Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan yang telah memberikan kesehatan kepada saya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Makalah ini
disusun agar pembacadan penyusun dapat memperluas ilmu tentang Geografi,yang kami
sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun
dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang
datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan
akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. Makalah ini memuat tentang “Awal Mula
Adanya Geografu” yang menjelaskan tentang salah satu dari cabang ilmu Geografi.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada guru Geografi yang telah membimbing
penyusun agar dapat menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan
wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan
dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setelah saya mengumpulkan maklumat daripada layari internet, buku – buku rujukan.
Saya telah mendefinisikan bahawa Geografi adalah salah satu institusi pengetahuan yang
tertua di dunia dan telah mengalami perkembangan yang sangat dinamik sejak Zaman
KlasikYunani sehingga kini. Ia boleh dijelaskan sebagai ilmu pengetahuan yang
mempelajari perbedaan dan persamaan fenomena geosfer dengan sudut pandang
kelingkungan, kewilayahan dalam konteks keruangan. ilmu yang menghuraikan tentang
permukaan bumi, iklim, penduduk, flora, fauna serta hasil – hasil yang diperoleh daripada
bumi. Ia juga boleh dijelaskan dari segi disiplin ilmu yang menganalisis variasi keruangan
dalam veriabel kawasan-kawasan dan hubungan antara variabel – variabel keruangan. Ia
boleh dikaitkan tentang hubungan–hubungan yang ada antara kehidupan dengan
lingkungan fisiknya dan dalah suatu penyajian dengan peta dan sebagian pemukaan bumi
yang menunjukkan kenampakan umum yang terdapat padanya.
Dalam geografi kita akan mempelajari segala sesuatu yang tampak di permukaan
bumi, baik bentuk kehidupan, kenampakan permukaan bumi dengan segala gejala-
gejalanya mahupun faktor – faktor  yang mempengaruhinya, seperti benda-benda di luar
angkasa, keadaan dan benda-benda di dalam bumi mahupun di permukaan bumi. Oleh
karana itu, kita boleh mendefinisikan geografi secara luas adalah ilmu yang mempelajari
bumi bagian dalam, permukaan bumi, dan atas (luar angkasa) secara keseluruhan yang
berinteraksi dengan alam lingkungannva supaya pandangan tentang geografi itu lebih
luas.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Geografi ?
2. Bagaimana Perkembangan Geografi hingga saat ini ?

C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui pengertian Geografi
2. Mengetahui Perkembangan Geografi hingga saat ini
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Geografi
Istilah geografi kali pertama diperkenalkan seorang ahli filsafat dan astronomi
terkenal yang bernama Eratosthenes (276–194 SM). Menurutnya, geografi berasal dari
kata Geographika yang berarti tulisan atau deskripsi tentang Bumi.

Pada masa itu, ilmu geografi pada umumnya menceritakan berbagai tempat di
permukaan Bumi sebagai hasil penjelajahan ke berbagai penjuru dunia yang dikenal
dengan aliran Logografi. Selain memperkenalkan istilah Geographika, Eratosthenes juga
merupakan orang pertama yang berhasil menghitung keliling Bumi secara matematis. Hal
tersebut dilakukan dengan membandingkan panjang busur dua kota di Mesir, yaitu
Alexandria (Iskandariyah) dan Seyne (Aswan) dengan panjang keliling Bumi secara
keseluruhan. Adapun dari hasil pengamatannya, Eratosthenes memperkirakan panjang
keliling Bumi adalah 252.000 stadia (1 stadia = 157 meter). Hasil pengukuran
Eratosthenes ini pada akhirnya menjadi dasar dalam pembuatan globe pertama yang
dikembangkan Crates (150 SM). Bentuk globe pertama buatan Crates tentunya masih
sangat sederhana.

