Anda di halaman 1dari 82

KEBIJAKAN FISKAL

4/23/2019 Herispon, SE. M.Si - Sistem 1


Ekonomi Indonesia
Arah kebijakan Fiskal secara
teori:
Ketika lahir (1930-an), kebijakan fiskal diarahkan untuk

menstabilkan ekonomi makro, dalam perkembangan

terakhir, kebijakan fiskal lebih fokus pada cara untuk

mengurangi defisit anggaran (Hall & Taylor, Macro

Economics, Ed 4, 1992, Hal 122) pokok kebijakan fiskal

adalah :

Prioritas I : mengatasi defisit (dan masalah APBN lainnya),

Prioritas II: mengatasi masalah stabilitas ekonomi makro


4/23/2019 Herispon, SE. M.Si - Sistem 2
Ekonomi Indonesia
• Kebijakan fiskal yang diterapkan pemerintah tercermin dalam
APBN, merupakan pengelolaan terhadap pengeluaran negara dan
penerimaan negara guna mencapai pertumbuhan, penciptaan lapangan
kerja, stabilitas harga, dan stabilitas posisi eksternal.

• APBN dikatakan sehat dan kuat apabila tidak sarat dengan


beban fiscal non-discretionary, sehingga akan memberikan ruang gerak
yang luas bagi kebijakan pemerintah.

4/23/2019 Herispon, SE. M.Si - Sistem 3


Ekonomi Indonesia
Lanjutan…

• Sebelum tahun 2000, APBN menerapkan anggaran


berimbang dan menerapkan prinsip T-Account.
• Namun sesungguhnya APBN sebelum tahun 2000
menganut prinsip anggaran defisit mengingat bahwa
komponen pembiayaan yang berasal dari pinjaman
luarnegeri dan/atau adanya perolehan hasil divestasi
saham pemerintah pada sejumlah BUMN diperhitungkan
sebagai penerimaan negara.
• Tahun anggaran 2000, APBN telah menerapkan
Government Finance Statistics (GFS)  standar
internasional pelaporan keuangan pemerintah.

4/23/2019 Herispon, SE. M.Si - Sistem 4


Ekonomi Indonesia
Lanjutan…

• Pembiayaan anggaran (below the line) secara eksplisit mulai


diperlihatkan pada APBN tahun 2000.
• Fungsi komponen pembiayaan anggaran adalah untuk
membiayai defisit atau menampung surplus APBN.
• Pembiayaan defisit adalah semua jenis pembiayaan yang
digunakan untuk menutup defisit belanja negara yang
bersumber dari pembiayaan dalam negeri dan pembiayaan
luar negeri bersih.
• Berperan sebagai alat untuk memperkirakan dampak operasi
keuangan pemerintah terhadap perekonomian.
• Perubahan di dalam kewajiban pemerintah, baik yang
berkaitan dengan pembayaran kembali segala kewajiban
pemerintah (repayment) di masa yang akan datang.
• Perubahan likuiditas yang dimiliki pemerintah (liquidity
holding).
4/23/2019 Herispon, SE. M.Si - Sistem 5
Ekonomi Indonesia
Konsep Defisit Anggaran
Defisit terjadi apabila pengeluaran pemerintah lebih besar

daripada penerimaan.

Ada 2 konsep defisit yang penting, yakni:

• Keseimbangan umum (Overall Balance) merupakan


selisih antara pengeluaran dan penerimaan negara.

• Primary Fiscal Balance atau Keseimbangan Primer


merupakan selisih antara pengeluaran pemerintah di
luar pembayaran bunga utang/pinjaman dengan
penerimaan.
4/23/2019 Herispon, SE. M.Si - Sistem 6
Ekonomi Indonesia
Komposisi Pembiayaan Anggaran
Pembiayaan anggaran dikelompokkan menjadi dua:
• Pembiayaan dalam negeri dan
• Pembiayaan luar negeri
Pembiayaan dalam negeri:
a) Sektor perbankan dalam negeri:
i. Pembiayaan yang berasal dari perbankan dalam
negeri dapat berupa pinjaman atau kredit bank.
ii. Penggunaan sisa anggaran lebih (SAL) tahun-
tahun anggaran sebelumnya yang tersimpan pada
rekening-rekening pemerintah, baik di bank-bank
umum maupun bank sentral, atau
iii. Penambahan simpanan pemerintah di sektor
perbankan dalam hal terdapat sisa anggaran lebih
pada pelaksanaan APBN dan
4/23/2019 Herispon, SE. M.Si - Sistem 7
Ekonomi Indonesia
Lanjutan…
b) Sektor nonperbankan dalam negeri
• Penerimaan hasil divestasi saham pemerintah
pada BUMN dan penerimaan privatisasi BUMN.
• Penjualan obligasi pemerintah (fiskalisasi)
• Penjualan aset perbankan dalam program
restrukturisasi (penyehatan), dan
• Penyertaan modal pemerintah
Note: Hasil Privatisasi maupun penjualan asset
restrukturisasi perbankan tidak dapat dianggap
sebagai unsur penerimaan negara karena
transaksi tersebut merupakan pemindahbukuan
asset dari yang kurang likuid ke bentuk yang
lebih likuid dalam upaya mempertahankan
likuiditas pada posisi keuangan pemerintah guna
menutup kekurangan dalam pembiayaan
pengeluaran negara dan hal tersebut akan
berpengaruh pada posisi kekayaan pemerintah
di masa yang akan datang.
4/23/2019 Herispon, SE. M.Si - Sistem 8
Ekonomi Indonesia
Lanjutan…

