Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

HIDUP MULIA DENGAN PERSAUDARAAN (UKHUWAH)

DISUSUN OLEH :

ANISA BELA
SAGITA
PUTRI AURELIA
KHAERATUNNISA
SITI NURHALIFAH
MIRNA MELINDA
ENTAH
ABIZAR A.
RIRIN HOERINA
DANU
MALFIN
DAPPA FAUZAN

X MIPA 5

SMA NEGERI 1 PAMIJAHAN


TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Hidup Mulia dengan Persaudaraan (Ukhuwah)"
dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam. Penulis
mengucapkan terima kasih kepada Bapak selaku guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
diselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang
membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Ukhuwah berasal dari Bahasa Arab, ukhuwah yang pada asalnya berarti persamaan dan
keserasian dalam banyak hal. Lalu kemudian, diartikan dengan persaudaraan karena adanya
persamaan-persamaan tersebut. Oleh sebab itu, dikatakan persaudaraan sepertalian darah
karena kesamaan keturunan; dikatakan persaudaraan sebangsa karena sama-sama memeluk
satu agama.
Kata saudara (akh) itu sendiri – kata Al-Ragib, seorang ahli bahasa Al-Qur’an pada
dasarnya berarti persamaan kelahiran dengan orang lain dari dua ibu Bapak yang sama, atau
salah satu dari keduanya adalah sama atau sepersusuan. Lantas kata itu dipinjam untuk
menyebut kebersamaan dengan orang lain dalam kesukuan, agama, profesi, pergaulan, kasih
saying, dan lain-lain.
Kata bentuk tunggal, akh (untuk menunjuk jenis laki-laki = muzakkar) dan ukht (untuk
menunjuk jenis wanita = mu’annas) jika dilihat dari jauh, disamping berarti saudara kandung
juga berarti saudara sebangsa. Persaudaraan yang diungkapkan dengan kata akh/ukht – kata
Ismail Haqqi, musafir abad ke-12 Hijriah – lebih intim dari persaudaraan yang diungkapkan
dengan kata kullah/sadaqah (persahabatan).

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Ukhuwah ?
2. Apa saja dalil yang menyangkut tentang Ukhuwah ?
3. Apa saja sifat-sifat pada ukhuwah ?
4. Dibagi berapa Ukhuwah ?

C. TUJUAN MASALAH
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Ukhuwah
2. Mengetahui dalil-dalil tentang ukhuwah
3. Mengetahui sifat-sifat dari ukhuwah
4. Mengetahui pembagian ukhuwah
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN UKHUWAH
Ukhuwah berasal dari Bahasa Arab, ukhuwah yang pada asalnya berarti persamaan dan
keserasian dalam banyak hal. Lalu kemudian, diartikan dengan persaudaraan karena adanya
persamaan-persamaan tersebut. Oleh sebab itu, dikatakan persaudaraan sepertalian darah
karena kesamaan keturunan; dikatakan persaudaraan sebangsa karena sama-sama memeluk
satu agama.
Kata saudara (akh) itu sendiri – kata Al-Ragib, seorang ahli bahasa Al-Qur’an pada
dasarnya berarti persamaan kelahiran dengan orang lain dari dua ibu Bapak yang sama, atau
salah satu dari keduanya adalah sama atau sepersusuan. Lantas kata itu dipinjam untuk
menyebut kebersamaan dengan orang lain dalam kesukuan, agama, profesi, pergaulan, kasih
saying, dan lain-lain.

