Anda di halaman 1dari 44

KEBIJAKAN FISKAL

1
Arah kebijakan Fiskal secara
teori:
Ketika lahir (1930-an), kebijakan fiskal diarahkan untuk

menstabilkan ekonomi makro, dalam perkembangan

terakhir, kebijakan fiskal lebih fokus pada cara untuk

mengurangi defisit anggaran (Hall & Taylor, Macro

Economics, Ed 4, 1992, Hal 122) pokok kebijakan fiskal

adalah :

Prioritas I : mengatasi defisit (dan masalah APBN lainnya),

Prioritas II: mengatasi masalah stabilitas ekonomi makro


5/1/21 2
•  Kebijakan fiskal yang diterapkan pemerintah tercermin dalam
APBN, merupakan pengelolaan terhadap pengeluaran negara dan
penerimaan negara guna mencapai pertumbuhan, penciptaan lapangan
kerja, stabilitas harga, dan stabilitas posisi eksternal.

•  APBN dikatakan sehat dan kuat apabila tidak sarat dengan


beban fiscal non-discretionary, sehingga akan memberikan ruang gerak
yang luas bagi kebijakan pemerintah.

5/1/21 3
Lanjutan…

•  Sebelum tahun 2000, APBN menerapkan anggaran


berimbang dan menerapkan prinsip T-Account.
•  Namun sesungguhnya APBN sebelum tahun 2000
menganut prinsip anggaran defisit mengingat bahwa
komponen pembiayaan yang berasal dari pinjaman
luarnegeri dan/atau adanya perolehan hasil divestasi
saham pemerintah pada sejumlah BUMN diperhitungkan
sebagai penerimaan negara.
•  Tahun anggaran 2000, APBN telah menerapkan
Government Finance Statistics (GFS) è standar
internasional pelaporan keuangan pemerintah.

5/1/21 4
Lanjutan…

•  Pembiayaan anggaran (below the line) secara eksplisit mulai


diperlihatkan pada APBN tahun 2000.
•  Fungsi komponen pembiayaan anggaran adalah untuk
membiayai defisit atau menampung surplus APBN.
•  Pembiayaan defisit adalah semua jenis pembiayaan yang
digunakan untuk menutup defisit belanja negara yang
bersumber dari pembiayaan dalam negeri dan pembiayaan
luar negeri bersih.
•  Berperan sebagai alat untuk memperkirakan dampak operasi
keuangan pemerintah terhadap perekonomian.
•  Perubahan di dalam kewajiban pemerintah, baik yang
berkaitan dengan pembayaran kembali segala kewajiban
pemerintah (repayment) di masa yang akan datang.
•  Perubahan likuiditas yang dimiliki pemerintah (liquidity
holding).
5/1/21 5
Konsep Defisit Anggaran
Defisit terjadi apabila pengeluaran pemerintah lebih besar

daripada penerimaan.

Ada 2 konsep defisit yang penting, yakni:

•  Keseimbangan umum (Overall Balance) merupakan


selisih antara pengeluaran dan penerimaan negara.

•  Primary Fiscal Balance atau Keseimbangan Primer


merupakan selisih antara pengeluaran pemerintah di
luar pembayaran bunga utang/pinjaman dengan
penerimaan.
5/1/21 6
Komposisi Pembiayaan Anggaran
Pembiayaan anggaran dikelompokkan menjadi dua:
•  Pembiayaan dalam negeri dan
•  Pembiayaan luar negeri
Pembiayaan dalam negeri:
a)  Sektor perbankan dalam negeri:
i.  Pembiayaan yang berasal dari perbankan dalam
negeri dapat berupa pinjaman atau kredit bank.
ii.  Penggunaan sisa anggaran lebih (SAL) tahun-
tahun anggaran sebelumnya yang tersimpan pada
rekening-rekening pemerintah, baik di bank-bank
umum maupun bank sentral, atau
iii.  Penambahan simpanan pemerintah di sektor
perbankan dalam hal terdapat sisa anggaran lebih
pada pelaksanaan APBN dan
5/1/21 7
Lanjutan…
b)  Sektor nonperbankan dalam negeri
•  Penerimaan hasil divestasi saham pemerintah
pada BUMN dan penerimaan privatisasi BUMN.
•  Penjualan obligasi pemerintah (fiskalisasi)
•  Penjualan aset perbankan dalam program
restrukturisasi (penyehatan), dan
•  Penyertaan modal pemerintah
Note: Hasil Privatisasi maupun penjualan asset
restrukturisasi perbankan tidak dapat dianggap
sebagai unsur penerimaan negara karena
transaksi tersebut merupakan pemindahbukuan
asset dari yang kurang likuid ke bentuk yang
lebih likuid dalam upaya mempertahankan
likuiditas pada posisi keuangan pemerintah guna
menutup kekurangan dalam pembiayaan
pengeluaran negara dan hal tersebut akan
berpengaruh pada posisi kekayaan pemerintah di
masa yang akan datang.
5/1/21 8
Lanjutan…

