UHKUWAH ISLAMIYAH
ketaatan seseorang terhadap ajaran Allah dan Rasul-Nya, tetapi juga sekaligus
solidaritas sehingga tidak ada lagi jurang yang dapat memisahkan silaturahmi di
merusak keutuhan komunikasi dan bahkan mengundang sikap dan prilaku yang
saling berseberangan. Karena itu, semangat ukhuwah ini secara sederhana dapat
terlihat dari ada atau tidak adanya sikap saling memahami untuk menumbuhkan
dapat ditempuh untuk membangun komunikasi di satu sisi, dan di sisi lain, ia juga
petunjuk al-Qur'an serta teladan dari para Nabi dan Rasul-Nya. Sekurang-
yang Islami. Pertama, persaudaraan Islam itu mengisyaratkan wujud tertentu yang
dipersonifikasikan ke dalam sosok jasad yang utuh, yang apabila salah satu dari
anggota badan itu sakit, maka anggota lainnya pun turut merasakan sakit. Kedua,
persaudaraan Islam itu juga mengilustrasikan wujud bangunan yang kuat, yang
dalam upaya merakit bangunan ukhuwah menurut pandangan Islam. Sebab Islam
1
menempatkan setiap individu dalam posisi yang sama. Masing-masing memiliki
orang-orang mu'min itu bersaudara) memberikan kesan bahwa orang mu'min itu
yang tidak bersaudara, atau adanya usaha-usaha untuk merusak persaudaraan, atau
bahkan mungkin adanya suasana yang membuat orang enggan bersaudara, maka ia
berarti bukan lagi seorang mu'min. sebab penggunaan kata "innama" dalam bahasa
antara lain, sebagai akibat dari semakin memudarnya penghayatan terhadap pesan-
lebih celaka lagi apabila umat mulai berani memelihara penyakit ambivalensi sikap:
sosial, politik ataupun ekonomi. Karena itu, bukan hal yang mustahil, jika seorang
berbagai kepentingan itulah, sejarah umat Islam selain diwarnai sejumlah prestasi
yang cukup membanggakan, juga diwarnai oleh sejumlah konflik yang tidak kurang
2
memprihatinkan. Nilai-nilai ukhuwah tidak lagi menjadi dasar dalam melakukan
yang bersumber pada masalah-masalah yang tidak prinsip menurut ajaran, dapat
shahabat, misalnya, telah berakibat pada runtuhnya kebesaran peradaban Islam yang
telah lama dirintis bersama. Lalu sejarah itu pun berlanjut, seolah ada keharusan
suatu generasi untuk mewarisi tradisi konflik yang mewarnai generasi sebelumnya.
oleh politik "balas dendam" yang tidak pernah berujung. Al-Qur'an memang
memberikan peluang kepada ummat manusia untuk bersilang pendapat dan berbeda
keterikatan sesuatu ayat dengan asbab nuzul, atau sesuatu hadits dengan asbab
perbedaan itu telah memasuki wilayah ijtihadiyah. Dalil-dalil dzanny yang biasa
Tetapi perbedaan itu sendiri seharusnya dapat melahirkan hikmah, baik dalam
ukhuwah, hanya karena ketidaksiapan untuk memahami cara berpikir yang lain,
atau karena keengganan menerima perbedaan sebagai buah egoisme yang tidak
sehat. Dan, yang lebih celaka lagi, apabila potensi konflik itu telah dipengaruhi
variabel-variabel politik dan ekonomi seperti apa yang saat ini tengah dialami oleh
3
bangsa kita yang semakin lelah ini. Ikatan agama telah pudar oleh kepentingan
kepada suasana batin yang tidak menunjang tegaknya ukhuwah. Demikian juga
ukhuwah. Subhanallah, ukhuwah kini telah menjadi barang antik yang sulit
dinikmati secara bebas dan terbuka. Karena ukhuwah memang hanya akan dapat
mengingatkan).
makhluk individu ia memiliki karakter yang unik, yang berbeda satu dengan yang
lain (bahkan kalaupun merupakan hasil cloning), dengan fikiran dan kehendaknya
keberadaannya, dan dalam bentuknya yang maksimal - kelompok di mana dia dapat
bergantung kepadanya.
mengenal adanya ikatan keluarga, ikatan kesukuan, dan pada manusia modern
adanya ikatan profesi, ikatan negara, ikatan bangsa, hingga ikatan peradaban dan
ikatan agama. Juga sering kita dengar adanya ikatan berdasarkan kesamaan species,
4
yaitu sebagai homo erectus (manusia), atau bahkan ikatan sebagai sesama makhluk
Allah.