Kata bentuk tunggal, akh (untuk menunjuk jenis laki-laki = muzakkar) dan ukht (untuk
menunjuk jenis wanita = mu’annas) jika dilihat dari jauh, disamping berarti saudara kandung
juga berarti saudara sebangsa. Persaudaraan yang diungkapkan dengan kata akh/ukht – kata
Ismail Haqqi, musafir abad ke-12 Hijriah – lebih intim dari persaudaraan yang diungkapkan
dengan kata kullah/sadaqah (persahabatan).
Persahabatan adalah permulaan dari persaudaraan. Jika persahabatan ditingkatkan maka
akan menjadi persaudaraan. Ketika al-Junaid (w.298 H/910 M), seorang sufi ditanya tentang
arti “saudara”, maka dia menjawab, “Pada hakikatnya, dia adalah engkau, hanya secara
individual bukan engkau.” Jadi, persaudaraan adalah lebih intim dan lebih akrab dari hanya
sekedar persahabatan. Oleh karena itu, Nabi saw. mengatakan, “Belum sempurna iman salah
seorang di antara kamu sebelum ia mencintai saudaranya sebagaimanaia mencintai dirinya
sendiri.” (HR. Ahmad, Bukhari, Muslim, Tirmizi, Nasa’I, dan ibn Majah).

Bentuk jamak dari lafal akh dalam Al-Qur’an ada dua bentuk. Pertama, Ikhwan, yang
lazim digunakan untuk persaudaraan bukan sepertalian darah. Kata ini muncul dalam Al-
Qur’an sebanyak 22 kali., diantaranya yang dihubungkan dengan agama, sifat, dan pergaulan
lainnya. Kedua, ikhwah, yang dipakai untuk menunjuk persaudaran sepertalian darah, kecuali
satu ayat : Innama al-Mu’minuna ikhwah. Lafal ikhwah muncul di dalam Al-Qur’an
sebanyak tujuh kali, hanya satu kali – pada ayat di atas – maknanya mengacu kepada
persaudaraan seiman.

Adanya pengecualian penggunaan kata ikhwah di atas tentu mempunyai rahasia


tersendiri. Di antara rahasianya adalah mempertegas dan mempererat jalinan hubungan
antara sesame muslim. Seakan-akan hubungan tersebut dijalin bukan saja oleh keimanan
mereka, yang dalam ayat tersebut ditunjuk oleh kata al-Mu’minun, tetapi kata tersebut seakan
dijalin pula oleh persaudaraan seketurunan yang ditunjukkan oleh kata ikhwah tersebut. Oleh
karena itu, tidak ada satu alasan  untuk meretakkan hubungan antara mereka. Ismail Haqqi
juga mengatakan juga, “kalua persaudaraan seketurunan berasal dari seorang Bapak yang
menjadi sebab kehidupan yang fanam maka persaudaraan mukmin berasal dari satu sumber
yaitu iman yang menjadi bekal kehidupan abadi.

Jadi, ukhuwah secara umum berarti persaudaraan tetapi persaudaraan itu sendiri ada yang
bersifat ketat dan intim sehingga sulit untuk dapat ditentukan. Ada juga dalam bentuk
persahabatanbiasa yang bersifat longgar dan lebih mudah terlupakan.

B. DALIL DARI UKHUWAH


Ukhuwah atau persaudaraan ini dijelaskan dalam surat Al-Hujurat ayat 10 yang berbunyi :

“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua
saudaramu yang berselisih dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat.”
selain itu, di dalam hadis yang diriwayatkan oleh Nu’man bin Basyir, Rasulullah SAW
bersabda :

“Perumpamaan orang-orang mukmin dalam saling mencintai saling mengasihi dan saling
menyayangi, seperti satu tubuh. Apabila satu organ tubuh merasa sakit, akan menjalar
kepada semua organ tubuh, maka dari itu akan menyebabkan tidak dapat tidur dan merasa
demam.”
C. CONTOH DARI SIKAP UKHUWAH

 Menjenguk saudara yang sedang sakit, atau membantunya dan memberikan kebutuhan
yang ia butuhkan.
 Membantu teman atau kerabat yang terkena musibah.
 Jika ada orang yang bertengkar, kita berusaha mendamaikan mereka
 Bergaul dengan orang tanpa memandang agama, suku, dan budaya yang mereka anut.
 Menghindari pertengkaran karena itu akan merugikan orang lain.