• Pembiayaan Luar Negeri


Merupakan net penarikan pinjaman luar negeri, baik
pinjaman program maupun pinjaman proyek, dikurangi
dengan pelunasan pokok pinjaman luar negeri.
• Pinjaman program: berupa valuta asing yang
dapat dirupiahkan untuk membiayai berbagai
program pembangunan yang telah direncanakan.
Untuk mencairkan pinjaman program, pemerintah
biasanya diharuskan untuk melaksanakan
berbagai kebijakan yang menjadi syarat pencairan
tersebut (policy matrix).
• Pinjaman Proyek: penggunaannya lebih terarah
kepada pembiayaan pelaksanaan suatu proyek
tertentu sesuai dengan rencana yang telah
disusun dalam pengeluaran pembangunan.
4/23/2019 Herispon, SE. M.Si - Sistem 9
Ekonomi Indonesia
Lanjutan…

• Pinjaman luar negeri yang dikenal sebagai penerimaan


pembangunan atau penerimaan luar negeri dalam konsep T-
Account, sesuai dengan GFS tidak dapat dianggap sebagai
unsur penerimaan negara melainkan unsur pembiayaan
negara karena net penarikan pinjaman luar negeri
mempengaruhi posisi atau beban kewajiban pemerintah di
masa yang akan datang.

• Peranan pembiayaan dalam negeri diharapkan semakin


meningkat sebagai cermin peningkatan kemandirian dan
untuk mengurangi ketergantungan terhadap pihak luar negeri.

4/23/2019 Herispon, SE. M.Si - Sistem 10


Ekonomi Indonesia
Pembiayaan Anggaran
dan Implikasi Ekonomi Makro
• Pinjaman dari Perbankan :
– Money creation  Inflation
• Pinjaman Luar Negeri :
– Terbatas (creditworthiness)
– Beban utang (defisit berarti penambahan utang)
– Beban generasi berikutnya (pokok + bunga)
• Obligasi Pemerintah (SUN)
– Cash-flow
– Retail
• Fiskalisasi (obligasi) vs Moneterisasi (SBI)
4/23/2019 Herispon, SE. M.Si - Sistem 11
Ekonomi Indonesia
Lanjutan…

• Privatisasi :

– Efisiensi,

– Memperbaiki posisi fiskal (liquidity holding),

– PHK,

– Kontrol pemerintah terhadap industri

• Penjualan asset : melalui PT PPA  optimalisasi nilai


asset dan strategi dan waktu penjualan asset secara
tepat.

4/23/2019 Herispon, SE. M.Si - Sistem 12


Ekonomi Indonesia
Kondisi Fiskal Indonesia :

1. Masalah Ekonomi Makro :

• Pertumbuhan ekonomi yang belum sustainable.

• Pertumbuhan ekonomi yang ada kurang


didorong oleh perkembangan investasi.

• Investasi kurang bergairah

• Kemampuan Pemerintah untuk melakukan


investasi kurang.

4/23/2019 Herispon, SE. M.Si - Sistem 13


Ekonomi Indonesia
2. Masalah APBN :
APBN mengalami defisit, karena :
Kebutuhan akan belanja negara yang tinggi
• Indonesia terdiri atas teritorial yang luas dan ribuan
pulau.
• Populasi penduduk yang besar (219,20 juta pada
tahun 2005)
• Tingkat pendapatan per kapita yang rendah (US$
1,261.13 per tahun pada tahun 2005).
• Tingkat pengangguran yang tinggi (9,5 persen)
• Tingkat kemiskinan yang tinggi (15,11 persen)
• Kebanyakan Belanja Negara tidak
diskresioner (non discretionary)
• Investasi Pemerintah masih sebesar
20% dari total penerimaan

4/23/2019 Herispon, SE. M.Si - Sistem 14


Ekonomi Indonesia
Piranti Kebijakan
Ringkasan RAPBN-P 2006 & RAPBN 2007
dalam triliunan rupiah
Uraian RAPBN-P 2006 RAPBN 2007

A. Pendapatan Negara dan Hibah 651,9 713,4


Perpajakan 423,5 505,9
Bukan Pajak 224,5 204,9
Hibah 3,9 2,7
B. Belanja Negara 689,5 746,5
Pusat 470,2 496,0
Daerah 219,4 250,5
C. Keseimbangan Umum = (A-B) (37,6) (33,1)
D. Pembiayaan = - C 37,6 33,1
Dalam Negeri 52,4 51,3
Luar Negeri (35,1 – 63,6) (14,8) (18,2)
4/23/2019 Herispon, SE. M.Si - Sistem 15
Ekonomi Indonesia
Ringkasan Anggaran Belanja 2002-2007
(Rasio terhadap PDB)

