MASALAH KEMANUSIAAN
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Budaya Dasar
yang diampu oleh :
Dr. Sance Lamusu, M.Hum
Oleh :
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
GORONTALO
2019
KATA PENGANTAR
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Bab I Pendahuluan
Bab II Pembahasan
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Manusia dalam hidup kesehariannya tidak akan lepas dari kebudayaan,
karena manusia adalah pencipta dan pengguna kebudayaan itu sendiri.
Manusia hidup karena adanya kebudayaan, sementara itu kebudayaan akan
terus hidup dan berkembang manakala manusia mau melestarikan
kebudayaan dan bukan merusaknya. Dengan demikian manusia dan
kebudayaan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, karena dalam
kehidupannya tak mungkin tidak berurusan dengan hasil-hasil kebudayaan,
setiap hari manusia melihat dan menggunakan kebudayaan, bahkan
kadangkala disadari atau tidak manusia merusak kebudayaan.
Manusia dalam perkembangan kebudayaannya terkadang tercipta
sebuah permasalahan yang dapat diselesaikan dengan kebudayaan itu
sendiri, namun semakin berkembangnya kehidupan manusia semakin
banyak permasalahan yang tercipta. Betapa pentingnya kebudayaan bagi
kehidupan manusia dikemukakan oleh dua orang antropolog, yaitu Melville
J. Horkovite dan B. Malinowski (Soekanto, 1981:56) yang mengemukakan
pengertian cultural determination yang berarti bahwa segala sesuatu yang
terdapat dimasyarakat ditentukan oleh adanya kebudayaan yang dimiliki
oleh masyarakat tersebut.
Dari uraian tersebut, terlihat bahwa terdapat hubungan timbal balik
antara individu, masyarakat, dan kebudayaan yang mempengaruhi
kehidupan manusia. Keterkaitan itu disebabkan apabila kita berbicara
masalah manusia dengan kebudayaannya, demikian pula jika berbicara
masalah kebudayaan persoalannya akan dihadapkan kepada masyarakat dan
anggotanya, yaitu manusia yang terhimpun didalamnya maupun interaksi
antara kelompok masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Masalah kelima menyangkut hubungan antar manusia. Dalam banyak
kebudayaan hubungan ini tampak dalam bentuk orientasi berfikir, cara
bermusyawarah, mengambil keputusan dan bertindak. Kebudayaan yang
menekankan hubungan horizontal (koleteral) antar individu, cenderung
untuk mementingkan hak azasi, kemerdekaan dan kemandirian seperti
terlihat dalam masyarakat – masyarakat eligaterian. Sebaliknya kebudayaan
yang menekankan hubungan vertical cenderung untuk mengembangkan
orientasi keatas (kepada senioritas, penguasa atau pemimpin). Orientasi ini
banyak terdapat dalam masyarakat paternalistic (kebapaan). Tentu saja
pandangan ini sangat mempengaruhi proses dinamika dan mobilitas social
masyarakatnya.
Inti permasalahan disini seperti yang dikemukakan oleh Manan dalam
Pelly (1994) adalah siapa yang harus mengambil keputusan. Sebaiknya
dalam system hubungan vertical keputusan dibuat oleh atasan (senior) untuk
semua orang. Tetapi dalam masyarakat yang mementingkan kemandirian
individual, maka keputusan dibuat dan diarahkan kepada masing-masing
individu.
Pola orientasi nilai budaya yang hitam putih tersebut di atas merupakan
pola yang ideal untuk masing – masing pihak. Dalam kenyataannya terdapat
nuansa atau variasi antara kedua pola ekstrim itu yang dapat disebut pola
transisional. Kerangka Kluckhohn mengenai lima masalah dasar dalam
hidup yang menentukan orientasi nilai budaya manusia dapat dilihat pada
Tabel 1.
Maasalah Dasar Orientasi Nilai Budaya
Dalam Hidup Konservatif Transisi Progresif
Hidup itu sukar
Hakekat Hidup Hidup itu buruk Hidup itu baik tetapi harus
diperjuangkan
Kedudukan dan
Hakekat Kelangsungan Mempertinggi
kehormatan /
kerja/karya hidup Prestise
prestise
Hubungan
Orientasi ke Orientasi ke Orientasi ke
Manusia
masa lalu masa kini masa depan
dengan Waktu
Hubungan
Tunduk kepada Selaras dengan Menguasai
Manusia
alam alam alam
dengan Alam
Hubungan
Manusia Horizontal / Individual /
Vertikal
dengan kolekial mandiri
Sesamanya
*) Dimodifikasi dari Pelly (1994)
3
Meskipun cara mengkonsepsikan lima masalah pokok dalam kehidupan
manusia yang universal itu sebagaimana yang tersebut diatas berbeda – beda
untuk tiap masyarakat dan kebudayaan, namun dalam tiap lingkungan
masyarakat dan kebudayaan tersebut lima hal tersebut di atas selalu ada.
