Anda di halaman 1dari 31

Kalimat Efektif

OLEH : KELOMPOK 3
KAMILATUS ZEHROH (18930039)
AISYAH OCTAVIANI PUTRI (18930040)
BERLIANA NUR KHATIJAH (18930062)
FAJAR PRAYOGA (18930065)
ANNISA ‘ISYFI FAIZATI (18930103)
Kalimat efektif

Pemilihan
pengertian Ciri – ciri
kata

Perangkaian Penataan
kalimat kalimat pada
paragraf
Cobalah cermati informasi di dalam kalimat-kalimat berikut. Apakah
ada perbedaan?
 Ibu jelita seorang dosen.
 Ibu, jelita seorang dosen.
 Rumah saya yang di Bandung sudah dijual.
 Rumah saya, yang di Bandung sudah dijual.
Tentu saja ada perbedaannya. kalimat a menyatakan bahwa Jelita
adalah seorang ibu yang berprofesi sebagai dosen; kalimat b
menyatakan seolah-olah penutur sedang menyapa petutur (seorang
ibu)dan menyatakan bahwa jelita-- yang belum tentu seorang ibu
(perempuan sudah menikah)-- adalah dosen; kalimat c menyatakan
Rumah saya di Bandung dijual, tetapi rumah saya di kota lainnya
tidak dijual; kalimat d menyatakan bahwa rumah saya (satu-
satunya yang di Bandung) sudah dijual.
Kalimat efektif

 Pengertian
Dalam menulis,Seyogianya menyampaikan gagasan atau pikiran
nya adalah rangkaian Kalimat yang disusun secara efektif artinya
kalimat-kalimatnya singkat padat, jelas ,lengkap ,dan dapat
menyampaikan informasi secara tepat .singkat berarti penulis
hanya menggunakan unsur-unsur yang penting. pada berarti
kalimatnya sarat informasi, tidak banyak pengulangan gagasan.
lengkap berarti mengandung makna kelengkapan struktur kalimat
dan kelengkapan gagasan(widjono,2005:148).
Ciri-ciri
Kalimat dinyatakan efektif jika memiliki ciri-ciri kesatuan gagasan,
kesepadanan, keparalelan, kehematan, kelogisan, kecermatan,
kebervarisian, ketegasan, ketepatan, kebenaran struktur, dan
keringkasan (keraf,1989;widjono,2005;kuntarto,2007).
1. Kesatuan gagasan
 Kalimat efektif hanya mengandung satu gagasan. Perhatikan
kalimat berikut yang mempunyai lebih dari satu gagasan.
Contoh:
Melihat perkembangan pendudukan RW 02 kampung kedunggede
yang semakin padat namun tidk didukung dengan kemampuan
perekonomian yang cukup yang tanpa kita sadari bahwa
peningkatan tersebut memerlukan sarana prasarana yng memadi.
  
 Kalimat tersebut mempunyai tiga gagasan:
Perkembangan penduduk RW 02 kampung kedunggede semakin
padat.
Perkembangan itu tidak didukung perekonomian yang cukup.
Kita tidak menyadari bahwa perkembangan itu memerlukan sarana
prasarana yang memadai.
 Sarana perbaikan kalimat berikut:
Perkembangan penduduk RW 02 kampung kedunggede semakin
padat,tetapi tidak didukung oleh perekonomian yang cukup dan
sarana prasana yang memadai.
2. Kesepadanan
 Kesepadanan adalah keseimbangan pikiran(gagasan) dengan
struktur kalimat. Untuk menghasilkan kalimat yang mengandung
kesepadanan perlu diperhatikan hal-hal berikut.
1. Kalimat memiliki subjek dan predikat jelas.
 Contoh:
- Tidak diharapkan oleh bangsa mana pun, tetapi kenyataannya kita harus
dapat menerimanya dengan tabah.
(apa atau siapa yang tidak diharapkan oleh bangsa manapun?)
- Krisis ekonomi tidak diharapkan oleh bangsa mana pun, tetapi
kenyataanya kita harus dapat menerimanya dengan tabah.
(krisis ekonomi sebagai subjek)
2. Kata depan tidak berada didepan subjek.
 Contoh:
- Bagi semua mahasiswa baru harus segera konfirmasi.(bagi di depan
subjek)
- Semua mahasiswa baru harus segera konfirmasi.
 