2002 2003 2004 2005 2006 2007

A. Pendapatan Negara 18.5 16.4 20.3 19.6 20.9 20.2


dan Hibah
B. Belanja Negara 20.0 18.0 21.6 20.6 22.1 21.1
C. Defisit (A-B) (1.5) (1.7) (1.3) (1.0) (1.2) (0.9)

Note :2002-2003 :PAN


2004-2005 :APBN-P
2006 :RAPBN-P
2007 :RAPBN
4/23/2019 Herispon, SE. M.Si - Sistem 16
Ekonomi Indonesia
ARAH KEBIJAKAN FISKAL INDONESIA
JANGKA MENENGAH
Filosofi Arah Kebijakan Fiskal
 Penerimaan Negara = Belanja Negara
(seperti yang kita hadapi saat ini)
 Secara lebih sederhana bisa disebut
penanggulangan defisit, melalui tahap :
• Mencapai penurunan defisit
• Mencapai anggaran berimbang
• Mencapai anggaran surplus
 Jangka Menengah : mengacu pada konsolidasi
fiskal dan kesinambungan fiskal.
4/23/2019 Herispon, SE. M.Si - Sistem 17
Ekonomi Indonesia
KEBIJAKAN FISKAL

Pengeluaran
Pemerintah (G)
Upaya Anggaran
Pemerintah Pendapatan
mencapai Dan
sasaran ekonomi Belanja
Melalui Negara
Pajak
(Tx)
Pertumbuhan Ekonomi
Pemberdayaan Penuh
Stabilitas Harga
Keseimbangan Eksternal
4/23/2019 Herispon, SE. M.Si - Sistem 18
Ekonomi Indonesia
MEKANISME KEBIJAKAN FISKAL
Permintaan
Pengeluaran
Barang dan
Pemerintah
Jasa naik
dinaikkan
Ekonomi
Lesu
Pendapatan Produksi
Pajak
Riel naik Barang dan
Dikurangi
Jasa naik

Kegiatan Ekonomi
Meningkat

4/23/2019 Herispon, SE. M.Si - Sistem 19


Ekonomi Indonesia
FUNGSI KEBIJAKAN FISKAL
•Fungsi Alokasi
•Fungsi Stabilisasi
•Fungsi Distribusi

4/23/2019 Herispon, SE. M.Si - Sistem 20


Ekonomi Indonesia
Prinsip APBN:
-Berimbang  Penerimaan = pengeluaran
-Surplus  Penerimaan > pengeluaran
-Defisit  Penerimaan < pengeluaran

Menutup defisit :  Cetak uang


 Menerbitkan obligasi
 Hutang DN / LN

4/23/2019 Herispon, SE. M.Si - Sistem 21


Ekonomi Indonesia
4/23/2019 Herispon, SE. M.Si - Sistem 22
Ekonomi Indonesia
4/23/2019 Herispon, SE. M.Si - Sistem 23
Ekonomi Indonesia
Pengeluaran Negara:
-Konsumsi Pemerintah
-Investasi Pemerintah
-Pemberian subsidi
-Pemberian transfer
Penerimaan Negara
Pajak:
-Pajak penghasilan
-Pajak pertambahan nilai
-Pajak bumi dan bangunan
-Cukai
-Bea masuk
-Pajak ekspor
4/23/2019 Herispon, SE. M.Si - Sistem 24
Ekonomi Indonesia
KEBIJAKAN MONETER
DAN PERBANKAN

4/23/2019 Herispon, SE. M.Si - Sistem 25


Ekonomi Indonesia
4/23/2019 Herispon, SE. M.Si - Sistem 26
Ekonomi Indonesia
Kebijakan moneter adalah salah satu kebijakan
yang secara langsung dapat
dikendalikan oleh pemerintah, serta memiliki
dampak langsung pada
perekonomian di Indonesia.

4/23/2019 Herispon, SE. M.Si - Sistem 27


Ekonomi Indonesia
Secara singkat grafis, pengaruh tersebut dapat
digambarkan sebagai berikut :

KEBIJAKAN MONETER

Instrumen Dan
Indikator Moneter
Di Bank Sentral

Perekonomian Indonesia Kebijakan


(GDP, Inflasi, Tk Pengangguran, Pemerintah
Neraca pembayaran) Lainnya
4/23/2019 Herispon, SE. M.Si - Sistem 28
Ekonomi Indonesia
Gambar di atas menunjukkan bahwa melalui instrumen
(Operasi pasar terbuka, tk. Diskonto, cadangan
minimum, himbauan, dll) serta indikator moneter (tk.
Bunga, jumlah uang beredar), kebijakan di bidang
moneter akan mempengaruhi perekonomian, yang
terlihat dari perubahan pendapatan nasional (GDP),
tingkat inflasi, jumlah pengangguran dan neraca
pembayaran). Meskipun demikian, kebijakan pemerintah
lainnya juga turut mempengaruhi beberapa indikator
perekonomian Indonesia tersebut.