4
3) Penyediaan sumber lapangan kerja, dengan melatih skill agar
dapat lebih berguna bagi masyarakat.
b. Kelaparan
Kelaparan adalah salah satu masalah kemanusiaan yang paling
umum dan paling sulit di tangani dikarenakan masalah ini merupakan
masalah yang kompleks untuk dunia. Banyak sebab serta akibat dari
masalah ini. Sesungguhnya, produksi pangan global itu dapat di bilang
sangat cukup untuk memberi makan pada setiap penduduk di dunia,
namun pada tahun 2011 ini kira-kira terdapat 1 milyar anak-anak,
perempuan, dan laki-laki yang tidur dengan perut kosong. Meski
pandangan mata dunia saat ini memang tertuju pada kawasan Tanduk
Afrika.
Sebab dari masalah kelaparan ini adalah kekeringan panjang yang
dipadu oleh kegagalan politik dan buruknya situasi keamanan yang
mengancam setidaknya 12 juta penduduk di kawasan Tanduk Afrika
atau Sub-Sahara tersebut. Menurut World Disaster Report 2011, dari
925 juta penduduk dunia yang menderita kelaparan, 62% atau sekitar
578 juta diantaranya tinggal di kawasan Asia Pasifik, yaitu kawasan
yang pada saat ini merupakan pusat pertumbuhan ekonomi dunia.
Tetapi, research mengatakan bahwa penderita kelaparan di Asia
Pasifik dua kali lebih besar dari jumlah penderita di kawasan Sub-
Sahara.
Mayoritas penderita kelaparan adalah penduduk yang tinggal di
pedesaan yang merupakan pusat produksi pangan. Berdasarkan
laporan Foresight Project (2011), setengah dari populasi rawan
pangan dunia, tiga perempat dari anak-anak yang menderita gizi buruk
di Afrika, dan mayoritas penduduk yang hidup dalam kemiskinan
ekstrem adalah petani pangan dengan skala kecil.
Angka kelaparan di perkotaan juga dilaporkan mengalami
peningkatan. Pada World Disaster Report 2010 dilaporkan sekitar 4,1
juta kaum miskin di perkotaan Kenya tergolong “Highly food
insecure”. Hal ini di sebabkan oleh meroketnya harga pangan dunia,
khususnya sejak 2008 hingga sekarang.
Kasus kelaparan tidak hanya didominasi negara-negara miskin dan
berkembang. Jumlah penderita malnutrisi diperkirakan jauh lebih
besar lagi. Pada saat ini diperkirakan satu milyar penduduk dunia
menderita kekurangan gizi, kekurangan vitamin dan mineral. Selain
itu 1,5 juta lainnya menderita kelebihan gizi dan obesitas yang dalam
jangka panjang akan mengalami masalah kesehatan, seperti jantung,
berbagai kenis kanker, sampai diabetes. Kini, risiko obesitas tidak
5
hanya terjadi di negara-negara berpendapatan tinggi atau menengah,
tetapi mulai juga di alami negara-negara miskin.
Solusi
1) Membangun saluran pipa air yang dapat mengairi lahan pertanian
di Afrika agar setidaknya dapat bertani dan dapat hidup dari hasil
pertanian itu. Walau hal ini rasanya tidak mungkin, tetapi orang
Israel sudah mencobanya. Mereka membuat pipa-pipa air dari
sungai dan danau bagian utara ke bagian selatan Israel sepanjang
berpuluh-puluh kilometer demi mengubah tanah-tanah marginal
agar dapat di manfaatkan sebagai daerah pertanian yang subur.
Akhirnya mereka berhasil, dan contohnya adalah, Negev.
2) Bantuan berupa kesehatan, papan, sandang, pangan agar mereka
juga bisa hidup selayaknya kita semua.
3) Di berikan pendidikan yang memandai agar setidaknya dapat
membenarkan serta meninggikan kualitas diri dan pengetahuan
agar dapat menyelesaikan masalah ini.
6
1) Anak yang secara social dan ekonomi berasal dari keluarga
yang miskin
2) Anak putus sekolah
3) Anak korban kekerasan dan perkosaan
4) Anak jalanan
5) Anak pecandu narkoba
6) Anak yatim
7) Pengemis
8) Anak korban penculikan
9) Anak korban bencana alam
10) Anak yang berasal dari daerah konflik
Solusi
Hal ini dapat di atasi dengan beberapa cara, yaitu:
1) Melakukan kampanye guna membangun kesadaran permanen
dikalangan masyarakat maupun sector industri, juga komitmen
pemerintah dan penegak hokum guna mendukung perlindungan
anak serta wanita dari human trafficking.
2) Mewujudkan mekanisme kerjasama dan aksi dalam segenap
institusi masyarakat dan lembaga-lembaga usaha yang bisa
bersinergi untuk memberikan perlindungan anak dan wanita dari
human trafficking.
3) Peningkatan kesadaran pendidikan di setiap negara dengan cara
pemberian pelayanan serta pengarahan yang baik sehingga,
khususnya untuk anak-anak, mereka dapat memperoleh
kewajibannya sebagai pelajar. Hal ini dapat difokuskan kepada
anak-anak yang sudah pada criteria rawan child trafficking.
7
Masih terdapat banyak contoh untuk ketidakadaan toleransi
antar pemeluk agama, seperti perusakan tempat beribadah, serta
banyak hal. Di Indonesia, hal ini juga masih banyak terjadi.
Solusi
Rasa toleransi ini dapat di muncul dengan kepercayaan kita
kepada Tuhan masing-masing harus lebih di tingkatkan dan
kuatkan lagi, dengan beribadah dan lain-lain. Lalu biarkan lah
orang-orang di sekitar kita beribadah dengan caranya masing-
masing.
Masalahnya kita sebagai seseorang yang beragama, kita di
ajarkan yang baik dan yang benar, dan kita juga seharusnya juga
tau konsekuensinya. Lalu jika memang ada masalah, bisa di
lakukan musyawarah terlebih dahulu. Tidak perlu membuang-
buang tenaga serta waktu untuk menghancurkan agama orang lain.
e. Diskriminasi
Diskriminasi adalah sifat membeda-bedakan orang lain.
Berdampak pada pelayanan yang tidak adil terhadap individu. Hal
ini sering kita jumpai di kehidupan sehari-hari kita. Diskriminasi
dapat ditimbulkan oleh beberapa hal, yaitu:
1) Warna Kulit, Ras, Keturunan
2) Keyakinan Agama
3) Penyakit
4) Umur
5) Jabatan
6) Jenis Kelamin/Gender
7) Ciri-ciri tubuh atau fisik
8) Dan Lain-Lain
Contoh kasus diskriminasi yang sampai hari ini masih terjadi
adalah di sekolah-sekolah masih banyak diskriminasi karena
budaya yang berbeda, sehingga mereka tidak membaur dan saling
membeda-bedakan. (Western, Asian, and Black).
Solusi
Kita harus menyadari bahwa semua manusia di bumi ini di mata
Tuhan itu sama. Lalu, kita sebagai manusia harus lebih rendah hati
serta bergaul dengan semuanya, yang paling penting adalah
memahami perbedaan masing-masing orang. Agar dari situ, kita
dapat belajar untuk lebih baik lagi. Serta diskriminasi dapat di atasi.
8
f. Penganiayaan
Penganiayaan sering terjadi disekitar masyarakat kita padahal ini
termasuk pelanggaran HAM. Dan juga memiliki sanksi yang berat
bagi pelaku penganiayaan tersebut. Tapi mengapa hal ini terus
terjadi.
Solusi/Upaya yang dilakukan
Adanya moral dan akhlak manusia yang harus ditingkatkan
dalam suatu lingkungan masyarakat itu sendiri serta campur tangan
aparat atau pemerintah pun perlu dilakukan.
g. Pemerkosaan
Sama halnya dengan penganiayaan hal ini merupakan
pelanggaran Hukum dan HAM. Dimana tindakan tersebut sering
terjadi didalam kehidupan masyarakat. Lemahnya pengawasan bagi
korban pemerkosaan serta adanya kesempatan bagi si pelaku
mengakibatkan tindakan ini kerap terjadi.
Solusi/Upaya yang dilakukan
Sama halnya dengan penganiayaan bahwa moral dan akhlak
perlu ditingkatkan serta nilai-nilai kesusilaan juga perlu
ditingkatkan. Karena hal ini merupakan permasalahan sosial.
h. Pencurian
Tindakan seperti ini memiliki beberapa alasan bagi si pelaku
yaitu ada yang berdasarkan faktor kebutuhan ekonomi yang
mendesak, iseng atau bahkan ada juga yang ikut-ikutan. Tetapi
faktor yang dominan adalah kebutuhan ekonomi yang mendesak
yang mengakibatkan orang mencuri barang milik orang lain.
Solusi/Upaya yang dilakukan
Beberapa solusi/upaya yang dapat dilakukan
1. Pemerintahan menyediakan lapangan pekerjaan
2. Penyediaan lembaga untuk mengembangkan potensi diri
3. Peningkatan moral dan akhlak
i. Korupsi
Korupsi sudah bukan merupakan suatu hal yang dianggap tabu
oleh masyarakat karena korupsi secara terang-terangan sering
terjadi di negara kita.
Solusi/Upaya yang dilakukan
Adanya penuntasan korupsi sampai ke akar-akarnya. Dan
pemberian sanksi hukum yang tegas tanpa melihat apakah dia
9
orang penting atau tidak, kaya atau miskin dan sebagainya.
Mungkin hal ini dapat meminimalisir angka korupsi di Indonesia.
10
masyarakat, maka harus ada control yang kuat dari sistem sosial, dalam
hal ini adalah sistem penegakan hukum.
Bila personal blame menganggap bahwa sumber korupsi berasal dari
mental atau perilaku buruk individu, maka environmental blame
memandang bahwa sistem sosial harus memiliki fungsi memfasilitasi
kehidupan warga agar fungsi-fungsi kehidupan masyarakat dapat berjalan.
Jika kita menggunakan pedekatan komprehensif dari contoh kasus ini
dapat dilihat bagaimana keterkaitan antara perilaku individu (yang
melakukan korupsi) dengan sistem (yang seharusnya mengendalikan
perilaku sekaligus melindungi setiap individu dari warga masyarakat).
Masalah lain yang bersumber dari sistem ini misalnya pada bencana
alam yang sering terjadi di negeri ini yang disebabkan hilangnya
keseimbangan ekosistem seperti banjir atau tanah longsor. Deforestasi,
bangunan yang didirikan di daerah resapan air, serta banyaknya bangunan
di hulu-hulu sungai utama di kota-kota besar adalah akibat adanya
kesalahan tata ruang dan tata kota serta tidak ditegakannya hukum bagi
mereka yang melanggar aturan tata ruang tersebut. Banyak masalah
turunan yang berhubungan dengan bencana alam ini seperti jatuhnya
korban jiwa, masalah kesehatan fisik dan mental, munculnya kemiskinan
baru, dan sebagainya. Contoh lain yang menganggap sumber masalah
berasal dari level sistim adalah kelemahan melakukan upaya preventif dan
estimasi akan kemungkinan munculnya masalah oleh lembaga-lembaga
yang memiliki otoritas karena kenyataannya seringkali penanganan
masalah baru dilakukan setelah terjadi kerusakan yang dianggap
signifikan.
Kadangkala dalam mengindentifikasi sumber masalah apakah dari
individu atau sistem, memunculkan pemahaman saling mempengaruhi
dilihat dari akibatnya. Misalnya masalah yang bersumber dari sistem dapat
menyebabkan tingkat frustasi tertentu pada level individu. Tingkat frustasi
yang tinggi dapat menyebabkan tingkah laku menarik diri (withdrawl)
sehingga individu menjadi pasif dan tidak mau bertindak keluar dari
masalahnya. Keadaan individu yang demikian bisa terus berlangsung
meski sistem sosial awal yang menyebabkan dia frustasi sudah berubah
dan membaik (Taftazani : 2017) .
11
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dalam menghadapi permasalahan perlu untuk mengindentifikasi sumber
masalah agar dapat dicari solusi/upaya yang akan dilakukan, dengan
mengetahui masalah pokok manusia dalam sistem budaya kita dapat
bertindak menghindari masalah atau mencari solusi jika terjadi sebuah
masalah di masyarakat.
3.2. Saran
Perlu dilakukan banyak solusi ataupun upaya dalam menangani masalah
kemanusiaan terutama masalah yang terjadi karena kurangnya nilai
kemanusiaan sehingga peningkatan moral dan ahklak manusia perlu
ditingkatkan serta kesadaran akan Hakekat hidup dan kerja/karya, kesadaran
hubungan hubungan manusia dengan waktu, manusia dengan alam, serta
manusia dengan sesamanya.
Dalam penyusunan makalah masih perlu adanya perbaikan saran serta
kritik sangat dibutuhkan guna perbaikan mendatang.
1
DAFTAR PUSTAKA
Taftazani, M Budi. 2017. Masalah Sosial dan Wirausaha Sosial. Share Social
Work Jurnal. 7(1). Hal 94-95