Anda di halaman 1dari 10

MULTIKULTURALISME, PLURALITAS DAN

KEBERAGAMAN BUDAYA
A. MALFIRA ANDRIANI / PO714261202001
KHOIRUNNISA ILHAM / PO714261202011
NUR CHAERANI PUTRI / PO714261202016
HAJRAH / PO714261202031
NURSYAMSIA AHMAD / PO714261202021
DIDI WAHYUDI WAHAB / PO714261202006
AHMAD SYAHRUL YUNUS /
PO714261202026
Multikulturalisme berasal dari dua kata, multi
(banyak/beragam) dan kultural (budaya atau kebudayaan),
yang secara etimologi berarti keberagaman budaya.

Multikulturalisme adalah sebuah filosofi ideologi yang


menghendaki adanya persatuan dari berbagai kelompok
kebudayaan dengan hak dan status sosial politik yang sama
dalam masyarakat modern, menggambarkan kesatuan
berbagai etnis masyarakat yang berbeda dalam suatu negara

Multikulturalisme adalah sebuah ideologi dan sebuah alat


untuk meningkatkan derajat manusia dan kemanusiaannya
Multikulturalisme dan Pluralisme dalam Undang-
Undang Indonesia

Pasal 32 UUD 1945, yang berbunyi “Kebudayaan bangsa


(Indonesia) adalah puncak-puncak kebudayaan di
daerah”.
Pasal 18 B ayat 2 yang berbunyi “Negara mengakui dan
menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum
adat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih
hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan
prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang
diatur dalam undang-undang”

Pasal 32 ayat 1 yang berbunyi “Negara memajukan


kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban
dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam
memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya”
• Infographic Style
Multikulturalisme dan Pluralisme
di Indonesia

Multikulturalisme mempunyai peran yang besar dalam


pembangunan bangsa Indonesia yang berdiri di atas
keanekaragaman kebudayaan. Dengan multikulturalisme
ini maka prinsip “bhineka tunggal ika” seperti yang
tercantum dalam dasar negara akan menjadi terwujud.
Keanekaragaman budaya yang dimiliki oleh bangsa
Indonesia akan menjadi inspirasi dan potensi bagi
pembangunan bangsa sehingga cita-cita untuk
mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil, makmur,
dan sejahtera sebagaimana yang tercantum dalam
pembukaan Undang-undang Dasar 1945 dapat tercapai.
Mantan Menteri Pendidikan Nasional kita, Malik Fajar,
Menurutnya, pendidikan multikulturalisme perlu
ditumbuhkembangkan, karena potensi yang dimiliki Indonesia
secara kultural, tradisi, dan lingkungan geografi serta
demografis sangat luar biasa. Karena itu di Indonesia perlu
dikembangkan multikulturalisme dan pluralisme yang lurus dan
seimbang agar tidak terjadi perbedaan persepsi dalam
masyarakatnya.
Your Picture Here and Send to Back

Multikulturalisme dan Pluralisme untuk Generasi


Muda

Ada lima alasan mengapa pendidikan multikultur diperlukan yaitu:


Perubahan kehidupan manusia Indonesia yang disebabkan oleh
kemajuan ekonomi memperbesar jurang sosial antara kelompok atas
dan kelompok bawah.
Adanya perpindahan dan mobilitas penduduk yang cukup tinggi yang
menyebabkan adanya pertemuan yang sering dan intens antara
kelompok dengan budaya yang berbeda.
Semakin terbukanya daerah-daerah pedesaan.
Berbagai konflik sosial-budaya yang muncul akhir-akhir ini
memperlihatkan adanya kesalahpahaman budaya yang sangat besar
antar-kelompok yang bertikai.
Menghapus mitos dan tafsiran sejarah yang tidak menguntungkan
bagi persatuan bangsa.
Upaya-upaya untuk mewujudkan kehidupan Indonesia yang lebih baik
dari sebelumnya dapat dilakukan dengan menerapkan sikap-sikap
sebagai berikut:

• Manusia tumbuh dan besar pada hubungan sosial di dalam sebuah


tatanan tertentu, dimana sistem nilai dan makan diterapkan dalam
berbagai simbol-simbol budaya dan ungkapan-ungkapan bangsa.