4/23/2019 Herispon, SE. M.Si - Sistem 29


Ekonomi Indonesia
Jumlah uang beredar merupakan salah satu indikator
kebijakan moneter yang sangat penting dan memiliki
peranan yang besar karena dampak langsungnya pada
perekonomian Indonesia. Dampak tersebut terjadi melalui
beberapa jalur:

a. Jalur Biaya Modal


b. Jalur Kekayaan
c. Jalur Harga Relatif
d. Jalur Langsung

4/23/2019 Herispon, SE. M.Si - Sistem 30


Ekonomi Indonesia
Jalur Biaya Modal

Secara garis besar, pengaruh JUB terhadap perekonomian melalui


jalur biaya modal dapat digambarkan sebagai berikut :

Kebijakan Moneter Cadangan Bank Jumlah uang


BI (melalui Surat Umum mengalami beredar cenderung
Berhaganya) kenaikan bertambah

Tingkat Bunga,
Kapasitas Produksi Investasi sektor riil
sebagai harga dari
nasional akan naik akan naik
JUB, akan turun

Pendapatan
Nasional (GDP)
akan naik
4/23/2019 Herispon, SE. M.Si - Sistem 31
Ekonomi Indonesia
Jalur Kekayaan

Secara garis besar, pengaruh JUB terhadap perekonomian melalui


jalur kekayaan dapat digambarkan sebagai berikut

Kebijakan Konsumsi
Jumlah uang
Moneter masyarakat
beredar naik
Ekspansif meningkat

Pendapatan
Pengeluran
Nasional (GDP)
Total Naik
akan naik

4/23/2019 Herispon, SE. M.Si - Sistem 32


Ekonomi Indonesia
Jalur Harga Relatif

Secara garis besar, pengaruh JUB terhadap perekonomian melalui


jalur harga relatif dapat digambarkan sebagai berikut;

Uang. kas dlm


Kebijakan Jumlah uang
portofolio kekayaan
Moneter beredar naik
masy. berlebih

Investasi naik
Produksi thd. Kelebihan tsb.
Dan Pendapatan
Bentuk kekayaan Akan ditukarkan
Nasional (GDP)
tsb. Akan naik dng kekayaan lain
akan naik

4/23/2019 Herispon, SE. M.Si - Sistem 33


Ekonomi Indonesia
TUJUAN Pertumbuhan Ekonomi
PEMBANGUNAN Full Employment
Stabilitas Harga
External Equilibrium

Masyarakat
yang adil
dan makmur

Fiskal
Moneter
Harga
MANAJEMEN International Trade
EKONOMI
MAKRO
4/23/2019 Herispon, SE. M.Si - Sistem 34
Ekonomi Indonesia
KEBIJAKAN MONETER

Suku
Bunga
Upaya
Pemerintah Investasi
mencapai
sasaran ekonomi
Melalui Jumlah Uang
Beredar

Kegiatan
Pertumbuhan Ekonomi Produksi
Pemberdayaan Penuh
Stabilitas Harga
Keseimbangan Eksternal
4/23/2019 Herispon, SE. M.Si - Sistem 35
Ekonomi Indonesia
KEBIJAKAN MONETER

Kebijakan Ekspansi  Kebijakan yang ditujukan untuk


memperluas kegiatan ekonomi.
Easy Money Policy  Menambah jumlah uang beredar

Kebijakan Kontraksi  Kebijakan yang ditujukan untuk


mempersempit kegiatan ekonomi.
Tight Money Policy  Mengurangi jumlah uang beredar

4/23/2019 Herispon, SE. M.Si - Sistem 36


Ekonomi Indonesia
KEBIJAKAN MONETER
Uang  Segala sesuatu yang secara umum diterima sebagai alat tukar
Sebagai alat pembayaran/alat tukar
Fungsi uang
Sebagai alat penyimpan kekayaan

Sebagai alat penilai

Jenis uang Commodity money

Fiat money

4/23/2019 Herispon, SE. M.Si - Sistem 37


Ekonomi Indonesia
KEBIJAKAN MONETER
Untuk
Pendapatan
Transaksi

Permintaan Untuk
Berjaga-jaga Pendapatan
Uang

Untuk
Spekulasi Suku Bunga

4/23/2019 Herispon, SE. M.Si - Sistem 38


Ekonomi Indonesia
KEBIJAKAN MONETER
M1
Kartal + Giral
Arti Sempit

Penawaran M2 M1 + Uang Kuasi


Uang

M3 M2 + Instrument Keuangan

4/23/2019 Herispon, SE. M.Si - Sistem 39


Ekonomi Indonesia
KEBIJAKAN MONETER
INTERAKSI ANTARA PERMINTAAN
DAN PENAWARAN UANG
Suku Bunga MS

Menentukan
Suku Bunga

i MD
0 Jumlah Uang

4/23/2019 Herispon, SE. M.Si - Sistem 40


Ekonomi Indonesia
TRANSMISI MEKANISME
KEBIJAKAN MONETER
Operasi
Pasar Terbuka
Suku Bunga Suku Bunga
SBI Kredit
Cadangan
Minimum Investasi
dan
Likuiditas Konsumsi
Jumlah Uang Bank
Moral Beredar
Persuasion
Pertumbuhan Ekonomi
Pemberdayaan Penuh
Stabilitas Harga
4/23/2019 Keseimbangan Eksternal
Herispon, SE. M.Si - Sistem 41
Ekonomi Indonesia
PERANAN PERBANKAN NASIONAL
DALAM PEREKONOMIAN