Islam sebagai sebuah peradaban - terlebih sebagai sebuah din - juga menawarkan
kenal sebagai ukhuwah Islamiah. Dalam Wawasan Al Qur'an, Dr. Quraish Shihab
terambil dari akar kata yang pada mulanya berarti "memperhatikan". Makna asal ini
antar sesama muslim", di mana kata "Islamiah" menunjuk kepada pelaku; dan
terkadang juga diartikan sebagai "persaudaraan yang bersifat Islami atau yang
diajarkan oleh Islam", di mana di sini kata "Islamiah" difahami sebagai kata sifat
Dalam kajian ini, kedua makna tersebut saya gunakan sehingga ukhuwah
islamiah diartikan sebagai "persaudaraan antar sesama muslim yang diajarkan oleh
Islam dan bersifat Islami". Dengan definisi yang 'lengkap' ini, pertanyaan what, who
dan how tentang ukhuwah Islamiah ini secara general telah terjawab.
(١٠) ن
َ حُمو
َ ل َلَعّلُكْم ُتْر
َّ خَوْيُكْم َواّتُقوا ا
َ ن َأ
َ حوا َبْي
ُ صِل
ْ خَوٌة َفَأ
ْ ن ِإ
َ ِإّنَما اْلُمْؤِمُنو
damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu
5
Juga di dalam sebuah hadits dari Ibnu Umar ra yang diriwayatkan Bukhari dan
"Orang muslim itu saudara bagi orang muslim lainnya. Dia tidak menzaliminya dan
Dari dalil naqli di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa sesama muslim dan juga
sesama mu'min adalah bersaudara, di mana tentunya kesadaran terhadap hal ini
prakteknya, Rasulullah saw juga menganggap penting akan hal ini. Terbukti pada
dengan shahabat Muhajirin, seperti Ja'far bin Abi Thalib yang dipersaudarakan
dengan Mu'adz bin Jabal, Abu Bakar ash Shiddiq dengan Kharijah bin Zuhari,
Dari sini kita dapat mengambil pelajaran bahwa sebuah komunitas (bisa
berbentuk negara) hanya akan eksis dengan adanya kesatuan dan dukungan elemen-
elemennya. Sedang kesatuan dan dukungan ini tidak akan lahir tanpa adanya rasa
saling bersaudara dan mencintai. Namun persaudaraan inipun perlu didahului oleh
suatu faktor pemersatu, berupa ideologi atau aqidah. Dari sini mungkin kita mulai
lemahnya kekuatan kaum muslimin dewasa ini. Dua komunitas dengan rasa
6
Ukhuwah juga merupakan salah satu pilar kekuatan (quwwatul ukhuwwah)
di samping pilar kekuatan lainnya, seperti kekuatan iman, senjata, dll. Banyak
ketiadaan ukhuwah.
c. Tahapan Implementasi
menjalin hubungan dalam maknanya yang umum - ada beberapa tahapan konseptual
yang perlu diperhatikan. Secara garis besar tahapan tersebut dapat dibagi menjadi:
1. Ta'aruf
ukhuwah Islamiyah, kita perlu mengenal orang lain, baik fisiknya, pemikiran, emosi
ل ِلَتَعششاَرُفوا
َ ش شُعوًبا َوَقَبششاِئ
ُ جَعْلَناُكْم
َ ن َذَكٍر َوُأْنَثى َو
ْ خَلْقَناُكْم ِم
َ س ِإّنا
ُ َيا َأّيَها الّنا
(١٣) خِبيٌر
َ عِليٌم
َ ل
َّ ن ا
ّ ل َأْتَقاُكْم ِإ
ِّ عْنَد ا
ِ ن َأْكَرَمُكْم
ّ ِإ
Artinya: "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-
supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di
antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu.
7
Ta'aruf ini perlu kita lakukan dari lingkungan yang terdekat dengan kita. Dengan
keluarga, dengan lingkungan sekolah atau tempat bekerja, hingga berta'aruf dalam
2. Tafahum
Pada tahap tafahum (saling memahami), kita tidak sekedar mengenal saudara kita,
tapi terlebih kita berusaha untuk memahaminya. Sebagai contoh jika kita telah
mengetahui tabiat seorang rekan yang biasa berbicara dengan nada keras, tentu kita
akan memahaminya dan tidak menjadikan kita lekas tersinggung. Juga apabila kita
mengetahui tabiat rekan lain yang sensitif, tentu kita akan memahaminya dengan
Perlu diperhatikan bahwa tafahum ini merupakan aktivitas dua arah. Jadi jangan
sampai kita terus memposisikan diri ingin difahami orang tanpa berusaha untuk
3. Ta'awun
naluriah sering (ingin) kita lakukan. Manusia normal umumnya telah dianugerahi
oleh perasaan 'iba' dan keinginan untuk menolong sesamanya yang menderita
kesulitan - sesuai dengan kemampuannya. Hanya saja derajat keinginan ini berbeda-
ي َول
َ حشَراَم َول اْلَهشْد
َ ششْهَر اْل
ّ لش َول ال
ِّ ششَعاِئَر ا
َ حّلششوا
ِ ن آَمُنوا ل ُت
َ َيا َأّيَها اّلِذي
حَلْلُتشْم
َ ضَواًنا َوِإَذا
ْ ن َرّبِهْم َوِر
ْ ضل ِم
ْ ن َف
َ حَراَم َيْبَتُغو
َ ت اْل
َ ن اْلَبْي
َ اْلَقلِئَد َول آّمي
8
ْ حشَراِم َأ
ن َ جِد اْل
ِ سش
ْ ن اْلَم
ِ عش
َ صشّدوُكْم
َ ن
ْ ن َقشْوٍم َأ
ُ ششَنآ
َ جِرَمّنُكشْم
ْ طاُدوا َول َي
َ صش
ْ َفا
ن َواّتُقششوا
ِ عَلى الْثِم َواْلُعْدَوا
َ عَلى اْلِبّر َوالّتْقَوى َول َتَعاَوُنوا
َ َتْعَتُدوا َوَتَعاَوُنوا
(٢) ب
ِ شِديُد اْلِعَقا
َ ل
َّ ن ا
ّ الَّ ِإ
takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan
bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya." (Al
Maaidah:2)
Juga dalam hadits Ibnu Umar di atas ("al muslimu akhul muslimi ..."), seterusnya
terhadap sesama muslim maka Allah akan melapangkan satu dari beberapa
kesulitannya nanti pada hari qiyamat, dan barangsiapa yang meneymbukan rahasia
beriman untuk tolong-menolong, yang dibatasi hanya dalam masalah kebajikan dan
saling menasihati, juga saling membantu dalam bentuk amal perbuatan. Kalaupun
tidak turut berperang, kita dapat ikut menyediakan bekal menghadapi peperangan,
misalnya.
memberikan pertolongan. Contoh ringan yang mungkin pernah kita alami saat
9
masih sekolah, misalnya memberi contekan saat ulangan. Mungkin saat itu kita
merasa sungkan untuk menolak memberi 'pertolongan'. Dan contoh yang lebih berat
mungkin akan sering kita jumpai seiring dengan semakin dewasanya kita dan
Jadi kita seharusnya berterima kasih jika ada yang menegur kita, bahkan
4. Takaful
Takaful ini akan melahirkan perasaan senasib dan sepenanggungan. Di mana rasa
susah dan sedih saudara kita dapat kita rasakan, sehingga dengan serta merta kita
perumpamaan yang menarik tentang hal ini, yaitu dengan mengibaratkan orang
• Tingkatan terendah adalah salamus shadr (bersihnya jiwa) dari perasaan hasud,
yang diriwayatkan oleh Bukhari Muslim, Rasulullah saw bersabda bahwa tidak
halal bagi seorang muslim mendiamkan saudaranya selama tiga hari, yang
apabila saling bertemu maka ia berpaling, dan yang terbaik di antara keduanya
adalah yang memulai dengan ucapan salam. Juga dalam hadits lain yang
diriwayatkan oleh Ibnu Majah, Rasulullah saw bersabda bahwa ada tiga orang
yang shalatnya tidak diangkat di atas kepala sejengkal pun, yaitu seorang yang
mengimami suatu kaum sedangkan kaum itu membencinya, wanita yang diam
10
semalam suntuk sedang suaminya marah kepadanya, dan dua saudara yang
saudaranya atas dirinya dalam segala sesuatu yang ia cintai, sesuatu yang untuk
zaman sekarang sering baru mencapai tahap wacana. Patut kita renungkan kisah
sahabat nabi dalam sebuah peperangan, di mana dalam keadaan sekarat dan
kehausan dia masih mendahulukan saudaranya yang lain untuk menerima air.
Juga contoh yang dilakukan oleh shahabat Anshar, Sa'ad bin rabbi' yang
Abdurrahman bin Auf. Dalam hal ini Abdurrahman bin Auf pun berlaku iffah
kalaupun belum mampu kita lakukan, minimal kita jadikan sebagai sebuah
motivasi awal untuk sedikit lebih memperhatikan saudara kita yang lain.