Pengertian geografi ini terus mengalami perkembangan dari waktu ke waktu seiring
dengan kemajuan pemikiran, pemahaman, dan penelaahan manusia. Seorang ahli
astronomi dan matematika bernama Claudius Ptolemaeus (87–150 M) dalam bukunya
yang berjudul Geograpike Unphegesis mengemukakan bahwa geografi merupakan suatu
penyajian melalui peta dari sebagian wilayah permukaan Bumi yang menunjukkan
ketampakan secara umum.

Menurut Ptolemaeus geografi berbeda dengan Chorografi, karena chorografi lebih


mengutamakan ketampakan asli dari suatu wilayah bukan terletak pada ukurannya
(bersifat kualitatif), sedangkan geografi lebih mengutamakan hal-hal yang bersifat
kuantitatif. Sumbangan Ptolemaeus yang sangat berharga bagi perkembangan ilmu
geografi yaitu dalam bidang pemetaan (kartografi). Selain itu Ptoleumaeus dianggap
sebagai peletak dasar ilmu geografi.

B. Perkembangan Geografi Hingga saat ini


Bangsa Yunani adalah bangsa yang pertama dikenal secara aktif menjelajahi geografi
sebagai ilmu dan filosofi, dengan pemikir utamanya Thales dari Miletus, Herodotus,
Eratosthenes, Hipparchus, Aristotle, Dicaearchus dari Messana, Strabo, dan Ptolemy.
Bangsa Romawi memberi sumbangan pada pemetaan karena mereka banyak menjelajahi
negeri dan menambahkan teknik baru. Salah satu tekniknya adalah periplus, deskripsi
pada pelabuhan dan daratan sepanjang garis pantai yang bisa dilihat pelaut di lepas
pantai; contoh pertamanya adalah Hanno sang Navigator dari Carthaginia dan satu lagi
dari Laut Erythraea, keduanya selamat di laut menggunakan teknik periplus dengan
mengenali garis pantai laut Merah dan Teluk Persi. Pada Jaman Pertengahan, bangsa
Arab seperti al-Idrisi, Ibnu Battuta dan Ibnu Khaldun memelihara dan terus membangun
warisan bangsa Yunani dan Romawi. Dengan perjalanan Marco Polo, geografi menyebar
ke seluruh Eropa. Selama jaman Renaissance dan pada abad ke-16 dan 17 banyak
perjalanan besar dilakukan untuk mencari landasan teoritis dan detil yang lebih akurat.
Geographia Generalis oleh Bernhardus Varenius dan peta dunia Gerardus Mercator
adalah contoh terbesar.

Setelah abad ke-18 geografi mulai dikenal sebagai disiplin ilmu yang lengkap dan
menjadi bagian dari kurikulum di universitas di Eropa (terutama di Paris dan Berlin),
tetapi tidak di Inggris dimana geografi hanya diajarkan sebagai sub-disiplin dari ilmu lain.
Salah satu karya besar jaman ini adalah Kosmos: sketsa deskripsi fisik Alam Semesta,
oleh Alexander vom Humboldt. Selama lebih dari dua abad kuantitas pengetahuan dan
perangkat pembantu banyak ditemukan. Terdapat hubungan yang kuat antara geografi
dengan geologi dan botani, juga ekonomi, sosiologi dan demografi. Di barat, selama abad
ke-20, disiplin ilmu geografi melewati empat fase utama: determinisme lingkungan,
geografi regional, revolusi kuantitatif dan geografi kritis.