•  Pembiayaan Luar Negeri


Merupakan net penarikan pinjaman luar negeri, baik
pinjaman program maupun pinjaman proyek, dikurangi
dengan pelunasan pokok pinjaman luar negeri.
•  Pinjaman program: berupa valuta asing yang
dapat dirupiahkan untuk membiayai berbagai
program pembangunan yang telah direncanakan.
Untuk mencairkan pinjaman program, pemerintah
biasanya diharuskan untuk melaksanakan
berbagai kebijakan yang menjadi syarat pencairan
tersebut (policy matrix).
•  Pinjaman Proyek: penggunaannya lebih terarah
kepada pembiayaan pelaksanaan suatu proyek
tertentu sesuai dengan rencana yang telah
disusun dalam pengeluaran pembangunan.
5/1/21 9
Lanjutan…

•  Pinjaman luar negeri yang dikenal sebagai penerimaan


pembangunan atau penerimaan luar negeri dalam konsep T-
Account, sesuai dengan GFS tidak dapat dianggap sebagai
unsur penerimaan negara melainkan unsur pembiayaan
negara karena net penarikan pinjaman luar negeri
mempengaruhi posisi atau beban kewajiban pemerintah di
masa yang akan datang.

•  Peranan pembiayaan dalam negeri diharapkan semakin


meningkat sebagai cermin peningkatan kemandirian dan
untuk mengurangi ketergantungan terhadap pihak luar negeri.

5/1/21 10
Pembiayaan Anggaran
dan Implikasi Ekonomi Makro
•  Pinjaman dari Perbankan :
–  Money creation à Inflation
•  Pinjaman Luar Negeri :
–  Terbatas (creditworthiness)
–  Beban utang (defisit berarti penambahan utang)
–  Beban generasi berikutnya (pokok + bunga)
•  Obligasi Pemerintah (SUN)
–  Cash-flow
–  Retail
•  Fiskalisasi (obligasi) vs Moneterisasi (SBI)
5/1/21 11
Lanjutan…

•  Privatisasi :

–  Efisiensi,

–  Memperbaiki posisi fiskal (liquidity holding),

–  PHK,

–  Kontrol pemerintah terhadap industri

•  Penjualan asset : melalui PT PPA è optimalisasi nilai


asset dan strategi dan waktu penjualan asset secara
tepat.

5/1/21 12
Kondisi Fiskal Indonesia :

1.  Masalah Ekonomi Makro :

•  Pertumbuhan ekonomi yang belum sustainable.

•  Pertumbuhan ekonomi yang ada kurang


didorong oleh perkembangan investasi.

•  Investasi kurang bergairah

•  Kemampuan Pemerintah untuk melakukan


investasi kurang.

5/1/21 13
2.  Masalah APBN :
APBN mengalami defisit, karena :
Kebutuhan akan belanja negara yang tinggi
•  Indonesia terdiri atas teritorial yang luas dan ribuan
pulau.
•  Populasi penduduk yang besar (219,20 juta pada
tahun 2005)
•  Tingkat pendapatan per kapita yang rendah (US$
1,261.13 per tahun pada tahun 2005).
•  Tingkat pengangguran yang tinggi (9,5 persen)
•  Tingkat kemiskinan yang tinggi (15,11 persen)
•  Kebanyakan Belanja Negara tidak
diskresioner (non discretionary)
•  Investasi Pemerintah masih sebesar
20% dari total penerimaan

5/1/21 14
ARAH KEBIJAKAN FISKAL INDONESIA
JANGKA MENENGAH
Filosofi Arah Kebijakan Fiskal
Ø Penerimaan Negara = Belanja Negara
(seperti yang kita hadapi saat ini)
Ø S e c a r a l e b i h s e d e r h a n a b i s a d i s e b u t
penanggulangan defisit, melalui tahap :
•  Mencapai penurunan defisit
•  Mencapai anggaran berimbang
•  Mencapai anggaran surplus
Ø Jangka Menengah : mengacu pada konsolidasi
fiskal dan kesinambungan fiskal.
5/1/21 15
KEBIJAKAN FISKAL