PERBANKAN
NASIONAL

Pertumbuhan, Kebijakan
Inflasi Moneter

Suku
Konsumsi, Bunga
Inventasi,
Ekspor Uang
Beredar
4/23/2019 Herispon, SE. M.Si - Sistem 42
Ekonomi Indonesia
PERANAN PERBANKAN
Perantara Keuangan
Mencari Kredit
Mencari Tempat Aman

Pemilik Membutuhkan
uang PERBANKAN uang

Bunga Bunga

Simpanan Pinjaman

4/23/2019 Herispon, SE. M.Si - Sistem 43


Ekonomi Indonesia
PERBANKAN DI INDONESIA

BANK
BANK INDONESIA
SENTRAL
5 2,027 *) BRI, BNI,
BANK KOMERSIAL 132 MANDIRI,
BANK PEMERINTAH BTN, BEI
BANK
KOMERSIAL BANK PEMBANGUNAN DAERAH
26 1,003
BANK BANK 76 4,529
PERKREDITAN
BANK
RAKYAT(BPR) SWASTA NASIONAL
7,479 BANK
*) TIDAK TERMASUK BRI Unis =4,049 ASING DAN JOINT VENTURE
31 126
4/23/2019 Herispon, SE. M.Si - Sistem 44
Ekonomi Indonesia
BANK INDONESIA
(BANK SENTRAL)
MISI
Mencapai dan memelihara kestabilan nilai
rupiah melalui pemeliharaan kestabilan
moneter dan pengembangan stabilitas
sistem keuangan untuk pembangunan
nasional jangka panjang yang
berkesinambungan.
SASARAN UTAMA
Memelihara Kestabilan Moneter
4/23/2019 Herispon, SE. M.Si - Sistem 45
Ekonomi Indonesia
MASALAH UTAMA YANG
DIHADAPI
• Inflasi yang meninggi
• Depresiasi nilai Rupiah terhadap US Dollar
• Melambatnya Pertumbuhan Ekonomi

4/23/2019 Herispon, SE. M.Si - Sistem 46


Ekonomi Indonesia
BEBERAPA
KEBIJAKAN YANG DIAMBIL

• Memberlakukan kebijakan moneter ketat


• Menaikkan tingkat suku bunga
• Menaikkan Giro Wajib Minimum 5%+++

4/23/2019 Herispon, SE. M.Si - Sistem 47


Ekonomi Indonesia
Perkembangan Kredit Perbankan
(Rp. Miliar)
350000
300000
250000
200000 KI
KMK
150000
Konsumtif
100000
50000
0
1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 Sep-
04

4/23/2019 Herispon, SE. M.Si - Sistem 48


Ekonomi Indonesia
ARSITEKTUR
PERBANKAN NASIONAL

4/23/2019 Herispon, SE. M.Si - Sistem 49


Ekonomi Indonesia
4/23/2019 Herispon, SE. M.Si - Sistem 50
Ekonomi Indonesia
ARSITEKTUR PERBANKAN INDONESIA

Strategi membangun Industri Perbankan yang kuat

Kerangka Dasar Arsitektur Perbankan Indonesia:

Pilar 1  Struktur Perbankan yang sehat


Pilar 2  Sistem Pengaturan yang efektif
Pilar 3  Sistem Pengawasan yang independen dan efektif
Pilar 4  Industri Perbankan yang kuat
Pilar 5  Instruktur Pendukung yang mencukupi
Pilar 6  Perlindungan Konsumen

4/23/2019 Herispon, SE. M.Si - Sistem 51


Ekonomi Indonesia
Program Penguatan Struktur Perbankan Nasional:
- Memperkuat permodalan Bank
 modal minimum bank umum Rp 100 miliar
 modal pendirian bank baru Rp 3 triliun
- Memperkuat daya saing BPR
- Meningkatkan akses kredit

Program Peningkatan Kualitas Pengaturan Perbankan


- Memformalkan proses sindikasi dalam membuat
kebijakan perbankan
 melibatkan pihak III/panel ahli/riset di daerah/pusat
- Implementasi secara bertahap 25 Basel Core Principle
for Effective Banking Supervision

4/23/2019 Herispon, SE. M.Si - Sistem 52


Ekonomi Indonesia
Program Peningkatan Fungsi Pengawasan
- Koordinasi antar lembaga pengawasan
- Konsolidasi sektor perbankan Bank Indonesia
- Meningkatkan kompetensi pemeriksa Bank
- Mengembangkan sistem pengawasan berbasis risiko
- Meningkatkan efektivitas penegakan peraturan

Program Peningkatan Kualitas Manajemen dan Operasional


- Meningkatkan Good Corporate Governance
- Meningkatkan kualitas manajemen risiko perbankan
- Meningkatkan kemampuan operasional bank

4/23/2019 Herispon, SE. M.Si - Sistem 53


Ekonomi Indonesia
Program Pengembangan Infrastruktur Perbankan
- Mengembangkan lembaga pengelolaan kredit
- Mengoptimalkan penggunaan lembaga pemeringkat
kredit (credit bureau)