11
A. UKHUWAH INSANIYAH
Dalam diri manusia yang rendah terdapat keterikatan material, ketika tidak
menggapai syi’ar kebebasan yang ada dalam jiwanya dan terikat oleh materi yang
kebutuhan materi yang sama. Koloni yang membentuk jiwa-jiwa mati sering
bertemu satu sama lain. Mereka ini dengan sendirinya berkelompok menurut
Ketika manusia terikat sedemikian rupa oleh materi yang ada dalam
benaknya, maka itu tidak lebih dari angka-angka statistik fluktuasi harga yang
sedemikian rupa berpengaruh pada diri mereka disebut budak hartanya. Sebab harta
harta dan bendawi ini. Mereka tak lebih dari binatang-binatang yang hina, yang
apabila kehilangan harta benda penyatu ikatan mereka, maka mereka saling
penjaga status mereka tetap ada, yaitu kredit-profit dan suap, hubungan mereka
tampak sedemikian mesra. Masyarakat yang melihatnya menjadi segan dan kadang
memuji koruptor-koruptor berhias emas permata dan jabatan. Apakah yang terjadi
dengan robeknya hubungan mereka ? yaitu saat emosi mereka tak terpenuhi lagi
sehingga kutukan dan saling tuduh, yang justru muncul pada saat tidak ada musuh
12
sejahat rekan-rekan mereka yang sebelumnya demikian mesra. Saksi, sumpah palsu
dan berbagai cara diupayakan untuk menenangkan dan menyelamatkan diri serta
meluluskan egoismenya.
Perhatikan dengan binatang yang bertarung satu sama lain, apa beda
menutup sejarah dihadapan orang-orang bodoh (jahil) dan awam. Namun para
ulama’ tentunya merasa jijik dengan jiwa kebinatangan ini dan bersegera
menjauhkan diri.
simiskin ? Jika demikian, maka kita sepenuhnya terpaku pada nilai-nilai material
yang mengikat diri kita satu sama lain. Semoga Allah menjauhkan kita dari jiwa
menggaji yang menduduki posisi tinggi merasa paling berotoritas dan – tanpa
kejinya mereka itu. Terlebih lagi setelah menjustifikasi diri atas nama agama.
tidak, namun Islam menolak jika faktor utama persatuan Islam dengan fokus atau
dasar ekonomi. Jelas masyarakat yang menjadikan materi sebagai pengikat diantara
mereka, akan bergerak kearah materi. Dalam falsafah tujuan penciptaan telah
13
Persatuan Sentimentilagak sulit mencari kata yang tepat untuk persatuan
semacam ini. Tetapi melalui studi ini diharapkan ada semacam studi tematik yang
Berangkat dari sebuah fenomena yang terjadi pada kaum Gay di Amerika
ikatan emosional sepenuhnya atauu sebagian saja tanpa landasan pemikiran yang
Tidak selamanya ikatan semacam ini terjadi pada Gay’s. Hubungan yang
sama terbentuk oleh penonton bioskop, dimana ikatan emosi mereka disatukan
dalam sebuah gedung bioskop, sehingga bisa mengucurkan air mata atau tertawa
menggambarkan asosiasi yang sering disebut ukhuwah. Hal ini merupakan contoh-
yang sudah mencapai fase menghalangi perkembangan Islam. Hal ini berdampak
diseantero dunia.
menunjukan hal ini. Persatuan rasial ini hanya bertahan sesaat. Selain tidak
memiliki landasan kokoh, Gamal telah membuahkan luka sejarah yang menyakitkan
dunia Islam.
14
yang menyebabkan keterbelengguan berselubung kebebasan) sebagaimana dalam
(QS)
a. Persatuan Pengkhayal
yang hampir sehari-hari berkumpul tertawa bersama dan berbicara tanpa arahan
yang jelas, dan sedikitpun tidak pernah berkesimpulan. Anehnya, meskipun mereka
berbicara tidak sinkron namun dapat berkumpul bersama. Ikatan mereka disebut
kumpulan para pengkhayal, yang terdiri dari beberapa orang yang keberadaannya
seperti penduduk desa yang duduk diam disekitar kereta api, dan bangkit melempari
kereta dengan batu ketika mesin hidup dan bergerak. Banyak terlihat pemuda yang
kini berwatak pengkhayal. Jumlaah mereka berserakan merata hampir seluruh kota.