• Keanekaragaman Budaya menunjukkan adanya visi dan sistem makan


yang berbeda, sehingga budaya satu memerlukan budaya lain.
Dengan mempelajari kebudayaan lain, maka akan memperluas
cakrawala pemahaman akan makna multikulturalisme.
• Paradigma hubungan dialogal atau pemahaman timbal balik
• Setiap kebudayaan secara Internal adalah majemuk, sehingga dialog sangat dibutuhkan, untuk mengatasi ekses-ekses negatif
berkelanjutan sangat diperlukan demi terciptanya persatuan. dari suatu problem disintegrasi bangsa. Paradigma
hubungan timbal balik dalam masyarakat multikultural
mensyaratkan tiga kompetensi normatif, yaitu kompetensi
kebudayaan, kemasyarakatan dan kepribadian.

• Integrasi sosial yang menjamin bahwa koordinasi tindakan


politis tetap terpelihara melalui sarana-sarana hubungan
antar pribadi dan antar komponen politik yang diatur
secara resmi tanpa menghilangkan identitas masing-masing
unsur kebudayaan.

• Sosialisasi yang menjamin bahwa konsepsi polotik yang


disepakati harus mampu memberi ruang tindak bagi
generasi mendatang dan penyelarasan konteks kehidupan
individu dan kehidupan kolektif tetap terjaga.
Dampak Pluralisme dan Multikulturalisme
pada Aspek Sosial-Politik
• Pada akhirnya, ancaman melahirkan konflik, pertikaian yang sangat
dikhawatirkan bisa saja lahir sehingga mendominasi budaya dan politik dan
dapat menghilangkan identitas bangsa Indonesia yang sangat beragama akan
kebudayaannya.
• kebutuhan terhadap pengakuan (the need of recognition)
• legitimasi keragaman budaya atau pluralisme budaya.
• masalah-masalah esensial di dalam kebudayaan kontemporer seperti identitas
kelompok, distribusi kekuasaan di dalam masyarakat yang diskriminatif,
peranan kelompok-kelompok masyarakat yang termarjinalisasi, feminisme,
dan maslah kontemporer seperti toleransi antarkelompok dan agama.
• post-kolonialisme. Mengungkit kembali nilai-nilai indigenous di dalam
budaya sendiri dan berupaya untuk melahirkan kembali kebanggaan terhadap
budaya asing.

D
• Globalisasi ternyata telah melahirkan budaya tellurian yang memiskinkan

D D
potensi-potensi budaya asli.
• feminisme dan post peminisme.

D
• Post-strukturalisme.

D
Pluralisme adalah upaya membangun kesadaran masyarakat (manusia)
yang bersifat teologis dan kesadaran sosial. Oleh karena itu, pluralisme
pada nantinya diharapkan dapat memberikan implikasi pada kesadaran Multikulturalisme menjadi semacam respons kebijakan baru
bahwa manusia hidup di tengah masyarakat yang plural dari segi agama, terhadap keragaman. Dengan kata lain, adanya komunitas-
budaya, etnis, dan berbagai keragaman sosial lainnya. Indonesia yang komunitas yang berbeda saja tidak cukup; sebab yang
multikultur secara suku bangsa atau kebudayaan suku bangsa terpenting adalah bahwa komunitas-komunitas itu
sebagaimana ciri masyarakat majemuk, belum sepenuhnya memahami
diperlakukan sama oleh Negara. Oleh karena itu,
multikulturalisme, karena multikulturalisme menekankan
keanekaragaman kebudayaan tersebut dalam kesedarajatan. Pluralisme multikulturalisme sebagai sebuah gerakan menuntut
mengisaratkan kesadaran dibangun atas individu dengan cita-cita ideal pengakuan (politics of recognition) terhadap semua
adanya personal right yang mengarah pada liberalisme dan masyarakat perbedaan sebagai entitas dalam masyarakat yang harus
komunikatif, adapun multikulturalisme dibangun atas kesadaran diterima, dihargai, dilindungi serta dijamin eksistensinya.
kolektif sebuah komunitas yang mengarah pada pembentukan Diversitas dalam masyarakat complicated disposition
masyarakat madani yang multi etnik, keragaman agama dan identitas berupa banyak hal, termasuk perbedaan yang secara alamiah
sosial yang lain demi tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia
diterima oleh individu maupun kelompok dan yang
dikonstruksikan secara bersama dan menjadi semacam
common sense.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai