Anda di halaman 1dari 9

TUGAS MATA KULIAH HADITS

Persaudaraan

Kelompok 11: Aulia Anggun

Della Puspita

Putri Wulandari

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia pada hakikatnya adalah makhluk sosial, saling membutuhkan untuk
memenuhi keperluan dan meningkatkan taraf hidupnya. Fitrah inilah yang ditegaskan
oleh islam. Lebih lagi terhadap sesama muslim. Sebagai seorang muslim diwajibkan
untuk menjalin tali persaudaraan dengan muslim lainnya. Dimana persaudaraan itu
merupakan pertalian persahabatan yang serupa dengan hubungan kekeluargaan. Bahkan
islam mengibaratkan persaudaraan dan tali persaudaraan ibarat sebuah bangunan. Rasul
banyak memberikan tuntunan bagaimana seharusnya umat menjaga persaudaraan. Umat
islam tidak boleh saling menyakiti.
Ukhuwah islamiyah biasanya diartikan sebagai persaudaraan. Kata islamiyah yang
dirangkaikan dengan kata ukhwah lebih tepat dipahami sebagai adjektiv atau kata sifat,
sehingga ukhuwah islamiyah berarti persaudaraan yang bersifat islami atau yang
diajarkan umat islam. Sesama umat islam hendaknya saling tolong-menolong, tidak ada
kedengkian dan hasad buruk sehingga menjadikan persaudaraan muslim menjadi jauh
karenanya. Dalam Al-Qur‟an dan Hadits telah banyak disebutkan tentang hak dan
kewajiban antara sesama muslim. Dan darinya dapat dirasakan nikmatnya iman.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja konsep persaudaraan sesama muslim ?
2. Bagaimana memelihara silaturrahim ?

1
3. Bagaimana larangan memutuskan silaturrahim ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian persaudaraan sesama muslim
2. Untuk mengetahui dan memahami cara memelihara silaturrahim
3. Untuk mengetahui dan memahami larangan memutuskan silaturrahim

BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Persaudaraan Sesama Muslim


 Pengertian Persaudaraan Sesama Muslim

Secara bahasa ukhuwah islamiyah berarti persaudaraan islam. Adapun secara istilah
ukhuwah islamiyah adalah kekuatan iman dan spiritual yang dikaruniakan Allah kepada
hambanya yang beriman dan bertakwa yang menumbuhkan perasaan kasih sayang ,
persaudaraan, kemuliaan, dan rasa saling percaya terhadap saudara seakidah. Dengan
berukhuwah akan timbul sikap saling menolong, saling pengertian dan tidak
mendzhalimi harta maupun kehormatan orang lainyang semua itu muncul karena Allah
semata.

Pengertian menurut Hadits


Berikut hadits yang menjelaskan tentang persaudaraan sesama muslim:
1. Hadits kasih sayang di antara sesama mukminin1
.َُ‫ش َّبكَ ِاَصَا ِب َع‬ َ ‫ضَُِ َب ْعض‬
َ ‫ًاِو‬ ُ ‫شدُِّ َب ْع‬
ُ ‫اىِ َي‬ ِ ْ‫ِاِىَّ ِا ْل ًوؤِْ ِهيَ ِ ِل ْل ُوؤ‬:َِ‫ِقَال‬,‫ي‬
ِِ ‫ِه ِيِكَا ْلبُ ٌْ َي‬ َِّ ‫ِع َِيِالٌَّ ِب‬,‫سى‬ ُ ‫َح ِِدي‬
َ ‫ْثِاَ ِب ْيِ ُه ْو‬
Abu Musa r.a. berkata: Nabi saw. Bersabda: Seorang mukmin terhadap
sesama mukmin bagaikan satu bangunan yang setengahnya menguatkan setengahnya,
lalu Nabi saw. Mengeramkan jari-jarinya. (H.R. Bukhari dan Muslim, Sanadnya
Shahih).

Keterangan Hadits:

Dalam menguraikan hadits diatas, Imam al-Qurthubi berkata sebagai berikut:


“Apa yang disabdakan oleh Rasulullah saw. Itu adalah sebagai suatu tamsil
perumpamaan yang isi kandungannya adalah menganjurkan dengan sekeras-