Program Peningkatan Perlindungan Nasabah


- Menyusun standar mekanisme pengaduan nasabah
- Pendirian lembaga mediasi perbankan yang independen
- Menyusun transparansi informasi produk
- Mendorong bank melakukan edukasi kepada konsumen

4/23/2019 Herispon, SE. M.Si - Sistem 54


Ekonomi Indonesia
VISI PERBANKAN KEDEPAN
PERMODALAN
(Rp Triliun)

BANK 2 sampai 3 bank


INTERNASIONAL
50

BANK 3 sampai 5 bank


NASIONAL

10
BANK DENGAN FOKUS:
30 sampai 50 bank
KORPO-
DAERAH RITEL LAINNYA
RASI

0,1
BANK DENGAN
KEGIATAN USAHA
BPR TERBATAS
4/23/2019 Herispon, SE. M.Si - Sistem 55
Ekonomi Indonesia
SUBSIDI DALAM PEREKONOMIAN
* Subsidi BBM

4/23/2019 Herispon, SE. M.Si - Sistem 56


Ekonomi Indonesia
SUBSIDI DALAM KEGIATAN EKONOMI
Sebuah kegiatan yang dibantu subsidi secara terus menerus sangat
tidak baik, karena membuat kegiatan tersebut tidak mandiri.
Jika pemberi subsidi mampu belum ada masalah, namun jika
pemberi subsidi sudah tidak kuat lagi, akan muncul masalah besar
pada pihak penerima dan pemberi subsidi.

Ekonomi tanpa subsidi adalah ekonomi yang sehat. Jika


subsidi dihilangkan, secara bertahap, akan tercipta ekonomi
yang sehat dan mandiri.
Cukup sulit merubah kebiasaan dari tergantung subsidi
menjadi mandiri.Namun kemandirian adalah lebih baik
daripada ketergantungan.
4/23/2019 Herispon, SE. M.Si - Sistem 57
Ekonomi Indonesia
Jika harga BBM Rp 1.810 per liter
harga BBM luar negeri Rp 3.240 per liter,
berarti ada Subsidi Rp 1.430 per liter

Kebutuhan BBM di Indonesia 242 juta liter per hari.


produksi dalam negeri hanya 178 juta liter per hari.
kekurangannya diimpor 64 juta liter per hari

Maka uang yang harus dipakai mensubsidi 64 juta liter tersebut berjumlah
Rp 91.520.000.000 per hari dan dalam
satu tahun berjumlah Rp 33.404.800.000.000.
Subsidi selama ini dianggap kurang mencapai sasaran karena sebagian besar
hanya dinikmati langsung oleh mereka yang memiliki kendaraan bermotor saja,
dan para pengusaha angkutan atau pemilik industri. Sekitar 84% dari
bensin yang beredar di masyarakat habis digunakan oleh orang yang mampu
dan4/23/2019
hanya 16%nya yang dinikmati oleh mereka yang miskin.
Herispon, SE. M.Si - Sistem 58
Ekonomi Indonesia
DAMPAK SUBSIDI DALAM
PEREKONOMIAN
P

S Kerugian Produsen= PdEBPw


A B Surplus Konsumen = PdEAPw
Pw
SUBSIDI
Pd E
DEAD WEIGHT LOSS
AEB

D
0 Q

4/23/2019 Herispon, SE. M.Si - Sistem 59


Ekonomi Indonesia
KENAIKAN HARGA BAHAN
BAKAR MINYAK (BBM)

Jenis BBM Harga Harga Harga


Lama Maret Oktober
Premium Rp 1.810 Rp. 2.400 Rp 4.500
Minyak Tanah Rp 700 Rp. 700 Rp 2.000
Solar Rp 1.650 Rp 2.100 Rp 4.300

4/23/2019 Herispon, SE. M.Si - Sistem 60


Ekonomi Indonesia
DANA PROGRAM KOMPENSASI
PENGURANGAN SUBSIDI BBM

4/23/2019 Herispon, SE. M.Si - Sistem 61


Ekonomi Indonesia
• Sejak tahun 2000 pemerintah menghentikan
subsidi BBM secara bertahap. Dana subsidi BBM
dialokasikan untuk program kompensasi yang
diperuntukan bagi masyarakat miskin dengan
perincian sebagai berikut:

1. Tahun 2000: Dana Kompensasi Sosial (DKS) yang


terdiri dari program Pembangunan Prasarana,
Dana Tunai dan Dana Bergulir, dengan alokasi
dana sebesar Rp. 807 milyar.

4/23/2019 Herispon, SE. M.Si - Sistem 62


Ekonomi Indonesia
2. Tahun 2001: Program Beras Murah, Kesehatan,
Pendidikan dan Prasarana Air Bersih, Dana
Bergulir, Bantuan Transportasi, dan Bantuan
Kesejahteraan Sosial, dengan alokasi dana
sebesar Rp. 2,2 trilyun; tahun 2002 sebesar Rp.
2,85 trilyun, dan tahun 2003 sebesar; Rp. 4,4
trilyun.

