang yang besar, karena
magma terletak sangat dekat dengan permukaan bumi. Akibatnya, magma
menghancurkan dapur magma yang menyebabkan magma meleleh ke luar
ke permukaan bumi.
Pada saat terjadi letusan, gunung api tersebut mengeluarkan
material berupa material padat, cair dan gas. Material gunung api pasca
vulkanik antara lain berupa:
a) Mata air panas (air termal) dan air mineral (makdani). Air ini
dimanfaatkan sebagai sumber air mineral yang dikonsumsi oleh manusia
dalam bentuk kemasan geal, botol atau galon.
b) Sumber gas (ekshalasi), antara lain berupa:
 Solfatar, yaitu gas belerang (sulfur), banyak dijumpai di kawah-kawah
puncak gunung api.
 Fumarol, yaitu sumber gas uap air, dapat dijumpai sama seperti solfatar,
yaitu pada gunung api yang masih aktif, dan mengeluarkan material dalam
wujud cair seperti lava dan lahar. Air pada material itu akan menguap dan
terbentuklah uap air.
 Mofet, yaitu sumber gas asam arang (CO2). Sama seperti fumarol dan
solfatar, kenampakan mofet juga dapat dijumpai pada gunung api yang
meletus. Mofet keluar dari kawah yang masih mengeluarkan gas. Biasanya
mofet keluar bersamaan dengan gas belerang. Mofet dan belerang
merupakan dua gas yang berbahaya bagi manusia karena akan membuat
orang yang menghirupnya mati lemas.
c) Mata air (Geyser) Mata air ini ditemukan di daerah-daerah vulkan aktif.
Geyser merupakan mata air tanah yang memancar sewaktu-waktu dalam
celah batuan atau bekas kantong magma akibat dorongan gas dari dalam.
Geyser tidak akan nampak jika kandungan air tanah pada daerah tersebut
habis, namun pada saat terisi air akan muncul kembali.
Menurut bentuknya, gunung berapi dapat digolongkan menjadi tiga
tipe, yaitu:
a) Gunung api strato, yaitu gunung api berlapis biasanya berbentuk kerucut.
Lapisannya selang-seling terdiri lapisan endapan berupa lava cair, lava
kental, pasir, dan debu.
b) Gunung api perisai, yaitu berbentuk seperti perisai. Gunung api perisai
terbentuk landai karena lava yang keluar sangat cair sehingga selalu
mengalir menjauhi lubang kepundan.
c) Gunung api maar, yaitu gunung berapi berbentuk corong. Terbentuk
karena ledakan sangat kuat hingga terbentuk lubang kepundan sangat
besar.
3) Seisme (Gempa Bumi)
Gempa bumi adalah peristiwa bergesernya lapisan bumi akibat
adanya pergerakan lapisan kulit bumi atau lempeng bumi, yang
disebabkan tenaga dari dalam bumi. Berdasarkan faktor penyebabnya,
gempa bumi dibedakan menjadi gempa tektonik, gempa vulkanik, dan
gempa terban atau runtuhan. Alat yang digunakan untuk mencatat getaran
gempa disebut seismograf.
Berdasarkan faktor penyebabnya, gempa bumi dibedakan menjadi
sebagai berikut:
a) Gempa Tektonik
Gempa tektonik, yaitu gempa yang terjadi karena pergeseran
lempeng tektonik yang berupa lapisan kulit bumi. Sebagian besar gempa
yang terjadi di bumi merupakan gempa tektonik dan paling berbahaya.
Pergerakan kulit bumi yang sering terjadi di Indonesia ada di bagian barat
Sumatera, selatan Pulau Jawa hingga Timor. Jalur wilayah ini merupakan
jalur yang rawan dengan gempa bumi. Gempa bumi tektonik yang
bersumber di dasar laut, biasanya diikuti dengan gelombang besar
(tsunami). Semakin besar gempa bumi semakin besar pula kemungkinan
timbul tsunami. Untuk itu, bagi kamu yang sedang di pantai atau tinggal di
pantai, bila ada gempa bumi segeralah menghindar dari pantai, carilah
tempat yang lebih tinggi.
b) Gempa Vulkanik
Gempa vulkanik, yaitu getaran kuat di sekitar gunung berapi yang
diakibatkan oleh aktivitas magma yang akan keluar ke permukaan bumi
yang tersumbat dalam batuan beku dalam. Contohnya aktivitas gunung
Merapi di DIY yang mengeluarkan awan panas ’wedhus gembel’. Gempa
vulkanik ini terjadi sebelum dan selama letusan itu terjadi. Biasanya
getaran yang ditimbulkan hanya terdapat di sekitar gunung api saja, untuk
tempat yang jauh sekali dari gunung api tidak terasa getaran yang
ditimbulkannya. Apabila magma tersumbat oleh batuan beku dalam pada
salurannya maka terjadilah getaran kuat di seputar gunung berapi. Getaran
itulah yang disebut gempa vulkanik. Jadi, gempa vulkanis terjadi karena
aktivitas gunung berapi yang akan mengeluarkan magma tersumbat.
c) Gempa Terban (Runtuhan)
Gempa terban, yaitu getaran kulit bumi yang disebabkan karena
adanya runtuhan. Biasanya terjadi di daerah yang terdapat banyak rongga-
rongga di bawah tanah. Karena tidak kuat menahan atap rongga maka
terjadi runtuhan yang mengakibatkan gempa, seperti tanah longsor,
runtuhan tebing, runtuhan gua, dan runtuhan galian atau sumur
pertambangan.
Seorang ahli geologi berkebangsaan Amerika Serikat, Charles F.
Richter, pada tahun 1935 membuat skala gempa. Sampai sekarang
dijadikan patokan banyak negara untuk mengetahui seberapa besar bahaya
gempa. Apabila diuraikan maka skala gempa seperti berikut:
a) Skala < 2 : gempa lemah, sering manusia tidak bisa merasakan.
b) Skala 3,5 – 4,2: dirasakan sedikit orang.
c) Skala 4,9 – 5,4 dirasakan banyak orang.
d) Skala 5,5 – 6,1 : kerusakan ringan pada bangunan.
e) Skala 6,2 – 6,9 : kerusakan agak besar pada bangunan.
f) Skala 7,0 – 7,3 : kerusakan serius, rel bengkok, jalan pecah.
g) Skala > 7,4 gempa kuat dan dapat berakibat fatal.