1
Muhammad Fu‟ad Abdul Baqi, Al-Lu’lu Wal Marjan,( Surabaya:Pt.Bina Ilmu, 2006), hlm. 1017

2
kerasnya agar seorang mukmin itu selalu memberikan pertolongan kepada sesama
mukminnya, baik pertolongan apapun sifatnya (asal bukan yang ditujukan untuk
suatu kemungkaran). Ini adalah suatu perintah yang dikokohkan yang tidak boleh
tidak, pasti kita laksanakan. Perumpamaan yang dimaksudkan itu adalah sebagai
suatu bangunan yang tidak mungkin sempurna dan tidak akan berhasil dapat
dimanfaatkan atau digunakan, melainkan wajiblah yang sebagian dari bangunan itu
saling kokoh mengokohkan dan erat-erat saling pegang memegang dengan bagian
yang lain. Jika tidak demikian, maka bagian-bagian dari bangunan itu pasti
berantakan sendiri-sendiri dan musnalah apa yang dengan susah payah didirikan.
Begitulah semestinya kaum muslimin dan mukminin antara yang seorang dengan
yang lain, antara yang sekelompok dengan yang lain, antara yang satu bangsa
dengan yang lain. Masing-masing tidak dapat berdiri sendiri, baik dalam urusan
keduniaan, keagamaan dan keakhiratan, melainkan saling tolong-menolong, bantu-
membantu serta kokoh mengokohkan. Manakala hal-hal tersebut diatas tidak
dilaksanakan baik-baik, maka jangan diharapkan munculnya keunggulan dan
kemenangan,bahkan sebaliknya yang akan terjadi, yakni kelemahan seluruh umat
islam tidak dapat mencapai kemaslahatan yang sempurna-sempurnanya, tidak kuasa
pula melawan musuh-musuhnya ataupun menolak bahaya apapun yang menimpa
tubuh kaum muslimin secara keseluruhan. Semua itu mengakibatkan tidak
sempurnanya ketertiban dalam urusan kehidupan duniawiyah, juga urusan diniyah
(keagamaan) dan ukhrawiyah. Justru yang pasti akan ditemui ialah kemusnahan,
malapetaka yang bertubi-tubi serta bencana yang tiada habis-habisnya.

 Bentuk Persaudaraan Sesama Muslim

Sesuai pemaknaan ukhuwah menurut Al-Qur‟an dan Al-Sunnah, maka ukhuwah


dibedakan menjadi empat bentuk, yaitu:

1. Ukhuwah fi Al-Ubudiyah
Yaitu seluruh makhluk adalah bersaudara dalam arti memiliki kesamaan (QS. Al-
An‟am: 3). Bentuk ukhuwah model ini mirip dengan ukhuwah alamiyah,adalah
adanya kesesuaian manusia dengan alam semesta, mengingat manusia merupakan
bagian kecil dari alam makro, walaupun alam makro sebagai intinya.
Konsekuensinya adalah keharusan manusia untuk melestarikan semua ciptaan Allah
swt.

3
2. Ukhuwah fi al-Insaniyah
Yaitu seluruh umat manusia adalah bersaudara, karena mereka bersumber dari ayah
ibu yang satu (QS. Al-Hujurat: 12). Model ukhuwah ini cakupannya lebih sempit dari
ukhuwah yang pertama, karena lingkup persaudaraan sebatas manusia dengan
manusia yang hidup di dunia, tanpa membedakan apapun. Semuanya adalah saudara
tanpa terkecuali.
3. Ukhuwah fi al-Wathaniyah wa al-nasab
Yaitu saudara dalam seketurunan dan kebangsaan seperti yang diisyaratkan dalam
Al-Qur‟an. Model ini juga lebih semmpit dari bentuk yang kedus ukhuwah diatas,
karena lingkup persaudaraan hanya meliputi persaudaraan sebangsa dan setanah air.
Lebih lanjut ukhuwah ini tidak mengkosentrasikan pada pemerintahan islam, hanya
saja masing-masing warga negara mempunyai kewenangan untuk berpartisipasi
dalam mengembangkan negara. Prinsip paling cocok dalam ukhuwah ini adalah
berpijak pada “al-tasamuh” (toleransi), yaitu adanya interaksi timbal balik antar umat
beragama, menghargai kebebasan beragama bagi orang yang tidak sepaham, tidak
menganggu peribadatan serta tetap menjaga ukhuwah wathaniyah-nya.
4. Ukhuwah fi din al-Islam
Yaitu persaudaraan antar interen umat islam. Dilihat dari sifatnya, ukhuwah model
ini ruang lingkupnya lebih sempit dari ketiga ukhuwah diatas, karena hanya
mencakup umat islam saja. Namun jika dilihat dari isinya, maka cakupaaaaan
Ukhuwah fi din al-Islam lebih luas, karena tidak dibatasi wilayah Negara bahkan
tidak dibatasi alam yang ditempati, apakah masih hidup atau sudah mati, ke
sesamanya saudara dalam seagama, sehingga masing-masing orang muslim
mempunyai kewajiban terhadap muslim lainnya. Misalnya mengucapkan salam,
mengurus dan mengantarkan jenazah dan lainnya.
Keempat bentuk ukhuwah diatas esensial mempunyai kesamaan yaitu adanya anjuran
untuk hidup rukun, saling merghormati, saling membantu, kerja sama, tenggang rasa,
solidaritas, sosial, dengan mendudukkan pada posisinya masing-masing sesuai
dengan ciri khas bentuk ukhuwah yang dilakukan. Keempat bentuk ukhuwah di atas
pada hakikatnya merupakan pengejawantahan dari prinsip tauhid yang harus
ditegakkan dalam hidup dan kehidupan sehari-hari.2

