MAKALAH
Oleh
1199210092
BANDUNG
2019
KATA PENGANTAR
BismiIIahirahmannirrahim
AssaIamuaIaikum WarahmatuIIahi Wabarakatuh
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga
makalah ini bisa selesai pada waktunya.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi
dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan
rapi.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat
membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB I ............................................................................................... 1
BAB II .............................................................................................. 3
Kesimpulan ............................................................................ 6
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada masa Rasulullah SAW. masih hidup, istilah Aswaja sudah pernah
ada tetapi tidak menunjuk pada kelompok tertentu atau aliran tertentu. Yang dimaksud
dengan Ahlus sunnah wal Jama‟ah adalah orang-orang Islam secara keseluruhan. Ada
sebuah hadits yang mungkin perlu dikutipkan telebih dahulu, Rasulullah SAW bersabda
yang artinya: “Sesungguhnya bani Israil akan terpecah menjadi 70 golongan dan ummatku
terpecah menjadi 73 golongan dan semuanya masuk neraka kecuali satu golongan. Para
Shohabat bertanya : Siapa yang satu golongan itu? Rasulullah SAW. menjawab : yaitu
golongan dimana Aku dan Shahabatku berada.” Ahlus sunnah wal jama‟ah adalah suatu
golongan yang menganut syariat islam yang berdasarkan pada al qur`an dan al hadis dan
beri`tikad apabila tidak ada dasar hukum pada alqur`an dan hadis Inilah kemudian kita
sampai pada pengertian Aswaja. Pertama kalau kita melihat ijtihadnya para ulama-ulama
merasionalkan dan memecahkan masalah jika didalam alqur`an dan hadis tidak
menerangkanya. Definisi kedua adalah (melihat cara berpikir dari berbagai kelompok
aliran yang bertentangan); orangorang yang memiliki metode berpikir keagamaan yang
mencakup aspek kehidupan yang berlandaskan atas dasar moderasi menjaga
keseimbangan dan toleransi. Ahlus sunnah wal Jama‟ah ini tidak mengecam Jabariyah,
Qodariyah maupun Mu‟tazilah akan tetapi berada di tengah-tengah dengan
mengembalikan pada ma anna alaihi wa ashabihi. Nah itulah latar belakang sosial dan
latar belakang politik munculnya paham Aswaja. Jadi tidak muncul tiba-tiba tetapi karena
ada sebab, ada ekstrim mu‟tazilah yang serba akal, ada ekstrim jabariyah yang serba
taqdir, aswaja ini di tengah-tengah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Aswaja
sebagai sebuah paham keagamaan (ajaran) maupun 2 sebagai aliran pemikiran (manhajul
fiqr) kemunculannya tidak bisa dilepaskan dari pengaruh dinamika sosial politik pada
waktu itu, lebih khusus sejak peristiwa Tahqim yang melibatkan Sahabat Ali dan sahabat
Muawiyyah sekitar akhir tahun 40 H. Ahli sunnah wal jamaah pemikiranya menggunakan
pemikiran al asyari dan hukum fiqihnya menggunakan imam madzhab sehingga golongan
aswaja inilah golongan yang sifatnya luas. Dari uraian diatas maka penulis tertarik
mengangkat tema ASWAJA (Ahlus sunnah wal jama‟ah).
B. Rumusan Masalah
1
1. Apakah yang dimaksud Ahlus Sunnah Wal Jama’ah?
2. Bagaimana pola pikir Ahlus Sunnah Wal Jama’ah?
2. Apa berbedaap pola pikir Ahlus Sunnah Wal Jama’ah dengan aliran lain?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui definisi Ahlus Sunnah Wal Jama’ah
2. Mengetahui pola pikir Ahlus Sunnah Wal Jama’ah
4. Mengetahui perbedaan antara pola pikir Ahlus Sunnah Wal Jama’ah dan
aliran lain
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN AHLUS SUNNAH WAL JAMA’AH
Ahlu Sunnah wal Jama„ah (Aswaja) dapat dilihat dari dua aspek
penting, pertama dari segi bahasa atau etimologi, kedua dari segi peristilahan atau
terminologi. Secara etimologi, Aswaja berasal dari bahasa Arab ahl artinya keluarga. Al-
sunnah, berarti jalan, tabi„at dan perilaku kehidupan. Sedangkan al-jama„ah, berarti
sekumpulan.