Berdasarkan hiposentrum (kedalaman pusat gempa), gempa


dibedakan sebagai berikut:
a) Gempa dangkal, yaitu gempa yang kedalaman hiposentrumnya kurang dari
60 km.
b) Gempa menengah, yaitu gempa yang kedalaman hiposentrumnya antara 60
km– 300 km.
c) Gempa dalam, yaitu gempa yang kedalaman hiposentrumnya lebih dari
300 km.
b. Proses Tenaga Eksogen
Tenaga eksogen adalah tenaga yang berasal dari luar bumi, antara
lain berasal dari hujan, panas matahari, angin, aliran air, dan luncuran
gletser serta makhluk hidup. Tenaga eksogen dapat merubah bentuk muka
bumi menjadi berlubang, berbukit, cembung, cekung, dan bentuk lainnya.
Bentuk muka bumi yang dihasilkan oleh tenaga eksogen antara lain
sebagai berikut.
1) Erosi
Erosi merupakan salah satu pembentuk muka bumi dari tenaga
eksogen, yang bersifat merusak. Batuan yang terkena sinar matahari secara
terus-menerus setiap siang hari, menjadi panas, dan di malam hari menjadi
dingin, dan kadang-kadang terkena hujan. Lambat laun batuan dapat
menjadi lapuk. Batuan yang lapuk kemudian akan terkikis. Batuan terkikis
tersebut dipindahkan ke tempat lain dengan tenaga air, tenaga angin, dan
gletser. Erosi yang berlangsung disebabkan oleh tenaga- tenaga sebagai
berikut:
a) Erosi Tenaga Air
 Aliran-aliran yang dijadikan saluran pada saat terjadi erosi oleh air.
Jenis aliran ini, yaitu riil, parit (gully), lembah (valley), ngarai (canyon).
 Bentuk sisa erosi air berupa igir-igir pegunungan dan bukit-bukit dan
peneplain. Peneplain adalah dataran rendah yang tererosi dan di sana-
sini ditemukan sisa-sisa erosi yang berbentuk batuan yang menonjol.
Sisa- sisa erosi yang demikian disebut monadnok.
 Bentuk endapan erosi air berupa delta, kipas aluvial, dan dataran banjir.
b) Erosi Tenaga Angin
 Lubang-lubang bekas tiupan angin (blow holes)
 Bentuk sisa, contohnya batu jamur (pedestals rocks)
 Bentuk endapan, contohnya bukit pasir (sand dunes), endapan halus
(loess)
c) Erosi Tenaga Gelombang
 Gua-gua laut, celah-celah, serta lengkung laut.
 Bentuk sisa, yaitu dasar pantai yang datar (platform) dan tanjung
dengan ujung yang curam.
 Bentuk endapan, yaitu gosong-gosong pasir (bars), laut dangkal dengan
endapan sementara di dalamnya (beach).
d) Erosi dari Tenaga Gletser
 Ledok berundak (Cirques) dan palung glasial.
 Bentuk sisa berupa puncak bukit yang mirip dengan tanduk
(matterhornpeaks) dan igir-igir yang tajam dan kasar (aretes)
 Bentuk endapan berupa morena, drumlin, dan esker.
e) Hasil dari tenaga makhluk hidup (organisme)
 Bentuk erosi berupa liang-liang galian binatang (burrows).
 Bentuk endapan berupa karang koral dan sarang binatang.
Erosi dapat terjadi jika ada beberapa faktor yang memengaruhinya.
Adapun faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya erosi, antara lain
sebagai berikut:
a) Tanah, memengaruhi terhadap besar kecilnya tanah yang tererosi, yang
dapat dipengaruhi dari tekstur (kasar halus), struktur (bentuk) tanah
maupun permeabilitas tanahnya.
b) Vegetasi, yaitu ada tidaknya vegetasi di atas tanah dapat memperbesar
atau mengurangi terjadinya erosi.
c) Relief, yaitu panjang dan kemiringan lereng memengaruhi terhadap
besar kecilnya tingkat erosi tanah.
d) Iklim, yang paling berpengaruh dari faktor iklim adalah tinggi
rendahnya curah hujan.
e) Manusia, yaitu aktivitas manusia dalam mengelola tanah akan
memengaruhi terhadap besar kecilnya erosi.

2) Pelapukan
Pelapukan merupakan salah satu tenaga eksogen yang
menghasilkan bentuk muka bumi. Pelapukan merupakan peristiwa
penghancuran batuan dari batuan yang berbentuk gumpalan menjadi
butiran yang kecil bahkan larut dalam air. Pelapukan terdiri atas
pelapukan fisik, pelapukan kimia, dan pelapukan organis.
a) Pelapukan fisik
Pelapukan fisik terjadi oleh adanya tenaga panas, air mengalir,
gletser, angin, dan air hujan. Pelapukan fisik terjadi secara alami tanpa
ada campur tangan manusia sehingga kondisi alam suatu wilayah akan
sangat menentukan terjadi pelapukan.
b) Pelapukan kimiawi
Pelapukan kimiawi terjadi karena proses kimiawi. Misalnya batuan
kapur yang terkena air. Batuan kapur atau gamping dengan rumus kimia
CaCO3 bila bercampur dengan air hujan (H2O) yang mengandung CO2
maka akan larut menjadi Ca(HCO3)2. Di perbukitan kapur, akibat
pelapukan kimiawi dapat dilihat hasilnya, yang berupa gua.
c) Pelapukan organis atau biologis
Pelapukan yang disebabkan oleh mahluk hidup dinamakan
pelapukan biologis atau pelapukan organis. Makhluk hidup yang
berperan dalam pelapukan ini, yaitu manusia, hewan maupun
tumbuhan. Aktivitas manusia dalam mengelola lahan, akar tumbuhan
dapat menembus batuan hingga batuan menjadi retak dan lapuk. Serta
semut, cacing, maupun tikus mampu merusak batuan hingga batuan
menjadi lapuk.
3) Pengangkutan Material (mass wasting)
Mass wasting terjadi karena adanya pengaruh gaya gravitasi
bumi sehingga terjadi pengangkutan atau perpindahan material dari satu
tempat ke tempat lain. Proses mass wasting berlangsung dalam empat
jenis pergerakan material.
a) Pergerakan Pelan (Lambat)
Rayapan(creep) merupakan bentuk dari jenis pergerakan lambat.
Rayapan adalah gerakan tanah dan puing batuan yang menuruni lereng
secara pelan, dan biasanya sulit untuk diamati kecuali dengan
pengamatan yang cermat. Rayapan terbagi menjadi beberapa jenis
sebagai berikut:
 Rayapan tanah, yaitu, gerakan tanah menuruni lereng.
 Rayapan talus, yaitu gerakan puing batuan hasil pelapukan pada lereng
curam yang menuruni lereng.
 Rayapan batuan, yaitu gerakan blok-blok secara individual yang
menuruni lereng.
 Rayapan batuan-gletser (rock gletser creep), yaitu gerakan lidah-lidah
batuan yang tercampak menuruni lereng.
 Soilfluction, yaitu aliran pelan masa batuan yang kenyang air dan tidak
terkurang di dalam saluran tertentu, mengalir menuruni lereng.
b) Pergerakan Cepat
Pergerakan cepat terdiri sebagai berikut:
 Aliran tanah, yaitu gerakan berlempung atau berlumpur yang kenyang
air menuruni teras atau lereng perbukitan yang kemiringannya kecil.
 Aliran lumpur, yaitu gerakan puing batuan yang kenyang air menuruni
saluran tertentu secara pelan hingga sangat cepat.
 Gugur puing, yaitu puing-puing batuan yang meluncur di dalam saluran
sempit menuruni lereng curam.
c) Longsor Lahan (Landslide)
Longsor lahan merupakan jenis gerakan yang mudah diamati,
dan biasanya berupa puing masa batuan. Longsor lahan terdiri sebagai
berikut:
 Luncur, yaitu gerakan penggelinciran dari satu atau beberapa unit puing
batuan, dan biasanya disertai suatu putaran ke belakang terhadap lereng
atas di tempat gerakan terjadi.
 Longsor puing, yaitu peluncuran puing batuan yang tidak terpadatkan,
bergerak dengan cepat tanpa putaran ke belakang.
 Jatuh puing, yaitu puing batuan yang jatuh hampir bebas dari suatu
permukaan yang vertikal atau menggantung.
 Longsor batu, yaitu masa batuan yang secara individu meluncur atau
jatuh menuruni permukaan lapisan atau sesaran.
 Jatuh batu, yaitu blok-blok batuan yang jatuh secara bebas dari lereng
curam.
d) Amblesan (Subsidensi)
Amblesan yaitu pergeseran tempat ke arah bawah tanpa
permukaan bebas maupun pergeseran horizontal. Hal ini umumnya
karena terjadi perpindahan material secara pelan-pelan di daerah masa
yang ambles.

2. Bentuk Muka Bumi


a. Daratan
Daratan sebagai sebuah tempat tinggal manusia, mempunyai
beberapa bentukan yang berbeda- beda. Bentukan- bentukan daratan ini
seringkali kita sebut dengan relief. Beberapa relief dari dari daratan antara
lain adalah pegunungan, gunung, bukit atau perbukitan, lembah, dan
jurang.
1) Gunung
Gunung adalah bagian dari permukaan bumi yang menjulang lebih
tinggi dibandingkan dengan daerah sekitarnya. Biasanya bagian yang
menjulang dalam bentuk puncak-puncak dengan ketinggian 600 meter
diatas permukaan laut. Mengenai jenis gunung di dunia ini ada dua
macam, yakni gunung aktif dan gunung tidak aktif.
a) Gunung aktif
Gunung aktif merupakan sebutan bagi gunung berapi. Gunung
berapi merupakan gunung yang masih aktif mengeluarkan isi atau
material- material yang ada di permukaan Bumi. Gunung berapi pada saat
mengeluarkan isi perut Bumi disebut dengan peristiwa erupsi. Erupsi
gunung berapi ini dapat terjadi dalam satu periode. Masing- masing
gunung berapi yang masih aktif mempunyai periode erupsi yang berbeda-
beda.
b) Gunung tidak aktif
Gunung yang tidak aktif merupakan jenis gunung yang tidak
mengeluarkan isi perut Bumi. Dengan kata lain, gunung yang tidak aktif
ini adalah gunung yang tidak mengalami peristiwa erupsi lagi. Hal ini bisa
disebabkan karena beberapa faktor. Gunung yang tidak aktif ini bisa saja
pada awalnya merupakan gunung berapi yang masih aktif yang kemudian
akan memudar keaktifannya dan menjadi gunung yang tidak aktif. Namun
ada pula gunung yang memang tidak mengalami peristiwa erupsi sama
sekali.
2) Pegunungan
Pegunungan adalah bagian dari daratanyang merupakan kawasan yang
terdiri atas deretan gunung-gunung dengan ketinggian lebih dari 600 meter
dpal.
3) Bukit dan perbukitan
Bukit adalah bagian dari permukaan bumi yang lebih tinggi
dibandingkan dengan daerah sekitarnya dengan ketinggian kurang dari 600 m
dpal. Bukit tidak tampak curam seperti halnya gunung. Perbukitan berarti
kumpulan dari sejumlah bukit pada suatu wilayah tertentu.
4) Lembah
Lembah merupakan dataran rendah yang ada di sekitar perbukitan dan
pegunungan. Jika perbukitan merupakan dataran yang tinggi, maka lembah
merupakan dataran rendah yang ada di sekitarnya. Lembah ini biasanya
merupkan daerah yang digunakan masyarakat sebagai tempat tinggal. Di
lembah ini pula udara yang dirasakan lebih hangat daripada yang ada di
pegunungan.
5) Jurang