2
http://espeilimab.blogspot.com/2012/04/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html Diakses tanggal 27 April
2015.

4
 Keutamaan Menjaga Persaudaraan Sesama Muslim
Ukhuwah islamiyah memiliki banyak keutamaan diantaranya:
1. Bisa merasakan manisnya iman
2. Kita akan berada di bawah naungan cinta Allah dan dilindungi dibawah Arsy-Nya
3. Akan menjadi ahli surga di akhirat kelak
4. Merupakan amal mulia yang akan mendekatkan seorang hamba dengan Allah
5. Dosa-dosa kita akan diampuni oleh Allah. Rasulullah saw bersabda: “Jika dua orang
Muslim bertemu dan kemudian mereka saling berjabat tangan, maka dosa-dosa
mereka hilang dari kedua tangan mereka, bagai berjatuhan dari pohon.” (Hadits yang
ditakhrij oleh Al-Imam Al-Iraqi, Sanadnya dha‟if).3

B. Memelihara Silaturahim
Dalam memelihara silaturahim seorang muslim memiliki kewajiban terhadap muslim
lainnya ada 6 yaitu :
a. Menjawab salam
Mengucapkan salam ketika bertemu dengan muslim lainnya, dan perintah mengawali
salam itu wajib. Menurut Imam ibnu Abdul Bari mengawali salam itu sunah dan
menjawab salam hukumnya wajib. Menebarkan salam kepada orang yang dikenal
atau tidak, akan menumbuhkan rasa cinta atau sayang sesama muslim. Kata ‫ ِالسالم‬itu
merupakan bagian dari asma Allah, ketika kita mengucapkan ‫ سالم علي كن‬itu berarti
semoga engkau dalam bimbingan Allah. Ketika seorang muslim mendapatkan salam,
wajib untuk menjawabnya tetapi ketika muslim lainnya wajib kifayah untuk
menjawab salam
b. Ketika diundang wajib datang atau memenuhinya. Memenuhi undangan itu wajib
pada setiap undangan, namun ulama merinci atau mengkhususkan pada undangan
walimah dan senisnya saja. Apabila ada dua undangan dalam waktu yang sama,
undangan yang pertama diterima wajib untuk dipenuhi sedangkan yang kedua sunnah
untuk dipenuhi.
c. Memberi nasehat ketika diminta. Dari dhahirnya, memberi nasehat itu wajib ketika
diminta untuk menasehati saja. Diperbolehkan memberi nasihat selama masih dalam
batas amar ma‟ruf nahi mungkar dan nasihat itu tidak boleh menjerumuskan ke
dalam hal yang negatif.

3
http://menaraislam.com/content/view/154/41/. Diakses pada tanggal 27 April 2015.

5
d. Mendoakan kebagusan untuk orang yang bersin dan memuji kepada Allah. Etika
orang yang bersin adalah menutup hidup dan menelan suaranya.
e. Menjenguk orang sakit hukumnya sunnah, khususnya saudara atau tetangga,guru-
guru, teman. Maka jika seorang muslim mendengar salah satu dari mereka yang sakit
maka jenguklah untuk mengetahui bagaimana keadaan dan untuk menghiburnya dan
mendoakan kesembuhannya.
f. Ketika ada seorang muslim meninggal, hendaknya mengucapkan „innalillahi wa inna
ilaihi roji‟un dan berkunjung untuk menyatakan berduka cita kepada keluarga yang
ditinggalkan dengan menghiburnya bahwa setiap musibah pasti ada hikmah.4

Seorang muslim dituntut untuk bermuamalah dengan saudaranya sesama muslim


dengan cara yang dapat melahirkan pertautan hati. Allah swt. Berfirman, “orang-orang
beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan)
antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat
rahmat”.(Al-Hujurat:10)

Dalam sebuah hadits dijelaskan :