Ahlus Sunnah Wal Jama’ah adalah orang-orang yang mengikuti
sunnah Rasulullah SAW dan para sahabatnya, dan dalam memahami dan mengikuti
sunnah Rasulullah SAW tersebut mereka meneladani praktek dan pemahaman para
sahabat, tabi’in dan orang yang mengikuti mereka.
3
C. PERBEDAAN POLA AHLUS SUNNAH WAL JAMA’AH
1. Kelompok Ahlusunnah Waljamaah
1) Menempatkan Al-Qur’an dan hadits sebagai sumber inspirasi
akidah. Maka dapatb diartikan bahwa Al-Qur’an maupun Hadits
sebagai dasar metodologi berhujjah Ahlusunnah Waljamaah.
2) Meletakkan tekstual nash (Dhawahur An Nushus) yang masih
mungkin membutuhkan interpretasi dan masuk dalam kategori
tasybih, tanpa harus dipaksakan masuk dalam tasybih secara murni.
3) Memperbolehkan berhujjah dalam hal akidah, meskipun bersumber
dari hadits-hadits ahad.
2. Kelompok Khawarij
1) Politik
a) Khalifah atau imam harus dipilih secara bebas oleh seluruh
umat islam.
b) Setiap orang muslim berhak menjadi khalifah apabila sudah
memenuhi syarat.
c) Khalifah dipilih secara permanen selama yang bersangkutan
bersikap adil dan menjalankan syariat islam.
2) Teologi
a) Seseorang yang berdosa besar tidak lagi disebut muslim
sehingga harus dibunuh.
b) Adanya wa’ad dan wa’id (orang yang baik harus masuk
surga sedangkan orang yang jahat harus masuk ke neraka ).
3. Kelompok Murji’ah
4
Pemikrian kelompok murji’ah, untuk mendapatkan pengampunan,
manusia hanya cukup dengan menjauhkan diri dari syirik dan mati dalam
keadaan akidah tauhid. Pemikiran lainnya batasan kufur, bahwa kufur
merupakan sesuatu hal yang berkenaan dengan hati ataupun dimana hati
tidak mengenal terhadap Allah SWTdan seseorang yang menghalalkan
sesuatu yang diharamkan Allah,rasul-Nya dan juga orang-orang
muslim,niscaya diapun disebut kufur.
4. Kelompok Mu’tazilah
5
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari berbagai penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa Ahlus
Sunnah Wal Jama’ah adalah orang-orang yang mengikuti sunnah Rasulullah SAW dan
para sahabatnya, dan dalam memahami dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW tersebut
mereka meneladani praktek dan pemahaman para sahabat, tabi’in dan orang yang
mengikuti mereka.
Pola pikir Ahlus Sunnah Wal Jama’ah yaitu secara Taqdim Al-
Nas dan secara rasional serta pola pikir Ahlus Sunnah Wal Jama’ah berbeda
dengan pola pikir aliran lain seperti kelompok Khawarij,Murjiah,dan Mu’tazilah
6
DAFTAR PUSTAKA
Aic, Miftahudin. Peranan Aswaja Dalam Melestarikan Nilai Nilai Pendidikan, dalam
http://miftahudinaic.blogspot.co.id/2015/06/peran-aswaja-dalammelestarikan-
nilai.html, diunggah pada Jumat, 12 Juni 2015 pukul 07.35 WIB
Al-Hâzimî, Khâlid Bin Hâmid. 1420 H/2000 M. Ushûl at-Tarbiyah al-Islâmiyah. Madinah
Munawwaroh: Dâr „Âlam al-Kutub.
Farid, Ahmad. 2011. Pendidikan Berbasis Metode Ahlus Sunnah wal Jama‟ah. Surabaya:
Pustaka Elba.
Misrawi, Zuhairi, Hadratussyaikh Hasyim Asy‟ari. 2010, cet. 1. Moderasi Keumatan Dan
Kebangsaan. Jakarta: Kompas.
Munawwir, Ahmad Warson. 1997, cet. 14. Al-Munawwir: Kamus Arab– Indonesia.
Surabaya: Pustaka Progressif.
Nasichuddin. Moch. Ari. Aswaja Sejarah Dinamika Umat Islam Dan Analisis Sosial
http://www.kmnu.or.id/konten-291-aswaja-sejarah-dinamika-umatislam-dan-analisis-
sosial.html, diunggah pada Sabtu, 23 April 2016 pukul 08.47 WIB
Nasir, Sahilun A. 2010, cet. 1. Pemikiran Kalam (Teologi Islam), Sejarah, Ajaran, dan
Perkembangannya. Jakarta: Rajawali Press.