Mereka bangkit dengan perkelahian massal, pecandu obat bius, dan minuman keras
Islam pada dasarnya tidak melarang hiburan bagi umatnya. Sekali lagi hal
meskipun organisasi semacam ini tak lebih dari tempat menumpahkan pendapat-
15
Hal ini disebabkan prinsip Tesa dan antitesa yang diharuskan ada. Mereka
ditandai dengan mulainya pergeseran kearah ini. Bila hal ini benar, sungguh
disayangkan. Karena itu majelis tadris tidak terwujud ditengah kita, sebaliknya
Arba’in, Studi buku yang seluruhnya bersifat sementara dan lebih diminati daripada
terasa kering dan kitalah yang melihat pemuda-pemuda Ahli Bait tidak pandai
Di sudut pasar Madinah ada seorang pengemis Yahudi buta yang setiap
saudaraku, jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong,
dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya maka kalian akan
16
itu sedangkan pengemis itu tidak mengetahui bahwa yang menyuapinya itu
adalah Rasulullah SAW. Rasulullah SAW melakukan hal ini setiap hari sampai
beliau wafat. Setelah wafatnya Rasulullah SAW, tidak ada lagi orang yang
membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu. Suatu
rumah anaknya Aisyah RA yang tidak lain dan tidak bukan merupakan isteri
Rasulullah SAW dan beliau bertanya kepada anaknya itu, "Anakku, adakah
RA menjawab, "Wahai ayah, engkau adalah seorang ahli sunnah dan hampir
tidak ada satu kebiasaannya pun yang belum ayah lakukan kecuali satu saja".
"Apakah Itu?", tanya Abubakar RA. "Setiap pagi Rasulullah SAW selalu pergi
buta yang ada di sana ", kata Aisyah RA. Keesokan harinya Abubakar RA pergi
yang biasa (mendatangi engkau)." "Bukan! Engkau bukan orang yang biasa
susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah. Orang yang
sambil berkata kepada pengemis itu, "Aku memang bukan orang yang biasa
datang padamu. Aku adalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang mulia
17
itu telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah SAW". Seketika itu juga
tersebut akhirnya bersyahadat di hadapan Abubakar RA saat itu juga dan sejak
hari itu menjadi muslim. Nah, wahai saudaraku, bisakah kita meneladani
kemuliaan akhlak Rasulullah SAW? Atau adakah setidaknya niat kita untuk
Kalaupun tidak bisa kita meneladani beliau seratus persen, alangkah baiknya
kita berusaha meneladani sedikit demi sedikit, kita mulai dari apa yang kita
sanggup melakukannya.
2) Di peperangan Uhud Nabi SAW terluka pada muka dan tanggal beberapa
mereka selaka”. Nabi SAW menjawab: “Aku sekali-kali tidak diutus nuntuk
melaknat seseorang, tetapi aku diutus untuk mengajak kepada kebaikan dan
rahmat”. Lalu beliau mengangkat tangannya kepada Aallah Yang Maha Mulia
dan berdoa:
mengetahui”. (Hadis).
3). Dalam perang Uhud juga Nabi SAW memaafkan seorang budak hitam bernama
Wahsyi, karena apabila berhasil membunuh paman Nabi bernama Hamzah bin
18
Abdul Muthalib maka dia akan dibebaskan oleh tuannya. Peristiwa
Wahsyi telah ditangkap oleh Rasulullah SAW tetapi dia dimaafkan oleh
Rasulullah SAW dan kemudian Wahsyi memeluk agama Islam berkat akhlak
Rasulullah.
4) Peristiwa lainnya adalah “Du’tsur seorang Arab kafir Quraisy telah menguasai
“Siapa yang dapat membelamu sekarang ini?” Dengan tegas Nabi menjawab:
“Allah”. Du’tsur gemetar sehingga pedangnya jatuh dan kontan pedang direbut
isteri Salam bin Misykam (salah seorang pemimpin Yahudi). Zainab berhasil
membunuh Bisyr bin Baraa’ bin Ma’rur dengan membubuhkan racun ke paha
kambing yang disuguhkan olehnya. Sebenarnya yang akan diracun adalah Bisyr
Yahudi ini ketika telah ditangkap oleh Rasulullah SAW terus dimaafkan.
19
20
KESIMPULAN
A. UKHUWWAH ISLAMIYAH:
sebagai pemimpin
9. Hormat kepada orang tua dan sayang pada orang yang lebih muda
10. Berbuat kebaikan kepada kaum kerabat yang dekat dan jauh
11. Berbuat kebaikan kepada tetangga dekat dan tetangga yang jauh
12. Menolong orang fakir miskin, ibnu sabil, dan anak yatim
mukminin
21
B. UKHUWAH INSANIYAH
22