Jurang merupakan permukaan daratan berupa cekungan, bersifat


sempit dan diapit oleh tebing- tebing yang sangat terjal

b. Perairan
1) Dangkalan atau Paparan (shelf)
Shelf adalah dasar lautan dangkal dan luas yang dalamnya kurang
dari 200 meter.
2) Ambang Laut
Ambang laut merupakan pembatas pada dasar laut yang
memisahkan dua laut dalam.
3) Punggung Laut (ridge)
Punggung laut merupakan bagian-bagian dasar laut yang
menjulang ke atas sebagai pegunungan besar dan sangat panjang yang ada
di tengah samudra, sebagian ada yang muncul di atas permukaan air laut.
4) Lubuk Laut (basin)
Lubuk laut merupakan bagian laut yang dalam. Terjadi
karenapemerosotan dasar laut, berdinding curam dan berbentuk seperti
mangkuk. Pada dasarnya proses terjadinya sama dengan palung laut tetapi,
berbeda pada bentuknya yang membulat dan kedalamannya kurang dari
5.000 meter.
5) Palung Laut
Palung merupakan bagian luar bumi yang terdapat di dasar laut
dengan kedalaman lebih dari 5000 meter. Bentuknya memanjang dan
sempit sebagai akibat dari proses penenggelaman yang terus menerus.
L. BENCANA ALAM
1. Bencana Alam Gempa Bumi
Gempa bumi adalah guncangan atau getaran yang terjadi di
permukaan bumi akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba lalu
menciptakan gelombang seismik. Gempa bumi terjadi pada tepi
lempengan besar dari kerak bumi. Selama dua lempengan berdesakan dan
terjadi ketegangan posisi. Lempengan itu secara tiba- tiba tepeleset dan
meluncur, hal ini mengakibatkan tanah bergoyang.
Gempa bumi diukur dengan menggunakan alat yang bernama
Seismometer. Moment Magnitudo adalah skala yang paling umum di
mana gempa bumi terjadi untuk seluruh dunia. Skala Rickter adalah skala
besarnya lokal 5 magnitude.
Biasanya gempa bumi terjadi pada daerah-daerah yang dekat
dengan patahan lempengan bumi. Gempa adalah bencana alam yang tidak
dapat diperkirakan, oleh karena itu gempa merupakan bencana alam yang
sangat berbahaya.
Ada berbagai cara untuk mengurangi kerugian akibat dampak
gempa bumi, seperti membangun bangunan yang dapat meredam getaran
gempa, memperkuat pondasi bangunan dan masih banyak yang lain.
2. Bencana Alam Tsunami
Indonesia merupakan negara yang terletak di antara dua Benua
yakni Asia dan Australia dan antara dua Samudera yakni Pasifik dan
Hindia sehingga menjadi zona pertemuan lempeng dunia. Hal inilah yang
menjadi penyebab kenapa Indonesia memiliki banyak gunung terutama
yang berstatus masih aktif. Setiap tahun lempeng terus bergerak aktif,
saling menjauhi ataupun saling menabrak satu sama lain dan terus terjadi
dalam kurun waktu jutaan tahun.
Ketika terdapat dua lempeng yang saling bergerak menyebabkan
gesekan diantara keduanya dan tak jarang menimbulkan gempa teknonik
yang selalu terjadi tiap tahun di seluruh wilayah Indonesia, khususnya
pantai barat Sumatera, pantai selatan jawa dan Nusa tenggara hingga
sebagian besar wilayah Papua sekitarnya. Dan menurut fakta yang sering
terjadi, gempa tektonik di Indonesia terjadi pada wilayah lautan sehingga
tak jarang menimbulkan potensi Tsunami.
Tsunami berasal dari dua kata jepang, “Tsu” yang berarti
pelabuhan dan “Nami” yang berarti gelombang dan secara harafiah berarti
gelombang besar di pelabuhan merupakan perpindahan badan air skala
besar yang disebabkan oleh perubahan air laut secara tiba tiba dengan
gerakan vertikal yang terjadi di lautan lepas. Terdapat beberapa faktor
yang menjadi penyebab tsunami seperti yang akan dijelaskan sebagai
berikut:
a. Gempa bumi bawah laut
Penyebab tsunami yang paling umum adalah Gempa bumi bawah
laut. Ia Merupakan penyebab yang paling sering menimbulkan tsunami
dengan persentase 90 persen kerjadian tsunami disebabkan oleh terjadinya
gempa yang berada dibawahsamudera.Sebagai zona pertemuan lempeng
dunia, menjadikan Indonesia sangat berpotensi mengalami gempa yang
berpusat di bawah laut. Namun tidak semua gempa bawah laut bisa
menimbulkan tsunami.
Beberapa kriteria yang dapat menyebabkan terjadinya tsunami
seperti, pusat gempa yang terletak di kedalaman 0 hingga 30 km dibawah
permukaan laut. Semakin dangkal pusat gempa maka akan semakin besar
peluang munculnya tsunami hal ini disebabkan oleh getaran yang
dihasilkan akan semakin kuat. Selain itu gempa besar dengan kekuatan di
atas 6.5 SR juga menjadi pemicu, karena dengan kekuatan sebesar itu
sudah mampu mempengaruhi gelombang laut.
Kriteria selanjutnya adalah jenis persesaran gempa berjenis naik
turun, sehingga akan menimbulkan gelombang baru yang jika bergerak ke
daratan bisa menghasilkan tsunami. Lebih parah lagi jika terjadi patahan di
dasar laut sehingga menyebabkan air laut turun secara mendadak dan
menjadi cikal bakal tsunami.
b. Letusan gunung berapi bawah laut atau atas laut
Dampak letusan gunung berapi bawah laut dapat menjadi penyebab
tsunami yang sangat besar. Tidak hanya di daratan, lautan yang begitu luas
sebenarnya juga terdapat gunung berapi, yang apabila meletus akan
menimbulkan getaran yang efeknya sama dengan gempa tektonik bawah
laut tadi.
c. Longsor bawah laut
Penyebab tsunami yang juga termasuk sering adalah karena
longsor. Kejadian longsor tidak hanya terjadi di daratan yang sering
diberitakan selama ini. Di dasar laut sebenarnya juga memiliki struktur
yang mirip dengan daratan yakni terdapat bukit atau punggung laut dan
lembah atau palung laut, serta cekungan yang dapat saja longsor dimana
semakin besar volume longsoran maka akan semakin tinggi potensi terjadi
tsunami.
Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan munculnya longsor
laut, seperti gempa bumi tektonik dan letusan gunung bawah laut atau
didaratan yang dekat dengan laut. Kedua faktor ini tentu saja
menimbulkan getaran yang memicu longsor pada struktur dasar laut. Pada
daratan pun sering terdengar peristiwa longsor yang disebabkan oleh
gempa bumi. Penyebab lainnya yaitu terjadinya tabrakan antar lempeng
yang terjadi di dasar laut, sehingga menimbulkan patahan dan longsor.
d. Hantaman Meteor
Meskipun sangat jarang terjadi namun kekuatan tsunami yang
disebabkan oleh meteor yang jatuh ke samudera atau lautan sangatlah
masif. Sepanjang sejarah peradaban manusia, belum ada dokumentasi
mengenai tsunami akibat hamtaman meteor ini. Namun berdasarkan
simulasi yang dilakukan pada komputer canggih, dampaknya
merupakan paling besar jika dibandingkan dengan tsunami yang
disebabkan faktor lain.
Jika meteor nya berukuran kecil tidak terlalu berpengaruh,
namun jika ukuran meteor sangat besar, misalnya berdiameter lebih dari
1 km maka akan menimbulkan mega tsunami dengan ketinggian
gelombang ratusan meter. Dan hal ini tentu saja akan mengakibatkan
kehancuran peradaban manusia dan menyapu bersih daratan hingga
ratusan kilometer dan menenggelamkan pulau pulau kecil disekitar
pusat hamtaman.
3. Bencana Alam Gunung Meletus
Beberapa hal yang menyebabkan gunung meletus atau penyebab
gunung meletus antara lain adalah sebagai berikut:
a. Peningkatan terjadinya gempa vulkanik
Salah satu penyebab gunung meletus adalah peningkatan frekuensi
terjadinya gempa vulkanik. Peningkatan gempa vulkanik ini ditandai
dengan terjadinya aktivitas- aktivitas yang tidak biasa pada gunung berapi.
Peningkatan terjadinya gempa vulkanik ini misalnya dengan terjadinya
gempa puluhan kali yang tercatat dalam Seismograf yakni alat pengukur
getaran gempa bumi. Selain itu terjadinya peningkatan aktivitas seismik
dan peristiwa vulkanis lainnya disebabkan oleh pergerakan magma yang
ada di dalam bumi, hidrotermal yang berlangsung di dalam perut bumi.
Jika terjadinya gempa dan aktivitas seismik lainnya ini mengalami
peningkatan selama beberapa hari, maka status gunung api tersebut harus
ditingkatkan ke level waspada, dan ketika memasuki level waspada, maka
masyarakat segera diberikan penyuluhan, melakukan penilaian bahaya dan
juga potensi untuk naik tingkat ke level selanjutnya, agar lebih siap dan
waspada apabila sewaktu- waktu terjadi kondisi yang tidak diinginkan.
Pengecekan kembali sarana serta pelaksanaan shift pemantauan juga harus
selalu dilakukan.
b. Pergerakan tektonik pada lapisan bumi
Penyebab gunung meletus yang lainnya adalah
pergerakan lempeng tektonik yang terjadi pada lapisan bumi. Pergerakan
tektonik yang terjadi pada struktur lapisan bumi di bawah gunung,
misalnya gerakan lempeng dapat menyebabkan meningkatnya tekanan
pada dapur magma dan pada akhirnya akan membuat magma tersebut
terdorong ke atas hingga berada tepat di bawah kawah. Ketika terjadi
kondisi ini, maka tanda yang terjadi di atas bumi adalah banyak binatang
yang berada di sekitar gunung tersebut bermigrasi dan juga terlihat
gelisah. Selain itu, suhu di kawah juga meningkat sehingga membuat air
tanah di sekitar gunung menjadi kering.
c. Terjadinya deformasi badan gunung
Penyebab dari gunung meletus yang selanjutnya adalah karena
adanya deformasi di badan gunung. Hal ini disebabkan oleh peningkatan
gelombang magnet dan juga listrik sehingga dapat menyebabkan
perubahan pada struktur lapisan batuan (baca: jenis batuan penyusun
lapisan bumi) gunung yang dapat mempengaruhi bagian dalam, misalnya
dapur magma yang volumenya mengecil, atau bisa pula saluran yang
menghubungkan kawah dengan dapur magma.
d. Lempeng- lempeng Bumi yang saling berdesakan
Gunung meletus juga dapat terjadi karena adanya lempeng-
lempeng Bumi yang saling berdesakan antara satu sama lain. Hal ini
menyebabkan tekanan besar menekan dan juga mendorong permukaan
bumi sehingga menimbulkan berbagai macam gejala tektonik lainnya,
vulkanik serta meningkatkan aktivitas geologi dari gunung. Lempeng
merupakan salah satu bagian dari kerak bumi yang terus bergerak setiap
saat. Pegununganatau gunung merupakan zona dimana kedua lempeng
tersebut saling bertemu, desakan lempeng bisa juga dapt menjadi
penyebab dalam perubahan struktur dalam gunung berapi.
e. Adanya tekanan yang sangat tinggi
Ada beberapa hal yang menyebabkan terjadinya letusan gunung
berapi, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Berbagai penyebab
gunung meletus seperti yang telah dijelaskan di atas mendorong cairan
magma untuk bergerak ke atas dan masuk ke saluran kawah dan keluar.
Apabila di sepanjang perjalanan magma dalam menyusiri saluran kawah
tersebut mengalami sumbatan, maka bisa menimbulkan ledakan yang
besar yang dikenal dengan ledakan gunung berapi. Semakin besar tekanan
dan juga volume magma nya, maka semakin kuat ledakan yang ada terjadi.