4/23/2019 Herispon, SE. M.Si - Sistem 63


Ekonomi Indonesia
Pada dasarnya
Program Kompensasi Pengurangan Subsidi BBM
mengambil dua bentuk, yaitu:
• bentuk pemberian bantuan langsung seperti beras
murah, Bantuan makanan, dan bantuan tunai;
• bentuk pemberdayaan masyarakat seperti Dana
Bergulir dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat
Pesisir.

4/23/2019 Herispon, SE. M.Si - Sistem 64


Ekonomi Indonesia
Program Kompensasi Pengurangan Subsidi BBM tahun 2005
meliputi empat bidang yaitu:
1. Bidang Pendidikan dialokasikan dana sebesar Rp. 6,27
trilyun untuk pemberian Biaya Oprasional Sekolah (BOS)
dan beasiswa reguler untuk tingkat SMA/SMK/MA serta
menjamin siswa miskin tetap sekolah.
2. Bidang Kesehatan dialokasikan dana sebeasr Rp. 3,87
trilyun untuk pemberian pelayanan kesehatan gratis di
Puskesmas dan jaringannya, serta pelayanan kesehatan
di rumah sakit pemerintah dan swasta (yang ditunjuk) di
kelas III dan di Puskesmas

4/23/2019 Herispon, SE. M.Si - Sistem 65


Ekonomi Indonesia
3. Bidang Infrasturktur Perdesaan dialokasikan dana
sebesar Rp. 3,34 trilyun yang difokuskan kepada
desa tertinggal yang membutuhkan penyedian,
peningkatan dan perbaikan di bidang perasarana
jalan dan jembatan perdesaan, prasarana irigasi
perdesaan dan prasarana air bersih di perdesaan.
4. Bidang Bantuan Langsung Tunai dialokasikan
dana sebesar Rp. 4,65 trilyun untuk pemberian
uang tunai sebesar Rp. 100.000/Rumah
Tangga/bulan kepada 15,5 juta Rumah Tangga
Miskin.
4/23/2019 Herispon, SE. M.Si - Sistem 66
Ekonomi Indonesia
BANTUAN LANGSUNG TUNAI KEPADA
RUMAH TANGGA MISKIN

PENERIMA
- Keluarga miskin hasil survei BPS.
- Menjaga persepsi bahwa garis kemiskinan yang
digunakan adalah garis kemiskinan yang selama ini
dikenal.
 Makanan setara 2.100 kilo kalori + non makanan.
- Garis kemiskinan terukur.

4/23/2019 Herispon, SE. M.Si - Sistem 67


Ekonomi Indonesia
KRITERIA KELUARGA PENERIMA BLT

Badan Pusat Statistik (BPS) melakukan pen-cacahan orang miskin


dengan melibatkan berbagai pihak/sumber, antara lain dari:

1. Pemerintah Daerah.
2. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional.
3. Daftar Keluarga Miskin yang menerima pembebasan biaya
sekolah dan perawatan kesehatan.
4. Ketua RT/satuan lingkungan sosial ter-kecil.

4/23/2019 Herispon, SE. M.Si - Sistem 68


Ekonomi Indonesia
KRITERIA KEMISKINAN:
- Luas dan jenis lantai bangunan.
- Jenis dinding bangunan.
- Fasilitas jamban/kakus.
- Sumber air minum.
- Sumber penerangan utama.
- Jenis bahan bakar untuk masak.
- Kemampuan membeli daging/ ayam/ susu dalam seminggu.
- Frekuensi makan dalam sehari.
- Kemampuan membeli pakaian baru dalam setahun.
- Kemampuan berobat ke puskemas/poliklinik.
- Lapangan pekerjaan utama kepala rumah tangga.
- Pendidikan kepala rumah tangga.
- Kepemilikan asset liquid (minimum Rp.500 ribu).
- Anak usia sekolah yang putus sekolah.
4/23/2019 Herispon, SE. M.Si - Sistem 69
Ekonomi Indonesia
PERKIRAAN JUMLAH PENDUDUK/KELUARGA MISKIN
( 2005 )
Garis Kemiskinan
Jumlah
(Setiap Orang/Bulan)
Rp. 120.000,- 16 juta jiwa
4 juta KK
Rp. 150.000,- 40 juta jiwa
(garis kemiskinan yang biasa digunakan) 10 juta KK
Rp. 175.000,- 62 juta jiwa
(near poor) 15,5 juta KK
Sumber: BPS

- Bantuan Langsung Tunai (BLT) adalah sebesar Rp.100.000,-/rumah


tangga/bulan.
- Bila ingin mencakup near poor untuk bulan Oktober, November, dan Desember
2005 dibutuhkan Rp.4,65 triliun (15,5 juta KK x Rp.300.000,-).
4/23/2019 Herispon, SE. M.Si - Sistem 70
Ekonomi Indonesia
BESARNYA BANTUAN
- Rp.100.000,-/bulan/rumah tangga.
- Dibayarkan per 3 bulan  Rp.300.000,-
- Garis kemiskinan ± Rp.150.000,-/bulan/orang
≈ Rp.600.000,-/bulan/rumah tangga.
- Tujuannya adalah mempertahankan tingkat
konsumsi/kesejahteraan rumah tangga miskin
ketika terjadi kenaikkan harga BBM.