D. MACAM-MACAM UKHUWAH

Secara umum, ukhuwah dibedakan menjadi tiga, yakni Ukhuwah Islamiyah, Ukhuwah
Insaniyah, dan Ukhuwah Wathaniyah. Berikut ini adalah penjelasannya:

1. Ukhuwah Islamiyah

Ukhuwwah islâmiyyah mengandung arti persaudaraan yang bersifat keislaman atau


persaudaraan antar sesama pemeluk Islam. Konsep ini mengajarkan bahwa setiap muslim
merupakan saudara bagi muslim lainnya.

Seorang muslim harus menganggap muslim lainnya sebagai saudaranya tanpa memandang
latar belakang keturunan, kebangsaan, atau pertimbangan-pertimbangan lainnya.

Ukhuwah yang biasa diartikan sebagai “persaudaraan”,  Makna ukhuwah menurut Imam
Hasan Al Banna: Ukhuwah Islamiyah adalah keterikatan hati dan jiwa satu sama lain dengan
ikatan aqidah. Di atas telah dikemukakan arti ukhuwah Islamiyah, yakni ukhuwah yang
bersifat Islami atau yang diajarkan oleh Islam. Di dalam Al-Qur’an banyak sekali ayat  yang
menjelaskan  tentang ukhuwah Islamiyah dan dapat kita simpulkan bahwa di dalam kitab
suci ini memperkenalkan paling tidak empat macam persaudaraan:

1) Ukhuwah ‘ubudiyah atau saudara sesama mahluk dan sama-sama tunduk kepada Allah.
2) Ukhuwah Insaniyah (basyariyah) dalam arti seluruh umat manusia adalah bersaudara,
karena mereka semua berasal dari seorang ayah dan ibu. Rasulullah Saw. juga menekankan
lewat sabda beliau, “Jadilah kalian hamba Allah yang bersaudara”
3) Ukhuwah wathaniyah wa an-nasab, yaitu persaudaraan dalam keturunan dan kebangsaan.
4) Ukhuwah fi din Al-Islam, persaudaraan antarsesama Muslim. Rasulullah Saw. bersabda,
Kalian adalah sahabat-sahabatku, saudara-saudara kita adalah yang datang sesudah (wafat)-
ku.

Fenoma  Ukhuwah Islamiyah Dunia Islam saat ini

Bila dilihat dari fenomena hari ini dalam konteks ukhuwah Islamiyah ada sisi kekurangannya
yakni adanya isu terorisme, pertentangan golongan, golongan satu merendahkan golongan
lain, sedikit banyak mengendorkan soliditas  antar muslim. Perpecahan ukhuwah antar
muslim telah diingatkan Allah dalam firmanNya :

”Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain,
(karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang
mengolok-olok), dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan
lain, (karena) boleh jadi permpuan (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari perempuan
yang (mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela satu sama lain, dan janganlah saling
memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan)
yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barangsiapa tidak bertobat, maka mereka itulah
orang-orang yang zalim. Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari
prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa, dan janganlah kamu mencari-cari
kesalahan orang lain, dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang
lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang telah mati?
Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh Allah maha penerima
tobat, Maha penyayang.”.

(QS : al-Hujuraat: 11-12)