3. Konjugasi intrakalimat tidak digunakan didalam kalimat tunggal.
 Contoh:
- Saksi tidak hadir. Sehingga persidangan ditunda minggu depan.( sehingga
diawal kalimat)
 Saksi tidak hadir sehingga persidangan dituda minggu depan. 
4. Predikat tidak didahului konjugasi yang.
 Contoh:
- Supproter timnas indonesia yang mengenakan baju merah putih. (yang di
depan predikat)
 Supporter timnas indonesia mengenakan baju merhh putih.
5. Subjek tidak ganda.
 Contoh:
- Toyota avanza banyak orang menyebutnya mobil sejuta umat karena banyak
menjadi pilihan masyarakat. (apa subjeknya?toyota avanza atau banyak
orang?)
- Banyak orang menyebut toyota avanza mobil sejuta umat karena avanza
banyak menjadi pilihan masyarakat.(subjek: banyak orang)
3.Keparalelan (kesejajaran)
Keparalelan adalah kesamaan bentuk atau makna yang digunakan dalam kalimat.
 Contoh:
- Atmajaya terpeercaya dan dijamin kualitasnya .(tidak paralel bentuk karena perbedaan awalan
dalam predikat)
- Atmajaya terpercaya dan terjamin kualitasnya.(paralel)
- Atika memetiki setangkai bunga.(tidak paralel makn karena memetiki menunjukan kegiatan
yang berulang, tidak dapat disandingkan dengan setangkai)
- Atika memetiki setangkai bunga.(paralel)
- Langkah-langkah dalam wawancara adalah
a. Pertemuan dengan orang yang akan diwawancarai<
b. Ungkapkan maksud wawancara,
c. Mengatur waktu wawancara.
- Langkah-langkah dalam wawancara adalah
1. Pertemuan dengan orang yang akan diwawancarai,
2. Pengungkapan maksud wawancara,dan
3. Pengaturan waktu wawancara.
4. Kehematan
Untuk menghemat kata, jangan mengulang subjek, jangan
memakai bentuk superordinat,jangan menggunakan kata
bersinonim, dan jangan menjamakkan kata-kata yang sudah
menunjukkan jamak.
 Contoh:
- Anda tidak boleh mengikuti ujian apabila anda datang terlambat.
(tidak hemat karena anak kalimat mengulang subjek pada induk
kalimat)
5. Kelogisan
Kalimat dikatakan efektif jika dapat diterima ole akal sehat
Contoh :
 Salon Anton menerima sulam alis. (tidak logis)
 Salon Anton melayani penyulaman alis mata. (logis)
6. Kecermatan
Kalimat efektif ditulis secara cermat dengan memilih diksi yang tepat
sehingga tidak menimbulkan tafsir ganda. Penempatan unsur – unsur
kalimat yang tepat akan membantu pembaca untuk memahami
makna kalimat secara jelas tanpa menimbulkan tafsir ganda.
Contoh :
a. Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menjadi Putri
Indonesia tahun ini. (ambigu)
b. Mahasiswa yang berasal dari perguruan tinggi yang terkenal itu
menjadi Putri Indonesia tahun ini. (cermat)
7. Kebervariasian
Kalimat yang efektif menunjukkan penggunaan kalimat yang tidak monoton. Kalimat
yang digunakan sebaiknya bervariasi dengan memanfaatkan jenis-jenis kalimat yang
ada dalam bahasa Indonesia.
Contoh :
Anak membutuhkan perhatian dan kasih sayang orang tua
Dibutuhkan perhatian dan kasih sayang dari orang tua kepada anak
Perhatian dan kasih sayang orang tua dibutuhkan anak
8. Ketegasan
Ketegasan kalimat dinyatakan dengan memberi penonjolan atau penekanan pada
ide pokok kalimat.
Meletakkan kata yang hendak ditonjolkan di depan kalimat.
Contoh :
Angka kemiskinan makin meningkat sehingga tindak kriminal juga makin banyak
(penekanan pada angka kemiskinan)
Tindak kriminal makin banyak karena angka kemiskinan makin meningkat
(penekanan pada tindak kriminal)
A. Mengurutkan kata secara bertahap
Contoh :
Bukan satu atau dua, melainkan puluhan TKW menderita karena perlakuan bengis
majikan Arab Saudi.
Korban tsunami di Jepang ditemukan puluhan,ratusan, bahkan ribuan.
B. Mempertentangkan ide yang ditonjolkan
Contoh :
Perusahaan itu tidak bangkrut, tapi berkembang dengan pesat.
Surti gemuk, tetapi gesit.
C. Menggunakan partikel penekanan
Contoh :
Buanglah semua prasangka burukmu
Indonesia pun tidak mau ketinggalan membangun monoren
D. Mengulang kata
Contoh :
Siti ibu yang baik, ibu yang senantiasa mau berkorban demi anak-anaknya
Sudah merupakan kewajiban bagi mahasiswa untuk belajar, belajar, dan belajar
 
 
9. Ketepatan diksi
Setiap kata yang digunakan perlu dipilih secara tepat dan cermat
sehingga dapat mewakili tujuan, maksud, atau pesan penulis. Karena
itu, penulis dituntut mampu antara lain membedakan kata bersinonim,
struktur idiomatik, dan kata bersinonim ( widjono, 2005: 152)
Contoh:
 Kita akan mempresentasikan proposal peneltian berjudul “
Pemurnian air keran menjadi air bersih dengan metode distilasi
sederhana” (tidak tepat)
 kami akan mempresentasikan proposal peneltian berjudul “
Pemurnian air keran menjadi air bersih dengan metode distilasi
sederhana” ( tepat )
 Bisnis online menguntungkan konsumen dan penjual. ( tidak tepat )
 Bisnis online menguntungkan pelanggan kaimat eedan pengelola .
( tepat)
10. Kebenaran struktur
Kalimat efektif mengandung kebenaran struktur Bahasa Indonesia,
artinya unsur-unsur yang digunakan di dalam kalimat tidak memakai
unsur-unsur asing aau daerah.
Contoh:
 Masyarakat hukum adalah sekelompok orang-orang Yang berdiam
dalam suatu wilayah tertentu dimana di dalam kelompok tersebut
berlaku serangkaian peraturan sebagai pedoman tingkah laku (salah)
 Masyarakat hukum adalah sekelompok orang Yang berdiam dalam
suatu wilayah yang menganut serangkaian peraturan sebagai
pedoman tingkah laku. ( benar )
 Dengan kita punya kemampuan menggunakan teknologi baru, segala
pekerjaan menjadi lancar ( salah )
 Dengan kemampuan kita menggunakan teknologi baru, segala
pekerjaan menjadi lancar
11. keringkasan
Kata efektif menggunakan kata yang ringkas .
Contoh:
 Kami mengadakan penelitian anak jalanan di Jakarta. ( bentuk
panjang )
 Kami meneliti anak jalanan di Jakarta. Bentuk ringkas )
 Polisi meleakukan pemeriksaan terhadap Kolonel Parjono (bentuk
panjang )
 Polisi memeriksa Kolonel Parjono
Pemilihan kata
 Diksi memegang peran penting dalam menciptakan
nuansa makna yang dikehendaki penulis pemilihan kata yang
kurang tepat menyebabkan makna yang berbeda. Pilihan kata
yang baik memenuhi syarat 1. Tepat 2. Benar 3. Lazim
pemakaiannya
 Penulis harus memiliki kekayaan kosakata agar dapat
menulis dengan baik dan menarik. Seperti kata Moeliyono
(1989) dalam suhardiyanto yang dipetik dari winarto dkk.
(2004:161). Kosakata dapat diperkaya dengan 1. Pemakaian kata
umum dan sinonim 2. Pengggunaan kata baru dalam penulisan 3.
Pengetahuan mengenai aneka ragam tulis 4. Pemahaman
denotasi, konotasi, dan kata umum.
 Cermatilah pengggunaan kata tiap-tiap, masing-masing
dan bila, jika penggunaan bentuk idiomatic , penggunaan ragam
lisan dan tulis baku .pengacuan ini dan itu di bawah ini.
1. Tiap-tiap dan masing-masing
Pemakaian tiap-tiap dapat diganti setiap. Tiap-tiap berbeda
penggunaan dengan masing-kalimat.
Contoh:
 Tiap warga negara berhak mendapat pendidikan yang layak (tidak baku )
 Setiap warga berhak mendapatkan pendidikan yang layak ( baku )
 Masing-masing peserta mendapat uang tunai Rp.50.000,00 (tidak baku)
 Peserta masing-masing mendapat uang tunai Rp.50.000,00 ( baku )
2. bila dan jika
Pemakaian bila untuk menanyakan waktu, srdangkan jika
digunakan dalam kalimat majemuk bertingkat yang bermakna pengandaian.
 Contoh:
 Bilakah anda berkunjung ke kota kami ? ( baku )
 Bila menang undian berhadiah, saya akan keliling dunia ( tidak baku )
3. pasangan idomatis
Dalam Bahasa Indonesia terdapat kata berpasangan tetap
atau ungkapan idiomatic.kata tersebut selalu muncul bersamaan,
tidak dapat dipisah satu dengan lainnya.
Contoh:
 Sesuai dengan
 Terbuat/terbentuk dari
 Terjadi dari
 Sehubungan dengan
 Berbicara tentang
Ragam Lisan dan Ragam Tulis
Ragam bahasa Indonesia dalam pemakaiannya terdiri atas ragam
lisan dan ragam tulis. Masing-masing terbagi atas ragas formal dan
tidak formal. Pemilihan jenis ragam yang disesuaikan dengan
sasaran pembaca penting disadari penulis agar tidak terjadi
kekacauan pemakaian ragam bahasa yang berakibat mengurangi
kadar keilmiahan atau kenonilmiahan. Akan tetapi, banyak penulis
secara sengaja atau tidak sengaja (karena pengaruh dialek asal
misalnya) menggunakan ragamlisan ketika menulis ragam formal
 Berikut beberapa kosakata lisan dan tulis ragam formal
Lisan Nonformal Tulis Formal
Barusan Baru saja
Bisa Dapat
Biar Agar
Buat Untuk
Cuma Hanya
Duit Uang
Dipilihin Dipilihkan
Dibilangin Dikatakan, diberi tahu
Ditaro Diletakkan, ditaruh
Enteng Ringan
Gampang Mudah
Gimana Bagaimana
Pengacuan Ini dan Itu

Pengacuan adalah betuk kata yang mengacu atau merujuk pada hal yang
telah atau akan disebutkan pada kalimat selanjutnya dan sebelumnya.
Pengacuan yang ada dalam bahasa Indonesia, antara lain ini dan itu. Ini
mengacu pada hal yang akan disebutkan dalam uraian atau kalimat
selanjutnya atau objek yang dekat di luar teks. Sebaliknya, itu merupakan
pengacuan pada uraian sebelumnya. Dalam pemakaian sehari-hari, ini dan
itu kerqp kali dipertukarkan (Suhardiyanto, 2004:165-166).
Contoh:
 Kita harus memiliki rasa kasih sayang, disiplin, tanggung jawab, dan
peduli. Sifat ini perlu ditanamkan sejak dini kepada anak-anak. (Salah)
 Kita harus memiliki rasa kasih sayang, disiplin, tanggung jawab, dan
peduli. Sifat itu perlu ditanamkan sejak dini kepada anak-anak. (Benar)
Perangkaian Kalimat

Dalam menulis, selain dibutuhkan pengetahuan berbagai jenis kalimat, yang


lebih penting lagi penulis dapat menerapkan berbagai jenis kalimat itu secara
bervariasi. Dengan demikian, tulisan yang dihasilkan tidak monoton fibaca
(Kaswanti Purwo, 2004). Di bawah ini diperlihatkan sebuah kalimat yang dapat
ditata dalam berbagai bentuk atau gaya yang bervariasi. Semua variasi itu
dapat digunakan dalam kaitannya dengan kalimat-kalimat yang lain.
Contoh:
Sesuai dengan etika berdagang, dengan alasan apa pun pemodal besar tidak
boleh menggusur pedagang kecil.
Kalimat diatas dapat dibagi menjadi 3 kelompok:
 Sesuai dengan etika berdagang
 Dengan alasan apa pun
 Pemodal besar tidak boleh menggusur pemodal kecil
Kemungkinan variasi kalimat:
 Dengan alasan apa pun, pemodal besar tidak boleh menggusur
pedagang kecil sesuai dengan etika berdagang. (Pola BCA)
 Dengan alasan apa pun, sesuai dengan etika berdagang,
pemodal besar tidak boleh menggusur pedagang kecil. (Pola
BAC)
 Pemodal besar tidak boleh menggusur pedagang kecil, sesuai
dengan etika berdagang, dengan alasan apa pun. (Pola CAB)
 Pemodal besar tidak boleh menggusur pedagang kecil dengan
alasan apa pun sesuai dengan etika berdagang. (Pola CBA)
 Sesuai dengan etika berdagang, pemidal besar tidak boleh
menggusur pedagang kecil dengan alasan apa pun. (Pola ACB)
Penataan Kalimat dalam
Paragraf
Kaliamat-kalimat yang dirangkai menjadi suatu paragraf harus
memiliki tatanan gagasan yang apik, mengalir tanpa lompatan-
lompatan gagasan yang mengejutkan pembaca. Karena itu, penulis
perlu memahami cara menuangkan gagasan di kalimat dengan
memperhatikan posisi (a) fokus dan latar belakang dan (b) informasi
lama dan informasi baru (Kaswanti Purwa,1994).
Fokus dan Latar Belakang

Dalam setiap kalimat tentu ada bagian (kata atau kelompok kata) yang difokuskan
dan ada yang dijadikan latar belakang. Gagasan yang difokuskan merupakan klausa
induk, sedangkan yang dijadiakn latar belakang merupakan klausa anak. Kedua
klausa itu dapat dirangkai dengan konjungsi koordinatif atau subordinatif. Jika
dirangkai dengan klausa koordinatif, kedua klausa merupakan gagasan yang yang
sama - sama dipentingkan. Jika dirangkai dengan klausa subordinatif, klausa induk
berperan sebagai fokus, sedangkan klausa anak sebagai latar belakangnya(Kaswanti
Purwo, 1994).
Contoh :
 Telah terjadi perkelahian antarsiswa di dalam kelas. Perkelahian tidak diketahui
oleh guru. Guru sedang istirahat di ruang guru (semua kalimat sebagai fokus)
 Perkelahian antarsiswa telah terjadi di dalam kelas, di samping ruang guru, ketika
guru sedang beristirahat. (ketika guru sedang beristirahat sebagai klausa anak
atau latar belakang )
 
Informasi Lama dan Informasi
Baru
Untuk menghasilkan tulisan yang gagasan – gagasannya mengalir dengan
mulus, tidak mengagetkan pembaca, penulis perlu menata gagasan ke
dalam tulisan yang apik. Penulis terus menerus menyampaikan gagasan
yang baru dengan bertolak dari gagasan lama yang sebelumnya telah
disinggung. Dengan kata lain, penulis perlu menerapkan informasi lama dan
informasi baru di dalam rangkaian kalimat (Kaswanti Purwo, 1994).
Menurut Kaswanti Purwo (1994), informasi lama (IL) adalah gagasan
yang (menurut pandangan penulis) sudah diketahui oleh pembaca. Informasi
baru (IB) adalah gagasan yang (menurut pandangan penulis) belum
diketahui oleh pembaca. Sebelum menyampaikan IB, penulis selalu bertolak
dari IL, yaitu apa yang sudah diketahui pembaca. Urutan yang terbalik (IB
terlebih dahulu baru IL) mengakibatkan keterkejutan bagi pembaca.
Dalam sebuah kalimat,IL biasanya diletakkan di bagian kiri, sedangkan IB
di bagian kanan kalimat.
Dalam sebuah kalimat,IL biasanya diletakkan di bagian kiri,
sedangkan IB di bagian kanan kalimat.

Contoh :
 Pengangguran terdidik // setiap tahun bertambah banyak.
IL IB
 Setiap tahun bertambah banyak // pengangguran terdidik.
IL IB
Makna kedua kalimat di atas sama. Akan tetapi, jika setiap kalimat
menduduki posisi sebagai salah satu kalimat di dalam paragraf,
kedua kalimat itu tidak dapat saling menggantikan karena faktor
kedudukannya sebagai informasi lama atau informasi baru bagi
pembaca.
Sekarang, mana di antara kedua paragraf di bawah ini yang lebih
mudah dipahami dan enak dibaca?
 Hujan deras menyebabkan banjir di kampung kami. (b) Sawah
dan tambak tergenang air akibat hujan. (c) Petani dan nelayan
merugi karena sawah dan tambaknya tergenang air. (d) Mereka
hanya bisa bersikap pasrah.
IL IB IL IB IL
IL
hujan... (b) sawah... hujan (c) petani ... sawah (d)
mereka....
bandingkan dengan paragraf berikut.
 Hujan deras menyebabkan banjir di kampung kami. (b) Akibat
hujan, sawah dan tambak tergenang air.(c) Karena sawah dan
tambak tergenang air, petani dan nelayan merugi. (d) Mereka
hanyabisa bersikap pasrah.
IL IL IB IL IB
IL
Hujan ... (b) hujan ... sawah (c) sawah ...petani (d)
mereka
terimakasih

Anda mungkin juga menyukai