d. Bencana Alam Tanah Longsor


Longsor atau disebut juga gerakan tanah adalah suatu peristiwa
geologi yang terjadi karena pergerakan masa batuan atau tanah dengan
berbagai tipe dan jenis seperti jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar
tanah.
Secara umum longsor bisa terjadi disebabkan oleh dua faktor yaitu
faktor pendorong dan faktor pemicu. Faktor pendorong adalah faktor-
faktor yang mempengaruhi kondisi material itu sendiri, sedangkan faktor
pemicu adalah faktor yang menyebabkan bergeraknya material tersebut.
Bencana longsor terjadi karena setelah hujan yang cukup lebat dan
tanah tersebut tidak sama sekali ditumbuhi tanaman maka terjadilah
longsor itu. Tanaman berguna untuk menahan tanah-tanah agar tidak
mudah longsor atau terseret. Ada juga bencana longsor yang terjadi secara
alami, karena memang tanah yang kurang padat, curah hujan yang cukup
tinggi dan kemiringan yang cukup curam.
e. Bencana alam banjir
Banjir adalah bencana alam yang diakibatkan oleh curah hujan
yang cukup tinggi dengan tidak diimbangi dengan saluran-saluran
pembuangan air yang memadai, sehingga banjir dapat merendam berbagai
wilayah-wilayah yang cukup luas. Pada umumnya banjir terjadi karena
luapan sungai yang tidak mampu menghadang derasnya air yang datang
sehingga menyebabkan jebolnya sistem perairan disuatu daerah.
Banjir juga diakibatkan oleh manusia itu sendiri karena membuang
sampah sembarangan ke saluran-saluran pembuangan air dan menebang
pohong-pohon secara liar, pohon bermanfaat sebagai penyerap air dikala
datangnya hujan.

f. Bencana alam pemanasan global


Global warming atau pemanasan global adalah peristiwa
meningkatnya suhu rata-rata atmosfer bumi, laut dan daratan bumi.
Pemanasan global terjadi karena disebabkan oleh efek rumah kaca, efek
timbal balik, variasi matahari.
Beberapa dampak atau akibat yang dapat dirasakan akibat
pemanasan global antara lain adalah sebagai berikut:
a. Mencairnya es yang berada di kutub utara dan kutub selatan Bumi
Pemanasan global merupakan peristiwa niknya suhu rata- rata yang
ada Bumi. Kenaikan suhu ini akan menyebabkan mencairnya es- es yang
ada di Bumi, termasuk juga es yang ada di wilayah kutub Bumi. Hal ini
tentu saja akan mengakibatkan berkurangnya volume es yang berada di
Bumi. Akibat selanjutnya adalah suhu di wilayah kutub Bumi menjadi
lebih hangat dan penguapan air menjadi lebih banyak.
b. Naiknya permukaan air laut
Pemanasan global akan menyebabkan suhu rata- rata di bumi
menjadi meningkat. Meningkatnya suhu rata- rata bumi dan atmosfer bumi
ini akan menyebabkan es di kutub menjadi cair, baik kutub Utara Bumi
maupun kutub Selatan Bumi. Akibat mencairnya bongkahan es atau
gunung es ini, air laut pun menjadi bertambah volumenya. Hal ini karena
es yang mencair akan lari ke dalam lautan dan akan menambah jumlah
atau volume air laut. Ketika volume air laut bertambah, maka permukaan
air laut pun menaik.
c. Banyaknya daratan yang tenggelam
Pemanasan global pada akhirnya akan menyebabkan dampak yang
berupa tenggelamnya daratan yang ada di Bumi. Hal ini terutama
menyerang pulau- pulau kecil dan juga daratan yang ada di pesisir pantai.
Hal ini tidak lepas dari dua akibat pemanasan global yang telah dijelaskan
sebelumnya, yakni mencairnya es di wilayah kutub dan juga naiknya
permukaan air laut.
Mencairnya es di kutub yang akan menambah volume air laut dan
menyebabkan permukaan air laut ini menaik ini akan menggeser garis
permukaan pada pantai menjadi naik dan menciutkan wilayah daratan
yang bebas dari air. Akibatnya banyak pulau- pulai kecil yang akan
tenggelam atau permukaannya tertutup oleh air dan juga garis pantai
menjadi naik. Garis pantai yang menik ini akan menyebabkan daratan di
suatu wilayah lebih sempit daripada semula.
d. Menipisnya lapisan ozon
Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwasanya lapisan ozon
ini sangatlah penting keberadaannya di Bumi karena dapat melindungi
Bumi dari berbagai macam ancaman buruk, seperti menyaring sinar
ultraviolet yang akan masuk ke permukaan Bumi sehingga tidak langsung
menyinari permukaan Bumi dan memberikan berbagai dampak penyakit.
Pemanasan global yang membuat suhu rata- rata Bumi menjadi
naik ini akan menyebabkan lapisan ozon menjadi tipis dan bahkan
berlubang. Apabila lapisan ozon berlubang maka berbagai macam
ancaman yang membahayakan akan masuk ke Bumi. Hal ini berarti
lapisan ozon tidak akan menjalankan fungsinya dengan semestinya. Dan
ketika lapisan ozon tidak berfungsi dengan baik, maka Bumi akan
mendapatkan banyak kerugian akibat menipisnya lapisan ozon tersebut
(baca: penyebab tipisnya lapisan ozon).
e. Terjadinya pergantian musim yang tidak teratur
Pemanasan global ini membuat suhu rata- rata di Bumi menjadi
meningkat. Meningkatnya suhu rata- rata di Bumi ini tidak hanya
membuat Bumi menjadi terasa lebih panas, banyak makhluk hidup yang
mati, bahkan juga akan membuat pergantian musim menjadi tidak stabil.
Pergantian musim yang tidak stabil ini membuat musim yang ada
sebelumnya menjadi sulit diprediksi pergantiannya. Terkadang satu musim
lebih lama terjadi daripada musim yang lainnya.