Determinisme lingkungan adalah teori yang menyatakan bahwa karakteristik manusia


dan budayanya disebabkan oleh lingkungan alamnya. Penganut fanatik deteriminisme
lingkungan adalah Carl Ritter, Ellen Churchill Semple dan Ellsworth Huntington.
Hipotesis terkenalnya adalah “iklim yang panas menyebabkan masyarakat di daerah
tropis menjadi malas” dan “banyaknya perubahan pada tekanan udara pada daerah lintang
sedang membuat orangnya lebih cerdas”. Ahli geografi determinisme lingkungan
mencoba membuat studi itu menjadi teori yang berpengaruh. Sekitar tahun 1930-an
pemikiran ini banyak ditentang karena tidak mempunyai landasan dan terlalu mudahnya
membuat generalisasi (bahkan lebih sering memaksa). Determinisme lingkungan banyak
membuat malu geografer kontemporer, dan menyebabkan sikap skeptis di kalangan
geografer dengan klaim alam adalah penyebab utama budaya (seperti teori Jared
Diamond). Geografi regional menegaskan kembali topik bahasan geografi pada ruang dan
tempat. Ahli geografi regional memfokuskan pada pengumpulan informasi deskriptif
tentang suatu tempat, juga metode yang sesuai untuk membagi bumi menjadi beberapa
wilayah atau region. Basis filosofi kajian ini diperkenalkan oleh Richard Hartshorne.
Istilah geografi untuk pertama kalinya diperkenalkan oleh Erastothenes pada abad ke
1. Menurut Erastothenes geografi berasal dari kata geographica yang berarti penulisan
atau penggambaran mengenai bumi. Berdasarkan pendapat tersebut, maka para ahli
geografi (geograf) sependapat bahwa Erastothenes dianggap sebagai peletak dasar
pengetahuan geografi.

Pada awal abad ke-2, muncul tokoh baru yaitu Claudius Ptolomaeus mengatakan
bahwa geografi adalah suatu penyajian melalui peta dari sebagian dan seluruh permukaan
bumi. Jadi Claudius Ptolomaeus mementingkan peta untuk memberikan informasi tentang
permukaan bumi secara umum. Kumpulan dari peta Claudius Ptolomaeus dibukukan,
diberi nama ‘Atlas Ptolomaeus’.

Menjelang akhir abad ke-18, perkembangan geografi semakin pesat. Pada masa ini
berkembang aliran fisis determinis dengan tokohnya yaitu seorang geograf terkenal dari
USA yaitu Ellsworth Hunthington. Di Perancis faham posibilis terkenal dengan tokoh
geografnya yaitu Paul Vidal de la Blache, sumbangannya yang terkenal adalah “Gen re de
vie”. Perbedaan kedua faham tersebut, kalau fisis determinis memandang manusia
sebagai figur yang pasif sehingga hidupnya dipengaruhi oleh alam sekitarnya. Sedangkan
posibilisme memandang manusia sebagai makhluk yang aktif, yang dapat
membudidayakan alam untuk menunjang hidupnya.

1. Permulaan perkembangan dalam bidang Geografi


Seperti yang dibincangkan tentang perkembangan bidang geografi sehingga
kini , di sini ada beberapa kenyataan sebagai rujukan. Memandang maklumat sejarah
dunia, bidang Geografi telah mula dicungkil pada zaman Yunani. Zaman ini
merupakan zaman awal perkembangan ilmu geografi. Ilmu geografi ini timbul karana
usaha untuk mengetahui dari mana atau asal usul dari negeri serta penduduk yang
hidup pada zaman tersebut.
Ilmu sejarah yang mempunyai seorang tokoh bernama Herodotus sebagai
bapa sejarah, beliau telah mengungkapkan bagaimana seluk beluk keadaan suatu
tempat atau topografi serta menerangkan sebab terjadinya. Itulah mengapa Herodotus
juga disebut sebagai bapa geografi. Dalam hal ini Herodotus membahas tentang
lembah sungai Nil dengan tanahnya yang subur terutama pada daerah delta sungai
Nil.
Eratosthenes (176-194 SM) memastikan bahawa bumi berbentuk seperti bola
dengan ukuran-ukurannya secara lengkap. Setelah itu dibentuk susunan garis lintang
serta garis bujur bola bumi untuk menentukan letak suatu lautan, negeri, serta tempat
lain meskipun masih dalam model yang sederhana sehingga lahirlah peta. Dengan
adanya perubahan pola cuaca dan perbedaan iklim maka disusun sistem permusiman
berdasarkan garis lintang serta garis bujur .
            Perkembangan ilmu geografi yang diwariskan dari zaman Yunani ini
melahirkan geografi kuno yang dipelopori oleh Strabo (64 SM – 20M) yang menulis
buku  Geographia. Buku tersebut berisi tentang huraian tentang dunia beserta isinya.
Tokoh lain yang berperanan pada zaman ini adalah Ptolomeus yang membahas
tentang aspek matematik dalam geografi dan kemudian menerapkannya pada peta dan
lokasinya. Posidoniuskemudian berusaha lebih teliti dari Eratothenes dalam
menentukan keliling bumi yang akhirnya diperoleh ukurannya hanya berselisih 7000
mil dari ukuran sekarang.
Tambahan maklumat adalah Bangsa Romawi juga memberi sumbangan pada
pemetaan karana mereka banyak menjelajahi negeri dan menambahkan teknik baru.
Salah satu tekniknya adalah periplus, deskripsi pada pelabuhan dan daratan sepanjang
garis pantai yang biasa dilihat pelaut di lepas pantai; contoh pertamanya adalah Hanno
sang Navigator dari Carthaginia dan satu lagi dari Laut Erythraea, kedua – duanya
selamat di laut menggunakan teknik periplus dengan mengenali garis pantai laut
Merah dan Teluk Persi.

2. Perkembangan Geografi pada abad pertengahan 


Di belahan bumi Eropah pada masa ini mengalami masa gelap perkembangan
ilmu geografi. Hal ini disebabkan gambaran dunia yang berasal dari masa Yunani
yang mayoritas kafir tidak sejalan  dengan apa yang ada dalam Al Kitab sebagai kitab
suci dan agama Kristian yang banyak dianut oleh bangsa-bangsa di Eropah.
Pandangan yang berkembang menganggap bahawa bumi tidaklah bulat, namun
berbentuk datar sehingga peta dirubah dengan kota Yerusalem sebagai pusatnya.
Pihak warisan terhadap pandangan geografi dari zaman Yunani kuno
dikembangkan oleh berbagai universitas Islam dari Persia hingga Spanyol. Peta bumi
dilengkapi dengan hasil kunjungan para pelancong dan saudagar yang menjelajah.
Ahli geografi Arab iaitu Al Idrisi (1099 – 1166) menyempurnakan pembahagian
daerah iklim bumi konsep Yunani. Tokoh lain yang berperanan iaitu Ibnu Batuta
(1304 – 1348). Seorang filsuf Arab iaitu Ibnu Khaldun (1332 – 1406) dengan buku
geografi kesejarahannya dapat dipandang sebagai bakal ilmu pengetahuan
kemasyarakatan.
            Pada zaman Renaisance buku Geographia karangan Ptolomeus mendorong
bangsa Portugis dan Spanyol menjelajah karana buku tersebut telah diterjemahkan
dalam bahsa Latin. Kemudian disempurnakan peta sebelumnya dengan penemuan
benua Amerika oleh Colombus. 

3. Perkembangan Geografi pada abab 16 dan 17


Pada abab 16,dan 17, Selama jaman Renaissance dan pada abad ke-16 dan 17
banyak perjalanan besar dilakukan untuk mencari landasan teoritis dan detil yang
lebih akurat. Contohnyatokoh Bernhardus Varenius telah membahagikan geografi
menjadi  2 bahagian iaitu:
1) Geografi  umum :
a) Terestrial iaitu pengetahuan tentang bumi beserta keseluruhannya,
b) Falakiah berupa hubungan dengan bintang-bintang sehingga muncul
kosmografi,
c) Komparatif menjelaskan secara dalam lagi tentang bumi.
2) Geografi  khusus :
a) Aspek langit, khususnya membahas iklim,
b) Aspek litosfer, meliputi segala yang ada di permukaan bumi,
c) Aspek manusia yang membicarakan tentang penduduk, perniagaan serta
pemerintahan di pelbagai negeri.

