Anda di halaman 1dari 17

KERUKUNAN Kelompok 9

ANTAR UMAT
BERAGAMA

Dosen Pengampu : Dinul Islami., M. AG

Disusun Oleh:
Nurul Fransisca : 519
Nurul Nadia Julana : 519
Suci Nur Abdillah : 519
Marisa Fressia : 5193143015
Pengertian Kerukunan

Kerukunan dalam Islam diberi istilah ‘tasamuh’ atau toleransi. Toleransi yang
dimaksud ialah kerukunan sosial kemasyarakatan karena qaidah telah digariskan secara
jelas dan ditegaskan dalam Al-Qur’an dan Hadist.

Kerukunan antar umat beragama merupakan suatu kesatuan yang dilandasi saling
pengertian mengenai keadaan pemeluk agama lain untuk menjalankan syariat agamanya
dengan tidak menimbulkan konflik dan gangguan.
Agama Islam Merupakan Rahmat
Bagi Seluruh Alam
Kata Islam berarti damai, selamat, penyerahan diri, tunduk
dan patuh. Pengertian Islam tersebut menunjukan bahwa
agama Islam adalah agama yang mengandung ajaran untuk
menciptakan kedamaian, kerukunan, serta kesejahteraan bagi
semua. Agama Islam sama sekali tidak mempunyai tujuan
untuk mendatangkan dan membuat bencana atau kerusakan
dimuka bumi. Inilah yang disebut Islam sebagai rahmatan lil
alamin (rahmat bagi seluruh alam).

Fungsi Islam sebagai rahmatan lil alamin tidak bergantung


pada penerimaan atau penilaian manusia.
Pernyataan bahwa Islam adalah agama yang
rahmatan lil ngalamin sebenarnya adalah kesimpulan
dari firman ALLAH SWT yang terkandung dalam surah
al-Anbiya ayat 107:

َ‫س ْل ٰن َك ِااَّل َر ْح َم ًة ِّل ْل ٰعلَ ِم ْين‬


َ ‫َو َمٓا اَ ْر‬
“Dan tidaklah Kami mengutus engkau (Muhammad)
melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam.”
KEBERSAMAAN
DALAM 01 Manusia Sebagai
Makhluk Sosial
PLURALITAS
BERAGAMA
Hubungan Internal
02 Umat Islam

Kebersamaan
03 dalam Pluralitas
Beragama
Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Manusia diciptakan Allah dari al-Alaq. Dari segi pengertian kebahasaan,
kata ‘alaq antara lain berarti sesuatu yang tergantung. Kata ‘Alaq dapat
juga berarti ketergantungan manusia kepada pihak lain. Ia tidak dapat
hidup sendiri.

Dalam masyarakat pluralism seperti di Indonesia, hubungan-hubungan


antar kelompok masyarakat yang berbeda adat maupun agama tidak
bisa dihindari. Hal ini seringkali terjadi konflik dalam hubungan antar
masyarakat yang berlainan agama atau suatu pengikut agama lainnya.
Untuk itu agama Islam sangat penting sebagai landasan dalam
kehidupan bermasyarakat.
Kehendak dan usaha manusia hanyalah sebagian dari sebab-sebab guna memperoleh apa yang
di dambakan, sedang sebagian lainnya yang tidak terhitung banyaknya berada di luar kemampuan
manusia. Apa yang didambakan itu tidak dapat tercapai kecuali jika sebab-sebab yang lain itu
terpenuhi semuanya dan bergabung dengan sebab-sebab yang berada dalam jangkauan upaya
manusia. Yang dapat mewujudkan sebab-sebab lain itu dan yang kuasa menggabungkannya hanyalah
Allah SWT.

selain ditentukan oleh Allah, perjalanan manusia juga sering dipengaruhi oleh orang lain.
Bahkan sudah menjadi kebutuhan setiap orang dalam memperoleh bantuan pihak lain. Karena
kebutuhan setiap orang sesungguhnya lebih banyak daripada potensi dan waktu yang tersedia
untuknya.