b. Terjadinya ketidakstabilan iklim


Pemanasan global menyebabkan iklim yang ada menjadi tidak
stabil dan juga sulit diprediksi. Pada kondisi pemanasan global ini kondisi
di kutub utara Bumi lebih panas dan ini menyebabkan salju yang ada di
wilayah kutub Bumi menjadi mencair. Akibat pemanasan global inilah
daerah- daerah yang di dekat kutub yang pada awalnya mengalami hujan
salju ringan menjadi tidak lagi mengalami hujan salju ringan.
Hal ini disebabkan karena di wilayah kutub utara Bumi ini
mempunyai lapisan ozon yang berlubang lebih besar daripada kondisi
lapisan ozon di kutub selatan. Karena iklim yang tidak stabil dan lebih
mengarah pada meningkatnya suhu ini, mengakibatkan pada musim dingin
suhu lebih meningkat daripada musim dingin sebelumnya. Hal ini akan
berdampak pada penguapan air yang lebih besar dan menyebabkan banyak
wilayah yang mengalami kekeringan yang lebih panjang.
c. Produksi pertanian menjadi menurun
Dampak lainnya yang akan dirasakan akibat pemanasan global
adalah turunnya produksi pertanian masyarakat. Hal ini tidak terlepas dari
dampak pemanasan global yang membuat iklim tidak stabil.
Ketidakstabilan iklim ini akan membuat lamanya musim hujan dan
kemarau menjadi sulit diprediksi.
d. Terjadinya perubahan pola hidup binatang dan juga tumbuhan
Dampak selanjutnya dari pemanasan global adalah terjadinya
perubahan pola hidup binatang dan juga tumbuh- tumbuhan. Wilayah
Bumi yang mengalami kenaikan suhu rata- rata (terutama di wilayah utara)
menyebabkan banyak binatang bermigrasi mencari tempat yang lebih
dingin (di daerah selatan misalnya). Hal ini juga terjadi pada tumbuhan.
Banyak tumbuhan yang mati karena suhu di tempat yang lama sudah
memanas. Hal ini menyebabkan tumbuhan mulai tumbuh di tempat-
tempat yang baru yang mempunyai suhu yang lebih dingin. Kenaikan suhu
juga membuat banyak binatang dan tumbuhan yang mati. Banyak
rerumputan dan tumbuhan sebagai produsen yang mati, sehingga makanan
alami yang tersedia pun akan berkurang jumlahnya.
e. Menimbulkan banyak penyakit bagi manusia
Banyak penyakit yang dapat timbulkan dari pemanasan global ini.
Penyakit yang dapat ditimbulkan tersebut antara lain stress, gangguan
kardiovaskular, hingga stroke.

g. Bencana alam angin puting beliung


Angin puting beliung merupakan angin yang berputar dengan
kecepatan yang amat tinggi dan bergerak secara garis lurus dengan durasi
maksimal 5 menit.
h. Bencana alam kebakaran hutan
Kebakaran hutan terjadi bisa dikaitkan oleh alam itu sendiri, bisa
juga dikaitkan oleh ulah tangan-tangan manusia yang tidak bertanggung
jawab. Kebakaran hutan secara liar adalah kebakaran yang terjadi di alam
liar. Jika bencana tersebut disebabkan oleh alam itu sendiri, kemungkinan
karena petir yang menyambar. Jika ulah manusia, maka bisa dipastikan
karena keserakahan manusia dalam membuka lahan tanpa melihat akibat
yang ditimbulkan.
Bahaya yang timbul karena kebakaran hutan adalah asap yang
dihasilkan dapat mengganggu pernapasan, binatang dan tumbuhan mati,
binatang tidak mempunyai tempat tinggal, terganggunya keseimbangan
alam, kurangnya cadangan air di bumi.