Cluverius, tokoh dari Jermandalam karyanya menerangkan tentang peralihan


geografi zaman pertengahan hingga zaman modern yang merupakan pengantar dari
geografi umum. Dalam bukunya dijelaskan tentang deskripsi sebahagian negara-
negara di dunia. Pada masa itu juga telah wujudkan contoh peta dunia terbesar
oleh Gerardus Mercator.

4. Perkembangan Geografi  modern ( abab 18 )


Pandangan ini mulai berkembang pada abad ke-18. Pada masa ini Geografi sudah
dianggap sebagai suatu disiplin ilmiah dan sudah dipandang dari sudut praktis. Para
tokohnya, adalah Immanuel Kant (1724-1804), seorang ahli filsafat Unversitas
Koningsburg, Jerman yang memiliki pandangan seperti Varenius. Dia memandang
bahawa ilmu Pengetahuan dapat dipandang dari tiga pandangan,iaitu ilmu
pengetahuan yang menggolongkan fakta berdasarkan objek yang diteliti. Disiplin
yang mempelajari kategori ini disebut "ilmu pengetahuan sistematis", seperti ilmu
botani yang mempelajari tumbuhan, Geologi yang mempelajari kulit bumi, dan
Sosiologi yang mempelajari manusia, terutama golongan sosial. Menurut Kant,
pendekatan yang dipergunakan dalam ilmu pengetahuan sistematis adalah  tentang
kenyataan.. Ilmu pengetahuan yang memandang hubungan fakta-fakta sepanjang
masa. Ilmu pengetahuan yang mempelajari bidang ini, adalah sejarah. Ilmu
pengetahuan yang mempelajari fakta yang berasosiasi dalam ruang, dan ini
merupakan bidang dari Geografi.
Oleh demikian, terdapat juga pelbagai tentangan terhadap pemikiran Kant,
misalnya apakah ilmu pengetahuan sistematik dalam mempelajari fenomena tidak
tergantung pada ruang dan waktu ? Secara sistematis, Kant membagi Geografi
menjadi :
1. Mathematical Geography (Geografi Matematik) yang berisi keterangan
tentang  gambaran bumi sebagai suatu masa dari sistem Tata Surya.
2. Moral Geography (Geografi Moral), iaitu huraian yang berisi gambaran tentang
cara  dan adat istiadat manusia di pelbagai daerah di muka bumi,
3. Political Geography (Geografi Politik), iaitu huraian yang berisi gambaran tentang
kesatuan-kesatuan negara di dunia yang didasarkan atas sistem pemerintahan.
4. Physical Geography (Geografi Fisis), yaitu uraian yang berisikan gambaran
tentang   bumi dan bagian-bagiannya termasuk hewan, veerasi dan mineral.
5. Merchantile Geography (Geografi Perdagangan), yaitu uraian yang berisikan
gambaran tentang pola hubungan ekonomi penduduk dan bangsa-bangsa di dunia.

Penjelajahan dunia juga dilakukan oleh Alexander Von Humboldt yang juga seorang


ahli kosmografi. Humboldt menggolongkan ilmu menjadi  3 iaitu :
a) Fisiografi (ilmu alam dan sistematis)
b) Natural (sejarah alam dalam waktu)
c) Geografi (huraian bumi dengan persebaran spasial)

Carl Ritter memberikan deskripsi tentang geografi regional yang membagi dunia atas
wilayah-wilayah yang biasanya didasarkan atas morfologinya. Setiap wilayah akan
mempunyai ciri dan perananya tersendiri yang berbeza dengan wilayah lain.
Pandangannya menunjukkan bahawa pada suatu unit wilayah yang berisi unsur-unsur,
akan berinteraksi antara unsur secara kompleks.