َ ٌْ ُ‫ِاَ ْوِي‬,َُُ‫س َظِلََُ ِِر ْزق‬


ِ‫ساَِلََُِ ِف ْي‬ َ ِ‫ِ َه ْي‬:ُِ‫َِاَِّللِِ َيقُ ْول‬
َ ‫س َّر ٍُِِا َ ْىِيُ ْب‬ َّ ‫س ْول‬ُ ‫ِر‬ َ ِ:َِ‫ِقَال‬,ٌَُْ ‫ع‬
َ ُ‫س ِو ْعت‬ َ ِ‫ِاَِّلل‬ َ ٍ‫ْثِاًََ ِسِب ِْيِ َهاِلِك‬
َّ ‫ِر ِض َي‬ ُ ‫َح ِدي‬
.َُ‫ِح َو‬ َ ‫ِفَ ْل َي ِصل‬,ٍِ‫اَث َ ِر‬
ِ ‫ِْر‬

Anas bin Malik r.a berkata: Aku telah mendengar Rasulullah saw. bersabda: Siapa
yang ingin diluaskan rezekinya dan dilanjutkan umurnya maka hendaknya menyambung
hubungan famili (kerabat). (H.R. Bukhari dan Muslim, Sanadnya Shahih ).5

C. Larangan Memutuskan Silaturrahim

Dalam hal ini, kita sebagai orang muslim tidak boleh memutuskan tali persaudaraan
diantara sesama muslim yang lainnya. Kita diwajibkan untuk selalu menyambung tali
silaturrahmi antar saudara kita. Dan bagi orang yang menyambung silaturrahmi, Allah
akan memberikan kepadanya kehidupan umur yang lebih panjang dengan selalu
mengingat-Nya dan mengisi waktunya dengan amal ketaatan.6

ِ.‫ِر ِح ٍن‬
َ ‫اط َع‬ ِ َ‫ِالَِيّ ْد ُخلُِا ْل َجٌَّةَِق‬:ِ‫سلَّ َن‬
ِ َ‫ِق‬:ِ‫ِيَ ْعٌِي‬,‫اِط ٌع‬ َ ‫ِو‬ َّ َّ‫صل‬
َ َِ ‫ىَِّللاُِعَل ْي‬ َ ِِ‫َُِّللا‬
َّ ‫س ْول‬ َ ‫ِقَال‬:َِ‫ع ٌَُِْ ِقَال‬
ُ ‫َِر‬ َ ُِ‫َِّللا‬ َ ‫َوِع َْيِ ُجبَي ِْرِاب ِْيِ ُه ْط ِع ٍن‬
َّ ‫ِر ِض َي‬

4
http://juliana-ilmu.blogspot.com/2011/11/persaudaraan-muslim.html?m=1. Diakses pada tanggal 27 April
2015.
5
Muhammad Fu‟ad Abdul Baqi, Al-Lu’lu Wal Marjan,( Surabaya:Pt.Bina Ilmu, 2006), hlm.1010
6
Musthafa Dieb Al-Bugha, Menyelami Makna 40 Hadits Rasulullah saw., Jakarta: Al-I;tishom, 2003, hlm.
317

6
Dari Jubair bin Muth‟im r.a. telah mendengar Nabi saw. bersabda : Tidak akan masuk
surga orang yang memutus hubungan kerabat atau silaturrahim. (H.R. Bukhari dan
Muslim, Sanadnya Shahih).7

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Persaudaraan mengajarkan kepada umat islam untuk saling tolong-menolong, saling
menghargai, tidak membeda-bedakan sesama muslim. Umat muslim satu dengan lainnya
ibarat bangunan yang saling menguatkan. Tidak dibenarkan menyinggung maupun
menyakiti perasaan mereka, itu merupakan kefasikan. Kewajiban dalam memelihara
silaturrahim diantaranya adalah menjawab salam, memenuhi undangan, mendoakan
kebaikan dan sebagainya.
Dengan melakukan persaudaraan muslim yang baik maka umat islam akan menjadi
insan yang lebih beriman, bertaqwa, mulia di hadapan Allah swt, dan mendapatkan
banyak keutamaan dari ukhuwah islamiyah, karena belum tentu kita beriman jika kita
tidak mencintai saudara kita sendiri.
B. Saran
Makalah yang kami sajikan semoga bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan
bagi kita semua. Dalam hidup ini kita sebagai kaum muslim harus tetap memelihara
hubungan silaturrahmi antar sesama karena begitu besar manfaatnya dalam kehidupan
ini.Kami mohon maaf atas kekurangan yang ada dalam makalah ini. Kami menyadari
dalam makalah ini jauh dari kata sempurna untuk itu kami mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat konstruktif atau membangun.