Allah menunjukkan dengan jelas dalam ayat tersebut bahwa mengolok-olok baik dilakukan
oleh suatu kaum maupun individual, saling mencela, saling memanggil dengan sebutan-
sebutan yang buruk, berprasangka, mencari-cari kesalahan orang lain, saling menggunjing
satu sama lain adalah mengarah pada pecahnya persaudaraan. Apakah kita tidak merasa jijik
diibaratkan Allah seperti memakan bangkai saudara sendiri?. Rasulullah bersabda Artinya,
“Persatuan adalah rahmat dan perpecahan adalah adzab.” (HR. Ahmad dari Nu’man bin
Basyîr dengan derajat hasan). Jika pernah diantara sesama muslim melakukan hal tersebut,
maka diperintahkan Allah untuk bertaubat. Manusia juga dikaruniai oleh Allah peluang untuk
bersilang pendapat dan berbeda pendirian namun ajaran Rasulullah S.A.W mengajarkan
umatnya untuk bermusyawarah, sehingga betapapun ada perbedaan yang tajam niscaya dapat
diselesaikan dengan keridhoan sesama muslim. Saatnya  potensi-potensi perpecahan perlu
kita akhiri, dengan saling menjaga, menghargai dan bersikap lemah lembut. Sehingga apabila
terjadi perbedaan, maka perbedaan tersebut dapat melahirkan hikmah, baik dalam bentuk
kompetisi positif, mempertajam daya kritis, maupun dalam membangun semangat mencari
tahu sesuai dengan anjuran memperbanyak ilmu. Namun disisi lain ada fenoma
menggembirakan bahwa rasa persaudaran sesama muslim melintasi benua dalam dunia islam
global menunjukkan juga hal yang positif. Misalnya adanya perhatian komunitas muslim di
negara ini yang peduli akan pembangunan masjid di Palestina dengan nama Masjid Istiqlal
Indonesia yang peruntukannya selain digunakan untuk beribadah salat lima waktu, juga
dibangun fasilitas pendidikan Alquran untuk melahirkan hafiz dan hafizah di sana. Jadi,
masjid ini akan jadi pusat peradaban masyarakat Gaza. Hal tersebut merupakan bentuk
kecintaan kepada komunitas muslim saudara kita di Indonesia terhadap saudaranya muslim
di Palestina agar dapat beribadah dengan layak. Kebersamaan ini dalam banyak hal dapat
memberikan inspirasi solidaritas , memperkuat kecintaan kepada sesama saudara mukmin.

Ukhuwah Islamiyah sendiri menunjukkan jalan yang dapat ditempuh untuk membangun
komunikasi di satu sisi, dan di sisi lain, ia juga memberikan semangat baru untuk sekaligus
melaksanakan ajaran sesuai dengan petunjuk al-Qur’an serta teladan dari para Nabi dan
Rasul-Nya. 2 hal penting dalam ukhuwah Islamiyah, pertama, apabila salah satu dari anggota
badan itu sakit, maka anggota lainnya pun turut merasakan sakit. Kedua, persaudaraan Islam
dianalogikan sebagai bangunan yang kuat, yang antara masing-masing pilar dan komponen
dalam bangunan tersebut saling memberikan fungsi untuk memperkuat dan memperkokoh.

Dalam Islam seseorang dianggap mulia, jika ia memelihara anak yatim. Orang yang paling
disenangi Allah adalah mereka yang paling dermawan. Orang−orang yang berinfaq/
bersedekah diberi ganjaran pahala sampai 70 x lipat. Dalam hadis Rasulullah disebutkan
bahwa Allah akan selalu membantu hamba-Nya selama hamba tersebut membantu
saudaranya. Pada hadis lain Rasulullah menyebutkan, bahwa bakhil itu sifat tercela dan
pemboros itu adalah kawan−kawan setan. Jika dibahas secara terinci, tentang kepedulian
Islam terhadap masalah sosial maka kita akan menemukan bahwa ternyata amal ibadah
secara umum lebih banyak berurusan dengan hamblum minannas ketimbang hablum
minallah. Namun manifestasi hablum minannas adalah ketauhidan dan ketaatan kepada Allah
SWT. Allah memberi karunia akhlak yang baik sebagai modal berukhuwah dan bersaudara.

Ukhuwah islamiyyah dihiasai dengan akhlakul karimah. Akhlak yang menjaga perasaan
saudaranya, menjaga harta dan jiwa setiap mukmin. Seorang mukmin mendambakan karunia
lidah yang jujur, sebagaimana disabdakan oleh Nabi Ibrahim as :

”Jadikanlah untukku lisan yang baik bagi orang-orang (yang datang) kemudian hari.”

(Qs. Asy-Syu’ara:48)

Allah mencintai sebagian hamba-Nya dan memberikan karunianya dan budi pekerti yang
luhur. Nabi Muhammad S.A.W dipuji oleh Allah dalam firman-Nya

“sebab rahmat dari Allah lah engkau berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Jika engkau
kasar dan keras hati, niscaya dia akan meninggalkanmu.”.