5. Perkembangan bidang Geografi pada Zaman pengagungan alam ( abad 19 )


Pada abad ke-19 di Amerika Serikat timbul dorongan untuk mengenal
lingkungan sekitar dengan tokohnya iaitu Mayor Powell serta Marsh. Pemikirannya
lebih diarahkan kepada pemanfaatan sumber daya yang baik serta pengawetannya.
Mereka melanjutkan pemikiran dari Humboldt dan Ritter bagaimana  alam luar
mempengaruhi kemajuan serta kehidupan sosial manusia.
Setelah Humboldt dan Ritter meninggal pada tahun 1859, muncul buku
dari Darwin “On The Origin of Species” yang mempengaruhi pandangan ahli
kembali pada konsep lama geografi, maka timbul hubungan kegiatan ekonomi dan
budaya dengan lingkungan alam.
Tambahan pula, dalam perspektif keilmuan, pada dasarnya semua ilmu
memiliki kesamaan filosofi yang disebut dengan metode keilmuan. Masing masing
ilmu memiliki cara yang sama untuk mencari pengetahuan antara lain melalui
kerangka berfikir rasionalisme dan emperisme. John Dewey (1859-1952) menyusun
formula perkhawinan cara berfikir rasionalisme dan empirisme yang telah digunakan
oleh Galileo, Newton maupun Charles Darwin pada era sebelumnya ( Suriasumantri,
1983 p. 28 ). Secara ringkas dijelaskan bahawa rasionalisme adalah kerangka
pemikiran yang koheren dan logis, sedang empirisme adalah kerangka pengujian
dalam memastikan suatu kebenaran pengetahuan sah secara keilmuan.
6. Perkembangan bidang Geografi pada abad 20
Di barat, selama abad ke-20,disiplin ilmu geografi melewati empat faktor
utama iaitu: determinisme lingkungan, geografi regional, revolusi kuantitatif dan
geografi kritis.
Determinisme lingkungan adalah teori yang menyatakan bahwa karakteristik
manusia dan budayanya disebabkan oleh lingkungan alamnya. Penganut fanatik
deteriminisme lingkungan adalah Carl Ritter, Ellen Churchill
Semple dan Ellsworth Huntington. Hipotesis terkenalnya adalah "iklim yang panas
menyebabkan masyarakat di daerah tropis menjadi malas" dan "banyaknya perubahan
pada tekanan udara pada daerah lintang sedang membuat orangnya lebih cerdas".
Tetapi Determinisme lingkungan banyak membuat malu geografer kontemporer, dan
menyebabkan sikap skeptis di kalangan geografer dengan klaim alam adalah
penyebab utama budaya (seperti teori Jared Diamond).
Geografi regional menegaskan kembali topik bahasan geografi pada ruang dan
tempat. Ahli geografi regional memfokuskan pada pengumpulan informasi deskriptif
tentang suatu tempat, juga metode yang sesuai untuk membagi bumi menjadi
beberapa wilayah atau region. Basis filosofi kajian ini diperkenalkan oleh Richard
Hartshorne.
Revolusi kuantitatif adalah usaha geografi untuk mengukuhkan dirinya
sebagai ilmu (sains), pada masa kebangkitan interes pada sains setelah peluncuran
Sputnik. Revolusioner kuantitatif, sering disebut "kadet angkasa", menyatakan bahwa
kegunaan geografi adalah untuk menguji kesepakatan umum tentang pengaturan
keruangan suatu fenomena. Mereka mengadopsi filosofi positifisme dari ilmu alam
dan dengan menggunakan matematika - terutama statistika - sebagai cara untuk
menguji hipotesis. Revolusi kuantitatif merupakan landasan utama pengembangan
Sistem Informasi Geografis.
Geografi kritis muncul sebagai kritik atas positifisme. Yang pertama adalah
munculnya geografi manusia. Dengan latar belakang filosofi eksistensialisme dan
fenomenologi, ahli geografi manusia (seperti Yi-Fu Tuan) memfokuskan pada peran
manusia dan hubungannya dengan tempat. Pengaruh lainnya adalah geografi marxis,
yang menerapkan teori sosial Karl Marx dan pengikutnya pada geografi
fenomena. David Harvey dan Richard Peet merupakan geografer marxis yang