7
Muhammad Fu‟ad Abdul Baqi, Al-Lu’lu Wal Marjan,( Surabaya:Pt.Bina Ilmu, 2006), hlm. 1010

7
ُ ‫ َوت َ َعا‬،‫ َوت ََوا ِ ّد ِه ْم‬،‫ ت ََرى ْال ُمؤْ ِمنِينَ ِفي ت ََرا ُح ِم ِه ْم‬: .‫م‬.‫س ْو ُل هللاِ ص‬
‫ َك َمث َ ِل‬،‫ط ِف ِه ْم‬ ُ ‫َحد‬
ُ ‫ قَا َل َر‬.‫ِيث النُّ ْع َما َ ِن ب ِْن َب ِشي ٍْر‬
‫س ْه ِر َو ال ُح َّمى‬ َ ‫ى ساَئِ ُر َج‬
َّ ‫س ِد ِه بِال‬ ُ ‫ع‬ ُ ‫ ِإ َذا ا ْشت َ َكى‬.ِ‫سد‬
َ ‫ ت َ َدا‬،‫عض ًْوا‬ َ ‫))ال َج‬.
(1[)‫]أخرجه البخارى‬
Artinya : Hadits An-Nu’man bin Basyir ra. Di mana ia berkata : “Rasulullah saw. Bersabda :
“Kamu melihat kaum mu’minin di dalam sayang- menyayangi, cinta-mencintai dan lemah
lembut di dalam pergaulan mereka adalah seperti satu badan, di mana jika ada satu
anggota yang mengeluh sakit maka anggota-anggota yang lain ikut merasakannya dengan
tidak bisa tidur dan demam”.(Dikeluarkan oleh Bukhari).

Arti Kosa Kata

Menyayangi ‫ح‬
ِ ‫ َرحِ َم – َي ْر‬: ‫من كلمة‬

‫ ت ََراحُمِ ِه ْم‬: ‫ من كلمة‬: Mencintai ‫ ت ََوا ِ ّد ِه ْم‬: ‫ف‬


ُ ِ‫يُعْط‬-‫ف‬ َ ‫ع‬
َ ‫ط‬ ُ ‫ تَعَا‬: ‫ شكا‬: ‫ أصله‬:
َ : ‫ من كلمة‬: Menolong ‫ط ِف ِه ْم‬
Mengadu/mengeluh‫ ا ْشتَكَى‬:

Pada hadits yang telah dijelaskan pada kitab al-Lu’lu’ wal Marjan dan Shahih Bukari, terdapat
inti pembahasan antara orang-orang mukmin, di antaranya : · Kata ‫( ت ََراحُمِ ِه ْم‬saling menyayangi).
Maksudnya adalah sesama mukmin harus saling sayang menyayangi antara mukmin satu
dengan mukmin yang lain tanpa ada sebab tertentu yang membuatnya terpaksa untuk
mengasihi. · Kata ‫( ت ََوا ِ ّد ِه ْم‬saling mencintai), menjelaskan bahwa seorang mukmin dengan mukmin

8
yang lain dianjurkan untuk saling mencintai dengan apa yang dia sukai. Dengan mempererat
persaudaraan dapat menimbulkan kecintaan, seperti menjenguk orang sakit, bersilahturahmi
ُ ‫( تَعَا‬saling tolong-menolong), menjelaskan bahwa manusia
dan lain sebagainya. · Kata ‫ط ِف ِه ْم‬
(mukmin) dianjurkan untuk saling tolong-menolong antara satu sama lain, karena manusia
(mukmin) tidak akan bisa hidup tanpa bantuan manusia yang ada disekitarnya. Manusia adalah
makhluk sosial. Selanjutnya kalimat : ‫س َه ِر َو ال ُح َّمى‬َّ ‫س ِد ِه ِبال‬ َ ُ ‫عى لَه‬
َ ‫سائ ُِر َج‬ َ ‫ ت َ َدا‬،‫عض ٌْو‬
ُ ‫َكى‬ َ ‫َك َمث َ ِل ال َج‬
َ ‫ ِإذَا ا ْشت‬،ِ‫سد‬
(adalah seperti satu badan, di mana jika ada satu anggota yang mengeluh sakit maka anggota-
anggota yang lain ikut merasakannya dengan tidak bisa tidur dan demam). Maksudnya, apabila
seseorang mukmin bersedih atau mendapatkan musibah, maka komunitas mukmin yang lain
akan ikut merasakannya

Anda mungkin juga menyukai