M. PERSEBARAN FLORA DAN FAUNA DI INDONESIA


Indonesia merupakan Negara yang kaya akan keanekaragaman SDA
hayati baik yang terdapat di darat, laut, maupun udara.
1. Persebaran Flora di Indonesia
Tumbuhan- tumbuhan yang hidup di suatu tempat ada yang tumbuuh
secara alami dan ada juga yang dibudidayakan oleh manusia. Flora di
berbagai tempat pasti berbeda- beda.
Suhu udara mempengaruhi tanaman yang dapat hidup di suatu tempat.
Junghuhn telah membuat zonasi (pembatasan wilayah) adapun tumbuh-
tumbuhan di Indonesia sebagai berikut:
a. Daerah panas (0 – 650 meter), tumbuhan yang cocok di daerah ini adalah
kelapa, padi, jagung, dan karet.
b. Daerah sedang (650 – 1500 meter), tumbuhan yang cocok di daerah ini
adalah kopi, tembakau, the, dan sayuran.
c. Daerah sejuk (1500 – 2500 meter), tumbuhan yang cocok di daerah ini
adalah the, sayuran, kina, dan pinus.
d. Daerah dingin (di atas 2500 meter) tidak ada tanaman budidaya.
Beberapa jenis flora di Indonesia yang dipengaruhi oleh iklim dan
keadaandaerah di Indonesia antara lain:
a. Hutan Mangrove
Hutan mangrove atau hutan pasang, hutan ini khas bagi daerah pantai
tropik, ciri tumbuhan ini mempunyai akar napas yang tergantung dari batang,
benih tumbuhan dapat mengapung di air laut selama beberapa bulan, sehingga
masih dapat tumbuh setelah terdampar di daratan. Terdapat gejala vivipari,
yaitu perkecambahan biji pada tumbuhan induk. Hutan ini banyak terdapat di
pantai timur Pulau Sumatra dan daerah pantai Kalimantan Tengah, dan
Papua, dan sebagian besar daerah pantai di seluruh dunia.
b. Hutan Lumut (Tundra)
Hutan lumut terdapat di pegunungan-pegunungan tinggi yang selalu
tertutup kabut karena letaknya sangat tinggi dari permukaan laut, sehingga
udaranya sangat lembap dan suhunya rendah sekali. Hutan lumut terdiri atas
pohon-pohonan yang ditumbuhi dengan lumut, misalnya di pegunungan
tinggi di Papua, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Jawa.
c. Hutan Rawa
Hutan rawa, meliputi daerah yang cukup luas di Indonesia. Hutan
rawa air tawar tidak menghasilkan kayu yang baik, tetapi tanahnya dapat
dimanfaatkan sebagai tanah pertanian. Hutan rawa gambut dapat
menghasilkan kayu, salah satunya ialah kayu ramin. Hutan rawa gambut
banyak terdapat di Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah.
d. Hutan Musim
Jenis hutan ini sering disebut dengan hutan homogen, karena
tumbuhannya hanya terdiri atas satu pohon. Hutan ini bercirikan gugurnya
daun-daun pada musim kemarau (meranggas). Sebagai contoh ialah hutan jati,
cemara, dan pinus. Jenis hutan ini banyak terdapat di Indonesia bagian
tengah, Jawa Tengah, dan Jawa Timur sampai Nusa Tenggara.
e. Hutan Hujan Tropis
Hutan hujan tropis merupakan hutan rimba yang memiliki
pohonpohon yang lebat. Jenis hutan ini banyak terdapat di daerah hutan tropis
atau daerah yang mengalami hujan sepanjang tahun. Hutan ini sering disebut
dengan hutan heterogen, karena tumbuhannya terdiri bermacam-macam jenis
pohon. Jenis hutan ini banyak terdapat di Pulau Sumatra, Kalimantan, dan
Papua.
f. Stepa
Stepa adalah padang rumput yang cukup luas. Terdapatnya stepa di
Indonesia disebabkan curah hujan sudah banyak turun di bagian barat seperti
Sumatra dan Jawa Barat, sehingga angin musim yang membawa hujan dari
arah Asia sudah kering setelah sampai di daerah ini. Curah hujan yang ada
hanya cukup untuk tumbuhnya tumbuh-tumbuhan jenis rumput yang tidak
terlalu banyak membutuhkan air. Daerah yang terdapat stepa ini antara lain
Nusa Tenggara Timur dan Timor Timur.
g. Sabana
Sabana memiliki ciri daerah padang rumput yang luas dengan
diselingi adanya pohon-pohon atau semak-semak di sekitarnya. Daerah ini
mengalami musim kemarau yang panjang dan bersuhu panas. Di Indonesia
terdapat di Nusa Tenggara, Madura, dan di dataran tinggi Gayo (Aceh).
Wilayah ini digunakan untuk peternakan, seperti sapi, kuda, dan kambing.

2. Persebaran Fauna di Indonesia


Berikut ini pembagian persebaran fauna di Indonesia, anatara lain:
a. Pembagian Fauna Menurut Wallace (1910) Pada tahun 1910 (tiga tahun
sebelum ia wafat), Wallace dengan mempertimbangkan keunggulan
bentuk fauna Asia di Sulawesi, menyimpulkan bahwa fauna Sulawesi
tampak demikian khas, sehingga Wallace menduga bahwa Sulawesi
dahulu pernah bersambung dengan Benua Asia maupun Benua Australia.
Wallace membuat garis yang ditarik dari sebelah timur Filipina, melalui
Selat Makassar dan antara Bali dan Lombok yang dikenal dengan Garis
Wallace dengan kemudian Wallace menggeser garis yang telah ditetapkan
sebelumnya ke sebelah timur Sulawesi (Wallace, 1910). Sulawesi
merupakan daerah peralihan antara fauna Asia dengan fauna Australia.
Wallace mengelompokkan jenis fauna di Indonesia menjadi tiga, yaitu:
1) Fauna Asiatis (Tipe Asia), menempati bagian barat Indonesia sampai
Selat Makassar dan Selat Lombok. Di daerah ini terdapat berbagai jenis
hewan menyusui yang besar seperti: tapir terdapat di Sumatra dan
Kalimantan, banteng terdapat di Jawa dan Kalimantan, kera gibon
terdapat di Sumatra dan Kalimantan, orang hutanterdapat di Sumatra
Utara dan Kalimantan, beruang terdapat di Sumatra dan Kalimantan,
badak terdapat di Sumatra dan Jawa , gajah terdapat di Sumatra
(berpindah-pindah), siamang terdapat di Sumatra, kijang terdapat di
Jawa, Sumatra, Bali, dan Lombok, harimau loreng terdapat di Jawa dan
Sumatra, sedangkan harimau kumbang dan tutul terdapat di Jawa, Bali,
dan Madura, kancil terdapat di Jawa, Sumatra, dan Kalimantan,
trenggiling banyak terdapat di Sumatra, Kalimantan, Jawa, dan Bali,
dan jalak Bali terdapat di Bali, dan burung merah terdapat di Jawa. Di
daerah ini juga ditemui jenis hewan lain, seperti kancil pelanduk
(terdapat di Sumatra, Jawa, dan Kalimantan), singa, mukang (terdapat
di Sumatra, dan Kalimantan), dan ikan lumba-lumba (terdapat di
Kalimantan).
2) Fauna tipe Australia, menempati bagian timur Indonesia meliputi
Papua dan pulau-pulau di sekitarnya. Di daerah ini tidak didapatkan
jenis kera, binatang menyusuinya kecil-kecil dan jumlahnya tidak
banyak. Hewan-hewan di Indonesia bagian timur mirip dengan hewan
Australia. Jenis hewan tipe Australia, antara lain:
 burung, terdiri atas cenderawasih, kasuari, nuri dan raja udang.
 amfibi, terdiri atas katak pohon, katak terbang, dan katak air.
 berbagai jenis serangga.
 berbagai jenis ikan.
 mamalia, terdiri atas kanguru, walabi, beruang, nokdiak (landak papua),
opossum laying (pemanjat berkantung), kuskus, dan kanguru pohon.
 reptilia, terdiri atas buaya, biawak, kadal, dan kura-kura.
3) Fauna peralihan, menempati di antara Indonesia timur dan Indonesia
barat, misalnya di Sulawesi terdapat kera (fauna Asiatis) dan terdapat
kuskus (fauna Australia). Di samping itu terdapat hewan yang tidak
didapatkan baik tipe Asiatis maupun tipe Australia. Fauna Indonesia
yang tergolong tipe peralihan adalah sebagai berikut:
 Mamalia, terdiri atas anoa, babi rusa, kuskus, monyet hitam, sapi,
banteng, dan kuda.
 Reptilia, terdiri atas biawak, komodo, kura-kura, dan buaya.
 Amfibi, terdiri atas katak pohon, katak terbang, dan katak air.
 Berbagai macam burung, terdiri atas maleo, kakaktua, nuri, merpati,
burung dewata, dan angsa.
b. Pembagian Fauna Menurut Weber Banyak ahli yang melakukan telaah
tentang persebaran jenis hewan di Indonesia dengan membuat garis batas
yang berbeda-beda. Salah satu ahli adalah Weber, ia menentukan batas
dengan imbangan perbandingan hewan Asia dan Australia 50 : 50. Weber
menggunakan burung dan hewan menyusui sebagai dasar analisisnya,
tetapi tidak setiap binatang yang dijadikan dasar memiliki garis batas
yang sama. Contohnya, hewan melata dan kupu-kupu Asia menembus
lebih jauh ke arah timur daripada burung dan siput.
Garis batas antara Indonesia bagian barat dengan bagian tengah disebut
garis Wallace dan garis batas antara Indonesia bagian timur dengan
bagian tengah disebut garis Weber.
c. Pembagian Fauna Menurut Lydekker Ahli lain, yaitu Lydekker,
menentukan batas barat fauna Australia dengan menggunakan garis
kontur dan mengikuti kedalaman laut antara 180 – 200 meter, sekitar
Paparan Sahul dan Paparan Sunda. Hal ini sama dengan Wallace yang
menentukan batas timur fauna Asia. Adanya perbedaan fauna antara
wilayah Indonesia bagian barat dan timur karena kedua wilayah itu
terpisah oleh perairan yang cukup luas dan dalam, dan kedalaman lautnya
lebih dari 1000 meter. Laut yang dalam tersebut sebagai pemisah antara
kedua wilayah, sehingga fauna pada masing-masing wilayah berkembang
sendiri-sendiri.