Jadi, jangan pernah menduga ada manusia yang dapat mengelak dari keniscayaan, kebutuhan dan
ketergantungan itu -- baik kepada Allah maupun kepada sesama manusia.sesungguhnya Allah Swt
telah berfirman dalan QS Fathir ayat 150 yang artinya:

“Hai manusia, kamulah yang amat butuh kepada Allah; dan Allah Dialah yang Maha Kaya (tidak
membutuhkan sesuatu) lagi Maha terpuji”
Semua kita berada di bawah kendali dan kuasa Allah. Dengan
kuasanya-Nya itulah kita membutuhkan-Nya serta tidak dapat
mengelak dari kedudukan sebagai makhluk sosial. Allah
sendiri, sebagai pencipta manusia sebagai makhluk sosial itu,
menyeru mereka semua dengan firman-Nya:

“Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-


laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa
dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya
yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah yang paling
bertakwa dia antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui Lagi
Maha Mengenal” (QS. al-Hujurat ayat 13)
Hubungan Antar Umat Beragama
a. Hubungan Internal Umat Islam

Kata ukhuwah berasal dari bahasa arab yang memiliki kata dasar akh yang artinya saudara sehingga
ukhuwah dapat diartikan sebagai persaudaraan. Persaudaraan sendiri artinya adalah adanya perasaan simpati dan
empati antar sesama manusia, masing-masing pihak memiliki perasaan yang sama baik saat suka maupun duka.

Ukhuwah sendiri dibagi menjadi tiga macam yaitu:


1. ukhuwah islamiyah,
2. ukhuwah insaniyah dan
3. ukhuwah wathoniyah.
1. Ukhuwah Islamiyah

Ukhuwah islamiyah atau persaudaraan di dalam islam bukan


hanya semata-mata sebatas hubungan persaudaraan karena faktor
keturunan namun ukhuwah islamiyah adalah persaudaraan yang
diikat dengan tali aqidah (sesama muslim).

Dasar hukum ukhuwah islaminya telah dijelaskan dalam Al-


Qur’an pada surat Al-Hujurat ayat 10 di bawah ini :
2. Ukhuwah Insaniyah
Ukhuwah Insaniyah
3. Ukhuwah Wathoniyah
Ukhuwah Wathoniyah
b. Hubungan Antar Umat Beragama

Agama Islam ditunjuk untuk manusia dengan…..


Kebersamaan dalam Pluralitas Beragama
Pluralitas adalah keragaman dalam sebuah wujud persatuan. Keragaman, keunikan, dan parsial itu
merupakan realitas yang tak terbantahkan. Secara sosiologis, manusia terdiri dari berbagai etnis dan
budaya yang saling berbeda dan mengikatkan dirinya antara satu dengan lainnya. Suatu bangsa
terdiri dari suku-suku yang beraneka ragam, masyarakat terdiri dari keluarga-keluarga yang berlainan,
keluarga itu sendiri terdiri dari individu-individu yang tidak sama, semuanya menunjukkan adanya
perbedaan, keragaman, dan keunikan, namun tetap dalam satu persatuan.

Pluralitas itu juga tercipta agar setiap individu, suku, bangsa, lebih mudah melakukan
ikatan social dan pengenalan antara satu dengan yang lain. Dalam relevansi ini Al-Qur’an
menyatakan dalam surah Al-Hujurat ayat 13:
Pluralitas berasal dari Bahasa Inggris, Plural yakni kejamakan atau kemajemukan. Dengan kata lain,
ialah kondisi objektif dalam suatu masyarakat yang terdapat didalam sejumlah kelompok saling
berbeda, baik strata ekonomi, ideology, keimanan, maupun latar belakang etnis.

Secara filosofis, pluralitas dibangun dari prinsip pluralism, yaitu sikap, pemahaman, dan kesadaran
terhadap kenyataan adanya kemajemukan, keragaman, sebagai sebuah keniscayaan, sekaligus ikut
secara aktif memberikan makna signifikansinya dalam konteks pembinaan dan perwujudan kehidupan
berbangsa dan bernegara kearah yang manusiawi dan bermartabat.
KESIMPULAN

Kerukunan adalah …
TER I MA KAS I H

Anda mungkin juga menyukai