terkenal. Geografi feminis, seperti pada namanya, menggunakan idea dari feminisme
pada konteks geografi. Arus terakhir dari geografi kritis adalah geografi pos-
modernis, yang mengambil idea teori pos-modernis dan pos-strukturalis untuk
menjelajahi konstruksi sosial dari hubungan keruangan.
Haggett (2001) dalam bukunya:   “Geography.  A Global Synthesis”  menyebutkan
pelbagai definisi geografi (p. 763) dan salah satunya adalah “ Geography is an
integrative discipline that brings together the physical and human dimensions of
the world in the study of people, places, and environments” yang
dirumuskan oleh American Geographical Societytahun 1994. Dalam definisi tersebut
tersirat pengertian yang jelas bahawa geografi merupakan disiplin ilmu bersifat
integratif yang mempelajari objek studi (penduduk, tempat dan lingkungannya) dalam
dimensi fisik dan manusia. Sementara I Made Sandy (1973) mengetengahkan sebuah
definisi geografi sebagai bidang ilmu yang mempelajari berbagai gejala di permukaan
bumi dalam perspektif keruangan. Sandy ingin menekankan bahawa gejala apapun
dapat menjadi bidang geografi jika ditinjau dari sudut pandang keruangan.
Berdasarkan dua definisi tersebut dapat disimpulkan bahawa geografi telah
diperkembangkan lagi iaitu menjadi bidang ilmu yang bersifat integratif yang
mempelajari gejala – gejala  yang terjadi di muka bumi (dalam dimensi fisik dan
dimensi manusia) dengan menggunakan perspektif keruangan (spatial perspective).
Dengan demikian dapat dikatakan bahawa “aspek keruangan”lah yang menjadi ciri
pembeda bidang geografi dengan bidang ilmu lain.
Menurut pengertian di atas maka tidaklah sukar untuk menjelaskan makna
filosofis diagram Fenneman (Jensen, 1980 p.4) mahupun diagram Haggett (2001 p.
766) yang pada prinsipnya menunjukkan keterkaitan dan pendekatan bidang kajian
geografi dengan bidang kajian ilmu-ilmu lainnya. 
Interkoneksi berbagai bidang ilmu dengan bidang geografi menunjukkan
fenomena di mana perkembangan bidang ilmu geografi dapat dikatakan sangat
ditentukan oleh kemampuan geograf dalam memperoleh informasi perkembangan
bidang ilmu lainnya. Hasil dalam bidang ilmu lain akan memperkaya (proliferate)
cakupan penelitian geografi. Demikian pula, hasilan terhadap geografi tentang topik
tertentu (secara terbatas) dapat membantu perkembangan bidang ilmu lainnya. Dalam
konteks ini maka terbuka ruang terbentuknya gejala divergensi bidang ilmu (termasuk
geografi) dalam pelbagai cabang ilmu yang bersifat lebih spesifik (spesialisasi).
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian dari makalai ini, dapat disimpulkan bahwa geografi
sejarah adalah ilmu yang mempelajari tentang manusia, fisik, fiksi, dan fakta geografi di
masa lampau. Masa-masa itu sendiri terdiri dari geografi masa klasik, abad pertengahan,
dan modern.
Geografi sudah dikenal sejak zaman Yunani Kuno dan pengetahuan tentang bumi
pada masa tersebut masih dipengaruhi oleh Mitologi. Pada akhir abad pertengahan,
uraian-uraian tentang Geografi masih bercirikan hasil laporan perjalanan, baik perjalanan
yang dilakukan melalui darat maupun melalui laut. Pada masa modern geografi sudah
dianggap sebagai suatu disiplin ilmiah dan sudah dipandang dari sudut praktis. Pada
zaman modern, salah satu tokohnya, adalah Immanuel Kant.

B. Saran
Demikian yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi pokok
pembahasan dalam makalah ini. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa dalam tugas
ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan.
Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu apapun yang sempurna tanpa sarana yang
membangun.

Anda mungkin juga menyukai