(QS. Ali Imron:159)

Mari kita perbanyak upaya untuk memahami Al Quran dan Sunnah, karena seluruhnya isinya
adalah akhlak kebaikan. Dengan keduanya  kita mendapatkan cahaya yang menerangi jalan
dan tingkah laku kita, mendorong hati kita untuk melakukan berbagai kebajikan. Allah
berfirman” Allah memberi hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki. Barangsiapa diberi
hikmah, sungguh telah diberikan kebaikan  yang banyak. Tidak ada yang mengambil
pelajaran kecuali orang-orang yang berakal. (QS. Al Baqarah:269)

Dasar dari menjalin ukhuwah yang baik adalah memperbaiki hubungan kita dengan Allah,
sehingga niscaya Allah akan memperbaiki hubungan kita dengan orang-orang disekitar kita.
Berhati-hati terhadap dosa-dosa yang akan menguasai kita dan akan menyebabkan kita gagal
dalam bergaul dengan sesama saudara mukmin.  Semoga kita termasuk hambaNya yang
bersungguh-sungguh untuk mencapai Ridha Allah dan senantiasa berbuat kebaikan.
2. Ukhwah Wathaniyah

Wathan artinya tanah air, tempat kelahiran, tanah tumpah darah, atau kampung halaman.
Sehingga ukhuwah wathaniyah yakni saudara dalam arti sebangsa walaupun tidak seagama
atau satu suku.

Menurut M. Quraish Shihab dalam Wawasan Al-Quran, untuk memantapkan ukhuwah


kebangsaan, Al-Quran menggarisbawahi bahwa perbedaan merupakaan keniscayaan. Seperti
yang tercantum dalam Surat Al-Maidah ayat 48.

“Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah
hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat
kebajikan".

Adanya Piagam Madinah juga menjadi cerminan ukhuwah wathaniyah.

3. Ukhuwah Insaniyah

Insan berarti manusia. Maka, ukhuwah insâniyah merupakan persaudaraan yang cakupannya
lebih luas, yaitu antarsesama umat manusia di seluruh dunia.

Salah satu ayat yang menjadi dasar ukhuwah insaniyah adalah surat al-Hujurat ayat 11. Allah
berfirman:

“Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain
(karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok)
dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi
wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan
janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan
gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman
dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim”.

Ayat ini menekankan bahwa setiap manusia hendaknya tidak saling berburuk sangka dan
membenci untuk memantapkan solidaritas kemanusiaan.
Hadist tentang Persaudaraan

Dari al-Nu'man Ibn Basyir ra. berkata: Rasulullah saw. bersabda: Perumpamaan kaum
Mu'minin dalam hal saling menyayangi, saling kasih mengasihi dan saling rasa simpati ibarat
satu tubuh. Jika satu anggota dari tubuh itu ada yang merasa sakit, maka seluruh tubuh tidak
bisa tidur. (Muttafaq 'alaih)
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Adanya pengecualian penggunaan kata ikhwah di atas tentu mempunyai rahasia
tersendiri. Di antara rahasianya adalah mempertegas dan mempererat jalinan hubungan
antara sesame muslim. Seakan-akan hubungan tersebut dijalin bukan saja oleh keimanan
mereka, yang dalam ayat tersebut ditunjuk oleh kata al-Mu’minun, tetapi kata tersebut
seakan dijalin pula oleh persaudaraan seketurunan yang ditunjukkan oleh kata ikhwah
tersebut. Oleh karena itu, tidak ada satu alasan  untuk meretakkan hubungan antara
mereka. Ismail Haqqi juga mengatakan juga, “kalua persaudaraan seketurunan berasal
dari seorang Bapak yang menjadi sebab kehidupan yang fanam maka persaudaraan
mukmin berasal dari satu sumber yaitu iman yang menjadi bekal kehidupan abadi.
Jadi, ukhuwah secara umum berarti persaudaraan tetapi persaudaraan itu sendiri
ada yang bersifat ketat dan intim sehingga sulit untuk dapat ditentukan. Ada juga dalam
bentuk persahabatanbiasa yang bersifat longgar dan lebih mudah terlupakan.

Anda mungkin juga menyukai