Pengeluaran
Pemerintah (G)
Upaya Anggaran
Pemerintah Pendapatan
mencapai Dan
sasaran ekonomi Belanja
Melalui Negara
Pajak
(Tx)
Pertumbuhan Ekonomi
Pemberdayaan Penuh
Stabilitas Harga
Keseimbangan Eksternal
5/1/21 16
MEKANISME KEBIJAKAN FISKAL
Permintaan
Pengeluaran
Barang dan
Pemerintah
Jasa naik
dinaikkan
Ekonomi
Lesu
Pendapatan Produksi
Pajak
Riel naik Barang dan
Dikurangi
Jasa naik

Kegiatan Ekonomi
Meningkat

5/1/21 17
FUNGSI KEBIJAKAN FISKAL
• Fungsi Alokasi
• Fungsi Stabilisasi
• Fungsi Distribusi

5/1/21 18
Prinsip APBN:
- Berimbang à Penerimaan = pengeluaran
- Surplus à Penerimaan > pengeluaran
- Defisit à Penerimaan < pengeluaran

Menutup defisit : à Cetak uang


à Menerbitkan obligasi
à Hutang DN / LN

5/1/21 19
Pengeluaran Negara:
- Konsumsi Pemerintah
- Investasi Pemerintah
- Pemberian subsidi
- Pemberian transfer
Penerimaan Negara
Pajak:
- Pajak penghasilan
- Pajak pertambahan nilai
- Pajak bumi dan bangunan
- Cukai
- Bea masuk
- Pajak ekspor
5/1/21 20
KEBIJAKAN MONETER
DAN PERBANKAN

5/1/21 21
5/1/21 22
Kebijakan moneter adalah salah satu kebijakan
yang secara langsung dapat
dikendalikan oleh pemerintah, serta memiliki
dampak langsung pada
perekonomian di Indonesia.

5/1/21 23
Secara singkat grafis, pengaruh tersebut dapat
digambarkan sebagai berikut :

KEBIJAKAN MONETER

Instrumen Dan
Indikator Moneter
Di Bank Sentral

Perekonomian Indonesia Kebijakan


(GDP, Inflasi, Tk Pengangguran, Pemerintah
Neraca pembayaran) Lainnya
5/1/21 24
Gambar di atas menunjukkan bahwa melalui instrumen
(Operasi pasar terbuka, tk. Diskonto, cadangan
minimum, himbauan, dll) serta indikator moneter (tk.
Bunga, jumlah uang beredar), kebijakan di bidang
moneter akan mempengaruhi perekonomian, yang
terlihat dari perubahan pendapatan nasional (GDP),
tingkat inflasi, jumlah pengangguran dan neraca
pembayaran). Meskipun demikian, kebijakan pemerintah
lainnya juga turut mempengaruhi beberapa indikator
perekonomian Indonesia tersebut.

5/1/21 25
Jumlah uang beredar merupakan salah satu indikator
kebijakan moneter yang sangat penting dan memiliki
peranan yang besar karena dampak langsungnya pada
perekonomian Indonesia. Dampak tersebut terjadi melalui
beberapa jalur:

a. Jalur Biaya Modal


b. Jalur Kekayaan
c. Jalur Harga Relatif
d. Jalur Langsung

5/1/21 26
Jalur Biaya Modal

Secara garis besar, pengaruh JUB terhadap perekonomian melalui


jalur biaya modal dapat digambarkan sebagai berikut :

Kebijakan Moneter Cadangan Bank Jumlah uang


BI (melalui Surat Umum mengalami beredar cenderung
Berhaganya) kenaikan bertambah

Tingkat Bunga,
Kapasitas Produksi Investasi sektor riil
sebagai harga dari
nasional akan naik akan naik
JUB, akan turun

Pendapatan
Nasional (GDP)
akan
5/1/21 naik 27
Jalur Kekayaan

Secara garis besar, pengaruh JUB terhadap perekonomian melalui


jalur kekayaan dapat digambarkan sebagai berikut

Kebijakan Konsumsi
Jumlah uang
Moneter masyarakat
beredar naik
Ekspansif meningkat

Pendapatan
Pengeluran
Nasional (GDP)
Total Naik
akan naik

5/1/21 28
Jalur Harga Relatif

Secara garis besar, pengaruh JUB terhadap perekonomian melalui


jalur harga relatif dapat digambarkan sebagai berikut;

Uang. kas dlm


Kebijakan Jumlah uang
portofolio kekayaan
Moneter beredar naik
masy. berlebih

Investasi naik
Produksi thd. Kelebihan tsb.
Dan Pendapatan
Bentuk kekayaan Akan ditukarkan
Nasional (GDP)
tsb. Akan naik dng kekayaan lain
akan naik

5/1/21 29
TUJUAN Pertumbuhan Ekonomi
PEMBANGUNAN Full Employment
Stabilitas Harga
External Equilibrium