N. BHINEKA TUNGGAL IKA


1. Mata Pencaharian
Kita tentu mengetahui bahwa sebagian besar mata penca-harian di
Indonesia adalah bertani (petani). Hal ini dipengaruhi oleh kondisi geografis
di Indonesia. Selain bertani, mata pencaharian lainnya adalah menangkap
ikan (nelayan).
Berikut ini adalah mata pencaharian yang ada di Indonesia
berdasarkan pembagian daerahnya.
a. Mata pencaharian daerah pantai
Daerah pantai yang landai merupakan lahan bagi masyarakat yang
berprofesi sebagai nelayan, karena selain lautnya tenang juga pantai yang
landai merupakan tempat yang kaya akan ikan. Kehidupan penduduk di
provinsi yang wilayahnya berupa kepulauan dengan pulau-pulau
kecil,menangkap ikan, mereka juga menyelam untuk mengambil mutiara
dan budidaya rumput laut dan kerang mutiara. Sedangkan, di daratan
pantai nelayan membudidayakan tambak ikan, komoditi yang diunggulkan
adalah bandeng dan udang.
b. Mata pencaharian daerah dataran rendah
Daerah rendah yang landai merupakan lahan yang baik untuk
pembudidayaan pertanian, perkebunan, palawija, dan lain-lain. Kondisi
yang demikian makin mendukung karena iklim Indonesia yang tropis
menyebabkan lamanya penyinaran sinar matahari terhadap bumi banyak
menyebabkan turunnya curah hujan dan banyaknya proses pelapukan, baik
yang terjadi pada tumbuh-tumbuhan maupun yang terjadi pada bebatuan.
Hal ini memungkinkan suburnya tanah yang ada di wilayah Indonesia.
Selain dimanfaatkan untuk pertanian, perkebunan, atau palawija, dataran
rendah yang landai juga menyimpan potensi yang lain, misalnya terdapat
sungai-sungai dan danau yang airnya dapat dimanfaatkan untuk berbagai
macam kehidupan.
b. Mata Pencaharian Daerah Dataran Tinggi
Dengan relief yang beranekaragam, Indonesia juga memiliki
wilayah yang beriklim. Junghun telah membuat zonasi yang didasarkan
pada ketinggian tempat, karena ketinggian tempat sangat berpengaruh
terhadap suhu udara. Zonasi, artinya pembatasan wilayah berdasarkan
ketinggian di atas permukaan air laut. Dengan zonasi ini, Indonesia dapat
merealisasikannya dalam hal teknik kesesuaian cuaca, misalnya untuk
kelapa dan tebu ditanam di daerah tropis, tetapi jika dipaksakan menanam
di daerah dataran tinggi, hasilnya tidak akan memuaskan.
Pada ketinggian antara 700 meter cocok untuk perkebunan karet,
lebih dari 700 meter lebih cocok untuk ditanami perkebunan teh, dan di
atas 1.000 meter cocok untuk ditanami hutan pinus. Gunung api juga
memiliki manfaat besar bagi kehidupan manusia. Belerang, sumber air
panas, panorama indah, sumber energi panas bumi, seperti kawah
Kamojang, kawah Gunung Salak.
3. Bentuk Rumah, Pakaian, Kebiasaan
Sehari-Hari yang Menunjukkan Keadaan yang Berbeda-Beda Kita
tentu mengetahui bahwa di Indonesia terdiri atas beragam suku bangsa,
dan tentunya memiliki ciri khas dari suku-suku tersebut. Ciri khas yang
dimiliki dapat dilihat dari bentuk rumah, pakaian yang dikenakan, dan
kebiasaan sehari-hari yang menunjukkan keadaan yang berbeda-beda.
Misalnya, bentuk rumah di pantai biasanya tinggi-tinggi dan berventilasi
besar, kadang tidak memakai langit-langit dan banyak memiliki serambi
atau beranda. Sedangkan, untuk rumah di dataran tinggi rumahnya pendek-
pendek, rapat, dan berventilasi kecil.
4. Alat Transportasi
Alat transportasi, terutama yang masih bersifat tradisional akan
berbeda antara yang di pantai, dataran rendah ataupun yang di dataran
tinggi (pegunungan). Perbedaan ini dapat kamu lihat dari alat transportasi
yang digunakan. Misalnya, di daerah pegunungan alat transportasi yang
digunakan berupa hewan, seperti kuda atau sapi.
5. Adat Kebiasaan
Adat kebiasaan dalam berbicara, bertatakrama, dan berpakaian
antara penduduk pantai, dataran rendah, dan dataran tinggi tidak akan
sama. Orang pantai biasanya berpakaian terbuka, seperti menggunakan
kaus, celana pendek. Hal ini disebabkan karena suhu di daerah pantai
panas. Sedangkan, di dataran tinggi biasanya orang berpakaian tertutup.
Hal ini disebabkan karena suhu di dataran tinggi atau daerah pegunungan
dingin

Sumber

https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/geomorfologi/bentuk-bentuk-muka-bumi
https://pasberita.com
https://ilmugeografi.com/fenomena-alam/akibat-pemanasan-global
http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/195502101980021-
DADANG_SUNGKAWA/flora_fauna__GRI/PRESENTASI_GRI.pdf
https://www.zonasiswa.com/2016/05/persebaran-flora-dan-fauna-di-
indonesia.html

Anda mungkin juga menyukai