4/23/2019 Herispon, SE. M.Si - Sistem 71


Ekonomi Indonesia
KAJIAN MIKRO ATAS BANTUAN
TUNAI LANGSUNG

4/23/2019 Herispon, SE. M.Si - Sistem 72


Ekonomi Indonesia
PERUBAHAN HARGA:
Income & Substitution Effects
• Substitution Effect
– Pengaruh perubahan konsumsi pada suatu
barang terkait dengan perubahan pada harga
(relative price) yaitu slope dari budget line.
• Income Effect
– Pengaruh pembelian suatu barang karena
terjadi perubahan pendapatan (real income)
yaitu posisi dari the budget line

4/23/2019 Herispon, SE. M.Si - Sistem 73


Ekonomi Indonesia
Harga barang X turun
Barang
lain (Y) Substitution effect:
E1  E2
Income effect:
E2  E3

E1 E3
E2 U2

U1

X1 X2 X3 Barang X
4/23/2019 Herispon, SE. M.Si - Sistem 74
Ekonomi Indonesia
Mengukur Perubahan
Kemakmuran Akibat Perubahan
Harga
• Ketika harga turun (naik) akan membuat
individu semakin membaik (memburuk)
tingkat kemakmurannya.
• Menghitung perubahan kemakmuran
menggunakan Compensation Variation (CV)

4/23/2019 Herispon, SE. M.Si - Sistem 75


Ekonomi Indonesia
Compensating Variation (CV)

• minimum (maximum) jumlah uang yang


harus diberikan (diambil) dari seorang
individu agar dia berada dalam tingkat
kemakmuran sebelum terjadi kenaikan
(penurunan) harga.

4/23/2019 Herispon, SE. M.Si - Sistem 76


Ekonomi Indonesia
Kenaikan Harga BBM
(barang yang terkait dengan BBM)
Barang
lain (Y)
M1 COMPENSATION VARIATION
Kenaikan harga BBM (barang yang
M1 Terkait BBM) membawa kemakmuran
Turun Dari U1 ke U 2. Untuk memper-
Tahankan tingkat kemakmuran di U 1
E2 Diperlukan dana kompensasi
E3 E1 (Compensation Variation).
U1

U2 M0 – M1

X3 X2 X1 Barang X
4/23/2019 Herispon, SE. M.Si - Sistem 77
Ekonomi Indonesia
BANTUAN TUNAI LANGSUNG
• Agar Bantuan Tunai Langsung Tidak mengurangi
tingkat kemakmuran (kemiskinan) maka besarnya
dana Bantuan Tunai Langsung minimal adalah
sebesar garis M0 – M1.
Apakah Rp 100.000 sudah memadai dengan M0 –
M1?
M0 – M1 tidak dimaksudkan untuk menjadikan
orang miskin menjadi tidak miskin, namun sekedar
menjadikan orang miskin tidak menjadi lebih miskin
dari sebelumnya.

4/23/2019 Herispon, SE. M.Si - Sistem 78


Ekonomi Indonesia
PROSPEK BANTUAN TUNAI LANGSUNG

APAKAH yang terpikir di dalam hati kita ketika menyaksikan kejadian


ketika ada niat pemerintah membantu mereka yang paling miskin dengan
bantuan 100 ribu rupiah per kepala?

Kita menyaksikan Waginem (80), Wadiman (70), dan Kasipah (80)


menghembuskan napas terakhir secara mengenaskan saat antre untuk
mendapatkan dana bantuan langsung tunai?

Atau ketika seorang Ketua RT ditikam mati oleh massa yang tidak puas
dengan cara pembayaran bantuan langsung tunai?

Andreas A Yewangoe., Ketika Bantuan Langsung Tunai Jadi Petaka., Suara Pembaruan

4/23/2019 Herispon, SE. M.Si - Sistem 79


Ekonomi Indonesia
- Contagion effect (multiuplier effect) dari kenaikan harga BBM
mengatrol harga-harga barang lain ikut naik khususnya
transportasi membawa inflasi kepada double digit (17,89
persen Oktober 2005 year to year).

Ditakutkan akan marak terjadi pemutusan hubungan kerja,


yang selanjutnya menambah jumlah penduduk miskin,
yang pada gilirannya akana menambah jumlah bantuan
tunai langsung mengurangi kemampuan stimulus fiscal.

Penurunan investasi ditakutkan akan terjadi karena mahalnya


biaya investasi (tingginya suku bunga)  menghambat
pertumbuhan ekonomi.

4/23/2019 Herispon, SE. M.Si - Sistem 80


Ekonomi Indonesia
DISTRIBUSI PENGELUARAN UNTUK BBM
MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN

Distribusi Subsidi Dalam Trilliun


Kelompok Pendapatan
BBM Rupiah
20% teratas 43% 48,9
20% kedua teratas 23% 26,2
20% di tengah 16% 18,2
20% kedua terbawah 11% 12,5
20% terbawah 7% 7,9

Jumlah 100% 113

Sumber: Diolah dari Data BPS 2002


4/23/2019 Herispon, SE. M.Si - Sistem 81
Ekonomi Indonesia
4/23/2019 Herispon, SE. M.Si - Sistem 82
Ekonomi Indonesia

Anda mungkin juga menyukai