Masyarakat
yang adil
dan makmur

Fiskal
Moneter
Harga
MANAJEMEN International Trade
EKONOMI
MAKRO
5/1/21 30
KEBIJAKAN MONETER

Suku
Bunga
Upaya
Pemerintah Investasi
mencapai
sasaran ekonomi
Melalui Jumlah Uang
Beredar

Kegiatan
Pertumbuhan Ekonomi Produksi
Pemberdayaan Penuh
Stabilitas Harga
Keseimbangan Eksternal
5/1/21 31
KEBIJAKAN MONETER

Kebijakan Ekspansi à Kebijakan yang ditujukan untuk


memperluas kegiatan ekonomi.
Easy Money Policy à Menambah jumlah uang beredar

Kebijakan Kontraksi à Kebijakan yang ditujukan untuk


mempersempit kegiatan ekonomi.
Tight Money Policy à Mengurangi jumlah uang beredar

5/1/21 32
KEBIJAKAN MONETER
Uang à Segala sesuatu yang secara umum diterima sebagai alat tukar
Sebagai alat pembayaran/alat tukar
Fungsi uang
Sebagai alat penyimpan kekayaan

Sebagai alat penilai

Jenis uang Commodity money

Fiat money

5/1/21 33
KEBIJAKAN MONETER
Untuk
Pendapatan
Transaksi

Permintaan Untuk
Berjaga-jaga Pendapatan
Uang

Untuk
Spekulasi Suku Bunga

5/1/21 34
KEBIJAKAN MONETER
M1
Kartal + Giral
Arti Sempit

Penawaran M2 M1 + Uang Kuasi


Uang

M3 M2 + Instrument Keuangan

5/1/21 35
KEBIJAKAN MONETER
INTERAKSI ANTARA PERMINTAAN
DAN PENAWARAN UANG
Suku Bunga MS

Menentukan
Suku Bunga

i MD

0 Jumlah Uang

5/1/21 36
TRANSMISI MEKANISME
KEBIJAKAN MONETER
Operasi
Pasar Terbuka
Suku Bunga Suku Bunga
SBI Kredit
Cadangan
Minimum Investasi
dan
Likuiditas Konsumsi
Jumlah Uang Bank
Moral Beredar
Persuasion
Pertumbuhan Ekonomi
Pemberdayaan Penuh
Stabilitas Harga
5/1/21 Keseimbangan Eksternal 37
PERANAN PERBANKAN NASIONAL
DALAM PEREKONOMIAN

PERBANKAN
NASIONAL

Pertumbuhan, Kebijakan
Inflasi Moneter

Suku
Konsumsi, Bunga
Inventasi,
Ekspor Uang
Beredar
5/1/21 38
PERANAN PERBANKAN
Perantara Keuangan
Mencari Kredit
Mencari Tempat Aman

Pemilik Membutuhkan
uang PERBANKAN uang

Bunga Bunga

Simpanan Pinjaman

5/1/21 39
PERBANKAN DI INDONESIA

BANK
BANK INDONESIA
SENTRAL
5 2,027 *) BRI, BNI,
BANK KOMERSIAL 132 MANDIRI,
BANK PEMERINTAH BTN, BEI
BANK
KOMERSIAL BANK PEMBANGUNAN DAERAH
26 1,003
BANK BANK 76 4,529
PERKREDITAN BANK
RAKYAT(BPR) SWASTA NASIONAL
7,479 BANK
*) TIDAK TERMASUK BRI Unis =4,049 ASING DAN JOINT VENTURE
31 126
5/1/21 40
BANK INDONESIA
(BANK SENTRAL)
MISI
Mencapai dan memelihara kestabilan nilai
rupiah melalui pemeliharaan kestabilan
moneter dan pengembangan stabilitas
sistem keuangan untuk pembangunan
nasional jangka panjang yang
berkesinambungan.
SASARAN UTAMA
Memelihara Kestabilan Moneter
5/1/21 41
MASALAH UTAMA YANG
DIHADAPI
•  Inflasi yang meninggi
•  Depresiasi nilai Rupiah terhadap US Dollar
•  Melambatnya Pertumbuhan Ekonomi

5/1/21 42
BEBERAPA
KEBIJAKAN YANG DIAMBIL

•  Memberlakukan kebijakan moneter ketat


•  Menaikkan tingkat suku bunga
•  Menaikkan Giro Wajib Minimum 5%+++

5/1/21 43
Perkembangan Kredit Perbankan
(Rp. Miliar)
350000
300000
250000
200000 KI
KMK
150000
Konsumtif
100000
50000
0
1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 Sep-
04

5/1/21 44

Anda mungkin juga menyukai